Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan anak manusia merupakan sesuatu yang kompleks, artinya banyak faktor
yang turut berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan anak.
Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi
dengan lingkungan sama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju
perkembangan anak tersebut. perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai
dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah besar bagian-bagian tubuh.
Kualitatif atau psikologis bertambah perkembangan intelektual dan bahasa.Pada dasarnya,
perkembangan merujuk kepada perubahan sistematis tentang fungsi-fungsi fisik dan praktis.
Perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan pisikis. Perubahan fisik meliputi
perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi, dan hasil dari interaksi proses biologis
dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan
karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral.
Pada dasarnya, perkembangan ini merujuk kepada perubahan sistematis tentang fungsi-
fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari
konsepsi,dan hasil dari interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sementara
perubahan psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu,seperti perkembangan
kognitif, emosional, sosial, dan moral.

B. Rumusan Masalah
1. Pengaruh pengembangan fisik dan psikomotorik terhadap tingkah anak, remaja dan dewasa
2. Apa saja karakteristik yang mempengaruhi pengembangan fisik dan psikomotorik terhadap
tingkah anak, remaja dan dewasa?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan fisik dan psikomotorik terhadap tingkah
anak, remaja dan dewasa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh pengembangan fisik dan psikomotorik terhadap tingkah anak,
remaja dan dewasa.
2. Untuk mengetahui karakteristik yang mempengruhi pengembangan fisik dan psikomotorik
terhadap tingkah anak, remaja dan dewasa.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pengembangan fisik dan psikomorik terhadap
tingkah anak, remaja dan dewasa.
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Fisik
1. Pengertian
Perkembangan adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan
kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta
sistematis. Fisik merupakan suatu wujud yang dapat terlihat.
Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan
dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, system saraf, organ-organ indrawi, pertambahan
tinggi dan berat, hormon, dll) dan perubahan-perubahan dalam cara individu dalam
penggunaan tubuhnya (seperti, perkembangan keterampilan motoric dan perkembangan
seksual) serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung,
penglihatan, dsb).
Menurut chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai perubahan yang
berkesinambungan dan progresiv dalam organisme dari lahir sampai mati, pertumbuhan,
perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah kedalam bagian-
bagian fungsional, dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang
tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), proses perubahan dari potensi yang dimiliki
individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru.
Menurut F.J Monks, dkk. (2001), proses yang kekal dan tetap yang menuju kearah suatu
organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan
belajar.
Kesimpulan umum, perkembangan fisik merupakan pertumbuhan atau perubahan secara
terus menerus dan bersifat teteap dari fungsi- fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki
individu menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar.

2. Konsep
Perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson mengamukakan bahwa perkembangan
fisik individu meliputi 4 aspek, yaitu:
a. System syaraf, mempengaruhi kecerdasan dan emosi.
b. Otot-otot, mempengaruhi kekuatan dan kemampuan motorik.
c. Kelenjar endoktrin, penyebab munculnya pola tingkah laku baru (pubertas).

2
d. Struktur .fisik/tubuh, yang meliputi tinggi,berat, dan proporsi. Awal dari
perkembangan pribadi seseorang asasnya bersifat biologis. Dalam taraf-taraf
perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi, struktur dan kondisi talian
dengan masalah Body-Image, Self-Concept, Self-Esteem dan rasa harga dirinya.

3. Karakteristik Perkembangan Fisik


a. Karakteristik perkembangan fisik pada Masa Bayi.
Pada saat dilahirkan, panjang rata- rata bayi adalah 20 inci atau 50 cm, dengan
berat 3,4 kg. Dibandingkan dengan ukuran tubuh orang dewasa, panjang bayi lebih dekat
dari pada berat nya, panjang bayi yang 20 inci menunjukaan lebih dari ¼ orang dewasa,
sedangkan 3,4 kg beratnya menunjukan hanya sebagian kecil dari berat badan orang
dewasa ( Seifert & Hoffnung, 1994).
Segera setelah bayi menyesuaikan diri dengan kegiatan makan melalui cara
menghisap, menelan, dan mencerna, fisiknya bertumbuh dengan cepat. Selama bulan-
bulan pertama kehidupannya, berat badan bayi bertambah sekitar 5 hingga 6 ons
perminggu. Pada usia 4 bulan, berat badan merka naik 2 kali. Pada tahun kedua
kehidupannya, rata-rata pertumbuhan bayi mengalami perlambatan. Pada usia 2 tahun,
berat bayi mencapai 13 hingga 16 kilo dengan tinggi sekitar 32 hingga 35 inci
(santrock,1995).
b. Karakteristik perkembangan fisik pada Masa Anak.
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat
bertambah anatar 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar
38 inci dan beratnya sekitar 16,5 kg. pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci
dan beratnya 21,5 kg (Musen,Conger & Kagan, 1909).
Ketika anak usia prasekolah bertumbuh makin besar, persentase pertumbuhan
dalam tinggi dan berat berkurang setiap tahun. Selama masa ini, baik laki-laki maupun
perempuan terlihat makin langsing, sementara batang tubuh mereka makin panjang.
c. Karakteristik Perkembangan Fisik pada Masa Remaja.
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar
59 atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja lelaki adalah 69 inci,
sedangakan tinggi rata-rata perempuan hanya 64 inci. Tingkat pertumbuhan tertinggi
terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 unruk anak perempuan dan 2 tahun kemudiauntuk
anak lelaki. Dalam tahun itu, tinggi kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci
dan tinggi kebantakan anak laki-laki dari bertambah dari 4 inchi (Zigler & Stevoton,
1993).

3
Pertumbuhan cepat, bagi anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal dari anak
laki-laki. Umumnya anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan cepat pada usia 10,5
tahun dan anak laki- laki pada usia 12,5 tahun. Bagi kedua jenis kelamin, perumbuhan
cepat ini berlangsung selama kira- kira 2 tahun (Diamond & Diamond,1986). Tinggi rata-
rata anak perempuan pada saat iai memulai percepatan pertumbuhan adalah sekitar 54
atau 55 inci, sedangkan tinggi rata-rata anak laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inci.
Karena, penambahan tinggi anak laki-laki dan anak perempuan selama masa remaja
sekitar 9 atau 10 inci dan setelah itu pertumbuhan relative lebih sedikit, maka perempuan
pada akhirnya lebih pendek disbanding dengan rata-rata pria (Seifert & Hoffnung, 1994).
Menurut Zigler dan Stevenson (1993), secara garis besarnya perubahan-
perubahan tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu perubahan- perubahan
yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan- perubahan yang
berhubungan dengan perkembangan karakteristik seksual.
Perubahan pubertas yang dialami suatu periode dimana kematang kerangka dan
seksual terjadi dengan pesat. Terutama, pada awal masa remaja. Kematangan seksual
merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja,
yang ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks skunder.
a. Perubahan ciri-ciri Seks Primer
Ciri-ciri ini menunjuk pada organ tubuh yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri seks primer ini berbeda
dengan anak laki-laki dan anak perempuan. Bagi anak laki-laki, ciri-ciri seks
primer yang sangat penting di tunjukkan dengan yang cepat dari batang
kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (scrotum), yang mulai terjadi pada
usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun
untuk skrotum (Seifert & Hoffnung, 1994). Pada skrotum, terdapat dua buah
testis (buah pelir) yang tergantung dibawah penis.
Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks primer pada pria ini sangat di
pengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsang yang di produksi oleh
kelenjar bawah otak (pituitary gland). Usia 12 tahun kemungkinan untuk
mengalami mimpi basah. Sementara itu, pada anak anak perempuan,
perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode
menstruasi. Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului
oleh sejumlah perubahan lain, yang meliputi pembesaran payudara,
kemunculan rambut disekitar daerah kelamin, pembesaran pinggul dan bahu.

4
Selanjutnya, ketika perceptan pertumbuhan mencapai puncaknya, maka
ovarium, uterus, vagina, labia, klitoris berkembang pesat (Malina,1990).
b. Perubahan Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung
dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan
antara laki-laki dan perempuan. Di antara tanda-tanda jasmaniah yang terlihat
pada laki-laki adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu dan dada
melebar, suara berat, tumbuh bulu di ketiak, di dada, di kaki dan di lengan
dan di sekitar kemaluan, serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan pada
perempuan terlihat payudara dan pinggul yang membesar, suara menjadi
halus, tumbuh bulu di ketiak dan di sektar kemaluan.
d. Karaktieristik Perkembangan Fisik pada Masa Dewasa.
Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik
telah mencapai puncaknya atau titik maksimal, dan sekaligus mengalami penurunan pada
periode ini. Perkembangan yang mempengaruhi meliputi : kesehatan badan, sesnsor, dan
perseptual serta otak.
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang. Tetapi,
perkembangbiakan koneksi neutral (neural connection), khususnya bagi orang yang tetap
aktif, membantu mengganti sel-sel yang hilang. Hal ini membantu orang dewasa yang
tetap aktif, baik secara fisik, seksual, maupun secara mental, menyimpan lebih banyak
kapasitas mereka untuk melakukan aktivitas-aktivitas demikian pada tahun selanjutnya.
Hilangnya sel-sel otak dari sejumlah orang dewasa diantaranya disebabkan oleh
serangkaian pukulan kecil, tumor otak, atau karena terlalu banyak minum-minuman
berakohol. Semua akan semakin meruasak otak, menyebabkan terjadinya erosi mental,
yang sering disebut dengan kepikunan (senility).

4. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik


Faktor yang memengaruhi perkembangan fisik (motor skills) peserta didik dibedakan
menjadi dua, yakni faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Insternal
a. Keturunan
Masing – masing individu lahir didunia ini dengan suatu hereditas
tertentu. Hereditas dapat diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis
karakteristik individu dari orang tuanya. Peristiwa ini terjadi melalui proses

5
genetis. Setiap perkembangan pribadi seseorang merupakan hasil interaksi antara
hereditas dan lingkungan.
b. Dorongan / Motivasi
Daya pendorong / motivasi yang mengakibatkan seorang anggota mau
dan rela untuk mengerahkan kemampuan, dalam bentuk keahlian atau
keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan (Siagian,
1986: 132)
c. Bakat/bawaan
Secara umum bakat (aptitude) kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin,
1972; Reber 1988). Dengan demikian sebenarnya setiap orang pasti memiliki
bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu
sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip dengan
inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang mempunyai inteligensi tinggi
( superior ) disebut juga talented child, yakni anak berbakat.
d. Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya
Anak yang ayah dan ibunya bertubuh tinggi cenderung lebih lekas
menjadi tinggi daripada anak yang berasal dari orag tua yang bertubuh pendek.
e. Kematangan
Secara sepintas, pertumbuhan fisik seolah- olah seperti sudah
direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang
bergizi tinggi, tetapi kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan akan
tertunda. Misalnya, anak berumur tiga bulan diberi makan yang cukup bergizi
supaya pertumbuhan otot kakinya berkembang sehingga mampu uuntuk berjalan.
Ini tidak mungkin berhasil sebelum mencapai umur lebih dari sepuluh bulan.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan
 Keluarga
Lingkungan sosial yang lebih banyak berpengaruh terhadap
perkembangan individu adalah lingkungan keluarga. Sifat–sifat kedua
orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga,
demongrafi keluarga ( letak rumah ) semuanya akan dapat memberikan
dampak baik maupun buruk terhadap individu dalam belajar. Contoh

6
kebiasaan yang diterapkan orang tua dalam memngelola keluarga ( family
management practices ) yang keliru, seperti kelalaian orang tua dalam
memonitor kegiatan anak dapat memberikan dampak yang buruk
terhadap anak tersebut. Dalam hal ini bukan saja anak tidak mau belajar
melainkan ia juga cenderung berprilaku menyimpang, terutama perilaku
menyimpang yang berat seperti anti sosial ( patterson dan loeber, 1984 )
 Masyarakat
Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial adalah masyarakat.
Kondisi masyarakat yang kumuh yang serba kekurangan akan sangat
mempengaruhi aktifitas dan semangat belajar siswa. Paling tidak siswa
tersebut akan menemukan kesulitan ketika meminjam alat – alat belajar
tertentu yang belum dimilikinya dan akan mengurangi motivasi
belajarnya. Jika masyarakat disekitar terdiri dari orang – orang yang
berpendidikan, hal ini akan mendorong lebih giat belajar bagi siswa.
 Sekolah
Kedaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi
perkembangan  individu. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian
kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasiltas belajar, keadaan
ruangan, jumlah siswa perkelas, pelaksanaan tata tertip sekolah, itu
semua sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan individu.
b. Status Sosial Ekonomi
Lingkungan sosial seperti keluarga masyarakat dan sekolah sangat
berpegaruh terhadap perkembangan individu. Lingkungan yang baik akan
memberikan dorongan kepada individu untuk berbuat baik, sebaliknya
lingkungan yang buruk akan mendorong individu untuk melakukan perbuatan
buruk pula.
c. Iklim
Cuaca, iklim akan dapat mempengaruhi perkembangan individu dalam
proses belajar, misalnya iklim yang terlalu panas akan mempengaruhi kegairahan
belajar. Sebaliknya tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk akan menunjang
proses belajar.
d. Kebudayaan
Kebudayaan (culture) secara tidak langsung ikut mewarnai situasi,
kondisi ataupun corak interaksi di mana seseorang itu berada. Selain faktor
perkembangan-faktor perkembangan di atas, faktor perkembangan agama juga

7
sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan kebiasaan seseorang.
Salah satunya adalah seseorang mulai tahu tentang kebersihan, yakni dengan
melakukan buang air di tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya.
e. Gizi
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut
dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggibadan/panjang
badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990). Jika
keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaranenergi dan protein lebih
banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi kekurangan energi protein,
dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal dengan KEP berat
atau gizi buruk.

5. Problematik
a. Obesitas
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. (Kadek Hartini, 2014)
Obesitas adalah permasalahan umum yang dialami anak-anak pada masa sekarang ini.
Obesitas juga mudah penyebarannya (triano, flegal, kuczmarski, Campbell & Johnson,
1995). Salah satu penyebabnya adalah perilaku yang menetap itu biasanya berupa
menonton televise dan bermain game hingga berjam-jam. Pola hidup keseharian yang
kurang aktif tersebut membuat banyak lemak tertimbun dijaringan lemak tubuh.
Walaupun penumpukan lemak tubuh ini tidak baik, tetapi sebetulnya lemak tetap
diperlukan dalam jumlah tertentu.
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh yang berfungsi sebagai energy,
penyekat panas, penyerap goncangan, dan fungsi lainnya. Pada masa anak-anak lemak
tubuh meningkat minimal 16% pada perempuan dan 13% pada laki-laki, lemak tubuh
pada pubertas terjadi lebih dahulu pada perempuan dibandingkan laki-laki 19% pada
perempuan dan 14% pada laki-laki sedangkan saat memasuki usia remaja awal laki-laki
memiliki massa otot yang lebih tinggi dibandingkan perempuan (Rahmawati, 2009). Rata-
rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan
normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25–30% pada wanita dan
18-23% pada pria, dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. Jadi
obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat
dibandingkan berat badan

8
idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak ditubuhnya
(Suandi.2004).
b. Kekurangan Gizi
Kurang gizi adalah dampak dari tidak terpenuhinya kebutuhan gizi anak yang
telah berlangsung sejak lama. Bahkan, kondisi ini dapat dimulai ketika bayi atau masih
berada di dalam kandungan. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan agar dapat memenuhi
kebutuhan gizinya dengan baik selama masa kehamilan.
Tidak hanya sampai di situ saja, setelah bayi lahir pun pemenuhan gizi untuk
anak masih akan tetap berjalan setidaknya sampai ia berusia 2 tahun. Hal tersebut harus
menjadi perhatian utama yang tidak boleh disepelekan. Pasalnya, sedari kehamilan
sampai 2 tahun awal usia anak merupakan masa emas yang akan menentukan kehidupan
anak selanjutnya. Kurangnya nafsu makan, kurangnya ketersediaan makanan, dan
gangguan pada proses pencernaan dapat menjadi penyebab kurang gizi.
Kurang gizi juga dapat diperparah bila anak sering mengalami penyakit infeksi.
Akibatnya, kurang gizi pada anak bisa membuat pertumbuhan dan perkembangan otak
serta fisiknya terganggu. Inilah yang nantinya akan berdampak pada kehidupan anak di
kemudian hari. Secara garis besar, anak kurang gizi umumnya mempunyai berat badan
kurang (underweight), kurus (wasting), pendek (stunting), serta kekurangan vitamin dan
mineral. Di Indonesia sendiri, masalah kurang gizi pada anak masih menjadi perhatian
yang serius. Berdasarkan data Riskesdas 2013, jumlah anak balita yang menderita gizi
kurang yakni sebesar 13,9%, pendek (stunting) sebesar 19,2%, dan kurus (wasting)
sebesar 6,8%.
c. Kesehatan Tubuh
Kebiasaan kehidupan sehat, bersih, dan olahraga secara teratur akan dapat
membantu menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, apabila ternyata masih
terkena penyakit, haruslah diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.

B. Perkembangan Psikomotorik
1. Pengertian
Psikomotorik merupakan perilaku yang ditunjukan pada diri seseorang. Perilaku
psikomotorik memerlukan koordinasi fungsional antara neuronmuscular sistem (persyarafan
dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif). Loree menyatakan bahwa ada dua
macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal harus di kuasai oleh setiap

9
individu pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan
memegang benda (prehension).
Psikomotor merupakan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor
ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan
hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan
berperilaku). psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,
melukis, menari, memukul, dan sebagainya.

2. Konsep
Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan
keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing)
dan bekerja (working). Terdapat dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua
bentuk perilaku psikomotorik ialah:
a. Bahwa perkembangan itu berlangsung dan yang sederhana kepada yang kompleks.
b. Dan yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik
tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).

3. Pentingnya Perkembangan Psikomotorik dalam Pembelajaran


Beberapa konstelasi perkembangan motorik individu dipaparkan oleh Hurlock (1996)
sebagai berikut :
a. Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang. Seperti anak merasa senang memiliki ketrampilan memainkan
boneka, melempar bola dan memainkan alat alat mainan.
b. Dengan keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada
bulan bulan pertama dalam kehidupanya kepada kondisi yang independen. Anak
dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang lain, dan dapat berbuat sendiri untuk
dirinya sendiri. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
c. Melalui peningkatan potensi perkembangan psikomotorik anak dapat menyesuaikan
dangan lingkungan sekolah. Pada masa pra sekolah atau pada masa awal sekolah
dasar, anak sudah dapat dilatih menulis menggambar melukis dan baris berbaris.
d. Melalui peningkatan potensi prkembangan psikomotorik yang normal memungkinkan
anak dapat bermain dan bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak
normal akan menghambat dalam bergaul dengan teman sebayanya, bahkan dia akan
terkucilkan atau menjadi anak yang terpinggirkan.

10
e. Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik sangat penting bagi
perkembangan self concept (kepribadian anak)

4. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik


a. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik pada bayi.
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi berlangsung
sangat ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar dibandingkan
dengan bagian tubuh lain. Tubuhnya bergerak terus menerus ke kiri dan ke kanan dan
seringkali tidak dapat dikendaikan. Mereka juga memiliki refleks yang didominasi oleh
gerak- gerakan yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi- bayi dapat
duduk, berdiri, membungkuk, memanjat dan bahkan berjalan. Kemudian selama tahun
kedua, pertumbuhan fisiknya melambat, tetapi pada kegiatan-kegiatan seperti berlari dan
memanjat pertumbuhannya justru berlangsung cepat. Uraian berikut akan memberikan
gambaran lebih rinci tentang bebrapa aspek dari pertumbuhan fisik yang terjadi selama
masa bayi.
Seperti, bayi berusia 2 tahun mulai tanggap dengan lingkungannya. Misalnya,
mainan yang dia pegang jatuh dan ia mulai berpikir untuk mengambilnya atau tidak.
b. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik pada Masa anak. 
Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik yang
lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira 2
tahun menjelang anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang
pesat. Meskipun selama masa anak-anak pertumbuhan fisik mengalami perlambatan,
namun keterampilan motorik kasar dan motoric halus justru berkembang pesat.
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang membutuhkan keseimbangan dan
koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau
seluruh anggota tubuh, yang dipengaruhi oleh usia, berat badan dan perkembangan anak
secara fisik. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, atau naik turun tangga.
Perkembangan motorik ini beriringan dengan proses kematangan fisik anak. Dan
kemampuan motorik ini merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan sistem
saraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, dan lingkungan yang
mendukung perkembangan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika
sistem sarafnya sudah matang, proporsi kakinya cukup kuat untuk menopang tubuhnya,
dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.

11
Sebaliknya, motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik
halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan secara rutin,
seperti bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai
bentuknya dan sebagainya. Kemampuan motorik halus setiap anak berbeda-beda, baik
dalam hal kekuatan maupun ketepatannya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh pembawaan
anak dan stimulai yang didapatnya.
c. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Pada Remaja.
Remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga seringkali
ingin mencoba-coba, mengkhayal, dan merasa gelisah, serta berani melakukan
pertentangan jika dirinya merasa di sepelakan atau “tidak dianggap” untuk itu, mereka
sangat memerlukan keteladanan, konsistensi, serta komunikasi yang tulus dan empatik
dari orang dewasa. Masa remaja terletak diantara masa anak dan masa dewasa. Masa
remaja dianggap telah mulai ketika anak telah matang, dalam aspek seksual dan kemudian
berakhir setelah matang secara hukum. Remaja mulai peduli dengan lingkungan nya,
misalkan teman nya yang sedang kesusahan dia mulai tanggap untuk membantu.
d.Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Pada Masa Dewasa.
Pada usia dewasa keterampilan dalam hal tertentu masih dapat ditingkatkan.
Puncak dari perkembangan psikomotorik terjadi pada masa ini. Latihan merupakan hal
penentu dalam perkembangan psikomotorik. Melalui latihan yang teratur dan terprogram,
keterampilan yang maksimal akan dapat ditingkatkan dan dipertahankan. Mulai dari
sekitar usia 18 tahun hingga 25 tahun, individu memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-
gerak reflek mereka sangat cepat. Mereka telah bisa menentukan mana yang salah dan
mana yang benar.

5. Faktor yang Mempengaruhi Psikomotorik


Faktor yang memengaruhi perkembangan psikomotorik peserta didik dibedakan
menjadi dua, yakni:
1. Faktor internal
a. Keturunan/gen dari orang tua
Pada dasarnya gen seorang manusia diwariskan dari gen yang dimiliki
oleh orang tuanya. Setiap anak yang dilahirkan biasanya memiliki gen yang
mirip dengan gen yang dimiliki oleh orang tuanya. Sifat turun temurun gen
dari orang tua kepada keturunan yang dilahirkannya.
b. Gangguan emosional

12
Ada 5 ciri yang menggambarkan anak yang mengalami gangguan
perilaku, antara lain:
1. Tidak mampu belajar yang bukan disebabkan oleh faktor kesehatan
seperti cacat indera atau fisik lainnya. Anak ini, pada dasar fisiknya baik-
baik saja, yang menghambat adalah keadaan psikologisnya
2. Tidak bisa menjalin hubungan atau pertemanan dengan teman sebaya,
bahkan orangtua dan gurunya di sekolah. Karena perilakunya yang labil,
emosional, dan berubah-ubah, anak menjadi individualis karena
lingkungannya tidak bisa menerima keadaan anak tersebut.
3. Perasannya suka tidak normal, berubah-ubah tidak jelas tanpa sebab
nyata dan pasti.
4. Mood mudah terganggu atau terdistraksi, kadang marah, depresi, kecewa.
Intinya emosionalnya labil.
5. Cenderung takut sendiri karena masalah pribadi dan di sekolah, maka
akan mengeluarkan emosi dan perilaku seperti, menangis dan mengamuk.
Jika ditanyakan alasannya, akan menyinggung perihal masalah pribadi
dan hal di sekolahnya.
c. Perkembangan sistem syaraf
Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen
sel saraf (neuron). Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon,
berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf
berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh
bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dengan kecepatan sekresi
beberapa kelenjar endokrin.
d. Pertumbuhan otot
Saat tubuh bergerak, otot yang bekerja tidak hanya satu, melainkan
berbagai otot lainnya ikut bergerak. Kolaborasi dari gerakan berbagai otot
inilah yang akan menggerakkan tulang. Ketika berkontraksi, otot akan
memendek, mengeras dan bagian tengahnya menggelembung (membesar).
Karena otot yang memendek, maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut
akan tertarik atau terangkat, begitu pula sebaliknya.
e. Perkembangan kelenjar endokrin
Sistem kelenjar endokrin merupakan salah satu sistem utama pada tubuh
yang mengoordinasikan senyawa-senyawa kimia tersebut. Kinerja sistem
endokrin berdampak kepada hampir seluruh sel, organ, serta berbagai fungsi

13
di tubuh manusia. Secara umum, kelenjar endokrin bertanggung jawab atas
hampir seluruh proses dalam tubuh yang berlangsung lambat, mencakup
pertumbuhan sel, tumbuh kembang badan, proses reproduksi, serta
metabolisme. Sedangkan proses tubuh yang berlangsung lebih cepat,
misalnya pernapasan dan pergerakan tubuh, diatur oleh sistem saraf.
Secara umum, kelenjar endokrin bertanggung jawab atas hampir seluruh
proses dalam tubuh yang berlangsung lambat, mencakup pertumbuhan sel,
tumbuh kembang badan, proses reproduksi, serta metabolisme. Sedangkan
proses tubuh yang berlangsung lebih cepat, misalnya pernapasan dan
pergerakan tubuh, diatur oleh sistem saraf. Macam-macam kelenjar di dalam
sistem endokrin, antara lain adalah:
1. Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin
(T3) yang bertugas mengendalikan tingkat pembakaran energi dari
makanan. Selain itu sel parafolikular di kelenjar tiroid menghasilkan
hormon kalsitonin yang berperan dalam pembentukan tulang.
2. Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini melepaskan hormon paratiroid yang tugasnya adalah
mengatur kadar kalsium dalam darah. Tugas hormon ini dibantu oleh
hormon kalsitonin yang dihasilkan tiroid.
3. Kelenjar pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisis merupakan kelenjar terpenting dalam
sistem endokrin. Kelenjar pituitari memproduksi hormon yang
fungsinya mengatur berbagai kelenjar endokrin lainnya. Termasuk di
dalamnya hormon prolaktin yang sangat penting bagi ibu menyusui,
dan hormon luteinizing yang berperan dalam mengatur estrogen pada
wanita dan testosterone pada pria.
4. Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal terbagi menjadi dua bagian. Pertama, bagian korteks
yang memproduksi hormon kortikostreroid. Hormon ini bertugas
mengatur keseimbangan cairan dan kadar garam di dalam tubuh.
Hormon ini juga memengaruhi metabolisme, sistem imun, respons
tubuh terhadap stres, serta perkembangan dan fungsi seksual. Kedua,
bagian medulla yang memproduksi hormon epinefrin atau adrenalin.

14
Ketika tubuh mengalami stres, epinefrin meningkatkan tekanan darah
dan detak jantung.
5. Kelenjar pankreas
Memproduksi dua hormon penting, yaitu glukagon dan hormon
insulin. Kedua hormon ini bekerja sama untuk memelihara kadar gula
darah dan memelihara simpanan energi di dalam tubuh.
6. Kelenjar reproduksi
Kelenjar reproduksi pada pria (testis) terdapat di skrotum, sedangkan
kelenjar reproduksi wanita (indung telur atau ovarium) terdapat di
rongga panggul. Testis memproduksi hormon testosteron, sedangkan
indung telur memproduksi hormon estrogen dan progesteron.
f. Perubahan struktur tubuh
Pertumbuhan yang sebenarnya, yang terdiri dari bertambahnya jaringan
structural seperti otot, tulang dan organ vital, dan perlemakan yang sangat
penting dalam peningkatan jaringan adiposa.
      Perkembangan, diidentifikasikan sebagai pertambahan secara progresif
dari tingkat yang lebih rendah ke yang lebih tinggi seiring dengan
bertambahnya ukuran. Diferensiasi, merupakan suatu komponen dari
perkembangan melalui proses penyempurnaan sifat-sifat individu dari sel dan
organ, yang terjadi pada diferensiasi secara progresif dari sel-sel embrio
menjadi sel-sel otot, sel otak, sel hati dan lain-lain.
2. Faktor eksternal
a. Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua adalah suatu proses interaksi antara orang tua dan
anak,yang meliputi kegiatan seperti memelihara, mendidik, membimbing
serta mendisplinkan dalam mencapai proses kedewasaan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
b. Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora
dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan
menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.

15
6. Problematika
a. Gangguan Gerak Peniruan
Gejala yang tampak pada dari gangguan stereotipik adalah gerakan motorik kasar
(gross motor movement ) yang tidak wajar. Gerakan yang disebabkan karena
kebiasaan tetapi mempunyai akibat yang tidak baik
b. Permasalahan Psikis (Mental)
Gangguan mental atau yang biasa disebut penyakit kejiwaan adalah pola
psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan
mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen
kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau
sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.

16
BAB III
KESIMPULAN

Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer
dalam pertumbuhan remaja. Perkembangan psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional
antara neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif).
Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu siswa yang masih
dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses pengajaran. Karena setiap remaja berbeda, maka guru mau
tidak mau harus bisa menjadi teman dan orang tua bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif
terhadap siswa,adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik dalam menghadapi remaja.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Desnita.2017.Psikologi Perkembangan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


2. Ali Mohammad.2009.Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.Jakarta: Pt. Bumi Raksasa

18

Anda mungkin juga menyukai