Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan bagi seluruh umat Islam di dunia.
Beliau pertama kali diutus Allah SWT untuk memperbaiki akhlak manusia di bumi.
Karena dengan akhlak yang baik akan tercipta kehidupan yang baik pula. Salah satu
akhlak yang baik yaitu silaturrahmi.
Silaturrahmi merupakan amalan yang sangat ditekankan Allah SWT. Karena
dengan menjaga silaturrahmi antar kerabat atau masyarakat, akan membawa banyak
manfaat.
Bentuk silaturrahmi sendiri, tidak hanya berarti bertamu kepada para kerabat
dekat. Tetapi silaturrahmi mempunyai arti yang sangat luas. Maka dalam makalah ini
akan dibahas lebih lanjut mengenai pengertian, bentuk-bentuk silaturrahmi, manfaat,
dan larangan ketika memutus silaturrahmi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Silaturrahmi ?
2. Bagaimana Hadits yang Berkaitan dengan Perintah Silaturrahmi ?
3. Bagaimana Keterangan Hadits Perihal Larangan Memutus Tali Silaturrahmi ?
4. Apa Saja Bentuk dan Manfaat dari Silaturrahmi ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa Pengertian dari Silaturrahmi.
2. Mengetahui bagaimana Hadits yang berkaitan dengan Perintah Silaturrahmi.
3. Mengetahui bagaimana Keterangan Hadits Perihal Larangan Memutus Tali
Silaturrahmi.
4. Mengetahui apa Saja Bentuk dan Manfaat dari Silaturrahmi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Silaturrahmi

Silaturahmi berasal dari kata shilah dan rahm. Shilah berarti hubungan atau


menghubungkan, sedangkan rahm mempunyai dua makna, yang pertama berarti
kasih sayang, dan makna yang lainnya adalah peranakan (rahim) atau kekerabatan
yang masih ada pertalian darah (persaudaraan). Dengan demikian, silaturahmi berarti
menjalin hubungan kasih sayang; silaturahmi juga bisa berarti menjalin hubungan
kekerabatan.
Berangkat dari pengertian diatas, silaturahmi berarti menjalin hubungan yang
baik, membangun kekerabatan/persaudaran dengan penuh kasih sayang.
Dalam Al-quran surah An-Nisa’ayat 36 Allah berfirman :
”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak dan karib-kerabat,”
Istilah-istilah tersebut merupakan sebuah simbol hubungan baik penuh kasih
sayang antar karib kerabat yang asal usulnya berasal dari satu rahim. Disini dikatakan
simbol karena rahim atau peranakan secara materi tidak bisa disambung atau tidak
bisa dihubungkan dengan rahim lain. Dengan kata lain, rahim yang dimaksud disini
adalah qarabah atau nasab yang disatukan oleh rahim ibu, dimana hubungan antara
satu dengan yang lain diikat dengan hubungan rahim.
Maka dari uraian tersebut dapat di pahami bahwa pemaknaan terhadap istilah
silaturrahim cenderung pada hubungan kasih sayang yang terbatas pada hubungan-
hubungan dalam sebuah keluarga besar atau qarabah.
Dengan demikian istilah silaturrahim dengan istilah silaturrahmi memiliki maksud
pengertian yang sama namun dalam penggunaan bahasa indonesia istilah silaturrahmi
memiliki pengertian yang lebih luas, karena penggunaan istilah ini tidak hanya
terbatas pada hubungan kasih sayang antara sesama karib kerabat akan tetapi juga
mencakup pengertian masyarakat yang lebih luas. Kemudian mengadakan
silaturrahmi dapat diaplikasikan dengan mendatangi famili atau teman dengan
memberikan kebaikan berupa ucapan maupun perbuatan.

2
Jadi silaturrahmi adalah menghubungkan tali kasih sayang antara sesama anggota
masyarakat. Sedangkan silaturrahim adalah hubungan kasih sayang yang terbatas
pada hubungan dalam sebuah keluarga besar.

B. Hadits-Hadits yang berkaitan dengan Perintah Silaturrahmi

Silaturrahmi atau dapat diartikan menyambung tali kasih sayang adalah


merupakan bagian dari kebutuhan setiap makhluk hidup dan yang lebih utamanya
disini adalah manusia. Karena manusia merupakan “Makhluk Sosial” yakni makhluk
yang membutuhkan hidup bersama hal ini terbukti dengan adanya dalam memenuhi
kebutuhannya manusia tidak mampu sendirian meskipun pada saat sekarang ini
tekhnologi sudah sangat mengalami perkembangan dan kemajuan, oleh karena itu
maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa manusia harus senantiasa menjaga hubungan
yang baik dengan orang lain.

Kasih sayang merupakan sifat Allah yang sangat banyak disebutkan dalam Al-
Qur’an. Dengan demikian maka kita sebagai manusia yang taat, percaya dan bertaqwa
kepada-Nya, tentu harus berupaya untuk meneladani sifat keutamaan Allah tersebut
dalam menjalani kehidupan, karena sesuai janji-Nya, Allah akan menjadikan kasih
sayang ada di dalam hati orang-orang beriman dan beramal sholeh.
Sebagaimana firman-Nya dalam surat Maryam ayat 96 sebagai berikut :
‫ت َسيَجْ ع ُل لَهُم الرَّحْ َماُنُ ُو َّد‬
ِ َ ‫اِ َّن ال ِذيْن ا َمنُو َو َع ِم ُل الصَّل َحا‬
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, yang
Maha Rahman (Allah SWT) akan menanamkan perasaan kasih sayang bagi
sesamanya”.
Dimana dari ayat tersebut dapat kita fahami secara logika bahwa setiap mukmin
seharusnya hidup berdampingan dengun penuh kasih, karena Allah SWT telah
memberi masing-masing manusia sifat kasih saying, namun di dalam realitanya pada
masa sekarang adalah penuh dengan permusuhan, pertikaian, perselisihan, dan sifat-
sifat tidak terpuji lainnya, hal itu mencerminkan betapa minimnya sifat kasih sayang
pada masa sekarang ini.
Sedangkan Islam dalam berbagai ayat Al-Qur’an maupun Hadits Nabi sebagai
sumber ajaran Islam juga telah banyak menganjurkan akan pentingnya kasih sayang
terhadap sesama, serta melarang sifat yang berbau permusuhan dan pertikaian.

3
Oleh karena itu Allah sangat menjunjung tinggi orang yang memiliki sifat kasih
sayang terhadap sesama, karena jika seseorang telah memiliki sifat kasih sayang
terhadap sesamanya, maka Allah akan mengasihinya dan kasih sayang Allah SWT
tersebut akan diletakkan dihati para Malaikat dan semua anak Adam, sehingga para
Malaikat dan semua anak manusia akan mengasihi orang yang memberikan kasihnya
kepada orang lain dan begitu pula sebaliknya.
Dengan demikian maka menyambung tali silaturrahmi akan dapat menjadi sarana
kelapangan rizki dan panjangnya umur. Hal itu sebagaimana Hadits Nabi :
‫في ِر ْزقِ] ِه َوىُيْنس]ا َ َء‬ ِ ّ‫ اَ ْخبَ َرنِي ا‬: ‫ب قَا َل‬
ِ ُ‫ ِم ْن اَ َحبَّ اَ ْن يُ ْب َسط لَه‬: ‫نس بْن ما َ لِ ْك اَ َّن َرسُول هلل ص م قا َ َل‬ ٍ ‫ع َْن اِ ْب ِن ِشهَا‬
)‫صلْ َر ِح َمهُ (متفق عليه‬ ِ َ‫في اَثُ ِر ِه فَ ْلي‬
ِ ُ‫لَه‬
Artinya : “Dari Ibnu Syihab, dari Annas bin Malik berkata bahwa sesungguhnya
Rasulullah saw bersabda : Barang siapa ingin dilapangkan rizkinya dan
ditangguhkan atau dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia
menyambung tali kasih dengan keluarganya. (H.R. Bukhori Muslim)
Dari kutipan hadits tersebut dapat difahami bahwa bahwa menyambung tali
persaudaraan atau kekeluargaan akan mendatangkan kelapangan rizki dan panjang
umur.
Di lapanghkan rizki dari kutipan hadits tersebut dapat difahami secara obyektif,
karena salah satu modal untuk mendapatkan rizki adalah dengan kita berhubungan
baik dengan sesama manusia, peluang-peluang bisnis misalnya akan terbuka dari
banyaknya hubungan kita dengan masyarakat luas, bahkan jika kita lihat pada realita
sekarang kepercayaan rekanan bisnis adalah lebih diutamakan daripada yang lainya.
Sedangkan maksud dari pengertian dipanjangkan umur bisa dalam pengertian
sebenarnya yakni ditambah umurnya dari yang sudah ditentukan Allah SWT atau
dipanjangkan umurnya disini hanya sebatas dalam pengertian simbolis, yang
menunjukkan bahwa umur yang mendapat taufiq dari Allah SWT sehingga berkah
dan bermanfaat bagi umat manusia sehingga namanya akan abadi dan akan senantiasa
dikenang dalam waktu yang lama.
Meskipun menyambung bukanlah sekedar mengimbangi kebajikan yang telah
dilakukan oleh sanak keluarga akan tetapi penyambung tali kekeluargaan adalah
orang yang ketika ada keluarga yang karena suatu sebab seseorang tersebut
memutuskan hubungan kekeluargaan dengannya, dia sanggup dan bersedia untuk
memperbaiki dan menyambung tali yang telah diputuskan tersebut.

4
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari Muslim dikatakan bahwa rahim
atau kasih sayang dalam arti lain kekeluargaan itu sudah tergantung di Arsy, dimana
siapa yang menyambungnya dengan dia maka Allah pun akan menyambungnya dan
begitu pula sebaliknya siapa yang memutuskan Allah juga akan memutusnya. Dan
bunyi hadits tersebut yaitu :
‫ َو َم ْن‬,ُ‫ص]لَهُ هللا‬ َ ‫ َم ْن َو‬: ‫ش تَقُ]]و ُل‬
َ ‫ص]لَنِي َو‬ ْ ]ِ‫ ال] َّر ِح ُم ُم َعلّقَ]ةُ ب‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهَا َع ِن النَّبِي ص م قَا َل‬
ِ ْ‫]اال َعر‬ ِ ‫ع َْن عَا ئِ َشهَ َر‬
)‫قَطَ َعنِي قَطَ َعهُ هللا (متفق عليه‬
Artinya : "Dari Aisyah r.a dari Nabi saw bersabda : Rahim atau kekeluargaan itu
tergantung di Arsy. Rahim itu berkata : barang siapa menyambungku
Allah akan menyambungnya, dan barang siapa memutusku maka Allah
akan memutuskan hubungan dengan dia. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Ketika seorang umat mengupayakan dirinya untuk memutuskan tali silaturrahmi


maka akan hilanglah keharmonisan sebuah persahabatan atau persaudaraan, sehingga
yang tinggal hanyalah kegalauan dalam hidup karena ketika dia putuskan hubungan
dengan keluarga maka Allah pun akan memutuskan hubungan dengannya.
Ketika Allah sudah memutuskan hubungan dengan hamba-Nya maka tidak ada
yang terjadi dalam diri hamba tersebut kecuali penderitaan, namun jika seorang
hamba memiliki hubungan yang harmonis dengan Allah sebagi pencipta dan
pemiliknya maka hanya kebahagiaan dan ketentraman yang dia rasakan, oleh karena
itu maka tidak heran jika suatu ketika seorang sahabat meminta kepada Nabi untuk
ditunjukkan terhadap amalan yang dapat memasukkan kesurga, dan Nabi pun
mengatakan bahwa salah satunya adalah menyambung tali persaudaraan. Adapun
bunyi Haditsnya adalah sebagai berikut :
‫اخبِرنِي بَعْم ُل ي]] ْد ِخ ْلنِي‬
ْ ‫ يَارسُو َل هلل‬: ‫َان َر ُجاًل قَا َل‬ َّ : ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫صا ِري َر‬ َ ‫ب خاَ لِ ِد ا ْب ِن َز ْي ٍد االَ ْن‬
َ ‫ع َْن اَبِي اَي ُو‬
)‫َّح ِم (متفق عليه‬ ِ َ‫صاَل ةَ َوتُ ْؤتِي ال َّزكاَةَ َوت‬
ِ ‫ص َل الر‬ ُ ‫ تَعبُ ُدهللاَ َواَل تُ ْش ِر‬: ‫ْالجنَّةَ فَقَا َل النَّبِي ص م‬
َّ ‫ك بِ ِه َشيْا ًء َوتُقِي ُم ال‬
Artinya : “Dari Ayyub Khalid bin Zaid Al- Anshariy ra. Ia berkata : Ada seseorang
bertanya kepada Rasulullah :“Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku
amal yang dapat memasukkanku kedalam surga. “ Nabi saw menjawab : “
sembahlah Allah dan jangan mempersekutukan-Nya, dirikanlah salat,
bayarlah zakat, dan sambunglah tali kekerabatan”. (H.R. Bukhari dan
Muslim)

5
Maka dari kutipan hadits riwayat Bukhari dan Muslim diatas dengan jelas dapat
kita fahami bahwa secara tegas Nabi menyampaikan bahwa silaturrahmi termasuk
amalan yang dapat memasukkan seseorang kedalam surga Allah, apabila orang
tersebut beriman, mendirikan shalat, dan memberikan hak fakir miskin dengan
mengeluarkan zakat.

C. Keterangan-keterangan Hadits Perihal Larangan Memutus Tali Silaturrahmi

Nabi Muhammad saw bersabda :

)‫ال َرسُو ُل هللا ص م الَ يَ ْد ُخ ِل ْالنَةَ قَا ِط ُع يَ ْعنِي قَاطَع َر ِح ِم (متفق عليه‬
َ َ‫ ق‬: ‫ض َي هللا َع ْنهُ قَا َل‬ ْ ‫ير ابْنُ ُم‬
ِ ‫ط َع ْم َر‬ ٍ ِ‫ع َْن َجب‬

Artinya: "Jabir bin Muth’im berkata : Rasulullah saw. bersabda :“tidak masuk
syurga siapa yang memutuskan tali kasih sayangnya dengan orang lain.”

Hadits dari A’mas tentang larangan memutus tali silaturrahmi:

‫ فَِإنَّا نُِريْ ُد أَ ْن‬,‫الر ِح ِم إِ َّما قَ َام َعنَّا‬ ِ َ‫ "أَنْ ُش ُد اهلل ق‬: ‫ َف َق َال‬, ‫الص ب ِح يِف ح ْل َق ٍة‬
َّ ‫اط َع‬ ِ ٍ ِ ‫َع ْن اأْل َْع َم‬
َ َ ْ ُّ ‫ َك ا َن ابْ ُن َم ْس عُود َجال ًس ا َب ْع َد‬: ‫ قَ َال‬,‫ش‬
)‫الر ِح ِم" (أخرجه البيهقي‬ ِ َ‫السم ِاء مرجَت ةٌ دو َن ق‬
َّ ‫اط ِع‬ ُ َ َ ُ َ َّ ‫اب‬ َ ‫ َوإِ َّن أ َْب َو‬,‫نَ ْذعُ َوا َربَّنَا‬

Artinya: Dari A’mas, berkata: bahwasanya Ibnu Mas’ud duduk setelah subuh dalam
sebuah lingkaran, dan dia berkata:“Allah akan mencari orang yang
memutuskan tali silaturrahmi ketika dia dibangkitkan, dia di azab. Kami
ingin berdo’a kepada Tuhan kami. Dan sesungguhnya pintu-pintu langit
tertutup untuk menghinakan orang yang memutuskan tali silaturrahmi.”
(Dikeluarkan oleh Baihaqi)

Adapun yang dimaksud dengan “ tidak masuk ” dalam kutipan hadits diatas
adalah tidak langsung masuk karena umat manusia akan masuk syurga dengan syafaat
Rasulullah SAW. Dan orang yang sekali saja mengucapkan Syahadatain selama
hidupnya dan matinya tidak kafir. Hadits diatas bersifat tahdiidan atau ancaman berat
bagi siapa saja yang memutuskan tali silaturrahminya.

Dari uraian hadits diatas jelas bahwa orang yang memutuskan hubungan
persaudaraan berarti dia telah berbuat maksiat karena telah melanggar perintah Allah
SWT dan Rasul-Nya tentang kewajiban umat Islam untuk menyambung tali
persaudaraan. Bahkan sekedar menjauhi dan meninggalkan saudaranya lebih dari tiga

6
malam dengan niat memutuskan hubungan persaudaraan pun tidak dibenarkan oleh
agama.

Dalam suatu hadits Rasulullah saw pernah bersabda:

َ ‫ اَ َّن اَ ْب َو‬: ‫ قَا َل الّنبِي ص م‬: ‫ع َْن اِبْنُ َم ْسعُو ٍد قَا َل‬
ِ َ‫ب السَّما َ ِء ُم ْغلَقَةً ُدوْ نَ ق‬
)‫اط ُع الرَّحْ ِم (روه طبراني‬

Artinya : "Dari Ibnu Mas’ud r.a berkata : Nabi Muhammad saw bersabda :
sesungguhnya pintu langit itu tertutup untuk orang yang memutuskan
hubungan persaudaraan. (H.R. Thabrani)

Dan Rasulullah SAW dalam berbagai haditsnya pun telah mengutuk perbuatan
dari orang-orang yang memutuskan tali silaturrahmi atau hubungan persaudaraan,
yang dimana secara tegas diperintah oleh Allah SWT untuk senantiasa menjaganya,
sebab yang demikian dapat difahami karena kecintaan seseorang terhadap saudaranya
merupakan bukti dari keimanan seseorang sehingga ketika seseorang telah
memutuskan hubungan kasih sayang terhadap sesama sebagai bentuk persaudaraan
maka dia telah kehilangan sebagian dari keimanannya, karena keimanan yang
sempurna menuntut kecintaan terhadap sesama muslim.

D. Bentuk dan Hikmah Silaturrahmi

ُ‫ت َوجْ هَه‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ْال َم ِدينَةَ ا ْن َجفَ َل النَّاسُ َعلَ ْي ِه فَ ُك ْن‬
ُ ‫ت فِي َم ْن ا ْن َجفَ َل فَلَ َّما تَبَيَّ ْن‬ َ ‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َساَل ٍم قَا َل لَ َّما قَ ِد َم النَّبِ ُّي‬ 
‫صلُّوا‬َ ‫صلُوا اأْل َرْ َحا َم َو‬ ِ ‫ط ِع ُموا الطَّ َعا َم َو‬ ْ َ‫ب فَ َكانَ أَ َّو ُل َش ْي ٍء َس ِم ْعتُهُ يَقُو ُل أَ ْف ُشوا ال َّساَل َم َوأ‬ ٍ ‫ْس بِ َوجْ ِه َك َّذا‬ َ ‫ت أَ َّن َوجْ هَهُ لَي‬ ُ ‫َع َر ْف‬
)‫َوالنَّاسُ نِيَا ٌم تَ ْد ُخلُوا ْال َجنَّةَ بِ َساَل ٍم ( احمد و الدرمى‬

Artinya:Dari Abdillah bin Salam ra berkata : Ketika Nabi saw tiba di Madinah,
orang berebut mendekat kepadanya, aku termasuk yang berebut. Tatkala
nampak jelas kepadaku wajahnya, saya tahu bahwa wajahnya bukan wajah
pendusta. Dan yang pertama saya dengar darinya, beliau bersabda:“
Sebarluaskan salam, bersedekahlah dengan makanan, bersilaturahmilah,  dan
shalatlah di malam hari saat orang lain lelap tidur, kamu akan masuk surga
dengan selamat.”  (HR. Ahmad dan Ad-Darimi)

7
Silaturahmi secara konkrit dapat diwujudkan dalam bentuk-bentuk antara lain
sebagai berikut :

a. Berbuat baik atau ihsan terutama dengan memberikan bantuan materil untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, adapun yang harus diprioritaskan untuk dibantu
adalah karib kerabat dibanding dengan pihak-pihak lain yakni diantaranya ada anak
yatim, orang miskin, ibnu sabil, dan lain-lain. Karena jika karib kerabat tersebut
seorang yang miskin maka bersedekah kepada kerabat tersebut bermakna ganda,
yakni sedekah sekaligus silaturrahmi. Dengan demikian jelas bahwa dari ukhuwah
antar karib kerabat adalah lebih utama.

b. Memelihara dan meningkatkan rasa kasih sayang sesama kerabat maupun sesama
muslim maupun orang lain dapat diaplikasikan dengan sikap saling kenal-mengenal,
hormat-menghormati, bertukar salam, kunjung-mengunjungi, surat-menyurat,
bertukar hadiah, jenguk-menjenguk, bantu-membantu, dan berkerja sama
menyelenggarakan walimahan, dan lain-lain.

Dan itu semua bisa dikatakan silaturrahmi dengan catatan hal-hal tersebut
diorientasikan untuk meningkatkan persaudaraan.

Silaturrahmi dapat memberi hikmah di dunia maupun akhirat, antara lain yaitu:

a. Merekatkan Ukhuwah

Dengan bersilaturahmi kita bisa merekatkan ukhuwah islamiyah. Sebagai


manusia tentu saja kita tidak bisa lepas dari salah dan khilaf. Pasti saja ada
masalah-masalah dan konflik yang terjadi bahkan sering kali kita menyakiti hati
orang lain. Silhaturahmi memberikan manfaat untuk merekatkan kembali
ukhuwah dan juga kekerabatan yang mulai pupus atau berkurang.

Pengertian Ukhuwah Islamiyah, Insaniyah dan Wathaniyah adalah kesatuan


antara sesama muslim tanpa memandang lagi batasan atau perbedaan di antara
muslim baik suku, bahasa, budaya. Asalkan masih tetap dalam ketauhidan.

Bisa juga karena jarak dan waktu sering kali kita tidak pernah menyapa
bahkan mendengar kabar saudara atau sahabat lama kita. Untuk itu, inilah
manfaat silahutrahmi. Sebagaimana juga Rasulullah sampaikan,

“Orang yang menghubungkan silaturahmi bukanlah orang yang membalas


hubungan baik. Akan tetapi, orang yang menghubungkan silaturahmi adalah
orang yang ketika kekerabatannya diputus, ia menghubungkannya.”  (HR
Bukhari)

8
b. Memberbanyak Rezeki

Dalam beberapa hadist dan juga apa yang dikatakan oleh umat islam,
bersilhautrahmi bisa memperbanyak rezeki. Tentu saja rezeki ini bisa bersifat
langsung ataupun efek yang tidak langsung. Misalnya saja, dengan bertemu
shaabat kita bisa menawarkan produk bisnis kita, membangun bisnis bersama,
atau mendapatkan berkah lainnya dari silaturahmi. Dzikir Pembuka Rezeki  salah
satunya dengan kita melaksanakan silahutrahmi.

Tentu saja, hal ini harus diniatkan dengan ikhlas dan lillhitaalla mengharap
ridha Allah SWT bukan sekedar mengharap imbalan atau pemberian orang lain.
Orang yang berniat ibadah Allah akan berikan berlipat ganda, sedangkan yang
tidak ikhlas dan tidak lurus beribadah akan mendapat hanya yang dia inginkan
saja.

c. Saling Mengenal dan Memperluas Persaudaraan

Dengan bersilahutrahmi kita juga bisa saling mengenal dan memperluas


persaudaraan. Awalnya hanya mengenal satu orang, kemudian akan banyak
mengenal sahabat-sahabat atau saudara yang lain yang bisa jadi tidak kita kenali
sebelumnya. Tanpa islahturahmi tentu hal ini sulit terjadi. Kita tidak akan
mengenal keluarga, sahabat yang lain, padahal semua umat islam adalah
saudara. Inilah Fungsi Agama  yang memerintahkan silaturahmi. Membawakan
efek yang sangat baik bagi kehidupan manusia.

d. Menambah Ilmu dan Hikmah Hidup

Masing-masing orang tentunya memiliki cerita hidup, hikmah, dan


pengalaman yang berbeda-beda. Jika sering bersilaturahmi maka kita akan bisa
untuk menambah ilmu dan hikmah hidup yang banyak dari berbagai orang. Jika
tidak bersilhaturahmi kita hanya mendapat hikmah dan ilmu dari diri kita saja dan
orang yang terdekat. Islam dan Ilmu Pengetahuan  tentu sangat berhubungan erat,
untuk itu pasti dalam hidup kita membutuhkannya dan harus selalu
memperharuinya.

Menjalin silaturahmi akan memperluas ilmu, khazanah pengetahuan, dan


berbagai pelajaran hidup lainnya. Sehingga kita bisa meluaskan pandangan, lebih
empati, dan juga mendapatkan pencerahan yang bervariasi. Hidup kita pun lebih
berwarna dan kita bisa lebih bijak menyelesaikan persoalan.

e. Menambah Empati dan Menjauhi Sikap Egois

Bersilaturahmi juga bisa menambah empati dan menjauhi sikap egois. Saat
bersilhautrahmi kita dibiasakan untuk menghargai orang lain, menghormati
mereka, mendengarkan cerita dan masalahnya dan hal-hal lainnya. Untuk itu,
silahutrahmi secara tidak langsung jika dijalankan secara konsisten akan
membentuk empati dan menjauhi sikap egois.

9
Mencari Ketenangan dalam Islam Sesuai Dalil Al-Quran salah satunya harus
memperkuat emosi kita dengan hal positif seperti empati dan menjauhi sikap
egois melalui aktifitas silaturahmi.

f. Menambah Kekuatan dan Kesatuan Islam

Dalam kacamata islam, Rasulullah sering kali menyuruh umat islam untuk
saling bersatu agar tidak bercerai berai. Tentu saja efek silaturahmi kekuatan
umat islam bisa bersatu dan saling bahu membahu. Andai umat islam hidup
individualistis dan tidak saling membantu, maka umat islam bisa bercerai berai
dan kesatuan islam akan terancam. Untuk itu dibutuhkan saling bersilaturahmi.

Menurut Al-Faqih Abu Laits Samarqandi, keuntungan bersilaturrahmi yaitu:


1.      Memperoleh ridha Allah S.W.T., karena Dia memerintahkannya.
2.      Membuat gembira orang lain.
3.      Mandatangkan pujian kaum Muslimin kepadanya.
4.      Menyebabkan pelakunya menjadi disukai para malaikat.
5.      Membuat marah iblis.
6.      Memanjangkan umur.
7.      Menambah rezeki.
8.      Membuat senang kaum kerabat yang telah meninggal, karena mereka senang
jika anak atau cucunya selalu bersilaturrahmi.
9.      Memupuk rasa kasih sayang diantara keluarga atau famili sehingga timbul
semangat saling membantu ketika berhajat.
10.  Menambah pahala sesudah pelakunya meninggal karena ia akan selalu
dikenang dan dido’akan karena kebaikannya.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian-uraian tersebut maka dapat kita ketahui bahwa silaturrahim
dengan silaturrahmi memiliki maksud pengertian yang sama namun dalam
penggunaan bahasa Indonesia istilah silaturrahmi memiliki pengertian yang lebih luas,
karena penggunaan istilah ini tidak hanya terbatas pada hubungan kasih sayang antara
sesama karib kerabat, akan tetapi juga mencakup pengertian masyarakat yang lebih
luas.
Islam dalam berbagai ayat Al-Qur’an maupun Hadits Nabi sebagai sumber
ajaran Islam juga telah banyak menganjurkan akan pentingnya kasih sayang terhadap
sesama, serta melarang sifat yang berbau permusuhan dan pertikaian. sehingga Allah
SWT pun sangat menjunjung tinggi orang yang memiliki sifat kasih sayang terhadap
sesama, karena jika seseorang telah memiliki sifat kasih sayang terhadap sesamanya,
maka Allah SWT akan mengasihinya.
Adapun dengan senantiasa menyambung silaturrahmi maka kita kan
memperoleh banyak manfaat diantaranya yaitu :
a. Mendapat rahmat, nikmat, dan ihsan dari Allah SWT.
b. Masuk surga dan jauh dari neraka.
c. Lapangk rizki dan panjang umur.

11
DAFTAR PUSTAKA

Zakariya, Imam Abu, Riyadhu Asshalihin. 1999. Terj. Ahmad Sunarto. juz 1. Jakarta: Pustaka
Amani.

Ahmad bin Muhammad As-syafi’I Al-Qisthilani, Imam Shihab Ad-din Abi Al-abbas. 2003.
Syarah Shahih Bukhari. Beirut: Dar al-Kitab al-Ilmiyah.

Fauqi Hajjaj, Muhammad. 2011. Tasawuf Islam dan Akhlak. Jakarta: Amzah. Cet. I.
Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Cet. IX.

Samarqandi, Al-Faqih Abu Laits. 1986. Tanhibul Ghafilin (Pembangun Jiwa Moral Umat)
Penerjemah Abu Imam Taqiyyuddin. Malang: Dar. Al-Ihya.

Prof. DR. H. Rachmat Syafe’i, M. A., 2000 Al-Hadits, Aqidah, Akhlak, Sosial, dan Hukum.
Bandung: Pustaka Setia.
https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/hikmah-silaturahmi/amp
https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/hikmah-silaturahmi-dalam-islam/amp
https://www.kompasiana.com/rendyyusran/silaturahmi-dan-sosial-
media_552837096ea83434768b459f

12

Anda mungkin juga menyukai