Anda di halaman 1dari 6

CONTOH NASKAH PERTUNJUKAN MEDIA SOSIAL BUDAYA ALA PENMAS

“Ternyata Hanyalah Rekaya”

1. Tokoh yang Berperan


Mahasiswa Ospek :
 Deni
 Matthew
 Opit
 Hadi
Kakak senior :
 Yanuar
 Galih
Penjual air :
 Fani
 Adit
Penjual Dasi :
 Tari
 Ruth
Jin Bola Lampu :
 Dina

2. Alur Cerita
Hadi dan Deni adalah mahasiswa di universitas yang sama dan mereka juga telah bersahabat sejak
duduk di bangku sekolah SMA. Sekarang ini mereka tetangga kos-kosan dan kebetulan sedang
menjalani MOS di Universitas Sukaribut.
Namun karena mereka terlambat datang di hari pertama Ospek, maka mereka di beri hukuman oleh
seniornya untuk mencari kampus dalam waktu 30 menit tanpa bantuan GPS.

Deni dan Hadi : Selamat pagi kak !


Kak Yanuar : Pagi, Hayo kenapa kalian terlambat [nada tinggi]. Ngaku !

Deni dan Hadi : Kami bangun terlambat kak !

Kak Yanuar : Pasti kalian takut di ospek kan, makanya sengaja datang terlambat !
Deni dan Hadi : Enggak kok kak !
Kak Yanuar : Jelas-jelas sudah datang terlambat, masih aja berani bilang “Enggak takut”. Jadi mau
menantang nih?

Deni dan Hadi : Serius kak, kami gak mau menantang !

2
Kak Yanuar : Oke, kalau gitu kalian berdua siap-siap saja buat menerima hukuman ospek.
Hukumannya, mulai dari sekarang kalian cari jalan ke kampus kita , terserah bagaimanapun
caranya ! Kuberi waktu 30 menit, tidak boleh lebih.

Deni : Hmm…

Hadi : [Hanya Melongo]

Kak Yanuar : Perlu kalian tahu ya. Kami dulu juga kayak gini, lebih parah malahan. Mental itu harus
di bina.

Deni dan Hadi : [Memelas]…..Uh….

Kak Yanuar : Ok saya uji [Tegas]. Coba kalian squat jump 10 kali dalam 10 menit.

Hadi dan Deni : Hah, Squat Jump ?

Kak Yanuar : Halah cemen, masak gak bisa? Mahasiswa macam apa kalian…… katanya dulu anak
fitness.

Deni : Tapi Kak…..! [memelas]

Kak Yanuar : Gak ada tapi-tapian, langsung saja dari sekarang kalian cari jalan ke kampus, saya
hitung sampai 3 !! Ingat, waktu hanya 30 menit. Jika lebih maka ada konsekuensinya !
Deni dan Hadi : Ya, kak ! [memelas sambil ketakutan].

Kak Yanuar : 1……………. 2……………….. 3…………… !!!


Hadi : Kan, kami gak ada kompas kak, GPS juga gak megang.

Kak Yanuar : Halah, dulu kan anak pramuka. Coba kamu cari cara yang di ajari pas ikut pramuka itu!
[Teriak]

Kak Yanuar : Sekarang kalian jalannya berpisah, Deni ke kiri dan Hadi ke kanan !!

Deni dan Hadi : [Mengangguk]

Mereka mulai berjalan berbeda arah…

Hadi : Masak, mentang-mentang aku dulu anak pramuka jadi dibuat gini ospeknya! [Ngomong
Sendiri]
Deni : Kaki jadi sakit nih gara-gara di suruh squat jump tadi. Tahu aja dia kalau aku dulu sering ke
fitness.

2
15 menit berlalu ……..
[Seting tempat : Di dekat TK Cendana]
Hadi : Aduh….Haus nih !. Mana waktu tinggal sebentar lagi. [Ngomong dalam hati]

Hadi terus berjalan…..dan…secara tidak sengaja melihat bola lampu bekas di jalan….

Hadi : Coba ambil saja lah… siapa tahu kayak di film-film… [Ngomong Sendiri]
Hadi pun mulai menggosok-gosok bola lampu tersebut…
dan tiba-tiba… keluarlah sesosok jin… [Dina, muncul dari belakang Hadi]
Dina [jin] : Terima kasih tuan. Sudah mengeluarkanku dari sini. Akhirnya saya bebas… setelah
menunggu puluhan tahun dan tetap terperangkap di sini… Akhirnya baru sekarang bisa keluar. Sekali
lagi, terima kasih.
Hadi : A…aa..aa….. sama-sama. [Kaget, Terkejut]
Dina [jin] : Sebagai balas budi… Saya akan mengabulkan satu permintaanmu.
Dina [jin] : Oke, sekarang apa permintaanmu…..katakan?
Hadi : Saya tersesat, saya ingin tahu jalan ke Universitas Sukaribut.
Dina [jin] : Baiklah. Saya beri tahu petunjuknya. Kamu lurus saja, nanti akan ada penjual dasi yang
bisa kamu tanya lebih detail.
Hadi : Lah, apa hubungannya?
Dina [jin] : [jin tersebut langsung pergi, karena hanya menerima satu permintaan saja]
Hadi [Bingung]: Kampus, dasi, kampus, dasi, kampus, dasi, terus apa hubungannya…
Hadi [masih berbicara sendiri, dengan bingung], Owh, Mungkin saja maksudnya…

Sementara itu… ketika Hadi sedang dalam perjalanan menuju penjual dasi, ternyata Deni yang sudah
kehausan telah sampai di toko penjual dasi…

Adapun percakapan antara Deni dan penjual dasi [Tari]

Deni : Mbak, mau tanya, saya lagi haus nih. Warung terdekat yang ada di sekitar sini dimana ya, mau
beli minum? Tapi yang gratis ya, soalnya saya lagi enggak bawa uang. Denger-denger katanya ada?
Tari [penjual dasi] : Warung terdekat sini? Lurus saja, nanti pas tepat sebelum pertigaan, ada tempat
olahraga [GOR] besar, jadi di depannyaitu ada orang yang jual air minum, tapi gratis kok!
Deni : Serius mbak?
Tari : Eits…Tapi ada syaratnya… Kamu beli dulu dasinya… Gratis kok!!!
Deni : [nada emosi] : Kok aneh sih, masa ada orang haus malah disuruh beli dasi dulu?
Tari : Ya beli saja, kan gratis!
Deni [nada emosi] : Ah,ya sudahlah!

Di sini dengan rasa lelah Deni langsung saja berjalan dan tidak jadi membeli dasi.

Beberapa menit kemudian… Tidak terasa waktu tinggal 10 menit lagi… dan Deni masih saja terus
berjalan…

Barulah Deni tiba di tempat penjual air minum …

2
Deni : Om, aqua gelas 1 donk. Saya haus banget nih!
Adit [penjual air] : Harganya RP. 1500 !
Deni : Hah? Lha katanya gratis? Saya tidak bawa uang nih om!
Adit : Siapa yang bilang gratis ?
Deni : Kata si penjual dasi di sana tadi gratis!
Adit : Nah makanya itu, dia nawarin dasi gratis, soalnya di sini, minum aqua cuma gratis untuk
mereka orang yang BERDASI!!!
Deni : [Hah, SIALLLLL!]

Deni pun menggumam gak jelas…

Deni : Oh, Ternyata begitu toh.. jadi tidak sia-sia si penjual dasi tadi itu tawarin dasi… tapi sekarang
waktu tinggal 8 menit… mana lagi kehausan nih… kalau balik lagi ke tempat tadi, jauh… apalagi kalau
ke sana cuma gara-gara dasi…
Deni [berbicara sendiri] : Hmm…. Tapi nggak apa-apa lah kehausan, ketimbang diberi hukuman
tambahan, apalagi waktu tinggal sedikit lagi, kalau gitu mending langsung saja cari-cari jalan ke
sekolah ah…

Hadi pun ternyata mengalami hal yang sama, saat mencari jalan ke kampus. Akhirnya mereka
berpapasan di jalan.

Sementara itu : Waktu tinggal 3 menit lagi…

Deni : Gimana nih, waktu tinggal 3 menit lagi nih… masak gara-gara soal dasi tadi, habis waktu kita!
Hadi : Waduh, Iya nih, mana haus lagi!
Deni : Sama, aku juga haus!
Hadi : Bagaimana kalau kita cari tumpangan, biar gak capek-capek…
Deni : Jangan lah… tanggung juga kan tinggal 3 menit…
Hadi : Iya nih… apalagi kita masih di sekitar-sekitar sini dari tadi…

Deni dan Hadi pun kembali jalan berpisah…

Selang beberapa saat kemudian, terdengar ada seseorang yang datang dari belakang… dan ternyata
dia adalah Kak Yanuar, kakak senior di kampus.

Kak Yanuar : [Datang] TEEEEET!!!!! WAKTU KALIAN SUDAH HABISS…


Kak Yanuar : Gimana, mau dapet konsekuensi yang lebih parah?
Hadi : Jangan lah kak!
Kak Yanuar : Akui dulu, apa kesalahanmu?
Hadi : Saya tadi terlambat Kak!
Kak Yanuar : Lha kok bisa? Kan anak pramuka seharusnya tahu lah bagaimana cara mencari jalan
keluar! Bukannya sudah terlatih.

2
Hadi : Iya sih. Sebenarnya tadi itu bisa kak, hanya saja gara-gara dasi nih… jadi hilang deh waktu 10
menit.
Kak Yanuar : Makanya kalau di perintah orang itu di turuti! Jadi kalau si penjual bilang “beli dasi,
gratis”, Ya tinggal beli saja… Kan bisa hemat waktu 10 menit…gak sia-sia kan jadinya.
Hadi : Oh, lha kakak tahu ada penjual dasi?
Kak Yanuar : Jadi penjual dasi dan penjual air itu tadi semua teman kakak!
Deni pun datang…
Deni [nyeletuk] : Haduh. Senior apaan nih, kok sukanya bikin skenario, mana hukumannya nggak
jelas pula!
Kak Yanuar : [emosi] : DIAM KAMU! SAYA KAN SEDANG BERBICARA DENGAN HADI, JANGAN DI
SELA.
Deni [takut] : Bukan gitu kak, maksud saya itu…
Kak Yanuar [tambah emosi] : HEH DIAM KAMU DEN! APA MAU KAKAK HUKUM LEBIH PARAH LAGI?
Deni [gugup] : Tidak, Kak!
Kak Yanuar : Nah, makanya, jangan suka ikut campur urusan orang lain !
Kak Yanuar : Jadi ini memang skenario… Tapi dampaknya memang untuk kalian juga, untuk melatih
mental. Apa kamu mau lihat contoh skenario yang lebih besar lagi? yang dampaknya kepada seluruh
rakyat Indonesia???
Deni, Hadi : [bingung]

Saat sore hari, setelah pulang ospek… di kamar kos Deni … Deni dan Hadi sedang berkumpul.

Deni pun membuka internet di HPnya, sambil melihat berita mengenai adanya penangkapan yang
terduga teroris.
Deni : Aduh, ini berita…..kok teroris lagi, teroris lagi…
Hadi : Halah, itu cuma rekayasa kok
Deni : Kok bisa rekayasa?
Hadi : Lihat saja, contohnya saja seperti kemarin ada kasus korupsi besar?
Deni : Lalu?
Hadi : Seolah hilang ditelan berita “terduga teroris”
Deni : Ah, tidak juga. Mungkin hanya kebetulan?
Hadi : Kan sebelumnya juga begitu. Kalau gak percaya coba saja kamu perhatiin…
Deni : Hmm…. Eh, iya juga sih…

Lalu datang seseorang… yang ternyata sudah memata-matai mereka…

Kak Yanuar : Itu dia contohnya, “terduga teroris”


Deni : Hmm…
Kak Yanuar : Gimana, apa kalian mau dihukum tambahan…
Deni : Tapi yang tadi cuma skenario [rekayasa] kan kak???
Kak Yanuar : Iya… Sama seperti “terduga teroris” yang hanya muncul kalau pas sedang ada kasus
korupsi besar saja di pemerintah…
Hadi : Mungkin saja yang “terduga teroris” tersebut dipelihara oleh pemerintah, jadi nanti pas ada
korupsi besar, kasus tersebut digunakan untuk pengalihan isu…

2
Kak Yanuar : Bisa aja…
Deni : Tapi nih ya kalau mau mengalihkan isu… seharusnya pakai hal yang bagus-bagus saja lah…
contohnya tentang tempat bersejarah, makanan dsb… berita cuplikan…
Kak Yanuar : Benar juga…
Kak Yanuar : Jadi kakak tadi sengaja menghukum kalian pakai cara yang aneh,tujuannya adalah
secara tidak langsung untuk memberi tahu kalian, bahwa di negara kita ini sudah terlalu penuh
dengan rekayasa, dan skenario yang busuk…
Deni, Hadi : Bener juga sih…
Kak Yanuar, Deni, Hadi [berbarengan] : Alangkah lucunya negeri ini…

TAMAT…..

Anda mungkin juga menyukai