Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL

MODEL OF THEACING BY BRUCE JOYCE AND MARSHA WEIL


INOVATIVE LEEARNING

OLEH :
DIAN EKA AMBARWATI (14030194065)
PRADITA RAHMADHANI (14030194066)
AYU IRSALINA (14030194099)

PENDIDIKA KIMIA UNGGULAN 2014

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2016
Model pembelajaran menurut Marsha Weil dan Bruce Joyce Bahwa di dalam
pelaksanaan nyata pembelajaran, pengambilan keputusan akan pilihan model
pembelajaran harus dikembalikan bagi kepentingan pebelajar itu sendiri. Marsha Weil
dan Bruce Joyce mengidentifikasi empat model pembelajaran yakni:
1. Model pengolahan informasi,
2. Model personal,
3. Model interaksi sosial, dan
4. Model behavior:
1. KELUARGA MODEL-MODEL PENGOLAHAN INFORMASI
(INFORMATION PROCESSING MODELS)
Keluarga model ini titik penekanannya ialah pada bagaimana orang
mengolah stimulus dari lingkungan, mengorganisasikan data, pengertian akan
masalah dan konsep-konsep umum, serta pemecahan masalah, menggunakan
lambang verbal dan non verbal. Keluarga model ini juga menekankan pada
kreativitas atau keterampilan intelektual di samping strategi-strategi khusus untuk
berfikir kreatif dan berfikir ilmiah.

Jenis-Jenis Model Pengolahan Informasi

Ke dalam model pengolahan informasi termasuk model-model seperti:


Pernbentukan Konsep (Concept attainment), Mengajar Induktif (inductive model),
Latihan Inkuiri (Inquiry Training model), Inkuiri dalam Biologi (Biological
Organize Model), Ceramah berkadar tinggi (Advance Organize Model),dan model
Developmental (Developmental Model).

2. KELUARGA MODEL-MODEL INTREKASI SOSIAL (SOCIAL FAMILY


MODELS)
Model pembelajaran model interaksi sosial ini menenakan pada hubungan
individu dengan masyarakatnya atau antara individu dengan individu lainnya.
Model ini bertolak dari anggapan tentang hakekat manusia yang memberi prioritas
pada hubungan sosial serta perlunya menciptakan suatu masyarakat yang lebih baik.
Kenyataan bahwa negosiasi sosial adalah suatu hal yang amat penting bagi
kehidupan manusia sehingga memerlukan suatu perbaikan akan kemampuan
kemampuan individu dalam berhubungan dengan orang lain. Perbaikan proses
social demokratis perlu untuk melakukan perbaikan masyarakat itu dalam arti luas.

Jenis-Jenis Model Interaksi Sosial

Yang masuk ke dalam model pembelajaran intaraksi sosial ini adalah


Jurisprudent (jurisprudential model), kerja kelompok (Group Investigation), Inkuiri
Sosial (Social Inquiry), dan Metode Laboratoium (Laboratorium Method). Berikut
uraian masing- masing model tersebut.

3. KELUARGA MODEL-MODEL PERSONAL (PERSONAL MODELS)


Keluarga model-model ini mempunyai kerangka referensi perkembangan pribadi.
Penekanannya pada proses individu dalam membangun dan mengorganisasikan
realitasnya. Dengan kata lain model ini diarahkan kepada organisasi internal
individu dengan lingkungan. Jadi fokusnya adalah membantu pribadi individu
mengembangkan suatu hubungan yang produktif dengan lingkungannya, dan
memandang dirinya sebagai pribadi yang capable.
Jenis-Jenis Model Personal
keluarga model-model ini termasuk model-model seperti: Pengajaran Non-
Direktif (Non-Directive Teaching), Pertemuan Kelas (Classroom Meeting Models),
Model Sinektik (Synectics Models), Model Sistem Konseptual (Conceptual Systems
Models), dan Latihan Kesadaran (Awareness Training).
4. KELUARGA MODEL-MODEL MODIFIKASI TINGKAH LAKU
(BEHAVIOR MODIFICATION MODELS)
Keluarga model-model modifikasi tingkah laku ini penekanannya adalah
atas usaha-usaha menciptakan sistem yang efisien bagi kegiatan kegiatan belajar
dan modifikasi (shaping) tingkah laku dengan manipulasi penguatan
(reinforcement). Model modifikasi tingkah laku mengenal perubahan perubahan
tingkah laku lalu itu mengutamakan perubahan-perubahan eksternal tingkah laku
pebelajar beserta deskripsinya berupa tingkah laku yang visible.
Advertiser

keluarga model ini diwakili oleh model operant conditioning (Operant


Conditioning Model). Model ini biasanya dipergunakan secara luas untuk mencapai
bermacam tujuan. Dapat pula dipergunakan sebagai komplementer terhadap model-
model lainnya. Dalam memilih berbagai model biasanya guru menggunakan strategi
modifikasi tingkah laku dengan tidak disengaja.
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI PEMROSESAN INFORMASI

Model pemrosesa informasi merupakan cara untuk meningkatkan atau mendorong


murid untuk membuat sense kata dengan mengakuisisi dan megorganisasika data,
merasakan problems dan menyelesaikan masalah masalah, dan mngembangkan konsep dan
bahasa. Ada tujuh macam pemrosesan informasi salah satunya adalah inquiri training.

Tabel 1. Model-Model Pembelajaran yang Tergolong Rumpun

Pemrosesan Informasi

No Nama Model Tokoh Misi/tujuan/manfaat


Pembelajaran
1 Berpikir Induktif Hilda Taba Ditujukan secara khusus untuk pembentukan kemampuan berpikir
induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik meskipun
diperlukan juga untuk kehidupan pada umumnya. Model ini memiliki
keunggulan melatihkan kemampuan menganalisis informasi dan
membangun konsep yang berhubungan dengan kecakapan berpikir.

2. Latihan Inkuari Richard Sama dengan model berpikir induktif, model ini ditujukan untuk
Suchman pembentukan kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan
dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan juga untuk kehidupan
pada umumnya. Kelebihan model ini dibandingkan dengan berpikir
induktif lebih banyak melatihkan metode ilmiah.

3. Pembentukan Jerome Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif,


konsep Bruner, peserta didik dilatih mempelajari konsep secara efektif.
Goodnow,
dan Austin
4 Perkembangan Jean Piaget, Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan
kognitif Irving berpikir/pengembangan intelektual pada umumnya, khususnya berpikir
Siegel, logis, meskipun demikian kemampuan ini dapat diterapkan pada
Edmund kehidupan sosial dan pengembangan moral.
Sullivan,
Lawren-ce
Kohl-berg
5 Advanced organizer David Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengolah informasi
Ausubel melalui penyajian materi beragam (ceramah, membaca, dan media
lainnya) dan  menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur
kognitif yang telah ada.

6. Mnemonics Pressley, Strategi belajar untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.


Levin,
Delaney

Inquiry training

Model pembelajaran ini dirancang oleh Richard Suchman untuk mengajar siswa untuk
terlibat dalam penalaran dan menjad lebih lancar dalam bertanya pertanyaan, membangun
konsep dan hipotesis, dan mengujinya. Adapun proses pembelajaran ini adalah :

a. Rasa igin tahu yang tinggi.


b. Mengembangkan pertanyaan
c. Menganalisis masalah
d. Menyelidiki masalah
e. Mengembangkan
f. Memperjelas
g. Dan uji hipotesis dan menari kesimpulan.

Pada model pembelajaran ini bertujuan sebagai :

1. Untuk mengembangkan proses proses keterampilan ilmiah.


2. Untuk mengembangkan strategi penyelidikan yang kreatif.
3. Untuk mengembangkan belajar mandiri.
4. Untu mengembangkan kemampuan mentolerir ambiguitas.
5. Untuk memahami sifat tentative.

Sintaks pembelajaran inquiry training adalah :

1. Phase 1 : Menghadapkan masalah : menjelaskan prosedur penelitian, menyajikan


situasi yang bertentangan.
2. Phase 2: Menemukan masalah (verivikasi) : memeriksa masalah yang akan diteliti.
3. Phase 3 : Mengkaji data dan eksperimetasi : menentukan variabel dan merumuskan
hipotesis.
4. Phase 4 : Mengorganisasikan merumuskan, dan mnejelaskan.
5. Phase 5: Menganalisis data.
Kelebihan dan kekurangan pemebaljaran inquiry training :

Kelebihan inquiry training :

1. Dapat membangkitkan potensi intelektual peserta didik.


2. Peserta didik dapat mempelajari heuristic (mengelolah pesan atau informasi) dari
penemuan.
3. peserta didik dapat mengingat pelajaran lebih lama.

Kekurangan inquiry training :

1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.


2. Sulit dalam merencanakan keberhasilan.
3. Selama ketentuan keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa dalam
mengeuasai mata pelajaran.

MODEL PEMBELAJARAN JURISPRUDENTIAL INQUIRY


Model pembelajaran Yurisprudensial dipelopori oleh Donal Oliver dan James P. Shaver
dari Harvard yang didasari pada pemahaman bahwa setiap orang berbeda pandangan  dan
prioritas satu sama lain dengan nilai sosial saling berhadapan. Untuk memecahkan masalah
yang ditimbulkan oleh perbedaan pandangan masyarakat, setiap anggota masyarakat
dituntut untuk mampu berbicara dan bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan.

Sintak Model pembelajaran Jurisprudential Inquiry

Nomer Tahapan pembelajaran Kegiatan pemebelajaran

1. Orientasi terhadap kasus  Guru memperkenalkan kasus kepada


siswa atau isu terbaru dengan bercerita,
memutar film atau mengambarkan
kejadian hangat yang terjadi dalam
masyarakat.
 Guru mengkaji ulang data yang
menggambarkan kasus.

2. Mengidentifikasi kasus  Siswa mensintesis fakta kedalam isu yang


dihadapi, mengaitkan dengan isu umum
dan mengidentifikasi nilai-nilai yang
terlibat.

3. Menentukan sikap  Siswa diminta untuk mengambil posisi


mengenai isu tersebut dan menyatakan
sikap menerima atau menolak.

4. Mengeksplorasi contoh dan  Siswa diminta menggali lebih dalam


argumentasi terhadap sikap sikapnya dengan mengeksplorasi contoh
dengan memberikan argumen logis dan
rasional. Guru memberikan pertanyaan-
pertanyaan konfrontatif kepada siswa
tentang sikapnya. Siswa diuji konsistensi
sikapnya dengan mempertahankan sikap
dengan argumennya.

5. Memperhalus dan  Jika argumen kuat, logis dan rasional


mengkualifikasi posisi maka siswa akan mempertahankan
sikapnya (konsisten) dan posisi siswa
dapat berubah (inkonsisten) jika argumen
tidak kuat.

6. Menguji asumsi-asumsi  Guru mendiskusikan  apakah argumentasi


factual dibalik posisi yang yang digunakan untuk mendukung sikap
dianggap memenuhi relevan atau valid.
kualifikasi

Prinsip Reaksi atau peran guru


Guru menjamin iklim intelektual dalam diskusi sehingga semua pandangan yang
diungkapkan siswa dihormati oleh siswa lain. Guru memelihara kekuatan intelektual dalam
debat secara kontinu yang menekankan pada enam langkah kerangka Yurisprudensial.

Sistem Pendukung

Sumber dokumen yang focus pada situasi permasalahan dan website yang mendukung

 Dampak Instruksional dan Pengiring

Model pembelajaran Yurisprudensial dirancang untuk mengajarkan secara


langsung, komitmen terhadap peranan orang lain dan kemampuan untuk berdialog serta
mampu menganalisis isu-isu sosial. Secara tidak langsung siswa dapat menghargai
pluralisme, memahami fakta-fakta masalah sosial dan kemampuan berpartisipasi dan
kesediaan untuk melakukan tindakan sosial.

ANALISIS KRITIS

Model Penelitian Yurisprudensial  menuntut guru agar kreatif dan inovatif terhadap
isu yang berkembang dalam masyarakat dan mengkaitkannya kedalam proses belajar.
Seorang guru harus menggali wawasan yang cukup dan mengambil posisi terlebih dahulu
dengan argumentasi yang cukup. Pada saat dikelas dia akan mudah memberikan pertanyaan
konfrontatif begitu posisi siswa telah ditetapkan.
Seorang guru seharusnya mempersiapkan pertanyaan konfrontatif sesuai dengan isu
yang akan didialogkan dalam kelas sehingga dialog terjadi secara alami dan tidak
terkesan kaku. Strategi belajar ini menuntut dialog interaktif antara guru dengan
siswa untuk mengeksplorasi ranah publik yang kontroversial, sehingga
dimungkinkan terjadi dialog hangat yang bisa mengarah ke debat kusir. Disinilah
peran guru dituntut untuk mengembangkan iklim intelektual dalam debat.

Kelebihan model

1. Memotivasi siswa untuk aktif menganalisis sebuah kasus sehingga tidak


mudah menentukan sikap dan menyimpulkan tanpa dasar.
2. Memotivasi siswa untuk berdebat secara aktif dan memberi argumen logis
dan rasional, sehingga meningkatkan kemampuan verbal siswa.
3. Mengembangkan keterbukaan dan menghargai perbedaan pendapat
4. Mengembangkan pengetahuan dan wawasan siswa tentang sebuah kasus
5. Banyak isu sosial yang berkembang dalam masyarakat sehingga model ini
mudah diterapkan untuk setiap kompetensi dasar.
Kelemahan model
1. Membutuhkan implementasi yang cukup lama karena perubahan metode
pembelajaran sebelumnya yang tidak menuntut keaktifan siswa.
2. Sulit untuk mengarahkan argumentasi siswa pada awalnya karena tidak
semua siswa mempunyai pengetahuan yang cukup sehingga tidak menutup
kemungkinan terjadi debat. 

Anda mungkin juga menyukai