Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia
Menurut Islam”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Agama Islam di Universitas Diponegoro.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna
manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-
nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa
basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu).
Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah
liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-
mu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5),
yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual
manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar
1
: 72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke
arah kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna
linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi
manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk
pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis,
psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social
yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
2
BAB II
ISI
3
kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta yang paling baik. (QS. Al- Mu’minuun 23 : 12-14). “
Tahapan-tahapan penciptaan manusia Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Wahai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi … .” (Al Hajj : 5)
Tahap pertama manusia dibuat dari saripati tanah melalui makanan yang dimakan
oleh laki-laki dan perempuan. Sebagian dari zat yang dimakan menjadi bahan sperma
(air mani), bahan awal penciptaannya manusia. Unsur-unsur yang menyusun tubuh
manusia menurut penelitian ditemukan pada jenis-jenis tanah, karena itu ayat di atas
dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.
Menurut Mustafa Zahri di dalam Jamal Syarif (2003 : 59-60) mengatakan bahwa
unsur-unsur immateri yang ada pada diri manusia adalah:
1. Roh adalah pemberian hidup dari Allah kepada manusia.
2. Hati (qolb) adalah tempat bersembunyi yang dianugerahkan oleh Allah
kepada manusia.
3. Akal adalah pemberian Allah yang paling sempurna, dengan akal manusia
dapat mempelajari alam semesta.
4. Nafsu adalah kemauan atau kehendak yang ada di dalam diri manusia.
Penyebutan Nama Manusia
Di dalam Al-Qur’an, Allah sebagai Dzat pencipta manusia, menyebutkan beberapa
istilah yang menunjuk kepada manusia, yaitu:
1. Bani adam (Qs. Al A’rof: 31), manusia disebut bani adam, karena dilihat dan
aspek historis penciptaannya, yaitu makhluk ciptaan Allah yang merupakan
keturunan nabi Adam.
2. Basyar (Qs. Al- mukminun : 33), penyebutan ini sesuai dengan sifat-sifat
biologis manusia, yaitu makhluk Allah yang memiliki sifat-sifat fisik, kimia,
biologis dalam kehidupannya, yang membutuhkan makan, minum.
3. Insan (Qs. Al Ala’ : 5) ini manusia memiliki sifat-sifat psikologis dan
kecerdasan, yaitu makhluk yang berfikir mampu menyerap ilmu pengetahuan.
4
4. An nas (Qs. Al bakarah, dari aspek sosiologis, manusia merupakan makhluk
ciptaan Allah yang mempunyai sifat-sifat dan kecenderungan untuk hidup
berkelompok dengan sesamanya, sehingga disebut makhluk sosial.
5. ‘Abdun (hamba) yang menunjukkan kedudukannya sebagai hamba Allah yang
harus tunduk dan patuh (Saba’ : 9)
Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fugsi tubuh dan
fisiologisnya. Fungsi kebinatangan di temukan oleh naluri, pola-pola tingkah laku
yang khas, yang pada gilirannya ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan.
Semakin tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola tindakannya.
Pada primata (bangsa monyet) yang lebih tinggi dapat di temukan intelegensi, yaitu
penggunaan pikiran guna mencapai tujuan yang diinginkan, sehinnag memungkinkan
binatang melampaui pola kelakuan yang telah di gariskan secara naluri. Namun
setinggi-tingginya perkembangan binatang, elemen-elemen dasar ekstensinya yang
tertentu masih tetap sama.
Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memiliki
hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung oleh
pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan di antara keduanya terletak pada dimensi
pengtahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di sinilah letak kelebihan dan keunggulan
yang di banding dengan makhluk lain. Di banding makhluk lainnya, manusia
mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia) dan Kami angkut
mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan mereka atas makhluk-makhluk
yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol ( QS. Al Isra 70).
Pada prinsipnya, malaikat adalah makhluk yang mulia. Namun jika manusia beriman
dan taat kepada Allah SWT ia bisa melebihi kemuliaan para malaikat. Ada beberapa
alasan yang mendukung pernyataan tsb.
“Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada Malaikat, sujudlah kamu kepada adam,
maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur dan ia adalah termasuk
golongan kafir. ( QS. Al Baqarah 34).
5
Kedua, malaikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang al asma (nama-nama
ilmu pengetahuan) sedangkan Adam mampu karena memang diberi ilmu oleh Allah
SWT.
Keempat, manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah dimuka bumi, “Ingatlah
ketika Tuhan mu berfirman kepada para malaikat, : Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah dimuka bumi…”(QS.Al Baqarah 30)
6
lingkungannya. Dengan kata lain tujuan hidup manusia semacam ini dapat dikatakan
dengan tujuan untuk “Beramal”
6
iii. Membentuk Sejarah Dan Peradaban (Berilmu)
Dunia mengandung nilai kebaikan dan keteraturan yang sangat harmonis yang
diciptakan oleh Allah SWT untuk kepentingan manusia, khususnya perkembangan
sejarah dan peradabannya. Oleh karena itu tujuan manusia adalah untuk melakukan
penyelidikan terhadap alam untuk mengerti potensi – potensi yang tuhan berikan
yang berlaku didalamnya dan kemudian memanfaatkannya dengan hukum –
hukumnya sendiri, untuk kemajuan sejarah dan peradabannya. Karena di kehidupan
nanti manusia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT, oleh karena itu
manusia harus memiliki tujuan untuk membentuk sejarah dan peradabannya dengan
baik.
2.4 Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT
2.4.1 Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT
Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan
dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
7
Oleh karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun
naran” (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia adalah mahkluk yang lemah sama seperti dengan binatang tetapi dengan
memiliki akal budi dan kemauan yang kuat menjadikan manusia sebagai mahkluk
yang dapat mengembangkan pengetahuan dan teknologi untuk dapat hidup
dengan lebih baik. Allah SWT menciptakan manusia dari dua unsur yaitu materi
yang terdiri dari tanah yang berasal dari alam dan inmateri yang berupa roh yang
berasal dari alam gaib. Tetapi manusia juga dapat disebut dengan mahkluk sosial
karena sejatinya manusia sejak dilahirkan tidak dapat hidup sendiri dan
memerlukan bantuan manusia lainnya. Sejatinya manusia diciptakan Allah SWT
untuk dapat belajar dan memahami ilmu – ilmu yang Allah berikan yang tertuang
di dalam Al-Qur’an agar bermanfaat untuk manusia dalam menjalani kehidupan
di alam semesta ini
9
DAFTAR PUSTAKA
http://dalamislam.com/info-islami/hakikat-manusia-menurut-islam
http://www.teknikhidup.com/Islam/hakikat-manusia-menurut-Islam
10