Anda di halaman 1dari 7

Kenapa Harus Takut Gagal?

Setiap orang pernah merasa takut, takut


ketinggian, takut dengan hewan tertentu, takut
kepada orang tua, bahkan takut mengalami
kegagalan. Semua itu adalah hal biasa yang
pernah dirasakan oleh setiap orang.

Ketidak mampuan seseorang dalam mencapai


target atau tujuan, kerap dianggap sebagai
sebuah kegagalan. Yang akhirnya berujung pada
stres, depresi, atau trauma untuk mencobanya
kembali. Bahkan ada juga yang harus
mengakhiri hidupnya hanya karena tidak
sanggup menanggung beban kegagalan.

Kegagalan akan menjadi sebuah kesialan, jika


cara pandang kita menanggapinya sebagai
kesialan. Namun akan menjadi tantangan yang
membangkitkan semangat, apabila kita
menganggapnya sebagai batu tumpuan untuk
menuju keberhasilan.

Semakin tinggi target atau tujuan yang ingin kita


capai, maka proses untuk mendapatkannya atau
mewujudkannya tidaklah instan. Seperti halnya
sebuah pohon, semakin tinggi sebuah pohon
maka semakin tinggi pula angin yang
berhembus. Agar pohon tidak mudah tumbang
oleh tiupan angin, maka akar pohon tersebut
haruslah kuat. Semakin kuat akar yang
menancap ke dalam tanah, maka semakin kuat
pula pohon tersebut berdiri. Begitupun halnya
dengan kita, jika motivasi yang tertanam dalam
diri kita sudah mengakar dengan kuat, maka
kegagalan berkali-kali tidak akan menyurutkan
langkah kita untuk terus bangkit.

Jika kegagalan membuatmu takut untuk


melangkah, maka jangan pernah mengeluh jika
dirimu tidak akan pernah mendapatkan apa
yang kamu inginkan.

Ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan


dalam menghadapi kegagalan. Agar kegagalan
tidak menjadi beban pikiran.

Yang pertama, yang perlu kita lakukan adalah


menanamkan dalam hati bahwa menikmati
proses adalah lebih utama daripada mengejar
hasil. Hasil penting, namun jangan jadikan dia
sebagai prioritas yang harus kita kejar. Jadikan
hasil sebagai bonus, bonus karena kita sudah
lulus melalui proses. Hasil bukanlah segalanya
sedangkan proses ada segala hal yang kita
butuhkan di dalamnya.

Yang kedua, tanamkan sifat sabar dan syukur.


Bersabar ketika tidak mendapatkan hasil sesuai
yang diharapkan. Dan kemudian berusaha
mensyukurinya. Barang siapa yang bersyukur
maka akan Allah tambah. Mensyukuri
seberapapun hasil yang kita peroleh akan lebih
jauh membuat hati kita tenang daripada
memaksakan diri untuk menyesali apa yang
sudah terjadi.

Yang ketiga, tanamkan sifat positif thinking


(berpikir positif). Setiap apa yang kita pikirkan
itulah yang akan terjadi kepada diri kita. Ingin
buktinya? sekarang bayangkan di tangan kiri
kalian ada sebuah mangga yang belum matang.
Dan bayangkan di tangan kanan kalian ada
sebuah pisau. Gunakan pisau itu untuk
memotong mangga yang belum matang itu.
Kemudian makanlah mangga yang sudah kalian
potong itu. Apakah kalian bisa merasakan
keasaman dari mangga itu? Padahal kalian tidak
sungguh-sungguh sedang memakannya bukan?
Tapi hormon yang terdapat di dalam tubuh
membuat kalian seolah-olah sedang mencicipi
mangga tersebut. Seperti itulah cara kerja
dalam tubuh kita. Apa yang kita pikirkan itulah
yang akan mempengaruhi kehidupan kita. Allah
sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Jika yang
tertanam dalam benak kita adalah kegagalan
dan kegagalan, maka jangan heran jika itulah
yang akan selalu kita dapatkan. Jika kegagalan
datang maka berfikir positiflah bahwa itu adalah
yang terbaik untuk kita. Perluaslah cara
pandang kita. Jangan persempit cara pandang
kita dalam menilai sebuah kegagalan. Jangan
hanya melihat kegagalan dari kacamata kita.
Kenapa kita gagal? Bisa jadi karena kita memang
belum pantas atau bisa jadi ada suatu hal yang
lebih baik untuk kita.

Yang keempat, carilah lingkungan yang


mendukung. Teman-teman yang selalu memberi
semangat, saran, maupun kritikan adalah
teman-teman terbaik yang harus kita jaga.
Ketika kita memiliki lingkungan yang
mendukung maka akan sangat mudah bagi kita
mengembalikan semangat setelah kegagalan.
Jadikan setiap kegagalan yang terjadi dalam
hidup sebagai sebuah pembelajaran.
Pembelajaran dalam hal pendewasaan diri,
pembelajaran untuk lebih giat dan serius lagi,
maupun pembelajaran untuk mencoba hal baru.

Jangan pernah menyerah hanya karena pernah


sekali atau dua kali gagal, karena di luar sana
banyak penemu-penemu yang hebat terlahir
dari kegagalan yang berulang-ulang. Keyakinan
mereka akan adanya sebuah keberhasilan,
membuat mereka tidak pernah berhenti untuk
mencoba.

Pada saat menemukan Lampu Pijar Thomas Alfa


Edison mengalami kegagalan sebanyak 9.998
kali. Baru pada percobaannya yang ke 9.999 dia
berhasil secara sukses menciptakan lampu pijar
yang benar-benar menyala terang. Pada saat
keberhasilan dicapainya, dia sempat ditanya:
Apa kunci kesuksesannya. Thomas Alfa Edison
menjawab: “Saya sukses, karena saya telah
kehabisan apa yang disebut kegagalan”.
Bayangkan dia telah banyak sekali mengalami
kegagalan yang berulang-ulang. Bahkan saat dia
ditanya apakah dia tidak bosan dengan
kegagalannya, Thomas Alfa Edison menjawab:
“Dengan kegagalan tersebut, saya malah
mengetahui ribuan cara agar lampu tidak
menyala”. Luar biasa, Thomas Alfa Edison
memandang kegagalan dari kacamata yang
sangat positif. Kegagalan bukan sebagai
kekalahan tapi dipandang dari sisi yang lain dan
bermanfaat, yaitu mengetahui cara agar lampu
tidak menyala [1].

Berhasil itu biasa tapi bangkit dari kegagalan itu


baru luar biasa. Karena di luar sana tidak banyak
orang yang mampu membawa dirinya untuk
bangkit setelah kegagalan melanda. Mereka itu
adalah orang-orang yang langka, maka
jadikanlah dirimu satu diantara orang-orang
yang langka itu.

Daftar Pustaka

[1] Putri Permatasari, Lurita. 2013. “Kegagalan itu


perlu”, diakses 14 Februari 2020.
https://www.dakwatuna.com/2013/04/10/30982/kegagal
an-itu-perlu/#axzz6Drxb2v6R

Assalamu’alaikum
Perkenalkan nama saya Via Liany. Saya adalah
seorang suri rumah dengan satu putri. Karena
aktivitas sama yang berulang, bosan kerap
menghampiri saya. Saya merasa menulis adalah
salah satu cara yang bisa saya lakukan untuk
menghilangkan kebosanan saya. Menulis juga
bisa menjadi tempat saya menuangkan segala isi
hati saya. Tulisan saya adalah teman terbaik
yang saya miliki.

Anda mungkin juga menyukai