Anda di halaman 1dari 6

PERAN BANTU MAHASISWA PRODI D3 REKAM MEDIS DAN

INFORMASI KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI DALAM


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PANDEMI COVID-19

OLEH :

AJENG MALIA RACHMA NINGRUM


30518077

D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019/2020
PENGERTIAN

Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina,
pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain
di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Coronavirus adalah kumpulan virus yang
bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi
pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat,
seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS).

EPIDEMIOLOGI

Menurut World Health Organization (WHO), COVID-19 menular melalui orang yang
telah terinfeksi virus corona. Penyakit dapat menyebar melalui tetesan kecil dari hidung atau
mulut ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau batuk.
Tetesan itu kemudian mendarat di sebuah benda atau permukaan yang lalu disentuh dan orang
sehat tersebut menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Virus corona juga bisa menyebar
ketika tetesan kecil itu dihirup oleh seseorang ketika berdekatan dengan yang terinfeksi corona.
"Itu sebabnya penting untuk menjaga jarak 1 meter lebih dari orang yang sakit. Hingga kini
belum ada penelitian yang menyatakan virus corona COVID-19 bisa menular melalui udara”.

PATOLOGI FISIOLOGI

antibodi tak langsung terbentuk ketika virus masuk ke dalam tubuh. Ada waktu tunggu sampai
antibodi terbentuk. Di sisi lain, belum ada penjelasan atau referensi berapa lama terbentuknya
antibodi virus Corona di dalam tubuh.

Mayoritas pasien COVID-19 merupakan orang dewasa. Gejala yang paling sering
dilaporkan, meliputi demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. Diketahui bahwa kebanyakan
pasien (80%) mengalami gejala penyakit yang ringan. Sekitar 14% pasien mengalami cukup
parah, sementara yang benar-benar kritis mencapai 5%. Laporan sebelumnya melaporkan bahwa
COVID-19 berkaitan dengan usia (sering terjadi pada orang tua berusia lebih dari 60 tahun) atau
sebelumnya sudah memiliki penyakit. Sama dengan penyakit corona lainnya seperti SARS,
MERS, dan flu biasa, COVID-19 adalah penyakit pernapasan, sehingga biasanya paru-paru yang
akan terkena lebih dulu. Jika seseorang diduga terinfeksi COVID-19, maka akan mengalami
gejala klinis seperti batuk, bersin, demam, dan kesulitan bernapas yang muncul setelah 2 hari,
atau selama 14 hari setelah terpapar virus. 

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Beberapa pemeriksaan laboratorium yang digunakan pada pasien dicurigai infeksi


coronavirus meliputi:

1.Pemeriksaan Mikroskop
Pemeriksaan dengan mikroskop cahaya dan elektron dapat dengan cepat memberikan
informasi pertama tentang agen penyebab potensial dalam bahan klinis. Namun pengujian
selanjutnya diperlukan untuk mengidentifikasi patogen.
2. Kultur
Kultur virus sering dianggap sebagai "standar emas" untuk diagnosis laboratorium infeksi
virus saluran pernapasan. Laboratorium dengan pengalaman dan fasilitas yang sesuai, dapat
untuk mengisolasi virus. Rekomendasi ini tidak mencakup prosedur isolasi virus. Kultur virus
yang memiliki implikasi keamanan hayati yang penting, tergantung pada jenis virus,
patogenisitas dan mekanisme penyebarannya.

3. Pemeriksaan Molekuler
Sejumlah metode dan sistem untuk identifikasi cepat dan sensitif dari urutan genetik patogen
baru telah dikembangkan dan disempurnakan. Berbagi informasi urutan gen semacam itu di
antara kolaborator sangat penting untuk mengidentifikasi patogen dengan cepat dan untuk
mengembangkan diagnostik spesifik. Selain mengidentifikasi patogen baru, data sekuens juga
dapat memberikan informasi berharga untuk memahami asal-usul virus dan bagaimana
penyebarannya. WHO telah menerbitkan Draft kode etik untuk penanganan Data Urutan
Genetik terkait wabah

4. Pemeriksaan Serologi
Pengujian serologis mungkin berguna untuk mengkonfirmasi tanggapan imunologis terhadap
patogen dari kelompok virus tertentu, misal coronavirus. Hasil terbaik dari pengujian
serologis membutuhkan pengumpulan sampel serum berpasangan (dalam fase akut dan
pemulihan) dari kasus yang sedang diselidiki.

Dengan tidak adanya informasi urutan bersama dari patogen diduga dari wabah
Wuhan, laboratorium mungkin ingin menggunakan uji coronavirus keseluruhan untuk
amplifikasi diikuti oleh urutan amplikon untuk karakterisasi dan konfirmasi. Konfirmasi
eksternal harus dicari dari laboratorium rujukan yang dapat menggunakan tes
tambahan. Penting untuk mempertimbangkan bahwa empat coronavirus manusia (HcoVs)
bersifat endemik secara global: HCoV-229E, HCoV-NL63, HCoV-HKU1 serta HCoV-
OC43. 

GEJALA

COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek,


batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala; atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti
demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Namun, secara
umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius)


 Batuk
 Sesak napas

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
terpapar virus Corona.
PENYEBAB

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang
menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan
infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Ada dugaan bahwa virus
Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus
Corona juga menular dari manusia ke manusia.

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda
yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan.

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan
fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya
tahan tubuhnya lemah.

DIAGNOSIS

Pasien bepergian ke wilayah endemik virus

Pemeriksaan:
 Uji sample darah
 Tes usap tenggorokan untuk meneliti sample dahak
 Rontgen dada
 PCR Coronavirus test

untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan anamnesis atau
wawancara medis. Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala atau keluhan yang dialami
pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah untuk
membantu menegakkan diagnosis. Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil
sampel dari tenggorokan, atau spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang diduga infeksi
novel coronavirus, dokter akan melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal,
dan PCT/CRP

PENGOBATAN

Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah
yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:
 Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit yang
ditunjuk
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk istirahat yang cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar
cairan tubuh

PENCEGAHAN

 Hindari bepergian ke China atau ke negara lain yang telah ditemukan adanya penularan virus
Corona
 Gunakan masker saat beraktifitas di luar ruangan, terutama bila Anda beraktifitas di tempat
umum
 Rutin mencuci tangan
 Pastikan Anda memasak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat
sampah
 Jangan menyentuk mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan dengan sabun
 Hidari berdekatan dengan seseorang yang sedang sakit pernafasan seperti batuk dan bersin

SARAN MAHASISWA KE MASYARAKAT YANG BELUM TERKENA ATAU DI


CURIGAI MASALAH PENYAKIT COVID-19

1. Cuci tangan menggunakan sabun atau air mengalir selama 20 detik atau dengan sanitizer alkohol.
Selanjutnya hindari mengusap mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan. Menghindari kontak
dengan pasien terjangkit virus, tinggal di rumah apabila sakit, tutup mulut maupun hidung saat
bersin.
2. Hindari kontak dekat dalam acara reuni keluarga, pesta ulang tahun, atau perayaan lainnya.
Pertimbangkan kembali ciuman saudara di pipi untuk menyapa, saran Dr. Englund. Virus
seperti corona dapat disebarkan melalui kontak dekat – dalam jarak 1,8 meter. Ini tidak
berarti Anda harus menjaga jarak dari semua orang - yang hampir tidak mungkin terjadi
dalam situasi dengan orang yang dicintai - tetapi pikirkan kembali kebiasaan yang
meningkatkan risiko penyebaran, termasuk ciuman.
3. Saat mengendarai angkutan umum, jaga jarak dari orang yang bersin.
Beberapa kota berupaya menjaga kebersihan transportasi umum mereka. Misalnya,
Metropolitan Transportation Authority (MTA) Kota New York, yang mendisinfeksi area-
area tertentu, termasuk pintu putar dan pegangan tangan, setiap hari, dan akan
membersihkan kereta bawah tanah dan bus setiap tiga hari.
4. Saat mengunjungi restoran cepat saji atau kedai kopi, cuci tangan sebelum makan.
Di tempat-tempat umum, ada “area sentuhan tinggi,” yang pada dasarnya adalah hal-hal
yang dilakukan oleh semua orang, seperti pegangan pintu, pagar, kios pesanan-sendiri, dan
pembaca kartu kredit. Jika seseorang memiliki virus di tangan mereka, maka virus bisa
menempel pada permukaan. Jadi, cuci atau bersihkan tangan Anda sebelum makan atau
menyentuh wajah Anda. "Anda tidak ingin mengambil kuman-kuman yang dapat bertahan
pada benda selama beberapa jam hingga ke hidung, mata, atau mulut Anda," kata Dr.
Englund.
LANGKAH YANG BISA DILAKUKAN MAHASISWA BERSAMA DENGAN HIMA
DAN IMARMIKI UNTUK MEMBANTU PEMERINTAH

1. Relawan mahasiswa bisa membantu edukasi, call center, triase (klasifikasi pasien) dan
sebagainya. Kalau relawan mahasiswa tentu belum boleh memegang pasien," ujarnya
kepada CNNIndonesia.com, Jumat (20/3).
2. Memberikan sumbangan kepada tenaga medis dan masyarakat

CODE COVID-19

B97.2

Leadterm : infection
ICD VOL 3 : Infection, infected-continued
- coronavirus NEC B34.2
- - as cause of disease classified elsewhere B97.2

ICD VOL 1 : B97.2 – Coronavirus as the cause off diseases classified to other chapters

Anda mungkin juga menyukai