Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KESELAMATAN KESEHATAN KERJA


MATERI DAMPAK LINGKUNGAN KERJA DAN DAMPAK AMBANG
BATAS

DOSEN PENGAJAR : Dra. ANNY MARTININGSIH M.Kes

PROGRAM S1 PENDIDIKAN OTOMOTIF OFERING B2


NAMA KELOMPOK : 1. MOCHAMAD SOFIYAN EPENDI (170513624021)
2. MOCH JAVIER IRAWAN (170513624079)
3. MIQDAD DHUHA ALAM (170513624037)

UNIVERSITAS NEGRI MALANG


FAKULTAS TEKNIK MESIN
Jl. Semarang No.5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa
Timur 65145
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan
sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas keselamatan dan
kesehatan kerja (maateri dampak lingkungan kerja dan dampak ambang batas)
adalah salah satu mata kuliah Teknik Mesin yang utama, bertujuan untuk
mengumpulkan pembelajar agar menguasai dan memahami di berbagai bidang,
khususnya bidang teknik mesin (keselamatan dan kesehatan kerja ). Makalah ini
disusun untuk membantu proses pembelajaran mahasiswa khususnya untuk
mahasiswa teknik mesin. Makalah ini hanya sebagian saja dari pada pelajaran
keselamatan kesehatan kerja di suatu pabrik, industri atau dimanapun bekerja
dan profesinya yang harus mengetahui keselamatan dan kesehatan kerja,dan
makalah ini berisi tentang (maateri dampak lingkungan kerja dan dampak
ambang batas ). Seperti sudah kita ketahui,tujuan umum pemberian mata kuliah
K3 di perguruan tinggi adalah agar memahami tentang SOP dan K3 mahasiswa
memiliki sikap yang positif terhadap mata pelajaran ini. Akhirnya, semoga
makalah ini ada manfaatnya dan dapat digunakan oleh para mahasiswa sebagai
bahan untuk pembelajaran.

Malang 25 September 2017

Penyusun

1. MOCHAMAD SOFIYAN E
2. MOCH JAVIER IRAWAN
3. MIQDAD DHUHA ALAM

DAMAPAK LINGKUNGAN KERJA


Dampak lingkungan kerja yang dimaksud adalah tentang akibat dari
pekerjaan – pekerjaan / aktivitas kerja yang ada di tempat kerja teradap
lingkungan tempat kerja tersebut

Berikut adalah dampak – dampak akibat aktivitas kerja di tempat kerja

1. Dampak lingkungan kerja


 Pencemaran lingkungan
 Dampak psikis lingkungan kerja
 Dampak biologis tanaman, hewan,air,udara dan sebagainya
2. Dampak terhadap pencemaran
 Pencemaan air
Diakibatkan oleh pembuangan ampas/sisa bahan baku dari hasil
produksi. Misalnya : produksi kelapa sawit, bahan – bahan
buangan limbah industry, kimia cair, limbah oli dan minyak,
lumpur, dan sebagainya.
 Pencemaran udara
Diakibatkan oleh: cerobong asap, uap, kebisingan, suhu panas,
pembakaran,dsb.
 Pencemaran tanah
Diakibatkan oleh: pembuangan industri sampah padat, cair, dan
bahan – bahan kimia padat lainnya.
 Pencemaran yang lain
Diakibatkan oleh: bahan – bahan kemasan yang membutuhkan
waktu lama untuk hancur
Contoh : plastic, serat fiber glass, serbuk PPC

Usaha pencegahan terhadap dampak lingkungan kerja akibat dari aktifitas kerja
pabrik dilakukan dengan cara pencegahan penanggulangan langsung pada
sumbernya yaitu pada industri itu sendiri

a) Langkah – langkah untuk pencegagahan air limbah


 Industri memberi fasilitas pengolahan air limbah industri (washte
water treatment plant) atau alat pengendap dan penyaringan
limbah industri (settlement clarification tank) baru di lepas kke
sungai. Standrad air nya harus sesuai peraturan pemerintah

b) Langkah – langkah untuk pencegahan tanah


 Tanah sebagai dari asal tumbuhan, jadi sisa/kotoran berupa
tumbuhan yang bias di manfaatkan untuk pupuk / makan nan
hewan
 Untuk ampas radioaktif di masukan ke container timah, kemudian
di simpan ke lubang beton di tanam di bawah tanah. (jangan di
buang ke dasar laut)
c) langkah – langkah untuk pencegahan sampah /kotoran
 sampah dan kotoran di tanam / timbun dengan isolasi yang cukup
memadai dan tidak di perbolehkan menjadi bahan pertanian /
pemukiman penduduk
d) Lankah – langkah untuk pencegahan kebakaran
 Di buat untuk tempat pembkaran (inchi meratora yang mampu
menyaring asap, pembakaran harus cukup lama untuk menjamin
pemusnahan dari racun – racun
e) Langkah – langkah pencegahan udara
 Dasar menentukan zona industri adalah topografi
geografi/meteorogi/demografi(kependudukan) dan kemanusiaan.
Mematuhi nilai ambang batas, mematuhi standrat pengeluaran /
emisi gas asap dari cerobong untuk menekan pencemaran
sampaidi bawah nilai ambang batas yang di wajibkan
a. Subtisusi bahan kimia
b. Meningkatkan efisiensi proses agar tidak banyak melepas ke
udara
c. Daur ulang bahan terbuang (recycle)
d. Memasang alat kendali, pembersih debu(dost collector)
e. Wajib memonitor untuk melindungi masyarakat

Contoh dampak lingkungan kerja

 Pencemaran udara
Pencemaran udara yang di sebabkan industri dapat
menimbulkan asphyxia di mana darah kekurangan oksigen dan
tidak mampu melepas CO2 di sebabkan gas beracun di dalam
atmosfer seperti CO2,H2S,CO,NH3, dan CH4. Penyebab timah
hitam,cadmium, flour, dan insektisida.

 Pencemaran air
Pengaruh pencemaran air akibat limbah pabrik
terhadap kesehatan dapat menyebabkan air menjadi kotor
dan menimbulkan serang nyamuk menyebab kan penyakit
demamberdarah dll dan mengganggu ekosistem air ikan dll
 Pencemaran tanah
Pembuangan limbah pabrik ke tanah seperti limbah
yang mengandung zat kimia atau metal dapat mengurangi
kesuburan tanah sehingga tanaman mati atau ekosistem nya
 Pencemaran udara
Pencemaran udara seperti asap pabrik dapat mengakibat kan
udara menjadi kotor , selain itu juga CO2 dapat merusak atmosfer
yang ada di permukaan bumi

NILAI AMBANG BATAS DAN DAMPAK AMBANG BATAS


1. Definisi

Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat dalam
lingkungan kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain, nilai
ambangbatas juga diidentikkan dengan kadar maksimum yang diperkenankan.
Kedua pengertian ini mempunyai tujuan sama.

2. Nilai Ambang Batas  Getaran

Untuk mengetahui pengaruh getaran terhadap kesehatan kerja, maka perlu


diketahui nilai ambang batas dari getaran ini. Cara untuk mengetahui nilai
ambang batas dilakukan dengan mengukur getaran yang ada kemudian
dibandingkan dengan NAB yang diijinkan. Berikut ini NAB getaran
berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999.
Tabel Nilai Ambang Batas Getaran untuk Pemajanan Lengan dan Tangan

3. Nilai Ambang Batas Suhu


Di Indonesia, parameter yang digunakan untuk menilai tingkat iklim kerja
adalah Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB). Hal ini telah ditentukan
dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-51/MEN/1999,
Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja, pasal 1
ayat 9 berbunyi :
“Indeks suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang
disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang
merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami
dan suhu bola”.1

Untuk mengetahui iklim kerja di suatu tempat kerja dilakukan pengukuran


besarnya tekanan panas salah satunya dengan mengukur ISBB atau Indeks Suhu
Basah dan Bola (Tim Hiperkes, 2004), macamnya adalah: 
1. Untuk pekerjaan diluar gedung 
ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering 
2. Untuk pekerjaan didalam gedung 
ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi

Alat yang dapat digunakan adalah heat stress area monitor untuk mengukur
suhu basah, temometer kata untuk menguku kecepatan udara dan termometer
bola untuk mengukur suhu radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja dapat
mengunakan questemt digital. Pengukuran dilakukan pada tempat tenaga kerja
melakukan pekerjaan kira – kira satu meter dari pekerja.

Tabel 2.1 Standar Iklim Kerja di Indonesia

Catatan :
a. Beban kerja ringan membutuhkan kaloiri 100 – 200 kilo kalori /jam.
b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200 – 350 kilo kalori/ jam.
c. Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350 – 500 kilo kalori /jam.

4. Nilai Ambang Batas Radio

Keterangan : 
kHz : Kilo Hertz 
MHz : Mega Hertz GHz : Gega Hertz 
f : frekuensi dalam MHz 
mW/cm2 : mili Watt per senti meter pcrsegi VIm: Volt per Meter 
A/m : Amper per Meter 
 

5. Nilai Ambang Batas Kebisingan

Kebisingan dapat menyebabkan dampak jangka pendek maupun jangka panjang


pada pendengaran. Untuk menanggulangi kebisingan di pabrik, beberapa
Negara menetapkan Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan.
Nilai Ambang Batas kebisingan di tempat kerja adalah intensitas suara tertinggi
yang merupakan nilai rata-rata, yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan hilangnya daya dengar yang menetap untuk waktu kerja terus
menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
Berikut ini batas waktu pemaparan kebisingan per hari yang direkomendasikan
oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia pada tahun 1999

5. Nilai Ambang Batas Penerangan 

Standar berdasarkan PMP NO. 7 / 1964 Untuk pekerjaaan membedakan barang-


barang yang agak kecil  yang agak teliti paling sedikit 200 LUX ( ini yang di
pakai dalam pengkuran penerangan pada praktikum k3 tentang penerangan)
• selain itu untuk penerangan darurat paling sedikit 5 lux
• halaman dan jalan di perusahaan paling sedikit 20 lux
• pekerjaaan yang membedakan barang kasar paling sedikit 50 lux
• pekerjaan membedakan barang-barang kecil sepintas lalu paling sedikit 100
lux
• pekerjaaan yang membedakan yang teliti dari bang yang kecil dan halus paling
sedikit 300 lux
• perbedaan membedakan barang halus dengan kontras sedang dan dalam waktu
lama antara 500-1000 lux
• pekerjan yang membedakan barang sangat halus dengan kontras yang sangat
kurang untukwaktu lama paling sedikit 1000 lux

6. Nilai ambang batas debu

Gas tertentu yang lepas ke udara dalam konsentrasi tertentu akan membunuh
manusia. Konsen trasi fluorida yang diperkenankan dalam udara 2,5 mg/meter
kubik. Fluorida dan persenyawaannya adalah racun dan mengganggu
metabolisme kalsium dan enzim. Sedangkan hidrogen fluorida sangat initatif
terhadap jaringan kulit, merusak paru-paru dan menimbulkan penyakit
pneumonia.Asam sulfida, garam sulfida dan karbon disulfida adalah
persenyawaan yang mengandung sulfur. Persenyawaan sulfida dapat terurai dan
lepas ke udara menyebabkan kerusakan pada sel susunan saraf.

Dalam kadar rendah tidak berbau dan bila kadar bertambah menyebabkan bau
yang tidak enak gejalanya cepat menghebat menimbulkan pusing, batuk dan
mabuk.Uap, yaitu bentuk gas dari zat tertentu tidak kelihatan dan dalam
ruangan berdifusi mengisi seluruh ruang. Yang harus diketahui adalah jenis uap
yang terdapat dalam ruangan karena untuk setiap zat berbeda.daya reaksinya.
Zat-zat yang mudah menguap adalah amoniak, chlor, nitrit, nitrat dan lain-lain. 

Debu yaitu partikel zat padat yang timbul pada proses industri sepeti
pengolahan, penghancuran dan peledakan, baik berasal dari bahan organik
maupun dabu anorganik. Debu, karena ringan, akan melayang di udara dan
turun karena gaya tarik bumi. Debu yang membahayakan adalah debu kapas,
debu asbes, debu silicosis, debu stannosis pada pabrik timah putih,
debusiderosis, debu yang mengandung Fe2O3.

Penimbunan debu dalam paru-paru akibat lingkungan mengandung debu yaitu


pada manusia yang ada di sekitarnya bekerja atau bertempat tinggal. Kerusakan
kesehatan akibat debu tergantung pada lamanya kontak, konsentrasi debu dalam
udara,jenis debu itu sendiri dan lain-lain.
     
Asap adalah partikel dari zat karbon yang keluar dari cerobong asap industri
karena pembakaran tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung
karbon. Asap bercampur dengan kabut/uap air pada malam hari akan turun ke
bumi bergantungan pada daun-daunan ataupun berada di atas atap rumah.

     Bahan yang bersifat partikel menurut sifatnya akan menimbulkan:


1. Ransangan saluran pernafasan
2. Kematian karena bersifat racun
3. Alergi
4. Fibrosis
5.  Penyakit demam

Bahan yang bersifat gas dan uap menurut sifat-sifatnya akar berakibat:
1.    Merangsang penciuman seperti: HC1, H2S, NH3
2.    Merusak alat-alat dalam tubuh, misalnya CaCI
3.    Merusak susunan saraf: uap plumbum, fluorida
4.    Merusak susunan darah: benzena
 

Untuk menghindari dampak yang diakibatk’an limbah melalui udara selain


menghilangkan sumbernya juga dilakukan pengendalian dengan penetapan nilai
ambang batas.

Nilai ambang batas adalah kadar tertinggi suatu zat dalam udara yang
diperkenankan, sehingga manusia dan makhluk lainnya tidak mengdlami
gangguan penyakit atau menderita karena zat tersebut. Di samping itu masih ada
rumusan lain yang diberikan khusus bagi para pekerja dalam lingkungan itu.
Karena waktu kerja manusia pada umumnya 8 jam sehari, 40 jam
seminggu,maka nilai ambang batas bagi mereka berbeda dengan nilai ambang
batas pada umumnya.

     Suatu zat yang sama akan berbeda pengetrapannya terhadap kedua obyek
yang berbeda,misalnya antara manusia dan hewan, antara manusia dengan
manusia sendiri dalam dua lingkungan yang berbeda.
     Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai sisi positif
dan dampak negatif. Salah satu sisi positifnya banyak industri-industri
berkembang. Sedangkan dengan banyak industri-industri yang berkembang
berdampak pada pencemaran lingkungan, salah satunya pencemaran udara oleh
debu. Debu merupakan partikel zat padat oleh karena adanya kekuatan alami
atau mekanisme seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan,
yang cepat, peledakan dan lain-lain. Dari bahan organik maupun anorganik,
misalnya batu, kayu, bijih logam, arang batu dan sebagainya. Sedangkan
definisi lain dari debu adalah kumpulan zat padat yang dihasilkan dari suatu
proses penghancuran bahan yang menghasilkan sisa suspensi di udara.
Pencemaran udara oleh debu akan berdampak pada kesehatan manusia yang
terpapar pada saat bekerja ataupun manusia yang berada pada sekitar
lingkungan tersebut.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemaparan debu adalah:


1. Tipe debu
    a. Metalik : Bersifat logam, contoh : Pb, As, Mn
    b. Non metalik : Tergantung ada tidaknya kandungan silica.
2. Lama pemaparan, tergantung dari :
 a. Jenis debu
 b. Lama seseorang bekerja di tempat kerja 

Ukuran partikel 

a. Debu ukuran besar : > 10 mikron, tidak menimbulkan penyakit karena tidak
mudah mengendap di paru-paru karena pengaruh gravitasi. 

b. Debu ukuran kecil : < 5 mikron, menimbulkan penyakit dan mengganggu


kesehatan karena bersifat respirable (bisa masuk ke dalam paru dan
menimbulkan penyakit) 

Konsentrasi debu 
Yaitu nilai NAB dari tiap masing-masing debu (setiap debu mempunyai NAB
yang berbeda-beda).
Sedangkan karakteristik debu di saluran pernafasan yaitu:
1. Debu-debu berukuran 5-10 mikron : ditahan saluran nafas bagian atas
(gangguan paryngitis)
2. Debu-debu berukuran 3-5 mikron : ditahan saluran nafas bagian tengah (asma
bronchitis)
3. Debu-debu berukuran 1-3 mikron : akan mengendap di permukaan alveoli
paru-paru (pneumokoniosis)
4. Debu-debu berukuran 0,1-1 mikron : tidak mudah mengendap jadi hanya
hinggap di permukaan alveoli.
5. Debu-debu berukuran < 0,1 mikron : tidak hinggap di permukaan alveoli atau
selaput lendir, oleh karena gerakan Brown, yang menyebabkan debu bisa keluar
masuk alveoli. 

Debu-debu yang ikut masuk bersama udara pernafasan yang sampai di alveoli
akan mengalami beberapa kemungkinan yaitu :
1. Menyusup di permukaan alveoli dan setelah berada dekat batas bronchioli
tertangkap oleh cilia, yang lalu dikembalikan kejalan pernafasan tengah dan
atas, lalu keluar. Kalau bahan-bahan kimia penyusun debu mudah larut dalam
air, maka bahan-bahan itu akan larut dan langsung masuk pembuluh-pembuluh
darah kapiler alveoli. Apabila bahan-bahan tersebut tidak mudah larut, tetapi
ukurannya kecil, maka partikel-partikel itu dapat memasuki dinding alveoli, lalu
kesaluran limfa atau ke ruang peribronchial.

2.  Debu tersebut ditelan oleh phagocyt, yang biasanya histiocyt atau inti atau
sel-sel mesenchym yang tidak berdifferensiasi. Sel-sel phagocyt ini mungkin
masuk ke dalam saluran limfa, atau melalui dinding alveoli ke ruang
peribronchial, atau ke luar dari tempat itu ke bronchioli lalu oleh rambut-rambut
getar dikembalikan ke atas.

Debu yang masuk paru dan mengendap pada alveoli dapat menyebabkan
penyakit paru yaitu pneumoconiosis. Adapun diagnosa pneumokoniosis, yang
dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :
1.  Riwayat pekerjaan
 Pekerjaan yang pernah dilakukan pekerja tersebut.
2.  Gejala klinis
 Derajat banyaknya debu tertimbun di dalam paru. Gejalanya antara lain batuk
kering, sesak nafas, kelelahan, susut berat badan, banyak dahak, dll.
3.  Pemeriksaan di tempat kerja
 Dilakukan dengan alat pemeriksa debu.
4.  Sukar dilakukan
 Bahwa diagnosa ini sulit dilakukan karena gejalanya sama seperti penyakit
pada umumnya jadi diperlukan pemeriksaan lanjut.
DAMPAK AMBANG BATAS

Bising merupakan suara atau bunyi yang mengganggu. Bising dapat menyebabkan


berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan
komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa
gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non
Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya
performan kerja, stres dan kelelahan. Lebih rinci dampak kebisingan terhadap
kesehatan pekerja dijelaskan sebagai

berikut: 
1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus
atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan
darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer
terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan
sensoris.
Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini
disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibulardalam telinga dalam
yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak
nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan
organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan
elektrolit.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur,
dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan
penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.
3. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi
pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi
pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan
terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena
tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak
langsung membahayakan keselamatan seseorang.
4. Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau
melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing
(vertigo) atau mual-mual.
FAKTOR BIOLOGI DI TEMPAT KERJA

Faktor Biologi
1. Bakteri
a) Mempunyai 3 bentuk dasar : bulat (coccus), batang ( basil), lengkung ( koma, vibrion
dan spiral)
b) Ukuran : bulat à berdiameter 0.7 – 1.3 mikron ( 1 mikron = 0.001 mm), batang à
lebarnya 0.2 – 2.0 mikron dan panjangnya 0.7 – 3.7 mikron
c) Perbandingan bakteri : 1/100 kali < kemampuan mata untuk melihat
d) Dalam bentuk endospora tahan terhadap keadaan panas, dingin, kering, tekanan
osmosis dan zat kimia tertentu
e) Beberapa penyakit akibat infeksi bakteri : anthrax, tuberculosis, leprosy, tetanus,
thpoid, cholera, diptheria, dll
2. Virus
a) Ukuran sangat kecil : 16 – 300 nm
b) Tidak mampu bereplikasi
c) Menginfeksi sel inang yang khas à untuk replikasi dan hanya intraseluler

3. Jamur
a) Dapat berupa tunggal atau koloni
b) Multiseluler
c) Sumber makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau
hewan lain
d) Ukuran bervariasi mulai yang besar sampai mikroskopis

4. Parasit
1. Banyak ditemukan di tempat kerja seperti protozoa, cacing,dll
2. Mempunyai siklus hidup yang kompleks à punya inang dua atau lebih, contoh :
malaria (manusia dan nyamuk)
3. Penyebab penyakit pada manusia seperti cacing pita, cacing tambang, dll

Mikroorganisme penyebab penyakit di tempat kerja:


1. Daerah Pertanian
a) Tetanus ( Clostridium tetani)
i. Bentuk spora, dapat hidup di dalm tanah sampai berbulan – bulan, dalam kotoran
hewan dan menyebabkan tetanus ketika masuk ke dalam luka kulit
b) Leptospirosis
i. Terutama pada tempat – tempat yang banyak ditemukan binatang pengerat seperti
tikus, seperti lumbung padi, gudang,dll
c) Cacingan à terutama pekera yang berhubungan langsung dengan tanah
d) Byssinosis atau Asma à terutama para petani kapas
e) Keracunan Mycotoxin à racun yang dihasilkan oleh metabolisme jamur ( Aspergillus
flavus dan aspergillus parasiticus ) mengkontaminasi hasil pertanian seperti kacang
tanah, jagung, gandum, kedelai, ubi jalar, dll. Racunnya bersifat karsinogen terhadap
hati.

2. Daerah Tambang
a) Biasanya bakteri penyebab penyakit TBC, bronchitis, pneumonia,dll

3. Daerah Peternakan (terutama yang mengolah kulit hewan serta produk –


produknya)
a) Anthrax , disebabkan Bacillus Anthracis yang menginfeksi domba, sapi,dll. Manusia
terinfeksi melalui spora dari bacillus yang terhirup atau tertelan
b) Glanders, penyakit yang berhubungan dengan kuda atau kotorannya
c) Brucellosis, disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi domba, kambing. Infeksi ke
manusia melalui kontak langsung, darah, susu, urine, plasenta, kulit, tertelan atau
pernafasan
d) Infeksi Salmonella akibat memakan telur yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut
4. Laboratorium
a) Terutama petugas kesehatan
b) Terinfeksi oleh bahan yang mengadung penyakit yang infeksius

5. Perkantoran
Humidifier fever
Suatu penyakit yang disebabkan oleh organisme sehingga menimbulkan sakit atau
alergi pada saluran pernafasan.
Biasanya hidup pada air yang terdapat di sistem pendingin
Legionnaire disease
Penyakit yang berhubungan dengan sistem pendingin
Bila menyerang usia lanjut akan lebih berbahaya

JALAN MASUK KE TUBUH


1) Pernafasan
2) Mulut ( termakan atau terminum)
i. Contoh : Clostridium tetani (penyebab tetanus)
3) Kulit (lecet, luka, gigitan)
i. contoh : tetanus, malaria
 

PENCEGAHAN:
1) Daerah Pertanian & Peternakan :
a) Memakai masker (debu kapas)
b) Mengkarantina hewan yang terinfeksi
c) Vaksinasi anti TBC
d) Pasteurisasi produk susu
e) Membuang kotoran hewan dengan hati – hati
a. 2. Daerah Berdebu : memakai masker
2) Laboratorium : memakai handscoen, masker, baju khusus
3) Perkantoran :
“ Huminifier fever”
a) Membersihkan debu AC setiap 2-3 minggu dengan uap panas
b) Menyediakan penyaring debu
c) Secara regular mengganti air agar sistem menjadi baik
“Legionnaires diseases”
a) kontrol dengan menambah chlorine untuk membunuh bakteri Legionnela
DAFTAR PUSTAKA

https://putraprabu.wordpress.com/tag/suara/

buka K3 penerbit adityamediapublishing

http://iwansugiyarto.blogspot.co.id/2011/11/nilai-ambang-batas-nab.html

http://jurnal-k3lh.web.id/2014/10/07/faktor-biologi-di-tempat-kerja/

Anda mungkin juga menyukai