Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad rinaldo

NIM : 1804112542
Kelas : Ilmu Kelautan A

Bunyi dan Cahaya di Dalam Laut

Bunyi/suara merupakan gelombang longitudinal yang merambat melalui medium.


Medium atau zat perantaranya dapat beruda gass, zat padan dan zat cair. Bunyi mempunyai
cepat rambat yang terbatas, bunyi juga membutuhkan waktu untuk berpindah. Cepat rambat
bunyi lebih kecil dibandingankan dengan cepat rambat cahaya.
Di dalam laut, suara merambat melalui medium air. Bunyi merambat lebih lambat jika suhu
dan tekanan udara lebih rendah. Di air kecepatannya 5.200 km/jam, lebih cepat dibandingan
dengan cepat rambat di udara. Jika dibandingkan dengan cepat rambat di udara, di laut
kecepatannya lebih cepat 4x, hal ini diakibatkan karena partikel air laut lebih rapat
dibandingkan dengan di udara yang lebih renggang.

Kecepatan Suara

Kecepatan suara tergantung suhu, salinitas, tekanan, musim, dan lokasi.

Rumus empiris kecepatan suara

Semakin jauh suara dari sumber suara, maka kegiatan echo akan mengalami perubahan dari
segi ruang dan waktu. Kecepatan rambat suara bergantung pada kompressibilitas dan
densitas. Di dalam laut K dan ρ bergantung pada S, T, dan tekanan

Bila suhu naik, maka densitas menurun dan kecepatan rambat suara meningkat, maka makin
tinggi suhu, makin cepat rambat suara.

Di lapisan permukaan, pertambahan C akibat kenaikan suhu adalah 3 m/sec/oC

Mengukur Kedalaman Laut (Sistem Sonar)

Cara kerja manusia untuk mengukur kedalaman laut dengan menggunakan system sonar
adalah sebagai berikut :
 Sebuah kapal dilengkapi dengan piranti berupa Echo Sounder dan Hidrofon.
 Echo Sounder mengeluarkan bunyi dengan frekuensi tinggi diarahkan pada dasar laut.
 Gelombang bunyi akan merambat hingga sampai di dasar laut, setelah itu akan
dipantulkan kembali ke kapal sebagai bunyi gema (echo).
 Bunyi gema (echo) ditangkap kembali oleh kapal melalui piranti Hidrofon.
 Pengamat mengukur waktu yang dibutuhkan oleh bunyi sejak pertama kali
dikeluarkan dari Echo Sounder hingga bunyi echo tertangkap oleh hidrofon.

Sound Channel

Kanal Suara SOFAR adalah lapisan di lautan, sekitar kedalaman 1 km, yang agak
terisolasi dari luar. Suara yang dihasilkan pada kedalaman ini cenderung untuk berada pada
jarak jauh tanpa mendapatkan jumlah yang signifikan ke permukaan. Demikian juga, suara
yang dibuat pada permukaan (dari kapal dan gelombang) tidak mudah masuk ke kanal suara.

Asal usul kanal suara adalah cara kecepatan suara bervariasi dalam air pada kedalaman.
Bertentangan dengan  kecepatan suara berkurang dengan penurunan suhu air, sekitar 5 meter
per detik per derajat C. Jika efek ini mendominasi, semakin dalam, kecepatan suara semakin
lambat akan pergi. Namun ada efek kontra. Kecepatan suara meningkat dengan
tekanan. (Pengaruh tekanan lebih penting daripada efek salinitas, dimana Efek salinitas hadir
hanya di air yang relatif dangkal..) Pada kedalaman sekitar 1 km, efek tekanan mengatasi
efek temperatur, dan ada minimum dalam kecepatan suara.

Cahaya
Cahaya adalah bagian dari gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, infra merah, ultraviolet, sinar X dan sinar gamma. Cahaya bergerak dengan
kecepatan kurang lebih  3 X 108 ms-1 dalam ruang hampa. Ketika di dalam air laut kecepatan
cahaya berkurang menjadi 2,2 X 108 ms-1. Bila cahaya masuk ke dalam air maka
intensitasnya akan berkurang secara eksponensial terhadap jarak dari titik sumber. Cahaya
dapat diukur dengan menggunakan beberapa alat yaitu beam transmissometer, irradiance
meter dan turbiditas meter atau nephelometer.

Semakin dalam suatu perairan tentunya semakin sedikit cahaya yang masuk. Lapisan laut
dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan itensitas cahayanya.

1.      Daerah fotik yaitu daerah yang terkena cahaya matahari cukup untuk produksi
fotosintesis. Biasanya mencapai kedalaman 200 m.
2.      Zona disphotic  yaitu daerah antara zona fotik dan afotik dimana cahayanya seperti senja
di daratan. Daerah berada di kedalaman 200-1000m.

3.      Zona afotik yaitu daerah yang tidak terkena cahaya sehingga sangat gelap dan tidak
cukup untuk produksi fotosintesis dan  memenuhi kebutuhan respirasi. Berada kedalaman
lebih dari 1000 m

Cahaya matahari terdiri dari tujuh warna (merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila,
violet). Masing-masing warna memiliki panjang gelombang yang berbeda. Hal ini
berpengaruh pada kemampuan cahaya untuk menembus air.

Cahaya warna merah mampu terserap pada kedalam kurang dari 20 meter, lebih dari
itu warna merah tidak lagi nampak. Disinilah muncul kegelapan warna merah. Sebagai
contoh, ada seorang penyelam yang terluka dan berdarah di kedalaman 25 meter maka darah
yang terlihat bukan lagi berwarna merah melaikan warna hitam. Ini dikarenakan warna merah
sudah tidak mampu menembus kedalaman tersebut.
Cahaya warna oranye terserap pada kedalaman sekitar 30 meter, setelah ada
kegelapan warna merah maka dibawahnya ada kegelapan warna oranye. Cahaya warna
kuning dapat terserap pada kedalam sekitar 50 meter. Cahaya warna hijau dapat terserap pada
kedalaman sekitar 100 meter. Pada kedalaman 200 meter cahaya warna biru terserap dan
begitu seterusnya.
Cahaya warna merah mampu terserap pada kedalam kurang dari 20
meter, lebih dari itu warna merah tidak lagi nampak. Disinilah muncul
kegelapan warna merah. Sebagai contoh, ada seorang penyelam yang terluka
dan berdarah di kedalaman 25 meter maka darah yang terlihat bukan lagi
berwarna merah melaikan warna hitam. Ini dikarenakan warna merah sudah
tidak mampu menembus kedalaman tersebut.
Cahaya warna oranye terserap pada kedalaman sekitar 30 meter, setelah ada
kegelapan warna merah maka dibawahnya ada kegelapan warna oranye. Cahaya warna
kuning dapat terserap pada kedalam sekitar 50 meter. Cahaya warna hijau dapat terserap pada
kedalaman sekitar 100 meter. Pada kedalaman 200 meter cahaya warna biru terserap dan
begitu seterusnya.
Plankton, biota laut lainnya serta zat organic terlarut yang dalam istilah Jerman
disebut gelbstoff. Materi – materi inilah yang menyebabkan penyerapan cahaya matahari
sehingga hanya menyisakan warna “dark blue” pada lautan. Selain penyerapan atau adsorpsi
cahaya, warna laut juga disebabkan oleh penghamburan cahaya oleh makhluk – makhluk
mikro di laut seperti fitoplankton (tumbuhan sangat kecil) dan zooplankton (hewan sangat
kecil). Semua faktor tersebutlah yang menyebabkan warna laut menjadi biru cerah kehijauan
di daerah perairan laut tropis termasuk di Indonesia. Cahaya matahari yang berlimpah dan
iklim panas sangat baik bagi pertumbuhan plankton, dan hal ini lebih menguatkan lagi untuk
pembentukan warna cerah kehijauan di laut. Pantulan dari langit sebenarnya juga berperan
tetapi hanya berperan kecil.

Aplikasi Gelombang Cahaya dan Bunyi

 Mesin Fotokopi
 Bandul Timah untuk Mengukur Kedalaman Laut
 Pengukuran dasar laut dengan menggunakan alat gema suara yaitu echo sounder dan
hidrofon
 Laser

Anda mungkin juga menyukai