Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL

& TEKNOLOGI MEKANIK

Lathe Machine

Antony Suryajaya
NRP 04111840000035

Theonardo Nikodemus
NRP 04111840000075

Bramanta Firman S
NRP 04111840000082

Dosen Pengampu Praktikum


Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc.

DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT
TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
1
2019

2
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dewasa ini, tenaga yang terampil sangat dibutuhkan dimanapun itu. Karena
sekarang sudah banyak alat-alat dan teknologi yang modern yang hadir untuk
mempermudah melakukan suatu pekerjaan. Tentunya dengan semakin modern
teknologi, juga harus diimbangi dengan keterampilan untuk mengoperasikan mesin
tersebut.
Teknik membubut adalah salah satu pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.
Setiap mahasiswa Teknik Perkapalan harus mengerti dan menguasai teknik-teknik
untuk membubut dalam mesin bubut. Di dalam praktikum mesin bubut akan dibahas
tentang pengenalan mesin, kegunaan tiap-tiap komponen yang ada dalam mesin, alat-
alat yang digunakan dalam proses membubut, faktor keamanan, dan juga membahas
tentang cara dalam proses membubut.

1.2 Tujuan
Tujuan umum praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan untuk mengoperasikan beberapa jenis mesin
perkakas untuk machining material sesuai dengan prosedur.
Selain tujuan umum, ada beberapa tujuan khusus yang akan dicapai pada
pelaksanaan praktikum ini yaitu agar mahasiswa:
1. Mampu menjelaskan beberapa jenis mesin perkakas untuk machining
material serta prinsip kerja masin-masing mesin;
2. Mampu mengoperasikan beberapa mesin perkakas sesuai dengan prosedur
yang benar; dan
3. Mengetahui proses pembuatan benda kerja dengan menggunakan jenis mesin
perkakas yang sesuai.

1
BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Penjelasan Mesin

Mesin bubut adalah sebuah mesin perkakas yang digunakan


untuk memotong sebuah benda yang diputar.Bubut sendiri berarti
suatu proses pengikisan suatu material kerja yang di penyta
dengan cara memutar benda kemudian dikenakan pada pahat
yang digerakkan secara translasi dari pahat. Proses pembubutan adalah
mengunakan pahat dengan satu mata potong untuk menyayat material dari
permukaan benda kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar
dengan sumbu putar benda kerja. Proses bubut memiliki kekhususan untuk
membuat benda kerja yang berbentuk silinder. Benda kerja di cekam dengan poros
spindle dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya.
Poros spindle akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindle. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada
benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

2.2 Bagian-bagian Dari Mesin


Tentu dalam sebuah mesin akan ada bagian-bagian yang
bekerja agar mesin bias bekerja sesuai dengan keperluan yang
dibutuhkan saat mengerjakan sebuah material. Berikut adalah
bagian-bagian dari mesin bubut yang digunakan untuk
mengerjakan material:
 Kepala Tetap (Head Stock):

Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang


letaknya disebelah kiri mesin, dan bagian inilah yang
memutar benda kerja yang di dalamnya terdapat
transmisi roda gigi. Pada Kepala tetap ini ditempatkan
berbagai bagian mesin yang membantu pekerjaan,

2
beberapa bagian yang ada di kepala tetap adalah:
1. Plat mesin.
2. Engkol pengatur pasangan roda gigi.
3. Cakram bertingkat.
4. motor penggerak mesin.

Pada kepala tetap ini pula dipasang alat pemegang


benda kerja sehingga aman pada saat dikerjakan. Alat
pemegang atau penjepit ini disebut Cekam. Cekam ini
dibedakan menjadi dua, yaitu Cekam rahang tiga dan
Cekam rahang empat. Cekam rahang tiga pergerakan
rahang penjepitnya adalah serentak sehingga pada saat
menggerakkan satu kunci penggeraknya, maka ketiga
rahang bergerak serentak. Cekam rahang empat, pada
saat menggerakkan kunci penggeraknya, maka rahang
yang bergerak adalah satu persatu.
 Kepala Lepas (Tail Stock):

Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah


kanan dan dipasang diatas alas atau meja mesin. Kepala
lepas ini berfungsi sebagai tempat pemasangan senter
yang digunakan sebagai penumpu ujung benda kerja dan
sebagai dudukan penjepit mata bor pada saat melakukan
pengeboran. Kepala lepas ini dapat digerakkan atau
digeser sepanjang meja kerja dari mesin bubut tersebut.
Pada kepala lepas tersebut juga terdapat tuas-tuas yang
berfungsi sebagai pengunci dari kepala lepas
tersebut. Beberapa bagian yang ada di kepala tetap
adalah;
1. Center Putar, untuk memompang benda
kerja,agar tidak terjadi gesekan,
2. Handwheel: Pengunci poros dan Pengunci alas.
 Eretan (Carriage):

3
Eretan pembawa adalah bagian dari mesin bubut
yang berfungsi sebagai penghantar atau pembawa pahat
bubut yang dapat bergerak sepanjang landasan mesin
bubut. Ada 3 jenis eretan pada mesin bubut,yaitu :
1. Eretan Bawah: Eretan ini dapat digerakkan
sepanjang landasan mesin bubut diantara kepala
tetap dan kepala lepas.
2. Eretan Melintang: Eretan ini bisa digerakkan
tegak lurus terhadap landasan mesin bubut. Ini
biasa digunakan pada saat pembubutan
permukaan melintang. 
3. Eretan Atas: Eretan ini terletak diatas eretan
melintang. Eretan atas ini arah gerkannya sama
dengan eretan bawah,namun eretan atas ini
dapat diputar mendatar sebesar 36 derajat.
Eretan ini biasa digunakan pada saat pembubutan
tirus atau konis (proses pengerucutan material). 
Selain yang ketiga tersebut,dibagian atas Eretan
pembawa juga terdapat satu bagian,yaitu Tool
Post. Tool Post ini berfungsi sebagai tempat
dudukan atau tempat meletakkan pahat bubut
yang akan digunakan dalam pembubutan. 

 Alas Mesin:

Alas mesin berfungsi untuk tempat kedudukan


kepal lepas, tempat kedudukan eretan dan tempat
kedudukan penyangga diam.
Demikian bagian-bagian dari mesin yang akan di gunakan dalam
proses pengerjaan material dengan mesin bubut.
2.3 Kegunaan Mesin
Kegunaan dari mesin bubut ini adalah untuk pengerjaan

4
material Panjang (biasanya dalam bentuk silinder), seperti silinder
kayu utuh, untuk pengerjaan pengurangan diameter, membuat
benda yang tirus, membuat alur pada material kerja, memotong
benda kerja, membubut profil pada material kerja, mengkartel
(membuat rigi-rigi pad abenda kerja dengan gigi kartel yang
tersedia) dan membuat ulir sekrup.

BAB 3

METODOLOGI

3.1.ALAT DAN BAHAN


Pada praktikum mesin bubut ini digunakan alat dan bahan sebagai berikut:
Alat:
 Mesin bubut
 Amplas
 Jangka sorong
 Penggaris
 Kuas

Bahan:
 Spesimen alumunium berbentuk silindris dengan panjang × dan diameter ×

3.2.PROSES PENGERJAAN
Pada praktikum mesin bubut ini dilakukan pengerjaan sebagai berikut:
1. Mengecek kelengkapan atribut untuk melakukan praktikum
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

5
3. Memahami gambar kerja yang telah disiapkan
4. Mengukur panjang spesimen dengan penggaris dan diameter dengan jangka
sorong
5. Memasang mata pahat dan memastikannya tegak lurus dan benar
6. Menjepit spesimen pada mesin bubut
7. Mencari titik acuan panjang dan diameter pada spesimen
8. Maka dilakukan pengikisan spesimen sedalam 0.5mm sebanyak 10 kali agar
dapat mengurangi diameter spesimen dari 25mm menjadi 20mm di sepanjang
200mm pada batang.
9. Melakukan pengurangan diameter sebanyak 2.5mm menjadi 17.5mm sepanjang
160mm dihitung dari ujung kanan spesimen.Pengikisan dilakukan sedalam
0.5mm sebanyak 5 kali.
10. Melakukan pengurangan diameter sebanyak 2.5mm menjadi 15mm sepanjang
120mm dihitung dari ujung kanan spesimen.Pengikisan dilakukan sedalam
0.5mm sebanyak 5 kali.
11. Melakukan pengurangan diameter sebanyak 2.5mm menjadi 12.5mm sepanjang
80mm dihitung dari ujung kanan spesimen.Pengikisan dilakukan sedalam
0.5mm sebanyak 5 kali.
12. Melakukan pengurangan diameter sebanyak 2.5mm menjadi 10mm sepanjang
40mm dihitung dari ujung kanan spesimen.Pengikisan dilakukan sedalam
0.5mm sebanyak 5 kali.
13. Membuat kikisan sehingga spesimen berdiameter 15mm pada perbatasan antara
spesimen yang berdiameter 20mm dan 17.5mm sepanjang 5mm di spesimen
yang berdiameter 17.5mm
14. Membuat kikisan sehingga spesimen berdiameter 12.5mm pada perbatasan
antara spesimen yang berdiameter 17.5mm dan 15mm sepanjang 5mm di
spesimen yang berdiameter 15mm
15. Membuat kikisan sehingga spesimen berdiameter 10mm pada perbatasan antara
spesimen yang berdiameter 15mm dan 12.5mm sepanjang 5mm di spesimen
yang berdiameter 12.5mm
16. Membuat kikisan sehingga spesimen berdiameter 7.5mm pada perbatasan antara
spesimen yang berdiameter 12.5mm dan 10mm sepanjang 5mm di spesimen
yang berdiameter 10mm
17. Mengamplas permukaan spesimen selama 30 menit sehingga permukaannya
halus
Mesin dibersihkan menggunakan kuas dari serpihan spesimen.

6
LAPORAN PRAKTIKUM BUBUT HARI 2

Setelah pada hari pertama batang logam sudah dikurangi diameternya menjadi
20 mm, di hari kedua ini dilanjutkan pekerjaan yaitu menjadikan logam memiliki
ukuran sesuai dengan yang diberikan oleh pembimbing. Ukurannya yaitu batang logan
sepanjang 200 mm dibagi menjadi lima. Bagian pertama yaitu batang dengan panjang
40 mm memiliki diameter 20 mm, bagian kedua yaitu batang dengan panjang 40 mm
memiliki diameter 17,5 mm, bagian ketiga yaitu batang dengan panjang 40 mm
memiliki diameter 15 mm, bagian keempat yaitu batang dengan panjang 40 mm
memiliki diameter 12,5 mm, dan bagian kelima yaitu batang dengan panjang 40 mm
memiliki diameter 10 mm. Langkah pertama yang dilakukan yaitu mencari titik 0 untuk
panjang dan titik 0 untuk diameter pada batang. Lalu diameter batang dikurangi pada
bagian kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Faktor keamanan dalam mesin bubut yaitu
0,5 mm. Jadi di klakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Diameter logam pada saat ini
yaitu panjang 40 mm dengan diameter 20 mm, dan panjang 160 mm dengan diameter
17,5 mm. Selanjutnya yang dilakukan yaitu mengurangi panjang logam pada bagian
ketiga, keempat, dan kelima. Diameter yang dikurangi yaitu dari 17,5 mm menjadi 15
mm. Caranya tetap sama yaitu mengurangi 0,5 mm dan mengulanginya sebanyak 5 kali
karena faktor keamanan. Sekarang ukuran batang logam yaitu panjang 40 mm dengan
diameter 20 mm, panjang 40 mm dengan diameter 17,5 mm, dan 120 mm panjang

7
dengan diameter 15 mm. Selanjutnya diameter batang logam dikurangi pada bagian
keempat dan kelima dari 15 mm menjadi 12,5 mm. Caranya tetap sama yaitu dengan
melakukan pengurangan 0,5 mm dan diulang sebanyak 5 kali karena adanya faktor
keamanan. Sekarang ukuran batang logam yaitu panjang 40 mm dengan diameter 20
mm, panjang 40 mm dengan diameter 17,5 mm, panjang 40 mm dengan diameter 15
mm, dan panjang 80 mm dengan diameter 12,5 mm. Langkah terakhir pada hari kedua
yaitu mengurangi bagian kelima batang dari 12,5 mm menjadi 10 mm dengan cara
mengurangi 0,5 mm dan diulang sebanyak 5 kali karena faktor keamanan. Batang logam
sekarang telah memiliki spesifikasi yaitu bagian pertama dengan panjang 40 mm dan
diameter 20 mm, bagian kedua dengan panjang 40 mm dan diameter 17,5 mm, bagian
ketiga dengan panjang 40 mm dan diameter 15 mm,bagian keempat dengan panjang 40
mm dan diameter 12,5 mm, bagian kelima dengan panjang 40 mm dan diameter 10
mm. Hasil dari hari ini bisa di lihat pada gambar 2.1 pada bagian lampiran laporan ini.

LAPORAN PRAKTIKUM BUBUT HARI 3

Pada hari ke 3 dilanjutkan dengan membuat pola pada material


kerja. Sebelum praktikum ke 3 dilaksanakan material harus di siapkan
dengan di letakkan pada Kepala Tetap pada mesin bubut sedemikian
rupa sehingga material yang ingin dikerjakan tidak bisa bergerak
selain saat diputar oleh mesin, hal ini dilakukan agar saat pengerjaan
material tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti salah pola
ataupun pengirisan material tidak rata. Setelah ujung material yang
diameter nya tidak di reduksi terpasang pada Kepala Tetap/Head
Stock mesin bubut, ujung yang lainnya (yang telah di lubangi untuk
tempat pemasangan Kepala Lepas/ Tail Stock) di apit atau di tekan
dengan Kepala Lepas/Tail Stock, hal ini dilakukan supaya saat
material di putar tidak bergerak saat di dekatkan dengan mata
pengiris mesin dan membuat pola yang tidak simetris atau tidak
sejajar. Setelah material di apit oleh Kepala Tetap/Head Stock dan

8
Kepala Lepas/Tail Stock dan dipastikan dapat berputar sesuai sumbu,
di cari lah titik atau awal mula penyayatan kedalaman material pada
perbatasan segmen pertama (segmen yang ada pada sebelah kanan
ujung yang diameternya tidak di reduksi) dan segmen kedua (segmen
yang terletak disbelah kanan segmen pertama), setelah
ditemukannya titik 0 kedalaman, mulai lah reduksi diameter dengan
cara pengirisan material saat material tersebut diputar pada
sumbunya, untuk pola pertama yang terbuat nanti harus berdiameter
15 mm, untuk pola kedua harus berdiameter 12.5 mm, untuk pola
ketiga harus berdiameter 10 mm dan untuk pola ke empat (terakhir)
harus berdiameter 7.5 mm saat diukur setelah pengerjaan. Untuk
lebih aman dan lebih akurat hasil pengurngan diameternya, sebelum
pegurangan diameter terakhir, dilakukan pengukuran diameter, dan
lihat kurang berapa milimeter untuk mencapai diameter pola yang
diinginkan. Setelah membuat 4 pola pada perbatasan segmen,
material harus di haluskan dengan menggunakan kertas amplas.
Proses penghalusan ini dilakukan dengan menaruh amplas melingkari
hingga menyentuh diameter material, lalu mesin di jalankan, saat
material diputar oleh mesin, amplas di seratkan ke material agar
kekasarannya bisa di haluskan. Penggunaan amplas untuk
menghaluskan segmen adalah amplas yang bernilai 80,dan untuk
meghaluskan pola pada perbatasan segmen digunakan amplas
bernilai 120. Material di haluskan hingga tidak ada bagian yang kasar.
Hasil dari praktikum ini dapat di lihat pada gambar 3.2 pada bagian
lampiran laporan ini.

BAB 4

HASIL PRAKTIKUM

4.1 ANALISA HASIL PRAKTIKUM


1. Pada pengukuran diameter dengan jangka sorong,sering kali mendapatkan hasil
yang kurang akurat.

9
2. Dikarenakan penempatan mata pisau pahat yang kurang tegak lurus maka hasil
kikisan kurang rata.

BAB 5

KESIMPULAN

Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas atau mesin produksi.
Prinsip kerja pada proses bubut adalah proses penghilangan bagian dari benda kerja

10
untuk memperoleh bentuk tertentu melalui proses pemakanan, penyetelan, facing, dan
lain-lain. Di sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan
dengan dilakukannya proses pemakanan permukaan oleh pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Praktikum ini juga menerapkan
dasar-dasar pengukuran menggunakan jangka sorong.
Hasil benda kerja yang dihasilkan mesin ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan
yang dijalankan. Semakin pelan kecepatanya maka benda yang dihasilkan akan semakin
halus dan rapi namun memerlukan waktu kerja yang lama, dan semakin cepat
kecepatannya maka benda yang dihasilkan akan tidak rapi dan halus namun waktu kerja
yang dibutuhkan hanya sebentar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hestanto. “Teori Dasar Mesin Bubut”.


https://www.hestanto.web.id/teori-dasar-mesin-bubut/ (11
Oktober 2019/ 11.12 WIB)

11
LAMPIRAN GAMBAR

Proses kerja material hari pertama:

12
13
(a) (b)
Gambar 1.1 Proses penyayatan material (a) proses
pengurangan diameter (b)

Gambar 1.2 Hasil pengerjaan hari


pertama

Proses kerja Hari kedua:

Gambar 2.1 Hasil penyayatan material hari kedua

14
Gambar 2.2 Mata potong
yang digunakan saat penyayatan material

Proses kerja hari ketiga:

15
Gambar 3.1 Proses penghalusan material

Gambar 3.2 Hasil pembuatan pola dan penghalusan material

16

Anda mungkin juga menyukai