Nutrien diabsorpsi dalam intestine, termasuk air yang ditransportasikan melalui sistem
sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari metabolisme nutrient diubah ke jumlah
substansi yang diperlukan oleh tubuh. Karbohidrat, protein, dan lemak melakukan metabolisme
untuk menghasilkan energy kimia dan mempertahankan keseimbangan antara pembentukan dan
pemecahan jaringan. Untuk melakukan kerja tubuh, maka energi kimia diproduksi oleh
metabolisme dibuah ke tipe energi lain oleh jaringan yang berbeda. Kontraksi otot melibatkan
energi mekanik, fungsi sistem saraf melibatkan energi listrik, dan mekanisme produksi panas
melibatkan energi panas (Potter&Perry, 2010).
Ada dua tipe dasar metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrien.
Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
Walaupun katabolisme memproduksi beberapa energi, kedua proses tersebut memerlukan energi,
yang harus tersedia dari makanan atau sumber energi yang tersimpan (Potter&Perry, 2010).
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah, tempe yang merupakan
sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk
dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat
merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat
memengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa daerah, terdapat larangan makan pisang
dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber
vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan
dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang
sangat baik bagi anak-anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya
variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara
cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini, para remaja di kota-kota besar memiliki
kecenderungan menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makanan cepat
saji (junkfood), bakso, dan lain-lain. Makanan- makanan ini tentu saja dapat berdampak
buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan karena tidak
memliki asupan gizi yang baik (Hidayat&Uliyah, 2015).
Daftar Pustaka
Potter&Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktek. Jakarta: EGC