Anda di halaman 1dari 10

Nama : Hamidah

NIM : 1930201142
Kelas : PGMI

Resume PAI

Studi Islam Keberagaman Masyrakat Dari Berbagai Sisi


A. Pengertian Studi Islam
Studi Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk
mengetahui dan memahami serta membahas mendalam
tentang seluk beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan
Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun
praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.

B. Tujuan Studi Islam


a. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa
sebenarnya (hakikat) agama Islam itu, dan bagaiman
posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain
dalam kehidupan budaya manusia.
b. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi
ajaran agama Islam yang asli dan bagaimana
penjabaran dan operasionalisasinya dalam
pertumbuhan dan perkembangan budaya dan
peradaban Islam sepanjang sejarahnya.
c. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar
ajaran agama Islam yang tetap abadi dan dinamis, dan
bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya.
d. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan
nilai-nilai dasar ajaran agama Islam, dan bagaimana
realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan
serta mengontrol perkembangan.
e. Budaya dan peradaban manusia pada zaman modern
ini.

C. Dasar-dasar Pengembangan Studi Islam


1. Al-Quran
Al-Quran merupakan sumber hukum dan sumber
ajaran Islam yang pertama. Menurut Abbuddin Natta Al-
Quran berasal dari kata qara’a yang berarti bacaan atau
yang dibaca, ada pula yang mengartikan bahwa Al-
Quran berasal dari kata qarn yang berarti gabungan
atau kaitan.
Dapat disimpulkan bahwa Al-Quran yaitu: Kalam
Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW melalui perantara Malaikat jibril dengan jalan
mutawatir yang berisikan syariat, akidah, dan akhlak
sebagai petunjuk dan pedoman untuk umat manusia
disunia dan akhirat.

Fungsi Al-Qur’an antara lain sebagai dalil, petunjuk , dan


bukti yang kuat atas kerasulan Nabi Muhammad SAW .
Selain itu fungsi Al-Quran sebagai berikut:
a. Petunjuk akidah dan kepercayaan harus dianut oleh
manusia, yang tersimpul dalam keimanaan dan
keesaan Allah dan keprcayaan akan adanya hari
pembalasan.
b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan
meneramgkan norma-norma keagamaan dan sosila
yang harus diikui oleh manusia dalam kehidupan
individual dan kolektif.
c. Petunjuk syariat dan hukum dengsn jslsn
menerangkan dasar-dasar hukum yng harus diikuti
oleh manusia dalam hubungannya dengan tuhan dan
sesama manusia.
d. Memperkuat ajaran yang terdapat didalamAl_Qur’an
sehingga ajaran ini benar-benar sebagai ajarean
yang penting.

2. As-Sunnah
As-sunah menurut para ahli ushul fiqih mengatakan
bahwa sunnah adalah segala sesuatu yang berasal dari
Nabi Muhammad SAW, selain Al-Qur’an baik dalam
bentuk ucapan, perbuatan, ataupun takdir yang layak
diajadikan dalil bagi hukum syara. As-sunnah menurut
bahasa berarti tradisi yang biasa dilakukan, atau jalan
yang dilalui, (al-thariqahal-maslukah) baik yang terpuji
maupun yang tercelah.
Al-hadist merupakan ucapan, perbuatan maupun
taqrir Nabi Muhammad sebatas beliau diangkatmenjadi
nabi/rasul, sedangkan Sunnah lebih dari itu, yakni
sebelum dan sesudah diangkat menjadi nabi atau rasul.
Fungsi As-Sunnah yaitu :
a. As-Sunnah sebagai perinci, penafsir ayat-ayat yang
mujmal (global) dari Al-Qur’an
b. As-Sunnah memberikan taqyiid (batasan)
c. As-Sunnah memberikan takhshiish (pengkhususan)
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang mutlak dan ‘aam
d. Sebagai penguat hukum yang sudah ada dalam Al-
Qur’an
e. Menciptakan dan membentuk hukum yang tidak
terdapat dalam Al-Qur’an
f. Memberikan contoh, peragaan, atau praktik terhadap
pelajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an

3. Ra’yu (Dasar-dasar tambahan)


Kedudukan sebagai sumber ajaran Islam ketiga
setelah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kata Ra’yu secara
etimologi berarti melihat. Fungsi Ra’yu untuk
menjelasakan atau menetapkan hukum-hukum yang
tidak terdapat baik dalam AL-Qur’an dan AL-Hadist.
Macam-macam Ra’yu :
a. Ijtihad menurut ushul fiqih adalah pengarahan
segenap keanggupan oleh seorang ahli fiqih atau
mujtahid untuk memperoleh pengertian tingkatkan
mengenai hukum syara.
b. Maslahah mursalah (Kemaslahatan umat) adalah
menetapkan peraturan atau ketetapan undang-
undang yang tidak disebutkan dalam AL-Qur’an dan
AS-Sunnah atas pertimbangan penarikan kebaikan
dan menghindarkan kerusakan.
c. Urf adalah sesuatu yang tertanam dalam jiwa berupa
hal-hal yang berulang dilakukan secara rasional
menurut tabiat yang sehat.
d. Kias artinya menggabungkan atau menyamakan
artinya menetapkan suatu hukum suatu perkara baru
yang belum ada pada masa sebelumnya, namun
memiliki kesamaan dalam sebab, perkara terdahulu
sehingga dihukumi sama.

Sumber Ajaran Islam

A. Pengertian Sumber Ajaran Islam

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia sumber adalah asal sesuatu.


Sumber hukum Islam adalah asal (tempat pengambilan) hukum Islam.
Sumber hukum Islam disebut juga dengan istilah dalil hukum Islam atau
pokok hukum Islam atau dasar hukum Islam. Menurut ulama usul fikih,
sumber hukum Islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau
pedoman syariat Islam.

Sumber ajaran Islam dirumuskan dengan jelas oleh Rasulullah SAW,


yakni terdiri dari tiga sumber, yaitu kitabullah (Alquran), as- sunnah
(hadist), dan ra’yu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk
berijtihad.

B. Sumber Ajaran Islam Primer

1. Al-Qur’an

Ditinjau dari segi bahasa (etimologi), Al-Quran berasal dari bahasa Arab
yang berarti “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. Kata Al-
Quran adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja “qara‟a” yang
artinya membaca.

Secara istilah (terminologi), Dr. Dawud Al-Attar (1979)


mendefinisikan Al-Qur‟an sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad secara lisan, makna serta gaya bahasanya yang tertulis
dalam kitab yang ditulis secara “ mutawattir ”.

Al-Qur;an terdiri dari 30 Juz, 114 surat dan 6666 ayat. Selain Al-Qur’an,
wahyu Allah ini diberi nama-nama lain oleh Allah, sebagaimana tercantum
dalam ayat-Nya, yaitu:
1. Al-Kitab, berarti sesuatu yang ditulis (QS. Ad-Dukhan: 2)
2. Al-Kalam, berarti ucapan (QS. At-Taubah: 6).
3. Az-Zikra, berarti peringatan (QS. Al-Hijr: 9).
4. Al-Qasas, berarti cerita-cerita (QS. Ali Imran, 62).
5. Al-Huda, berarti petunjuk (QS. At-Taubah: 33).
6. Al-Furqan, berarti pemisah/pembeda (QS. Al-Furqan: 1).
7. Al-Mau’izah, berarti nasihat (QS. Yunus: 57)
8. As-Syifa, berarti obat atau penawar jiwa (QS. Al-Isra: 82).
9. An-Nur, berarti cahaya (QS. An-Nisa: 174).
10. Ar-Rahman, berarti karunia (QS. An-Naml: 77).
11. Al Muthahharah.

Sebagian ulama mengatakan, bahwa Al-Qur’an mengandung tiga  pokok


ajaran: Keimanan, Akhlak dan budi pekerti, dan Aturan tentang pergaulan
hidup sehari-hari antar sesama manusia. Sebagian ulama yang lain
berpendapat, bahwa Al-Qur’an berisi dua  peraturan pokok: Peraturan yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT; dan Peraturan yang
mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan dengan alam
sekitarnya.
Ciri Khusus Al-Quran:
 Ia diturunkan dalam bahasa Arab.
 Al-Qur’an turun sebagai Wahyu daripada Allah swt kepada Rasulullah
s.a.w dengan lafaz dan maknanya sekali.
 Al-Qur’an menjadi mukjizat bagi Rasulullah s.a.w.
 Al-Qur’an disampaikan kepada kita melalui riwayat yang mutawatir
dan dengan jalan penulisan dari sisi Rasullah s.a.w hingga ke hari ini.
 Membaca Al-Qur’an di dalam sembahyang dan di luar sembahyang
adalah dikira ibadah dan diberikan pahala.

Menurut Dr. M. Quraish Shihab dalam “wawasan Al-Qur’an menyebutkan


delapan tujuan diturunkannya Al-Qur’an:

a. Untuk menbersihkan dan menyucikan jiwa dari segala bentuk syirik


serta mementapkan keyakinan tentang keesaan yang sempurna bagi
tuhan semesta alam.

b. Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, yakni bahwa


umat manusia merupakan umat yang seharusnya dapat bekerja sama
dalam pengapdian kepada Allah dan pelaksanaan tugas kekhalifahan.

c. Untuk menciptakan perstuan dan kesatuan.

d. Untuk mengajak manusia berfikir dan bekerja sama dalam bidang


kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

e. Untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan,


penyakit dan penderitaan hidup,serta pemerasan manusia atas manusia
dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan juga agama.

Al-qur’an mempunyai fungsi, diantaranya adalah : Al-Huda (petunjuk), Al-


Furqan (pembeda), Al-Syifa (obat), dan Al- Mau’izhah (nasihat).
Isi kandungan Al-Quran ada lima macam yaitu : tentang aqidah tauhid,
tentang wa’du dan wa’id  (janji dan ancaman), tentang ibadat, tentang cara
dan jalan mencapai kebahagiaan, dan tentang sejara umat masa lalu.

b. As-Sunnah/Al-Hadits

Hadits adalah sesuatu yang disandarkan pada Nabi Muhammad SAW,


sahabat, dan tabiin yang dapat dijadikan hukum syara’.

Fungsi dari As-Sunnah/Al-Hadits yaitu memperkuat hukum-hukum


yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an, memberikan rincian dan penjelasan
terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang masih bersifat global, mengkhususkan
atau menberi pengecualian terhadap pernyataan Al-Qur’an yang bersifat
umum (takhsish al-‘amm), serta menetapkan hukum atau aturan yang tidak
didapati dalam Al-Qur’an.

Macam- macam As-Sunnah/Al-Hadits yaitu :

1) Berdasarkan bentuknya

a) Sunnah Qauliyah yaitu segala yang disandarkan kepada Nabi SAW.,


yang berupa perkataan atau ucapan. Contonya tentang do’a Rosul
SAW dan bacaan al-Fatihah dalam shalat.

b) Sunnah Fi’liyah adalah segala yang disandarkan kepada Nabi SAW.,


berupa perbuatannya sampai kepada kita. Seperti Hadis tentang
Shalat dan Haji.

c) Sunnah Taqririyah adalah segala hadts yang berupa ketetapan Nabi


SAW. membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh para
sahabat, setelah memenuhi beberapa syarat, baik mengenai pelakunya
maupun perbuatannya. Diantara contoh hadis Taqriri, ialah sikap
Rosul SAW. Membiarkan para sahabat membakar dan memakan
daging biawak.

d) Sunnah Hammiyah

Yang dimaksud dengan Sunnah Hammiyah adalah hadis yang berupa


hasrat Nabi SAW. Yang belum terealisasikan, seperti halnya hasrat
berpuasa tanggal 9 ‘Asyura.

2) Berdasarkan kualitasnya

a) Hadits Shohih yaitu hadits yang dinukil (diriwayatkan) oleh rowi


yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung-sambung, tidak
ber’ilat dan tidak janggal.

b) Hadits Hasan, yaitu hadits yang dinukikan oleh orang adil (tapi)
tidak begitu kokoh ingatannya, bersambung-sambung sanadnya
yang tidak terdapat ilat serta kejanggalan dalam matannya.

c) Hadits Dha’if yaitu hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat


shohih ataupun syarat-syarat hasan.

d) Hadits Qutsiy sinonim dengan hadits Ilahiy yaitu setiap hadits yang
mengandung sandaran Rosululloh saw. kepada Alloh swt.

3) Berdasarkan jumlah perawinya

a) Hadits Mutawatir Adalah suatu hadits hasil tanggapan dari panca


indera yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rowi yang menurut
adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta.

b) Hadits Masyhur yaitu hadits yang memiliki jalur terbatas oleh lebih
dua perowi namun tidak mencapai batas mutawatir.

c) Hadits Ahad yaitu hadits yang diriwayatkan oleh satu atau dua
perowi, hadits Ahad ini tidak memenuhi hadits mutawatir ataupun
masyhur.

C. Sumber Ajaran Islam Sekunder

1. Ijtihad

Pemikiran (ijtihad) merupakan sumber yang dapat digunakan ketika dalil


yang dibutuhkan untuk menetapkan suatu hukum tidak terdapat di dalam
Alquran dan as-Sunah yaitu, ketetapan hukum yang bersifat dinamis dan
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, seperti masalah sosial,
ekonomi, politik budaya dan ilmu pengetahuan.
Pengertian terminologinya, Menurut Al-Ghazali (W. 505 H). ijtihad
adalah pengerahan kemampuan oleh mujtahid untuk memperoleh
pengetahuan tentang hukum-hukum Syar’a.
Hukum Ijtihad :

a) Wajib ‘ain yaitu bagi mereka yang dimintai fatwa hukum mengenai
suatu peristiwa yang terjadi, dan ia khawatir peristiwa itu lenyap
tanpa ada kepastian hukumnya, atau ia sendiri mengalami suatu
peristiwa dan ia ingin mengetahui hukumya.

b) Wajib kifayah yaitu bagi orang yang diminta fatwa hukum


mengenai suatu peristiwa yang tidak dikhawatirkan lenyap
peristiwa itu, sedang selain dia masih terdapat mujtahid-mujtahid
lainnya. Maka, apabila ke semua mujtahid itu tidak ada yang
melakukan ijtihad, maka mereka berdosa semua.

c) Sunnah yaitu apabila melakukan ijtihad mengenai masalah-masalah


yang belum atau tidak terjadi.

Macam-macam Ijtihad :

a) Ijma’ yaitu kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi Muhammad


saw, sesudah beliau wafat pada suatu masa tentang hukum suatu
perkara dengan cara musyarawarah.
b) Qiyas yaitu sebagai suatu upaya untuk membandingkan suatu
perkara dengan perkara lain yang mempunyai poko masalah atau
sebab akibat yang sama.
c) Istihsan yaitu menetapkan hukum suatu perkara yang menurut
logika dapat dibenarkan.
d) Mushalat Murshalah adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan
demi kemaslahatan manusia.
e) Sududz Dzariah adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah
menjadi makruh atau haram demi kepentingan umat.
f) Istishab yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan
telah ditetapkan di masa lalu hingga ada dalil yang mengubah
kedudukan hukum tersebut.
g) Urf yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat),
baik berupa perkataan maupun perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai