Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

ELEKTRONIKA DISKRIT

IC REGULATOR

Dosen Pembimbing:

Torib Hamzah, S.Pd., M.Pd

Abdul Kholiq, S.ST, MT

Disusun Oleh :

Isthiaiyatul Mamudah

P27838018016

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK


TAHUN AJARAN 2018/2019

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik yang dioperasikan dengan cara
mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer,
peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Alat-alat yang menggunakan
dasar kerja elektronika ini disebut sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Komponen
elektronika berupa sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian
elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya.
Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat atau berfungsi mengubah suatu
besaran optik (cahaya) menjadi besaran elektrik. Salah satu jenis sensor cahaya adalah
photoconductive yaitu sensor cahaya yang dapat mengubah perubahan besaran optik (cahaya)
menjadi perubahan nilai resistansi. Contoh sensor cahaya jenis photoconductive adalah LDR,
photodiode, phototransistor.

1.2 Batasan Masalah


Dapat mengetahui apa itu photodioda dan infrared, fungsi, prinsip kerja serta bagaimana cara
merangkai photodiode dan infrared.

1.3 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan photodiode dan infrared?
b. Bagaimana prinsip kerja photodioda dan infrared?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
a. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik infrared dan photodiode.
b. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi infrared dan photodiode.
c. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja infrared dan photodiode.
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui rusak atau tidaknya infrared dan photodiode.
b. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian dengan menggunakan infrared dan photodiode.

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, fungsi, cara kerja dan karakteristik infrared dan
photodiode.
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa mampu merangkai rangkaian dengan menggunakan infrared dan photodiode
serta menentukan baik buruknya suatu infrarared dan photodiode dengan menggunakan
multimeter
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Infrared


LED infrared merupakan salah satu jenis LED (light emiting diode) yang dapat memancarkan
cahaya infrared yang tidak kasat mata. Cahaya infra merah merupakan gelombang cahaya yang
berapa pada spektrum cahaya tak kasat mata. LED infra merah dapat memacarkan cahaya infra
merah pada saat dioda LED ini diberikan tegangan bias maju pada anoda dan katodanya. LED infra
merah ini dapat memancarkan gelombang cahaya infra merah karena dibuat dengan bahan khusus
untuk memendarkan cahaya infra merah. Sinar infrared terdapat pada pada cahaya api, cahaya
matahari, radiator kendaraan, atau pantulan jalan aspal yang terkena panas. Namun sekarang, sinar
infrared dapat dihasilkan dari LED infrared.

Bahan pembuatan LED infra merah tersebut adalah bahan galium arsenida (GaAs). Secara
teoritis LED infra merah mempuyai panjang gelombang 7800 Å dan mempunyai daerah frekuensi
3.104 sampai 4.104 Hz. Dilihat dari jangkah frekuensi yang begitu lebar, infra merah sangat
fleksibel dalam penggunaanya. LED ini akan menyerap arus yang lebih besar dari pada dioda biasa.
Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar daya pancarnya dan semakin jauh jarak
sapuannya.

Gambar 2.1 Infrared


(Sumber : https://rayendente.wordpress.com/2015/03 /26/sensor-inframerah/ )

2.1.1 Prinsip Kerja Infrared


Prinsip kerja sinar infrared yaitu sistem sensor infrared pada dasarnya menggunakan
infrared sebagai media untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan
bekerja jika sinar infrared yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan
sinar infrared tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima. Pemancar pada sistem ini tediri
atas sebuah LED infrared yang dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data
untuk dikirimkan melalui sinar inframerah, sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat
fototransistor atau fotodioda, yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan
oleh pemancar. Keuntungan atau manfaat dari sistem ini dalam penerapannya sebagai
pengendali jarak jauh dan terdapat pada remote control.

2.2 Pengertian Photodiode


Photodiode adalah suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah kalau cahaya yang jatuh
pada dioda berubah-ubah intensitasnya. Dalam gelap nilai tahanannya sangat besar hingga praktis
tidak ada arus yang mengalir. Semakin kuat cahaya yang jatuh pada dioda maka makin kecil nilai
tahanannya, sehingga arus yang mengalir semakin besar. Jika photodiode persambungan p-n
bertegangan balik disinari, maka arus akan berubah secara linier dengan kenaikan fluks cahaya yang
dikenakan pada persambungan tersebut. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan
mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh photodiode ini mulai dari
cahaya inframerah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Aplikasinya diterapkan pada
sensor penerima yang menempel di alat elektronik seperti televisi.

Gambar 2.2 Photodiode


(Sumber : https://ryankudeta.wordpress.com/2012/12 /17/pengertian-photodioda/ )

2.2.1 Fungsi Photodiode


Photodiode punya banyak fungsi. Beberapa diantaranya adalah untuk membuat robot
seperti line follower, alat-alat medis, scanner barcode, sensor cahaya kamera, peralatan
keamanan, dan masih banyak lagi lainnya. Itulah sebab mengapa komponen yang satu ini
banyak dicari untuk diimplementasikan ke dalam rangkaian-rangkaian tersebut.
2.2.2 Prinsip Kerja Photodiode
Photodiode terdiri dari satu lapisan tipis semikonduktor tipe-N yang memiliki
kebanyakan elektron dan satu lapisan tebal semikonduktor tipe-P yang memiliki kebanyakan
hole. Lapisan semikonduktor tipe-N adalah Katoda sedangkan lapisan semikonduktor tipe-P
adalah anoda.
Saat photodiode terkena cahaya, foton yang merupakan partikel terkecil cahaya akan
menembus lapisan semikonduktor tipe-N dan memasuki lapisan semikonduktor tipe-P. Foton-
foton tersebut kemudian akan bertabrakan dengan elektron-elektron yang terikat sehingga
elektron tersebut terpisah dari intinya dan menyebabkan terjadinya hole. Elektron terpisah
akibat tabrakan dan berada dekat persimpangan PN (PN junction) akan menyeberangi
persimpangan tersebut ke wilayah semikonduktor tipe-N. Hasilnya, Elektron akan bertambah di
sisi semikonduktor N sedangkan sisi semikonduktor P akan kelebihan hole. Pemisahan muatan
positif dan negatif ini menyebabkan perbedaan potensial pada persimpangan PN. Ketika kita
hubungkan sebuah beban ataupun kabel ke katoda (sisi semikonduktor N) dan anoda (sisi
semikonduktor P), elektron akan mengalir melalui beban atau kabel tersebut dari katoda ke
anoda atau biasanya kita sebut sebagai aliran arus listrik.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


a. Infrared.
b. Photodioda.
c. Resistor.
d. Potensiometer.
e. Projectboard.
f. Power supply.
g. Multimeter.

3.2 Langkah Percobaan


a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Menyusun rangkaian infrared dan photodioda.
c. Memberi catu daya pada rangkaian.
d. Mengukur tegangan pada R1, R2, R3, infrared dan photodioda.
e. Mengambil suatu kesimpulan mengapa hal tersebut dapat terjadi.

3.3 Tabel Pengamatan

6 VD C 6 VD C

R 3
220 O H M R 1
47K O H M

R 2
V ?
PO T

D 1
D 2
IR
P H O T O D IO D A
Gambar 3.1 Rangkaian Infrared dan Photodioda

Tabel 3.1 Tabel Pengamatan Infrared dan Photodioda

No. Potensiomete Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan


r
R1 R2 R3 Infrared Photodiode

1. 0 3,8 V 0,04 V 5V 1,2 V 0,04 V

2. 5K 0,17 V 4V 5V 1,2 V 0,13 V

3. 10 K 0,09 V 4V 5V 1,2 V 0,16 V

6 VD C 6 VD C

220 O H M R 1

D 2
P H O T O D IO D A

R 2
V ?
PO T

D 1 R 3

IR 47K O H M

Gambar 3.2 Rangkaian Infrared dan Photodioda

Tabel 3.2 Tabel Pengamatan Infrared dan Photodioda

No. Potensiometer Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan

R1 R2 R3 Infrared Photodiode
1. 0 3,8 V 0,04 V 3,4 V 1,2 V 2V

2. 5K 0,17 V 4V 1,8 V 1,2 V 3,6 V

3. 10 K 0,09 V 4V 1,6 V 1V 3,6 V


BAB 4
ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1 Analisis
Pada praktikum pertama, semakin besar resistansi pada resistor potensiometer maka tegangan
output hasil pembagian tegangan juga semakin besar. Semakin besar tegangan maka LED inframerah
menyala semakin terang meskipun tidak dapat dilihat secara langsung. Dengan pemasangan LED
inframerah yang sejajar dengan photodiode ditambah LED inframerah menyala maksimal, maka
photodhiode dapat menangkap banyak cahaya inframerah. Banyaknya cahaya inframerah yang dapat
ditangkap menyebabkan semakin besar pula arus dan tegangan yang dihasilkan oleh photodiode
sehingga lampu LED dapat menyala. Sedangkan pada praktikum kedua, semakin besar resistansi
pada resistor potensiometer maka tegangan output hasil pembagian tegangan semakin kecil sehingga
LED inframerah menyala redup bahkan mati. Pemasangan photodiode pada praktikum kedua juga
berbeda, tidak sejajar. Hal ini menyebabkan photodiode tidak dapat menangkap cahaya dari LED
inframerah dengan maksimal sehingga photodiode tidak dapat menghasilkan tegangan bahkan tidak
dapat menghasilkan arus dan tegangan. Hal tersebut menyebabkan lampu LED menyala redup atau
bahkan tidak menyala.

4.2 Kesimpulan
Dari praktikum tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa LED inframerah dan photodiode
saling bekerja sama. Jika inframerah mendapatkan tegangan dan mengeluarkan cahaya yang tidak
terlihat oleh mata. Dalam praktikum ini, cahaya inframerah ditangkap oleh photodiode dan
selanjutnya diubah menjadi arus dan tegangan yang dapat menyalakan indikator lampu LED.
DAFTAR PUSTAKA

[1.] No Name. 2015. “Spektrum Cahay LED Infra Merah (Infra Red LED)”.
http://elektronika-dasar.web.id/spektrum-cahaya-led-infra-merah-infra-red-led/
Diakses pada: 2 Desember 2018
[2.] Ridwan, Faisal. 2016. “Makalah Sensor dan Transduser Sensor Cahaya, Suhu dan Mekanik”.
http://anakteknikkeras.blogspot.com/2016/11/makalah-sensor-dan-transduser-sensor.html
Diakses pada: 2 Desember 2018
[3.] Riko. 2013. “Percobaan Photodioda”.
http://rikosibigo.blogspot.com/2013/04/percobaan-photodioda.html
Diakses pada: 2 Desember 2018
LAMPIRAN

1. FOTO PRAKTIKUM
2. LAPORAN SEMENTARA
FOTO PRAKTIKUM

GAMBAR KETERANGAN

Anda mungkin juga menyukai