Anda di halaman 1dari 12

aufa ubaidillah

FOLLOW
Humaniora Pilihan

Menghadapi Titik Nadir Kehidupan


9 Desember 2016   15:14 Diperbarui: 10 Desember 2016   07:55 4407 0
0

betany.com

Agaknya diantara kita pernah berada dalam posisi tersebut. Titik nadir adalah titik
paling rendah, titik dimana rasa "Manusia" itu perlu dipertanyakan. Manusia adalah
kreasi Tuhan yang begitu unik dan spesial. Selain dibekali perangkat otak untuk
berfikir, juga dibekali hati yang mempunyai perasaan. Bagaimana jadinya jika kita,
sebagai manusia merasa kerja otak kita  tidak maksimal, sulit untuk berfikir jernih,
hati terasa mati, sulit merasakan apalagi menikamati kehidupan sehari hari. Padahal
fitrahnya manusi dilahirkan secara bebas, telanjang tanpai pakaian, berkreasi tanpa
batas.

Jika dia pegawai, akan merasakan kejenuhan yang luar biasa hebat, karena rutinitas.
Jika dia pejabat, dia akan merasa lelah dan putus asa karena dituntut untuk selalu
melayani. Jika dia artis, frustasi akan mendera karena sangat sulit menemukan privasi
untuk keluarga dan diri sendiri.
Jika dia penikmat kehidupan bebas, akan merasa lelah mencari dan terus mencari hulu
dari segala keinginannya. Jika dia aktivis, akan tiba masa bahwa aktivitasnya terasa
hambar, ingin sesuatu yg nyata, bukan sekedar kata. Jika sadar bahwa dia diciptakan
sebagai manusia seutuhnya, dia akan pasrah terhadap nasib setelah perjalanan jauh
nan melelahkan yang tak kunjung membuahkan.

Sebenarnya sih, tidak ada sesuatu yang benar benar enak, nikmat, tanpa batas, dan
sempurna.

Yang ada hanya, "kamu lebih enak ya", "masih enakan kamu", "andai aku
menjadi"...."aku akan".....Dan saling membayangkan.

Sebagai makhluk yang unik, manusia mempunyai banyak sekali cara untuk
menemukan solusi terbaik. Namun tak jarang, sangat sulit menentukan dan memilih
solusi yang cocok karena lumpuhnya otak dan perasaan.

Tulisan ini pun saya tulis, ketika merasakan titik nadir sebagai karyawan. Bosan,
lelah, jenuh, semangat padam, seakan waktu berjalan merayap 1 tahun lamanya hanya
untuk sekedar menunggu tanggal muda. Lalu, apakah dengan menulis saya akan dapat
kembali fit lagi! Jawabannya tentu tidak.

Saya pribadi memahami titik nadir hanya sebuah fase pikiran dan hati. Baik buruk
keadaan yang kita alami, itu hanya terjadi di dalam alam fikiran dan perasaan. Tentu,
jika melihat keadaan sekitar, teman sekantor, orang lain yang juga bekerja, mereka
baik – baik saja, tampak baik, dan sudah bukan urusan saya untuk mengetahui
perasaan mereka, yang penting terlihat baik, titik.

Dalam perenungan saya, sebenarnya titik nadir hanyalah luapan dari sistem yang
mengatur pola fikir dan perasaan secara sistematis dan terus menerus. Dan ini sangat
menyalahi kodrat naluri manusia, yang selalu ingin bebas berkehendak dan berkreasi.
Sebagai pekerja, saya sadar bahwa jiwa dan raga terlalu diatur harus tunduk kepada
hukum dunia. Perlulah sesekali waktu diberi keleluasan untuk melepaskan semua
belenggu itu.

beberapa cara menurut pengalaman pribadi menghadapi titik nadir, semoga


bermanfaat:

Menerima

Menerima di sini berarti kita berusaha untuk tidak melawan keadaan, ikuti saja
alurnya. Nikmati kepusingan kita, jengkel, dan jenuh kita. Dengarkan alunan nada
sumbang dari bos atau rekan kerja yang membicarakan kita, anggap saja sebagai radio
rusak, cukup dimengerti bahwa jika batreinya habis radionya akan mati.

Hobi

Lakukanlah hobi yang sudah sering ditinggalkan. Jika anda sudah tua Tidak perlu
malu untuk bermain Games, jika memang hobi. Berenang, ngopi, nongkrong, atau
sekedar pergi sesuai kehendak hati. Berilah hati dan fikiran kebebasan untuk
menentukan semuanya.
Menulis

Memang, tidak semua orang hobi menulis, lebih banyak yang hobi bercerita. Menulis
dan bercerita sebenarnya sama, hanya berbeda alat, jika bercerita dengan mulut tetapi
menulis dengan tangan.

Kenapa harus menulis, dan bukan bercerita! Karena dengan tulisan mampu
mengungkapkan perasaan yang sulit untuk diucapkan, tulisan juga mengandung daya
imajinasi yang lebih luas dari sekedar bercerita. Tidak jarang satu kata bisa mewakili
30 menit bercerita. Menulis puisi contohnya, atau opini, pengalaman, dan lain lain.

Keputusan

Ini yang saya lakukan, jangan pernah memutuskan secara sepihak jika dalam posisi
titik nadir. Pada titik ini, seperti saya bilang, otak dan hati tumpul, sulit untuk mencari
solusi baik ataupun pilihan tepat. Jika anda karyawan, jangan langsung minta resign,
diamkanlah sejenak. Cooling Down dulu, biarkan sedikit stabil. Jika otak dan hati
sudah terasa tenang dan stabil, anda pasti sudah mulai bisa lagi untuk berhitung dan
memikirkan keputusan yang paling tepat.

Manusia memang dilahirkan sebagai ciptaan yang diberi kebebasan untuk memilih.
Pilihlah yang terbaik untuk diri anda sendiri, dan yang The Best bukan berasal dari
orang lain, melainkan dari dalam diri sendiri

HALAMAN :

1. 1
2. 2

LIHAT SEMUA
KOMPASIANA ADALAH PLATFORM BLOG, SETIAP ARTIKEL MENJADI TANGGUNGJAWAB
PENULIS.
LABEL

humaniora

filsafat

manfaat
motivasi

aufaubaidillah

opini

pengalaman

gayahidup

lifestyle

RESPONS : 0

POWERED BY GENIEE

Dokter telah menemukan penyebab bau busuk dari mulut! Baca disini
Uang selalu datang melimpah, jika benda ini ada dirumah

Drink 1 Cup Before Bed, Watch Your Body Fat Melt Like Crazy
Cara menghilangkan lemak perut. -23 kg dalam 2 minggu. Resep

Gunakan sebelum tidur, dan parasit akan meninggalkan tubuh!


Bet You Haven't Noticed This - Let's Go Back To The Season 1

REKOMENDASI

 Anda di Mana Saat Pak Habibie Di-bully?

 Salah Kata Anies Berujung Hantaman Tsamara…

 Disponsori Jika lutut dan pinggul terasa sakit, ambillah asia-secrets.com

 Disponsori Zombies and Buddhism help Japan universities… Nikkei Asian Review

 Disponsori Getting a Job in the UK May be Easier Than You Think UK Jobs | Sponsored
Listings

Recommended by
BERI NILAI
Aktual
Bermanfaat
Inspiratif
Menarik
Menghibur
Tidak Menarik
Unik

BERI KOMENTAR
LIHAT SEMUA KOMENTAR
窗体顶端
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari
Kompasiana
窗体底端

FEATURED ARTICLE

12 Tahun Chrisye Pergi, Tetap di Pusaran Rindu Fans

teguh imam suryadi


183

TERPOPULER

Bukan Kembalikan Mandat, Ini yang Harus Dilakukan Pimpinan KPK

Yon Bayu
444

Nama-nama Menteri Pada Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Amin

Action Play
250

Presiden Jokowi Sudah Tidak Punya Beban Apa-apa?

Samsul Bahri Sembiring


201

Antara Liverpool dan Nasi Bhuk Madura

Mbah Ukik
175
Artis Indonesia Korban KDRT di Amerika Serikat

TJIPTADINATA EFFENDI
157

NILAI TERTINGGI

Kompensasi Token TMP dari PLN

Hennie Engglina

Nanti Kita Akan Bertemu Lagi

Syahrul Chelsky

Antara Liverpool dan Nasi Bhuk Madura

Mbah Ukik

Mampu Berapa Gol Garuda Asia?

Elang Salamina

Puisi | Meredam Bisu di Laju Waktu

zaldy chan

TERBARU

Jual beli menurut Islam


Rizky Fadilla
0

Jangan Mau Menjadi Laki-Laki Miskin!

Agung Han
0

Bagaimana Wujud dari Kemerdekaan Setelah Revolusi Kemerdekaan


Indonesia Tahun 1945?

Iqbal RM
3

Monitoring dan Evaluasi

Puji Hastuti
2

Kedatangan Tamu

Sejati
2
ARTIKEL UTAMA

Cerita tentang Apel Terbelah dari Hunter di Sebuah Pojok di


Aberdeen

Teopilus Tarigan
33

Gymnohirna Tibicen, Si "Angry Birds" yang Eksis di Australia

Gatot Tri
77

Membincangkan Visi Puitis


Aura Asmaradana
62

"Love Alarm", Karena Jatuh Cinta Tak Sesederhana Dering


Notifikasi

Yonathan Christanto
82

Antara Liverpool dan Nasi Bhuk Madura

Mbah Ukik
190

TENTANG KOMPASIANA
PROFIL
PERFORMA & STATISTIK
TIM

JARINGAN
KOMPAS.COM
KOMPAS.TV
KOMPAS.ID
KONTAN.CO.ID
KOMPASKARIER.COM
KGMEDIA.ID
SYARAT DAN KETENTUAN
DEFINISI
KETENTUAN LAYANAN
KETENTUAN KONTEN
PENGGUNAAN DAN HAK CIPTA
SANGGAHAN DAN PELAPORAN KONTEN
KETENTUAN PERUBAHAN
UNDANG-UNDANG ITE
FAQ KOMPASIANA
KONTEN
TEKNIS DAN GANGGUAN
TIPS DAN TUTORIAL
BISNIS DAN KERJA SAMA
BANTUAN
KONTAK KAMI
Gedung Kompas Gramedia Palmerah Barat unit II lantai 6, Jl. Palmerah
Barat no. 29-37, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat 10270


· 6221 536 99 200
· · 6221 5360678

 · kompasiana@kompasiana.com

Untuk pengajuan iklan dan kerja sama bisa menghubungi:


kerjasama@kompasiana.com
© 2018 Kompasiana.com. A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved
X CLOSE

Anda mungkin juga menyukai