Anda di halaman 1dari 7

Nama : Novita Sari Pardede

NIM : P07520219070
Kelas : 1B DIV Keperawatan
Mata Kuliah : Patologi

ASUHAN KEPERAAWATAN KELAINAN SIRKULASI


TUBUH ASAM BASA

Pengertian Kelainan Sirkulasi


Sistem sirkulasi darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dalam
dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Sistem
sirkulasi dibagi dalam dua bagian besar yaitu sistem kardiovaskular (peredaran darah) dan sistem
limfatik. Kelainan pada Sistem Peredaran Darah Manusia adalah kelainan atau penyakit yang terjadi
pada sistem peredaran atau sirkulasi darah manusia baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun
faktor eksternal.
Kelainan Sirkulasi, Cairan Tubuh, dan Asam Basa
a. Hyperaemia / Congestion / Pembendungan
Kongesti/ hiperemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan di dalam
pembuluh darah pada daerah tertentu. Daerah dimana terjadi kongesti biasanya berwarna merah atau
ungu, hal ini terjadi karena bertambahnya darah di dalam jaringan. Secra mikroskopis kapiler-kapiler
dalam jaringan hyperemia melebar dan penuh berisi darah.
Pada dasarnya terdapat dua mekanisme dimana kongesti dapat timbul:
a. Kenaikan jumlah darah yang mengalir ke daerah
b. Penurunan jumlah darah yang mengalir dari daerah

Kongesti Aktif
Jika aliran darah bertambah dan menimbulkan kongesti. Hal ini artinya ada lebih banyak darah yang
mengalir ke daerah itu dari biasanya.

Kongesti pasif
Tidak menyangkut kenaikan jumlah darah yang mengalir ke suatu daerah, tetapi lebih merupakan
suatu gangguan aliran darah dari daerah itu.
Berdasarkan waktu serangannya, kongesti pasif dibagi 2, yaitu :
a. Kongesti pasif akut : berlangsung singkat, tidak ada pengaruh pada jaringan yang terkena.
b. Kongesti pasif kronis : berlangsung lama, dapat terjadi perubahan- perubahan yang permanen pada
jaringan, terjadi dilatasi vena.
Contoh kongesti pasif adalah varises.
a. Menurut timbulnya, maka hiperemi dibedakan atas:
1) Hiperemi akut, tidak ada perubahan yang nyata
2) Hiperemi kronik, biasanya diikuti oleh oedem, atrofi dan degenerasi kadang-kadang sampai
nekrosis atau terjadi juga proliferasi jaringan ikat.
Jenis Hiperemi yang lain adalah
a. Hiperemi aktif, yang terjadi karena jumlah darah arteri pada sebagian tubuh bertambah, biasanya
terjadi secara akut.
b. Hiperemi pasif, terjadi karena jumlah darah vena atau aliran darah vena berkurang dan terjadinya
dilatasi pembuluh vena dan kapiler.hiperemi jenis ini biasanya kronik tetapi dapat juga terjadi secara
akut.
b. Edema
Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau di dalam
berbagai rongga tubuh.
Patogenesis Edema:
1. kenaikan permeabilitas pembuluh darah.
2. obstruksi saluran limfe

Etiologi edema ada beberapa, yaitu:


1. Tekanan hidrostatik
2. Obstruksi saluran limfe
3. Kenaikan permeabilitas dinding pembuluh
4. Penurunan konsentrasi protein
Dalam edema, cairan yang tertimbun digolongkan menjadi 2, yaitu :
1. Transudat : yaitu cairan yang tertimbun di dalam jaringan karena bertambahnya
permeabilitas pembuluh terhadap protein.
2. Eksudat : yaitu cairan yang tertimbun karena alasan-alasan lain dan bukan akibat dari
perubahan permeabilitas pembuluh.

Macam-macam oedema: Oedema ada yang setempat dan ada juga yang menyeluruh atau
umum disebut oedema anasarka. Jenis oedema:
1. Pitting oedema
2. Non pitting oedema

c. Perdarahan
Perdarahan adalah keluarnya darah dari sistem kardiovaskuler, disertai penimbunan dalam
jaringan atau ruang tubuh atau disertai keluarnya darah dari tubuh. Misalnya : hemoperikardium,
hemotoraks, hemoperitoneum, hematosalping.
Hemorhagi dapat terjadi karena darah keluar dari susunan kardiovaskuler atau karena diapedesis
(artinya eritrosit keluar dari pembuluh darah yang tampak utuh).

1. Tempat terjadinya perdarahan :


a. Kulit, dapat berupa:
1) Petechiae, yaitu perdarahan kecil-kecil bidawah kulit yang terjadi secara spontan, biasanya pada
kapiler-kapiler.
2) Echymosis, yaitu perdarahan yang lebih besar dari petechiae, yang terjadi secara Spontan.
3) Purpura, yaitu perdarahan yang berbentuk bercak, basarnya bercak antara petechiae dan echymosis.
b. Mukosa
c. Serosa
d. Selaput rongga sendi

2. Perdarahan mempunyai nama tersendiri tergantung lokasi :


a. Hematoma, yaitu penimbunan darah setempat, diluar pembuluh darah, biasanya telah membeku,
sering menonjol seperti suatu tumor pada suatu jaringan.
b. Apopleksi, yaitu penimbunan darah yang dihubungkan dengan perdarahan otak.
c. Hemoptysis, yaitu perdarahan pada paru-paru atau salurannya kemudian dibatukkan keluar.
d. Hematemesis, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui muntah (muntah darah).
e. Melena, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui anus sehingga feces berwarna hitam
Etiologi perdarahan
a. Kerusakan pembuluh darah
b. Trauma
c. Proses patoloogik
d. Penyakit yang berhubungan dengan gangguan pembekuan darah.
e. Kelainan pembuluh darah.
3. Perdarahan dapat bersifat local atau sistemik
a. Perddarahan local
Tergantung lokasi perdarahan, bila lokasinya tidak vital maka tidak tampak gejala (tidak penting),
sedangkan bila lokasinya vital, seperti pada:
1) Medulla oblongata, akan timbul kematian.
2) Otak, mengganggu fungsi otak sehingga dapat terjadi kelumpuhan.
3) Rongga pleura, mengakibatkan volume paru mengecil
b. Perdarahan sistemik
Tergantung dari cepat dan banyaknya perdarahan. Bila akut dan banyak maka dapat menyebabkan
kollaps sehingga semua organ tubuh akan iskhemi dan tampak pucat.

d. Thrombosis
Trombosis adalah proses proses pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam sistemVaskuler
(pembuluh darah atau jantung) pada manusia. Trombosis ini memiliki nilai pentingdalam kasus
perdarahan. Koagulum darah (thrombus) adalah suatu massa yang tersusun dariunsur-unsur darah
didalam pembuluh darah. Thrombus dapat merupakan sumbatanhemostatis yang efektif yang terbukti
membahayakan.

Etiologi Trombus
Ada tiga keadaan dasar yang menyebabkan terbentuknya bekuan (trombus):
1. Kelainan dinding dan lapisan pembuluh darah/ perubahan pada permukaan endotelpembuluh
darah :Aterosklerosis (penyakit pada lapisan dan dinding atreri yang menyebabkantidak rata dan
menebal. Arteri darah merupakan aliran tekanan tinggidengan kecepatan tinggi, berdinding agak tebal
dan tidak mudah berubahbentuk)Poliarteritis nodosaTrombophlebitis2.
2. Kelainan aliran darah/perubahan pada aliran darah :Bila aliran darah berubah, misalnya menjadi
lambat maka trombosit akan menepisehingga mudah melekat pada dinding pembuluh darah.
Perubahan ini lebih seringterjadi pada Vena/flebotrombosis (aliran darah vena merupakan aliran
bertekananrendah dan kecepatannya relatif rendah dan dindingnya tipis, sehingga mudahberubah
bentuk) . Trombus sering terjadi pada : Varices dan vena yang terbendungakibat penekanan tumor.
3. Peningkatan daya koagulasi darah/ perubahan pada konstitusi darah :Perubahan dalam jumlah dan
sifat trombosit dapat mempermudah trombosis olehkarena terjadi hiperkoagulasi sehingga trombosit
mudahg melekat :Infark paruTumor ganas (terbentuk tromboplastin)Trombophlebitis.
Akibat Trombus :
1. Pada Trombosis Arteri : Jika arteri tersumbat oleh thrombus maka jaringan yangdisuplai oleh arteri
itu akan kehilangan suplai darah yang menyebabkan kelainanfungsi jaringan sampai kematian.
2. Pada Trombosis Vena : akibat dari trombus vena agak berlainan, karena sistem venamempunyai
saluran anastomosis sehingga Jika salah satu vena tersumbat, makadarah masih bisa menemukan jalan
kembali ke jantung melalui saluran tadi. Hanya jika vena yang sangat besar yang tersumbat barulah
timbul gangguan lokal.
e. Embol
Emboli yaitu suatu benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi
darah. Prosesnya disebut Embolisme. Emboli dapat berasal dari trombus (tromboemboli)
dalam jantung, Trombus dalam vena dan trombus dalam arteri. Embolus dapat berupa :
1. Benda padat yang berasal dari trombus, sel kanker ataupun dari kelompok bakteri dan
jaringan
2. Benda cair yang berasal dari zat lemak maupun cairan amnion ataupun benda
asingyang disuntikkan ke dalam sistim kardiovaskular
3. Benda gas, dapat berasal dari udara, nitrogen dan CO2 Patogenesis, Perjalanan dan
Akibat Emboli
Emboli dalam tubuh terutama berasal dari trombus vena (v. profunda) yang terlepas
danterbawa aliran darah masuk ke Vena Cava kemudian ke jantung kanan. Darah
meninggalkan ventrikel kanan ke cabang utama arteri pulmonalis lalu ke cabang arteri
pulmonalis kanan dankiri sampai ke pembuluh darah yang lebih kecil. Karena keadaan
antomis ini maka emboli yangberasal dari trombus vena berakhir sebagai emboli arteri
pulmonalis.
Emboli yang menyangkut sirkulasi arterial berasal dari bagian kiri sistem sirkulasi.
Emboli arteripaling sering ditemukan berasal dari trombus intrakardium atau dari
thrombus mural dalamaorta.Gelembung gas pada berbagai keadaan dapat menjadi emboli,
keadaan ini dinamakan penyakit Caisson, yang timbul jika seseorang hidup dibawah
tekanan atmosfir yang meningkat sepertidalam perlengkapan menyelam dibawah air
karena makin banyak gas atmosfir yang terlarutdalam darah dan gelembung tersebut
tersangkut dalam mikrosirkulasi, juga dapat vterjadi padakesalahan infuse IV atau
pemasangan kateter.
Akibat-akibat embolus tergantung pada besar dan , jenis embolus, pembuluh darah
yangterkena serta ada tidaknya kolateral, contoh :
 Bila terjadi sumbatan terutama bila trombus yang besar sebagai emboli maka
dapatmenimbulkan kematian mendadak, insufisiensi pembuluh koroner, myocard infark
dan anoksia otak Sebaliknya emboli pada pembuluh darah nyang lebih kecil (emboli
arteripulmonalis) dapat tanpa gejala, perdarahan paru-paru akibat kerusakan vaskuler,
ataunekrosis sebagian paru-paru
 Ada penyebaran sel tumor ganas yang terbawa oleh limfe
 Embolus dapat menyebabkan sarang-sarang infeksi baruPembagian embolus
berdasarkan asalnya :
a. Embolus Vena
b. Emboli Arteri
c. Arteri lemak: terdiri dari butir lemak , cenderung terbentuk di dalam sirkulasi
setelahtrauma (trauma tulang atau trauma jaringan lemak).
d. Emboli Cairan amnion
e. Emboli gas (jarang)

f. Atersklerosis

Keadaan dimana pembuluh arteri mengalami penebalan dan atau pengerasan dindingAda tiga
keadaan yang tercakup :
1. Sklerosis Monckeberg : menyangkut pengendapan garam-garam kalsium dalamdinding
muskuler arteri berukuran sedang. Bentuk ini secara klinis tidak pentingkarena endotel
pembuluh tidak kasar dan lumennya tidak menyempit.
2. Arteriosklerosis : suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada pembuluh arteriyang
mengakibatkan penebalan dan/pengerasan dinding arteri/atreriol. Keadaan inisering terlihat
pada penderita Tekanan Darah Tinggi dan juga berhubungan denganketuaan
3. Aterosklerosis : Merupakan penyakit yang melibatkan aorta, cabang-cabangnya yangbesar
dan arteri ukuran sedang. Aterosklerosis ini tidak melibatkan arteriol dan jugatidak
melibatkan sirkulasi vena.Faktor yang menyokong perkembangan aterosklerosis :
a. Faktor genetik tertentu
b. Kolesterol tinggi
c. Diabetes Mellitus
d. Hipertensi
e. Merokok

g. Dehidrasi
Dehidrasi ialah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai ”output” yang melebihi
”intake” sehingga jumlah air pada tubuh berkurang.
Dehidrasi dapat terjadi karena :
a. Kemiskinan air (water depletion)
b. Kemiskinan natrium (sodium depletion)
c. Water and sodium depletion bersama-sama.

Kekurangan air atau dehidrasi primer :


Terjadi karena masuknya air sangat terbatas, misalnya pada pasien coma yang terus-menerus dan
penderita rabies oleh karena hydrofobia. Gejala-gejala khas pada dehidrasi primer adalah: haus, air
liur sedikit sekali sehingga mulut kering, oliguria, sampai anuri, sangat lemah, timbulnya gangguan
mental seperti halusinasi dan delirium.
Dehidrasi sekunder (sodium defletion)
Dehidrasi yang terjadi karena tubuh kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit. Gejala-
gejala dehidrasi sekunder : nausea, muntah-munyah, kekejangan, sakit kepala, perasaan lesu dan lelah.
Gangguan Keseimbangan Asam Basa
1. Keseimbangan Asam Basa
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh
lainnya. Satuan derajat keasaman adalah pH.
Klasifikasi pH
 pH 7,0 adalah netral
 pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
 pH dibawah 7,0 adalah asam

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam keseimbangan asam basa adalah :


a. Konsentrasi ion hidrogen [H+]
b. Konsentrasi ion bikarbonat [HCO3-]
c. pCO2

2. Definisi Keseimbangan Asam Basa


Asam adalah setiap senyawa kimia yang melepas ion hidrogen kesuatu larutan atau
kesenyawa biasa. Contoh asam klorida ( HCl), hidrogen ( H+) dan ion klorida ( Cl-). asam
karbonat (H2CO3) , H+ dan ion bikarbonat ( HCO3-)
Basa adalah senyawa kimia yang menerima ion hidrogen. Contoh, ion bikarbonat HCO3-,
adalah suatu basa karena dapat menerima ion H+ untuk membentuk asam karbonat (H2CO3).
Demikian juga fospat ( HPO4) suatu basa karena dapat membentuk asam fospat (H2PO4).
Keseimbangan asam-basa adalah mekanisme yang digunakan tubuh untuk menjaga cairan ke
tingkat netral (tidak asam atau basa) sehingga tubuh dapat berfungsi dengan baik.
3. Gangguan Metabolic
a. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH,
darah akan benar-benar menjadi asam. Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan
kedalam 3 kelompok utama:
1) Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu
bahan yang diubah menjadi asam.
2) Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
3) Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
jumlah yang semestinya

Sebab-sebab alkalosis metabolik Kehilangan H dari ECF.


1) Kehilangan melalui saluran cerna (berkurangnya volume ECF)
a. Muntah atau penyedotan nasogastrik
b. Diare dengan kehilangan klorida
2) Kehilangan melalui ginjal
a. Diuretik simpai atau tiazid (pembatasan NaCl + berkurangnya ECF)
b. Kelebihan mineralokortikoid
(1) Hiperaldosteronisme
(2) Syndrom cushing ; terapi kortikosteroid eksogen )
(3) Makan licorice berlebihan
3) Karbenisillin atau penicillin dosis tinggi
Retensi HCO3
1) Pemberian Natrium Bikarbonat berlebihan
2) Sundrom susu alkali (antasid, susu, natrium bikarbonat)
3) Darah simpan (sitrat) yang banyak (>8unit)
4) Alkalosis metabolik hiperkapnia (setelah koreksi pada asidosis respiratorik kronik)

4. Gangguan Pernafasan
a. Asidosis Respiratorik
Ciri: PaCO2 ↑ >45mmHg dan pH <7,35 → kompensasi ginjal retensi dan peningkatan
[HCO3-]
Sebab-sebab asidosis respiratorik (sebab dasar = Hipoventilasi)
Hambatan pada pusat pernafasan di medula oblongata
1) Obat-obatan : Kelebihan dosis opiat, sedatif, anestetik (akut)
2) Terapi oksigen pada hiperkapnea kronik
3) Henti jantung (akut)
4) Apnea saat tidur
Gangguan otot-otot pernafasan dan dinding dada :
1) Penyakit neuromuskuler : miastenia gravis, sindrom guillain-Barre, poliomielitis, sklerosis
lateral amiotropik.
2) Deformitas rongga dada : kifoskoliosis
3) Obesitas yang berlebihan : sindrom pickwikian
4) Cedera dinding dada seperti patah tulang-tulang iga
Gangguan pertukaran gas :
1) PPOM (emfisema dan bronkitis)
2) Tahap akhir penyakit paru intrinsik yang difus
3) Pneumona atau asama yang berat
4) Edema paru akut
5) Pneumotorak
Obstruksi saluran nafas atas yang akut :
1) Aspirasi benda asing atau muntah
2) Laringospasme atau edema laring, bronkospasme berat
b. Alkalosis Respiratorik
Ciri: penurunan PaCO2 7,45 → kompensasi ginjal meningkatkan ekskresi HCO3-
Sebab-sebab alkalosis Respiratorik (sebab dasar =hiperventilasi)
Perangsangan sentral terhadap pernafasan
1) Hiperventilasi psikogenik yang disebabkan oleh stres emosional
2) Keadaan hipermetabolik : demam, tirotoksikosis
3) Gangguan SSP
4) Cedera kepala atau gangguan pembuluh darah otak
5) Tumor otak

Anda mungkin juga menyukai