Anda di halaman 1dari 2

Etiologi dan Patogenesis

Virus cikungunya merupakan anggota genus Alphavirus dalam famili Togaviridae. Strain
Asia merupakan genotipe yang berbeda dengan yang dari Afrika. Virus cikungunya disebut juga
Arbovirus A Chikungunya Type, CHIK, CK. Virus Chikungunya masuk keluarga Tagoviridae,
genus alphavirus. Virion mengandung satu molekul single stranded RNA. Virus dapat
menyerang manusia dan hewan. Virions dibungkus oleh lipid membrane; pleomorfik; spherikal;
dengan diameter 70 nm. Pada permukaan envelope didapatkan glycoprotein spikes (terdiri atas 2
virus protein membentuk heterodimer). Nucleocapsids isometric; dengan diameter 40 nm
(Nasronudin, 2011)

MANIFESTASI KLINIK

Masa tunas demam chikungunya biasanya sekitar 2-4 hari. Pada bayi, penyakit ini diawali
dengan panas yang mendadak tinggi selanjutnya diikuti dengan kulit tampak memerah. Kejang
demam dapat dialami oleh sebagian besar penderita diperkirakan 1/3 bagian kasus-kasus yang
dirawat di rumah sakit. Sesudah 3-5 hari panas ditemukan bercak merah makulopapular dan
pembesaran kelenjar getah bening. Konjungtiva memerah disertai pembengkakan kelopak mata,
radang faring, dan gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas. Penderita bayi sering
menunjukkan kurva suhu tubuh seperti pelana kuda (biphasic), tetapi tidak ditemukan gejala
nyeri persendian yang sangat walupun gejala ini merupakan petanda yang nyata.

` Pada anak-anak yang lebih tua, panas mendadak diikuti dengan nyeri kepala, nyeri otot
dan nyeri persendian pada berbagai sendi-sendi yang besar. Keluhan nyeri persendian sesudah
sembuh jarang ditemukan. Kulit yang memerah dan bercak makulopapular yang menyertai gejala
tersebut segera menghilang setelah demamnya mulai mereda.

Pada saat ini dijumpai gejala pembesaran kelenjar getah bening dan gejala kejang demam
yang sering kali ditemukan. Tanda-tanda perdarahan meliputi tes torniquet yang positip jarang
ditemukan. Nyeri sendi atau radang sendi merupakan gambaran yang saling tumpang-tindih
terutama pada penderita chikungunya yang sudah dewasa. Biasanya mereka dapat menunjukkan
waktu yang tepat di mana nyeri sendi pertama yang tersering sebagai keluhan utama penyakit
chikungunya.
Jika dibandingkan dengan demam dengue manifestasi klinik chikungunya sangat
mendadak menunjukkan gejala demam yang sangat dan memerlukan pengamatan paramedis
selama beberapa hari. Lama infeksi chikungunya lebih pendek dari infeksi dengue. Hampir 50%
anak-anak yang mengidap infeksi virus chikungunya menunjukkan gejala panas berakhir dalam
kurun waktu 72 jam. Manifestasi panas pada demam dengue rata-rata 2 hari lebih lama.

Banyak gejala dan tanda klinis chikungunya sukar dibedakan dengan gejala dan tanda
klinis penderita demam dengue. Walaupun demikian akhir munculnya makulo popular rash,
nyeri sendi atau arthritis, dan selaput konjungtiva yang memerah sering dijumpai pada penderita
chikungunya. Pada penderita chikungunya manifestasi syok telah dilaporkan tetapi sangat jarang.
Hal ini tidak pernah ditemukan di Thailand.

Gangguan indera rasa terhadap makanan, keluhan denyut jantung yang melemah pasca
sakit, perasaan tekanan jiwa sesudah sakit atau rasa tidak dapat tidur jarang sekali ditemukan
pada chikungunya, tetapi temuan ini nyata terbukti pada penderita dengue. Fenomena perdarahan
jarang terjadi pada infeksi chikungunya tetapi banyak dijumpai pada kasus primer dan sekunder
infeksi dengue (Soegijanto, 2016).

Daftar Pustaka

Nasronudin. 2011. Penyakit Infeksi di Indonesia dan Solusi Kini Mendatang. Surabaya:
Airlangga University Press

Soegijanto, soegeng. 2016. Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia.
Surabaya: Airlangga University Press

Anda mungkin juga menyukai