Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda.
Ekstraksi cair - cair adalah suatu metode ekstraksi yang menggunakan corong
pisah sehingga biasa juga disebut dengan ekstraksi corong pisah.
Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan zat terlarut didalam 2 macam zat
pelarut yang tidak saling bercampur atau dengan kata lain perbandingan
konsentrasi zat terlarut dalam pelarut organik, dan pelarut air. Hal tersebut
memungkinkan karena adanya sifat senyawa yang dapat terlarut dalam air dan
adapula senyawa yang dapat larut dalam pelarut organik.
Corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi
cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara
dua fase pelarut dengan densitas yang berbeda yang tak tercampur.
Corong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola, mempunyai
penyumbat di atasnya dan di bawahnya. Corong pemisah yang digunakan dalam
laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca ataupun
teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50 ml sampai 3 L. Dalam skala
industri, corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan dipasang sentrifuge.
Untuk memakai corong ini, campuran dan dua fase pelarut dimasukkan
kedalam corong dari atas dengan corong keran ditutup. Corong ini kemudian
ditutup dan digoyang dengan kuat untuk membuat dua fase larutan tercampur.
Corong ini kemudian dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan tekanan uap
yang berlebihan. Corong ini kemudian didiamkan agar pemisahan antara dua fase
berlangsung. Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan dua fase larutan
ini dipisahkan dengan mengontrol keran corong.
Umunya salah satu fase berupa larutan air dan yang lainnya berupa
organiklipofilik seperti eter, MTBE, diklorometana, kloroforom, ataupun
etilasetat. Kebanyakan pelarut organik berada di atas fase air kecuali pelarut yang
memiliki atom dari unsur halogen. Pemisahan ini didasarkan pada tiap bobot dari
fraksi, fraksi yang lebih berat akan berada pada bagian dasar sementara fraksi
yang lebih ringan akan berada di atas. Tujuannya untuk memisahkan golongan
utama kandungan yang satu dari kandungan yang lain. Senyawa yang bersifat
polar akan masuk ke pelarut polar dan senyawa non polar akan masuk ke pelarut
non polar.
Terjadinya proses pemisahan dapat dengan cara :
1. Adsorpsi - Adsorpsi komponen atau senyawa diantara permukaan padatan dengan
cairan (solid liquid interface) - Agar terjadi pemisahan dengan baik, maka
komponen-komponen tersebut harus mempunyai afinitas yang berbeda terhadap
adsorben dan ada interaksi antara komponen dengan adsorben
2. Partisi - Fase diam dan fase gerak berupa cairan yang tidak saling bercampur -
Senyawa yang akan dipisahkan akan berpartisi antara fase diam dan fase gerak.
Karena fase diam memberikan daerah yang sangat
luas bagi fase gerak, maka pemisahan berlangsung lebih baik.
Kata cair-cair berarti bahwa dua cairan yang dicampur di dalam proses
ekstraksi. Ini berarti bahwa kedua cairan itu akan membentuk dua lapisan ketika
dicampur bersama seperti air dan pelarut organik (dietil eter, diklorometan, n–
butanol, dll.). Senyawa-senyawa yang lebih larut dalam lapisan organik akan
tertarik ke lapisan organik sedangkan senyawa-senyawa yang lebih larut dalam
lapisan air akan tertarik ke air. Jadi ekstraksi cair-cair adalah suatu proses
pemisahan yang didasarkan pada kelarutan relatif dan zat terlarut di dalam dua
pelarut yang tidak bercampur. Dua pelarut yang tidak bercampur dikocok di
dalam corong pisah hingga membentuk dua lapisan antarmuka dan pelarut.
Tetesan-tetesan kecil dan kedua pelarut akan menjadikan luas permukaan yang
lebih besar dan mempercepat terjadinya kesetimbangan zat terlarut antara dua
sistem pelarut. Proses ini disebut ekstraksi atau partisi sampel antara dua pelarut.
Pengocokan dihentikan dan pelarut yang tidak bercampur akan memisah. Dimana
zat terlarut melarut dengan mudah dan menjadi lebih pekat di dalam pelarut
dimana kelarutannya lebih besar. Lapisan cairan yang berada di atas dan yang
berada di bawah itu bergantung kepada kerapatan relatif dan kedua pelarut.
Pelarut yang lebih ringan akan berada di lapisan atas (Misalnya eter) dan pelarut
yang lebih berat akan berada di lapisan bawah (Misalnya air).
Pemisahan sebagian terjadi ketika sejumlah zat terlarut mempunyai kelarutan
relatif yang berbeda di dalam dua pelarut yang digunakan. Koefisien distribusi
menentukan perbandingan konsentrasi dan zat terlarut di dalam masing - masing
pelarut. Senyawa - senyawa yang dipisahkan tetap kontak di dalam kedua pelarut
dan terlarut di dalam masing - masing pelarut sesuai dengan perbandingan yang
ditentukan oleh koefisien distribusi.
Ekstraksi bahan alam dilakukan dengan cara : ekstrak metanol terlebih dahulu
dipekatkan kemudian ditimbang dan ditimbahkan sedikit air hingga diperoleh
suspensi yang homogen. Kemudian dipindahkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan dietil eter (pelarut organik), setelah itu corong pisah ditutup, dibalik
dan dikran corong dibuka lalu dikocok satu arah beberapa kali hingga didapatkan
massa yang terdistribusi. Setelah itu kran corong ditutup lalu corong dibalik dan
dibiarkan hingga terjadi pemisahan. Lapisan air dikeluarkan dan lapisan eter
ditampung. Lapisan air dikocok lagi dengan dieti eter kembali biasanya dilakukan
3 kali ekstraksi.
Prinsip ekstraksi yaitu Ekstraksi adalah proses penyarian zat-zat berkhasiat
atau zat-zat aktif dan bagian tumbuhan obat, hewan dan beberapa jenis ikan
termasuk biota laut. Zat-zat aktif tersebut terdapat di dalam sel, namun sel
tumbuhan dan hewan memiliki perbedaan begitu pula ketebalannya sehingga
diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu untuk mengekstraksinya (Tobo,
2001).

Umumnya zat aktif yang terkandung dalam tumbuhan maupun hewan lebih
mudah larut dalam pelarut organik. Proses terekstraksinya zat aktif dimulai ketika
pelarut organik menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut sehingga terjadi perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan pelarut organik di luar sel,
maka larutan terpekat akan berdifusi ke luar sel, dan proses ini akan berulang
terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar
sel (Tobo, 2001).
Pengertian Partisi Cair-cair
Ekstraksi cair - cair adalah suatu metode ekstraksi yang menggunakan corong
pisah sehingga biasa juga disebut dengan ekstraksi corong pisah (Anonim, 2012).
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia
diantara dua fase pelarut yang tidak dapat saling bercampur dimana sebagian
komponen larut pada fase pertama dan sebagiannya lagi larut pada fase kedua.
Kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai
terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase zat cair. Komponen
kimia akan terpisah ke dalam dua fasa tersebut sesuai dengan tingkat
kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap (Sudjadi, 1986).
Prinsip Kerja Partisi cair-cair
Ekstraksi cair-cair dilakukan dengan cara pemisahan komponen kimia
diantara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur. Dimana sebagian komponen
larut pada fase pertama, dan sebagian larut pada fase kedua. Lalu kedua fase yang
mengandung zat terdispersi dikocok, dan didiamkan sampai terjadi pemisahan
sempurna dan terbentuk dua lapisan. Yakni fase cair dan komponen kimi yang
terpisah.
Pada praktikum kali ini dilakukan partisi cair-cair dengan sampel yang
berasal dari hasil ekstraksi maserasi terhadap daun dari tumbuhan mimba
(Azadirachta indica Juss) Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Kemudian alat tersebut dibersihkan dengan air suling
dan dibilas dengan alkohol. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan kotoran, lemak
dan mikroba yang menempel pada alat tersebut.
Selanjutnya masuk pada proses partisi cair-cair dari hasil ekstraksi maserasi
terhadap daun dari tumbuhan mimba (Azadirachta indica Juss) dengan
menggunakan pelarut yang bersifat polar yiatu methanol dan yang bersifat
nonpolar yaitu n-heksan. Langkah pertama yang dilakukan yaitu ditimbang
sampel sebanyak 2 g dengan menggunakan neraca O’Haus. Setelah sampel yang
telah ditimbang dimasukkan ke dalam gelas kimia. Lalu diukur n-heksan dan
metanol masing-masing sebanyak 20 ml dan 10 ml. ekstrak daun jarak tersebut
dilarutkan dalam metanol karena tujuan pelarut yang pertama yaitu sebagai
pembawa senyawa-senyawa yang terdapat pada ekstrak tersebut. Oleh karena itu,
methanol selain pelarut polar, juga termasuk pelarut semi polar yang dapat
membawa semua senyawa tersebut. Selanjutnya diaduk hingga larut dan
homogen. Setelah itu, disaring menggunakan corong pisah dan ditambahkan n-
heksan kemudian dikocok dan didiamkan selama beberapa menit sampai terjadi
pemisahan. Dalam proses pemisahan ini, senyawa yang bersifat nonpolar akan
berada dalam fase bawah sedangkan senyawa yang bersifat polar berada dalam
fase atas. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan berat jenis antara methanol dan
n-heksan. Berat jenis n-heksan yaitu 0,654 g/ml lebih kecil dibandingkan dengan
metanol 0,79 g/ml. Setelah terjadi pemisahan, pelarut tersebut dikeluarkan dari
corong pisah dengan mendahulukan pelarut yang berada dibagian bawah dan
dimasukkan kedalam gelas kimia yang berbeda. Setelah itu pelarut yang sudah
mengandung ekstrak diuapkan untuk mendapatkan ektrak yang bersifat polar dan
nonpolar yang kemudian akan diuji dengan metode kromatografi lapis tipid (KLT)
untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa yang terdapat dalam fase polar dan
dalam fase nonpolar (Watson, 2005).
Daftar pustaka
Khopkar, S.M. 2008. Dasar-dasar kimia analitik. Erlangga : Jakarta

Rahayu, L. 2009. Isolasi dan Identivikasi senyawa flavonoid dari Biji


Kacang  Tunggak (Vigna unguiculata L.). Universitas Brawijaya: Malang.
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Kanisius: Yokyakarta
Tobo, F. 2001. Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia I. UNHAS: Makassar

Underwood, A.L. 1986. Analisis kima kuantitatif. Erlangga : Jakarta

Watson, David G. 2005. Analasis Farmasi Edisi 2. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai