Bab 1 Dismenorea
Bab 1 Dismenorea
PROPOSAL
OLEH
PO.62.24.2.16.174
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI DIVKEBIDANAN REGULER III
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjat puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
“Pengaruh Pemberian Susu Sapi Dalam Mengurangi Tingat Nyeri Dismenora Pada
Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Palangka Raya”. Penyusunan Proposal ini merupakan salah
satu syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian dan, sebagai tugas akhir
perkuliahan semester VI. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimaksih
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan Proposal ini, karena itu
penulis berharap adanya saran, kritik dan arahan yang membangun guna memperbaiki dan
menyempurnakan Proposal ini. Ucapan terima kasih tak terhingga untuk semua yang telah
ikut serta dalam penyusunan dan pembuatan Proposal ini. Semoga Proposal ini dapat
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................................4
E. Keaslian Penelitian......................................................................................................4
D. Kerangka Konsep........................................................................................................15
E. Definisi Operasional....................................................................................................16
F. Hipotesa Penelitian......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah suatu hal formatif yang dialami oleh seorang remaja yaitu
peralihan dari anak-anak menjadi dewasa, dan merupakan proses menuju kematangan
mulai dari aspek fisik, psikologis, mental, emosional dan sosial yang sering disebut
Menurut WHO remaja adalah penduduk yang berusia 10-19 tahun (WHO, 2018).
Anak, remaja adalah individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah.
Menurut Undang-Undang Perburuhan, seorang anak dianggap remaja bila telah mencapai
usia 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri
(Windiyaningsih, 2018).
Pada saat tersebut setiap remaja mengalami masa pubertas terutama remaja perempuan
yang akan mengalami menstruasi pertama (Menarche) sebagai tanda kematangan alat
reproduksi. Menstruasi adalah hal fisiologis yang terjadi perdarahan periodik dari rahim
yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan
Pada saat mengalami menstruasi seorang wanita akan mengalami nyeri haid yaitu
ketidaknyaman secara fisik yang merupakan gejala ginekologik sebelum dan pada saat
Indonesia sekitar 70-90% kasus nyeri haid terjadi pada saat usia remaja yang dapat
menyebabkan gangguan emosional, psikologis dan kegelisahan (Made & Dewi, 2013).
1
Angka kejadian dismenorea di Amerika Serikat 30-50% yang dialami perempuan usia
Kesehatan Dasar, 2018) aktifitas fisik yang mengakibatkan kegiatan sehari-hari terganggu
yang dialami oleh seorang perempuan adalah sekitar 7,4% dengan berbagai alasan yang
Indonesia kejadian yang sering terjadi yaitu dismenorea primer berkisar 45%-95%
Palangka Raya sekitar 63,69% mengalami tanda dan gejala dismenorea yang
tersebut dapat menimbulkan efek saming dari penggunaanya berupa iritasi mukosa
lambung dan resiko tukak lambung, dan jika penggunaan terapi tersebut lama atau dalam
dosis yang relatif tinggi dapat memicu kerusakan darah, hati dan ginjal (Sidabutar, 2015).
nyeri yang dirasakan saat menstruasi, yaitu dengan mengonsumsi kalsium. Sumber utama
kalsium dapat ditemukan dalam yoghurt, keju dan susu sapi (Febriani, Ariani, &
Kusumastuty, 2018).
2
Fakta terbaru yang dalam penelitan Journal of Obstetrics and Gynaecology Research
bahwa perempuan yang rutin mengonsumsi susu sapi dapat mengurangi dismenorea
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh konsumsi
susu sapi dalam mengurangi tingkat nyeri dismenorea pada mahasiswa kebidanan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti ingin mengetahui
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus
3
D. Manfaat Penelitian
Untuk mengurangi tingkat nyeri dismenorea dengan pemberian susu sapi dan
2. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat menjadi alternatif penanganan
dismenorea.
Hasil penelitian ini mampu menambah kepustakaan, yang dapat dimanfaatkan oleh
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
4
Premenstruasi Tasya Evitasari design dismenore dan
pada Perempuan gejala sindrom
Usia 19–23 premenstrual
Tahun pada perempuan
usia 19– 23
tahun.
-Susu Pemberian
Perbedaan Susilowati Quasy -Cokelat cokelat 100
Efektivitas Susu Eksperimental gram lebih
dan Cokelat dengan efektif terhadap
Terhadap rancangan two penurunan skala
Penurunan Skala group pretest- nyeri remaja
Nyeri Pada posttest design putri dismenore
Remaja Putri dibandingkan
Dismenore Di dengan metode
SMA 1 pemberian susu
Unggaran sebanyak 1000
ml
-Susu Sapi
Pengaruh Devi Febriani, true eksperimen Kelompok Pemberian Susu
Konsumsi Susu Dewi Ariani, dengan Eksperimental 1 Sapi Kepada
Sapi Terhadap Inggita rancangan pre (1000 mg) mahasiswi
Penurunan Kusumastuty test-post test Kelompok keperawatan Di
Intensitas Nyeri with control Eksperimental 2 SMKN 2
Dismenore group design (800 mg) dan Malang dapat
Primer Pada Kelompok mengurangi
Siswi Jurusan -Kontrol intensitas nyeri
Keperawatan Di Dismenore
SMKN 2
Malang
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dismenorea
1. Definisi Dismenorea
Dismenorea disebut juga dengan kram menstruasi atau nyeri menstruasi. Dalam
bahasa Inggris, dismenorea sering disebut dengan “painful period” atau menstrusai
2015). Nyeri menstruasi terjadi di bagian abdominal bagian bawah, tetapi dapat
menyebar hingga ke punggung bagian bawah, panggul,paha atas, hingga betis. Nyeri
dismenorea dapat disertai dengan kram perut yang intens saaat mengeluarkan darah
menstruasi dari dalam rahim (Ernawati Sinaga, 2017). Secara etimologi, dismenorea
berasal dari kata dalam bahasa Yunani yang Dys berarti sulit, nyeri, abnormal dan
Rrhea yang berarti aliran atau arus. Dengan demikian secara singkat dismenorea dapat
didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit atau menstruasi yang mengalami
2. Klasifikasi Dismenorea
a. Dismenorea Primer
Dismenorea primer adalah nyeri haid yang di jumpai tanpa kelainan alat-alat
genital yang nyata. Dismenorea primer biasa terjadi dalam 6-12 bulan pertama
setelah haid pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Selama
(kelompok senyawa mirip hormon kuat yang terdiri dari asam lemak ensensial.
6
Prostaglandin merangsang otot uterus (rahim) dan mempengaruhi pembuluh
menyebabkan rasa nyeri yang diraskan semakin sakit. Pada hari pertama
menstruasi kadar prostaglandin sangat tinggi. Pada hari kedua dan seterusnya,
lapisan dinding rahim akan mulai terlepas dan kadar prostaglandin akan menurun
dan rasa nyeri dismenorea akan berkurang seiring dengan ,penurunnya kadar
b. Dismenorea Sekunder
2017)
3. Penyebab Dismenorea
dengan nyeri hebat kemungkinan sekitar 50%. Nyeri pada dismenore primer diduga
karena adanya rangsangan oleh prostaglandin yang berasal dari kontrasksi rahim.
Saat bekuan darah atau potongan jaringan lapisan rahim melewati serviks (leher
rahim) terjadi nyeri yang sangat hebat, terutama jika saluran serviknya sempit.
7
Pertambahan usia dan kehamilan mempengaruhi hilangnya nyeri dismenore, hal ini
di duga adanya kehilangan sebagian saraf pada akhir kehamilan yang diakibatkan
oleh kemunduran saraf rahim. Penyebab dismenore skunder yaitu karena adanya
masalah penyakit fisik seperti endometritis, polip uteri, leiomioma, stenosis serviks,
hilang timbul dan terjadi terus-menerus yang terasa pada perut bagian bawah. Nyeri
yang dirasakan akan terjadi sebelum dan selama menstruasi. Gejala klinis dismenore
adalah nyeri paha, nyeri punggung, muntah, dan mudah tersinggung (Manuaba, 2010).
Dan menurut (Ernawati Sinaga, 2017) Gejala klinis dismenorea adalah pembengkakan
dan rasa nyeri pada payudara, timbul jerawat ,nafsu makan meningkat, terutama
terhadap cemilan, berat badan bertambah, perut terasa mulas dan kembung, bahkan
kadang-kadang keram, konstipasi (sembelit), sakit kepala, nyeri punggung, lemas dan
lesu, mudah lelah, mudah cemas dan tersinggung, uring-uringan, depresi , sulit
Menurut (Ernawati Sinaga, 2017) faktor risiko adalah segala sesuatu yang
a. Riwayat anggota keluarga. Ibu atau Nenek yang mengalami dismenorea akan
8
b. Umur. Beberapa ahli mengatakan bahwa perempuan berumur sekitar 30-an
e. Kurang mengonsumsi vitamin dan mineral, terutama vitamin B6, kalsium dan
magnesium.
6. Diagnosis Dismenorea
Pada kebanyakan kasus wanita dengan gejala yang khas seperti rasa nyeri pada
perut bagian bawah yang muncul bersamaan saat haid dan menghilang dengan
ditandai dengan adanya rasa nyeri pada daerah supra pubik yang terjadi beberapa
jam sebelum dan sesudah keluarnya darah haid, namun terkadang rasa nyeri akan
dapat dirasakan selama dua sampai tiga hari haid. Dapat disertai dengan adanya
keluhan-keluhan lain seperti diare, mual dan muntah, rasa lemah, sakit kepala,
Keluhan rasa nyeri pada saat haid dengan adanya temuan massa pada pelvik,
vaginal discharge yang abnormal, daerah pelvik yang tegang, wanita dengan risiko
9
terhadap penyakit radang panggul, adanya riwayat seksual aktif dengan risiko
Rasa nyeri dapat bersifat individual dan subjektif sehingga tidak ada parameter
yang dapat digunakan untuk menilai rasa nyeri secara. Beberapa metode dapat
digunakan dalam menilai rasa nyeri seperti unidimensi dan multidimensi. Skala
menilai intensitas rasa nyeri. Metode unidimensi yang biasa dipakai antara lain
Categorical Scale, Numerical Ratting Scale (NRS), Visual Analogue Scale (VAS).
Metode sederhana ini biasanya digunakan secara efektik di rumah sakit dan klinik.
Metode Categorical Scales berisi beberapa deskripsi secara verbal atau visual
mengenai nyeri dari yang paling ringan sampai paling berat. Yang termasuk dari
Categorical Scale ini antara lain Verbal Descriptor Scale (VDS), Face Pain Scale
(FPS) yang menunjukkan gambaran perubahan ekspresi wajah terhadap sensasi rasa
nyeri. Sedangkan metode NRS berisi tentang serial angka dari 0 sampai 10 atau 100,
dimana pada awal angka diberi label tidak nyeri dan akhir angka sangat nyeri. Pasien
akan memilih kriteria nyeri yang sesuai dengan intensitas nyeri yang meraka
rasakan. Sedangkan metode VAS berisi garis horizontal atau vertikal sepanjang 10
cm dengan label pada awal 25 garis tidak nyeri dan pada akhir garis sangat nyeri.
Pasien akan memberi tanda pada garis tersebut sesuai tingkat nyeri yang mereka
rasakan. Panjangnya jarak dari awal garis sampai tanda yang diberikan oleh pasien
10
Gambar 2.1 Visual Analog Scale (VAS) (Universitas Sumatera, 2017)
7. Penatalaksanaan Dismenorea
1) Farmakologis
obatan yang paling sering digunakan antara lain Non Steroid Anti Inflamation
sehingga produksi dari prostaglandin berkurang. COX –II Inhibitor yang juga
juga dapat mengurangi nyeri haid. Pemberian Vitamin B1, Magnesium, Vitamin E,
juga menunjukkan efek yang dapat mengurangi nyeri haid (dawood, 2010;
2) Non-Farmakologis
Penanganan non farmakologi yang dapat digunakan pada wanita yang menderita
Istiqomah, 2011, Lefebvre, 2010). Kalsium penting dikonsumsi baik berupa susu
11
atau keju atau suplemen, karena kekurangan kalsium dapat meningkatkan sesitifitas
saraf dan menimbulkan spasme otot kalsium juga dapat membantu mengontrol
mood dan gejala somatik terkait Premenstrual Syndrome (PMS) (Razzak, Ayoub,
1. Zat Besi
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kekurangan sel darah merah terutama
wanita hamil yang sering mengalami periode menstruasi berat. Tubuh mmerlukan zat
besi dalam sel darah merah untuk transportasi nutrisi dan oksigen menuju sel-sel
jaringan tubuh, tanapa zat besi yang cuku dalam makan harian, maka dapat
mengalami kelelahan, kinerja mental yang lambat dan suhu tubuh yang turun (Yunita,
2012).
2. Magnesium
Magnesium berguna untuk merelaksasikan otot dan dapat memberi rasa rileks yang
dapat mengendalikan suasana hati yang murung (Hill, dalam Yunita 2012). Selain itu,
kekejangan otot dan dinding pembuh darah. Oleh sebab itu. Magnesium berfungsi
untuk mengurangi rasa sakit saat menstruasi (Dean, dalam Yunita, 2012).
3. Kalsium
Kalsium dalam mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi
metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.
Kalsium bersama dengan magnesium, berperan dalam transmisi saraf. Jika otot tidak
mempunyai cukup kalsium, maka otot tidak dapat mengendur sehingga dapat
12
C. Suplemtasi yang mngandung Kalsium
1. Susu Sapi
Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa
terlarut. Agar lemak dan air dalam susu tidak mudah terpisah, maka protein susu
bertindak sebagai emulsifier (zat pengemulsi). Kandungan air di dalam susu sangat
tinggi, yaitu sekitar 87,5%, dengan kandungan gula susu (laktosa) sekitar 5%, protein
sekitar 3,5%, dan lemak sekitar 3-4%. Susu juga merupakan sumber kalsium, fosfor,
dan vitamin A yang sangat baik. Mutu protein susu sepadan nilainya dengan protein
daging dan telur, dan terutama sangat kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino
Sumber utama kalsium dalam makanan terdapat pada susu dan berbagai produk
olahanya, seperti keju dan yoghurt. Selain kandungan kalsiumnya yang tinggi, susu
sapi merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung zat makronutrient dan zat
mikronutrient yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain kandungan nutrisinya yang ideal
dalam masa pertumbuhan, semua zat gizi yang terkandung di dalam susu sapi berperan
penting dalam pengaturan fisiologis seorang wanita menjelang menstruasi dan saat
Menurut Lavon Dunne dalam Nutrition Almanac pada tahun 2002, untuk dapat
menurunkan nyeri saat dismenore diperlukan kalsium sejumlah 800-1.000 mg, dengan
cara dikonsumsi sebanyak 250-500 mg setiap 4 jam sekali saat merasakan nyeri.
kalsium sebanyak 1.000 mg per hari terbukti efektif dalam mengurangi intensitas nyeri
kalsium dan vitamin D. Para peneliti meyakini bahwa kalsium memainkan peran dalam
mengurangi rasa sakit saat dismenore dengan mengontrol aktifitas neuromuscular pada
13
rahim akibat prostaglandin yang berlebihan. Sebaliknya, penurunan konsentrasi intake
kalsium dapat meningkatkan kejang dan kontraksi otot pada rahim yang mengakibatkan
D. Kerangka Konsep
14
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana
seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang
Penatalaksanaan Dismenorea
Non Farmakalogis
Gizi
(Vitamin,Magnesium,Kalsium,Protein)
Aktivitas fisik
Herbal
Variabel Independen
Variabel Dependen
Susu Sapi
Dismenorea
Faktor-faktor yang
mempengaruhi dismenorea
Hormon Prostaglandin
Faktor Menarche
Lamanya Haid
Faktor Usia
Kurang Gizi
Kurang aktivitas fisik
15
E. Definisi Operasional
F. Hipotesa Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Terdapat pengaruh pemberian susu sapi dalam
Raya”
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
yang berupa angka, atau data berupa kata-kata atau kalimat yang dikonversi menjadi data
yang berbentuk angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis
untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah (Nanang, 2010). Metode yang digunakan
antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (Ketut Swarjana, 2012). Jenis
rancangan penelitian menggunakan pre and post one group desain yaitu penelitian
dilakukan dua kali sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Satu kelompok
sebelum diberikan perlakuan selanjutnya diberikan perlakuan yang dipilih secara non
Penelitian ini dilakukan di Poltekkes Palangka Raya yang berlokasi di jalan G. Obos
no. 32 Palangka Raya. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Mei 2019.
1. Populasi
17
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2016). Adapun kriteria inklusi dan ekslusi adalah sebagai berikut :
a) Kriteria Inklusi
48 jam
b) Kriteri Eksklusi
2) Dismenorea sekunder
Pemilihan sampel pada penelitian ini berkaitan dengan hubungan antara variabel
diambil dengan menggunakan rumus uji beda rata-rata Paired T- Test Dependent.
D. Instrumen Penelitian
Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang
18
dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
Pada penelitian ini, alat pengumpulan data yang digunakan berupa data responden
dalam angket dan lembar observasi. Angket yang digunakan, yaitu pertanyaan mengenai
data pribadi, skala nyeri Dismenorea yang sering dirasakan. Responden memilih jawaban
E. Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisis data penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat.
2. Analisis Bivariat
Ananlisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yaitu variabel
Palangka Raya.
19
c. Mendatngani responden untuk menjelaskan tujuan penelitian, manfaat penelitian,
pertanyaan.
e. Memberikan waktu 10-15 menit kepada responden untuk menjawab dan mengsisi
angket.
f. Responden menyerahkan kembali angket yang telah diisi kepada peneliti untuk
h. Setelah diberikan perlakuan Susu Sapi 500 mg, kemudian diukur menggunakan
2. Pengolahan Data
Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, maka ada empat
tahapan dalam pengolahan data yang harus dilakukan. Data yang telah terkumpul
a. Editing
b. Coding
20
Coding yaitu memberikan kode berupa nomor pada setiap jawaban yang diisi
oleh responden. Hal ini dilakukan untuk menghidari kesalahan dalam pengolahan
analisa data.
c. Tabulating
Tabulating yaitu mengelompokkan data sesuai dengan kategori yang telah dibuat
untuk tiap-tiap sub variabel yang diukur dan selanjutnya dimasukan kedalam
d. Cleaning data
dalam data.
21
DAFTAR PUSTAKA
Abdul-Razzak, K. K., Ayoub, N. M., Abu-Taleb, A. A., & Obeidat, B. A. (2010). Influence
Amelia, R., & Maharani, S. I. (2018). Effectiveness of Dark Chocolate and Ginger on Pain
https://doi.org/10.31983/jkb.v6i12.1915
Anurogo, D., & Ari Wulandari. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Febriani, D., Ariani, D., & Kusumastuty, I. (2018). Pengaruh Konsumsi Susu Sapi Terhadap
SMKN 2 Malang. Pengaruh Konsumsi Susu Sapi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Made, N., & Dewi, S. (2013). Pengaruh dismenorea pada remaja. Seminar Nasional Fmipa
Undiksa. https://doi.org/10.5194/hess-15-2205-2011
22
Nurhayati, T. (2016). Perkembangan Perilaku Psikososial Pada Masa Pubertas. Jurnal
Riset Kesehatan Dasar. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Kementrian Kesehatan
Senior, R., Garna, H., Redaksi, P., Garna, H., Pelaksana, E., Respati, T., … Langganan, B.
Susilowati. (2014). Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala
Gynecology. https://doi.org/10.1097/01.AOG.0000465191.27155.25
https://doi.org/10.22201/fq.18708404e.2004.3.66178
23