Anda di halaman 1dari 16

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID

FORMULASI ELIXIR PARACETAMOL

Disusun oleh :

1. Liza Amalia Meilinda (PO.71.39.0.15.016)


2. Nova Rizky Indrawati (PO.71.39.0.15.019)
3. Putri Dwi Melyana (PO.71.39.0.15.020)
4. Resi Juliana (PO.71.39.0.15.021)
5. Ridho Rajiyanto (PO.71.39.0.15.0

Kelas : Reguler 1A

Dosen Pembimbing :

Drs. Sadakata Sinulingga, Apt, M. Kes

NILAI PARAF

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN FARMASI

TAHUN AKADEMIK 2015/2016


PRAKTEK TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID

PEMBUATAN ELIXIR ACETAMINOPHEN

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan Elixir dengan bahan
Paracetamol/Acetaminophen sebagai zat berkhasiat dalam kemasan botol 60 ml
yang bejumlah 5 botol.
2. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sediaan elixir Paracetamol yang telah
dibuat.
3. Mahasiswa mampu mendesain dan membuat sendiri kemasan elixir
Paracetamol.

II. LANDASAN TEORI


II.1 DEFINISI ELIXIR
Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti Gula dan atau zat pemanis
lainnya, zat warna, zat wewangi dan zat pengawet; digunakan sebagai obat dalam.
Sebagai pelarut utama digunakan Etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi
kelarutan obat. Dapat ditambahkan Gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai
pengganti Gula dapat digunakan Sirop Gula. (Farmakope Indonesia edisi III hal.8)
Bila dibandingkan dengan Syrup, Elixir biasanya kurang manis dan kurang
kental, karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibanding
dengan Syrup dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Karena Elixir
bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air
maupun alkohol dalam elixir. Di samping itu Elixir mudah dibuat larutan Elixir,
maka itu Elixir lebih disukai dibanding sirup. Banyaknya jumlah etanol yang ada di
dalam Elixir berbeda sekali. Kadar etanol yang rendah adalah 3% dan yang tertinggi
dapat sampai 44%. Biasanya Elixir mengandung antara 5-10% etanol. Pemanis
yang digunakan biasanya gula atau sirup gula, tapi kadang-kadang digunakan
Sorbitol, Glycerinum dan Saccharinum (terbatas). (Moh. Anief, 2010)

2
 Keuntungan Elixir :
 Mudah ditelan dibandingkan tablet dan kapsul
 Rasanya enak
 Larutan jernih, tidak perlu dikocok lagi
 Dosis yang diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai keinginan dokter
atau kebutuhan pasien, apabila elixir hanya mengandung zat obat tunggal
 Kekurangan Elixir
 Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak. Karena mengandung bahan
yang mudah menguap, maka harus disimpan dalam botol bertutup kedap
dan jauh dari sumber api
 Dibandingkan dengan sirup, elixir biasanya kurang manis dan kental
karena mengandung gula lebih sedikit, maka kurang efektif untuk
menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan
(Agoes G, 2012)

Formula Umum Elixir


R/

 Zat berkhasiat
 Pelarut utama (etanol dan air dengan perbandingan tertentu sesuai dengan daya
melarut zat berkhasiat)
 Pelarut tambahan (gliserol, sorbitol, propilen glikol)
 Bahan pembantu (pemanis; pewangi; pewarna; pengawet; anticaplocking agent;
penstabil kimia seperti pendapar, pengompleks, antioksidan).

A. PREFORMULASI
1. Paracetamol
1.1 Pengertian Paracetamol
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang
populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit
ringan, serta  demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat  analgesik
selesma  dan flu. Paracetamol aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah
didapati, overdosis  obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi.

3
Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen,
parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong
dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti
permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal, atau duktus
arteriosus pada janin
.
1.2 Farmakokinetik Parasetamol

Parasetamol cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan, dengan kadar serum


puncak dicapai dalam 30-60 menit. Waktu paruh kira-kira 2 jam. Metabolisme di
hati, sekitar 3 % diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dan 80-90 %
dikonjugasi dengan asam glukoronik atau asam sulfurik kemudian diekskresi
melalui urin dalam satu hari pertama; sebagian dihidroksilasi menjadi N asetil
benzokuinon yang sangat reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya.
Pada dosis normal bereaksi dengan gugus sulfhidril dari glutation menjadi
substansi nontoksik. Pada dosis besar akan berikatan dengan sulfhidril dari protein
hati.(Lusiana Darsono 2002)

1.3 Farmakodinamik Paracetamol


a. Efek analgesik
Efek analgesik dari parasetamol berdasarkan cara kerjanya yaitu
menghilangkan atau mengurangi sakit kepala maupun nyeri ringan sampai
sedang dan merupakan bahan utama berbagai obat flu.
b. Efek anti piretikum
Efek anti piretikum dari parasetamol berdasarkan cara kerjanya yaitu bekerja
langsung pada pusat anti pengatur panas di hipotalamus.
c. Efek anti-inflamasi
Efek anti-inflamasidari parasetamol sangat lemah, oleh karena itu Parasetamol
tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat
biosintesis prostaglandin (PG) yang lemah. Efek iritasi, erosi dan perdarahan
lambung tidak terlihat pada obat ini, demikian juga gangguan pernapasan dan
keseimbangan asam basa.(Mahar Mardjono 1971)

1.4 Efek Samping

Pada dosis yang direkomendasikan, parasetamol tidak mengiritasi


lambung, memengaruhi koagulasi darah, atau memengaruhi fungsi ginjal.
Namun, pada dosis besar (lebih dari 2000 mg per hari) dapat meningkatkan
risiko gangguan pencernaan bagian atas. Hingga tahun 2010, parasetamol
dipercaya aman untuk digunakan selama masa kehamilan

4
Keuntungan utama asetaminophen terhadap aspirin adalah kurangnya daya
toksik pada lambung dan tidak adanya efek pada agregasi platelet. Akan tetapi,
daya toksik asetaminophen terhadap hepar bisa berakibat serius dan over dosis
yang akut sebesar 10-15 g dapat menyebabkan nekrosis hepar yang fatal
(Woodley dan Whelan, 1992).

1.5 Kelebihan Dosis


Penggunaan parasetamol di atas rentang dosis terapi dapat menyebabkan
gangguan hati. Pengobatan toksisitas parasetamol dapat dilakukan dengan cara
pemberian asetilsistein (N-asetil sistein) yang merupakan prekusor glutation,
membantu tubuh untuk mencegah kerusakan hati lebih lanjut.

1.6 Mekanisme Aksi

Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim


siklooksigenase (COX: cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan
bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2. Meskipun mempunyai
aktivitas antipiretik dan analgesik, tetapi aktivitas antiinflamasinya sangat lemah
karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya kadar peroksida
dapat lokasi inflamasi. Hal lain, karena selektivitas hambatannya pada COX-2,
sehingga obat ini tidak menghambat aktivitas tromboksan yang merupakan zat
pembekuan darah.

1.7 Dosis
(ISO volume 47 halaman 36) yang mengandung paracetamol 120 mg/5
ml.
Anak < 1 tahun : ½ sendok teh sirup
Anak 1-3 tahun : ½-1 sendok teh sirup
Anak 3-6 tahun : 1-2 sendok teh sirup
Anak 6-12 tahun : 2 sendok teh sirup
>12 tahun : 1 sendok makan sirup
Dewasa : 1-2 sendok makan sirup

5
1.8 Kemasan
(ISO volume 47 halaman 36)
Kemasan : Botol 60 ml

II.2 MONOGRAFI
a. Acetaminophen (Farmakope Indonesia III hal)

Pemerian : Hablur putih atau serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit.
Sinonim : Parasetamol
Kelarutan :Larutdalam 70 bagian air, dalam 7 bagianetanol (95%),
dalam 13 Bagianaseton, dalam 40 bagiangliseroldandalam 9
bagian propilenglikol. Larut dalam alkali hidroksida.
pH : 5,4 – 6,9
Khasiat : Antipiretikum dan analgetik
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

b. Citric acid/Asam sitrat (handbook-of-pharmaceutical-excipients-6th-edition Hal


181)
Pemerian : Tidak bewarna atau kristal bewarna putih, tidak berbau
dan memiliki rasa asam yang tajam.
Kelarutan : larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian
etanol (95%), sukar larut dalam eter.
pH : 2,2
Fungsi : memperkuat rasa
Kadar : Untuk penguat rasa pada sediaan liquid konsentrasi kadar
0,3-2,0%
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

c. Propylene Glycol (handbook-of-pharmaceutical-excipients-6th-edition hal 592)

Pemerian : Cairan kental tidak bewarna,tidak berbau, dengan rasa


manis, sedikit memiliki rasa tajam yang hampir mirip
dengan gliserin.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) dan


dengan kloroform, larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat

6
bercampur dengan eter minyak tanah dan dengan minyak
lemak.

pH : 4,5-7,5

Kadar : sebagai solven dan cosolven pada larutan oral


konsentrasinya 10-25%

Fungsi : pembantu kelarutan

Penyimpanan : dalam wadah yang tertutup baik

d. Saccharin sodium/Natrium saccarin (handbook-of-pharmaceutical-excipients-6th-


edition hal 608)
Pemerian : serbuk hablur, bewarna putih, tidak berbau atau berbau
aromatik lemah, rasa sangat manis.
Kelarutan : larut dalam 1.5 bagian air dan dalam 50 bagian etanol
(95%)
pH : 6,6
Kadar : sebagai pemanis pada larutan oral konsentrasinya 0,075-
0,6%
Fungsi : Pemanis
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

e. Natrium Benzoat(Handbook of Pharmaceutical Excipients -6th-Edition hal 627)


Pemerian : butiran kristal atau putih , serbuk agak higroskopis. Zat ini
tidak berbau , samar atau dengan bau kapur barus dan
memiliki rasa manis dan garam yang tidak menyenangkan .
Kelarutan : Mudah larut dalam air ,agak sukar larut dalam etanol dan
lebih mudah larut dalam etanol 90%
Kadar : pada larutan oral konsentrasinya 0,02-0,5%
Fungsi :Bahan pengawet anti mikroba, pelumas pada tablet dan
kapsul
Penyimpanan :harus disimpan di sebuah wadah tertutup baik, di tempat
yang sejuk , dan di tempat yang kering.

7
f. Essen Anggur
Cairan tidak berwarna,berasa anggur dan beraroma wangi anggur.

g. Etanol (FI edisi IV hal 63)


Pemerian : Cairan tak bewarna,mudah menguap dan mudah terbakar
Kelarutan : Larut dengan air dan praktis larut dengan semua pelarut
organik
Fungsi : Pelarut ,zat tambahan
pH : 7,3

h. Pasta Anggur
Cairan sedikit kental berwarna ungu dan beraroma anggur.

i. Aquadest(FI edisi IV hal 112)


Cairan jernih tidak berwarna, tidak mempunyai rasa, tidak berbau. pH antara 5-7

III. FORMULA
III.1 Formula Acuan
Sumber : Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing Formulations : Liquid
Product Halaman 219 lembar 1273

Codeine Phosphate and Acetaminophen Elixir

Setiap 5 ml elixir mengandung

- Codeine Phosphate 12 mg
- Acetaminophen 120 mg
- Alcohol 96% 7%
- Citric acid
- Propylene glycol
- Sodium benzoate,
- Saccharin sodium,
- Sucrose
- Flavors
- FD&C yellow No. 6

8
III.2 Formula Usulan

R/ Acetaminophen 120mg/5ml
Alkohol 96% 7%
Asam Sitrat 0,5%
Propylene glycol 13%
Natrium Benzoat 0.02%
Natrium Sakarin 0,2%
Essen Anggur gtt 2
Pasta anggur q.s
Aquadest ad 60ml/botol

*banyaknya bahan yang diambil untuk masing-masing zat dalam formulasi


berdasarkan standar yang terdapat pada Handbook of Pharmaceutical Excipients -6th-
Edition.

IV. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN


IV.1 Perhitungan Bahan

Data perhitungan untuk 60 ml


Data perhitungan untuk 350 ml
Elixir Acetaminophen
Elixir Acetaminophen (untuk 5 botol)
(untuk satu botol)

Acetaminophen = 120/5 x 60 = 1440 mg Acetaminophen = 8400 mg


Alkohol 96% = 7/100 x 60 = 4,2 ml Alkohol 96% = 24,5 ml  25 ml

Asam Sitrat = 0,5/100 x 60 = 300 mg Asam Sitrat = 1750 mg

Propylene glycol = 13/100 x 60 = 7800 mg Propylene glycol = 45500 mg

Natrium Benzoat = 0,02/100 x 60= 12 mg Natrium Benzoat = 70 mg  50 mg

Natrium Sakarin = 0,2/100 x60= 120 mg Natrium Sakarin = 700 mg

Essen Anggur gtt 2 Eseen anggur gtt 10

Pasta Anggur q.s Pasta Anggur q.s

Aquadest ad 60 ml Aquadest ad 350 ml

9
IV.2 Penimbangan Bahan

No Bahan dasar Untuk 400 ml Paraf


(6 botol)
1. Acetaminophen 8400 mg
2. Alkohol 96% 25 ml
3. Asam Sitrat 1750 mg
4. Propylene glycol 45500 mg
5. Natrium Benzoat 50 mg
6. Natrium Sakarin 700 mg
7. Pasta Anggur q.s
8. Essen Anggur gtt 10
9. Aquadest Ad 350 ml

V. Alat dan Bahan


V.1 Alat
 Mortir ukuran besar
 Stemper
 Gelas Ukur
 Erlenmeyer
 Beaker Glass
 Botol 60 ml 5 buah
 Botol besar ukuran 350 ml
 Sendok takar sirup ( 5 ml )
 Anak timbanagan
 Neraca gram dan miligram
 Pipet tetes
 Sendok plastik
 Tutup botol
 Etiket
 Kotak obat
 Kain lap dan tissue
V.2 Bahan
 Acetaminophen
 Alkohol 96 %
 Asam Sitrat
 Propylene glycol
 Natrium Benzoat
 Natrium Sakarin
 Pasta Anggur
 Essen Anggur
 Aquadest

10
VI. PEMBUATAN
1. Kalibrasi botol 350 ml
2. Gerus Acetaminophen dalam lumpang hingga halus. Larutkan dengan
alkohol 96 % dalam erlenmeyer. Kocok hingga larut, masukkan dalam
botol.
3. Tambahkan propilen glycol, kocok homogen.
4. Larutkan Natrium benzoat dengan air dalam erlenmeyer, masukkan dalma
botol.
5. Larutkan Natrium Saccarin dengan air dalam erlenmeyer, masukkan dalam
botol.
6. Larutkan asam sitrat dengan air dalam erlenmeyer, masukkan dalam botol.
7. Tambahkan essen anggur ke dalam botol, kocok.
8. Larutkan pasta anggur dengan air dalam erlenmeyer, masukkan dalam
botol.
9. Tambahkan aquadest ad 350 ml.
10. Saring dengan kain kasa.
11. Bagi ke dalam 5 botol, masing-masing 60 ml.
12. Tutup botol, beri etiket dan penandaan.

VII. PROSEDUR EVALUASI SEDIAAN

Untuk menguji kestabilan sediaan elixir dilakukan beberapa evaluasi yaitu :

1. Organoleptis
Diamati apakah elixir yang dibuat sudah sesuai dengan standar elixir yaitu berupa
larutan yang mempunyai warna, rasa dan bau yang sedap.

2. Kejernihan
Dilakukan dengan cara mengamati dengan mata sediaan larutan elixir, apakah ada
partikelnya atau tidak bila tidak berarti larutan tersebut sudah jernih.

3. Densitas (Bobot Jenis)


Dilakukan dengan menggunakan piknometer dan neraca analitik. Dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a) Siapkan 3 buah erlenmeyer dengan ukuran 10ml
b) Kemudian tiap-tiap erlenmeyer diisi sediaan elixir acetaminophen yang telah
dibuat masing-masing 10 ml
c) Kemudin isi piknometer dengan elixir acetaminophen yang sudah dibuat

11
d) Timbang piknometer yang sudah di isi elixir acetaminophen pada neraca
analitik
e) Hitung berat zat cair (elixir acetaminophen)tersebut
f) Lakukan hal yang sama pada erlemneyer kedua dan ketiga.

4. Viskositas
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat viskometer dengan
silinder 4 dan kecepatan 20 rpm.
Langkah-langkahnya :
a. Ambil 45ml sediaan elixir acetaminophen yang sudah dibuat
b. Masukkan kedalam 3 beaker glass, masing-masing beaker glass di isi 15ml
elixir acetaminophen yang telah dibuat
c. Atur viskometer dengan silinder 4 dan kecepatan 20rpm
d. Masukkan beaker glass ke dalam kotak viskometer ,pasangkan spindel pada
viskometer tersebut (pastikan lempengan spindel menyentuh permukaan
sediaan) tekan tombol on pada viskometer ,catatlah angka pertama yang
tertera pada viskometer
e. Lakukan hal yang sama seperti langkah no 4 pada beaker glass kedua dan
ketiga
f. Setelah selesai mencatat berapa nilai viskositas dari sediaan pada beaker
glass pertama kedua ketiga.Hitunglah nilai rata-rata viskositas tersebut

5. Ph
Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan pH meter, yaitu disesuaikan
dengan pH usus (7 - 8) karena sediaan diabsorbsi di usus jadi pH sediaan
harus sama dengan pH usus.

HASIL EVALUASI SEDIAAN

Botol Bobot Jenis Viskositas pH


Ke-

12
1

Paraf

Botol Organoleptis Kejernihan pH


Ke-
1

Paraf

VIII. PEMBAHASAN

Pre-formulasi Sediaan Elixir Acetaminophen 60 ml

Bahan Jumlah kadar pH Khasiat

13
1. Acetaminophen 1440 mg - 5,4 – 6,9 Zat aktif
2. Alkohol 96% 4,2 ml 7% 7.3 Pelarut
Asam Sitrat 180 mg 0,3% 2,2 Penguat rasa
3.
Propylene glycol 6000mg 10% 4,5-7,5 Pelarut
Natrium Benzoikum 12mg 0,02% Pengawet

Natrium Sakarin 42mg 0,075% 6,6 Pemanis


Essen Anggur 2 gtt - 5,2-6,5 Pengaroma dan rasa

Pasta Anggur q.s - 5,0-6,2 Pewarna


Aquadest Ad 60 ml 5,0-7,0 Zat tambahan

Pre-formulasi Sediaan Elixir Acetaminophen 350 ml

Bahan Jumlah Khasiat


Acetaminophen 8400 mg Zat aktif
4. Alkohol 96% 25 ml Pelarut
Asam Sitrat 1750 mg Penguat rasa
Propylene glycol 45500 mg Pelarut
Natrium Pengawet
50 mg
Benzoikum
Natrium Sakarin 700 mg Pemanis
Essen Anggur 10 gtt Pengaroma dan rasa
Pasta Anggur q.s Pewarna
Aquadest Ad 350 ml Zat Pembawa

Adapun alasan Pemilihan Bahan ialah sebagai berikut :


1. Acetaminophen
Zat ini berperan sebagai zat aktif yang berkhasiat sebagai analgesik-
antipiretik.Sebagai analgesik bekerja dengan meningkatkan ambang rangsang.
Antipiretik bekerja langsung pada pusat pengatur panas di hipotalamus.
2. Natrium Sakarin
Pada sediaan ini, Natrium saccarin berperan sebagai pemberi rasa manis.
3. Natrium Benzoat
Natrium benzoat berkhasiat sebagai pengawet sediaan.
4. Alkohol 96%
Alkohol 96% berkhasiat sebagai pelarut utama pada elixir
5. Asam Sitrat

14
Asam sitrat berkhasiat sebagai penguat rasa
6. Propylene glycol
Propylen glycol berkhasiat sebagai pembantu kelarutan
7. Essen Anggur
Bahan ini berfungsi sebagai penambah rasa dan aroma
8. Pasta Anggur
Berfungsi sebagai pemberi warna sekaligus rasa
9. Aquadest
Aquadest berfungsi sebagai pembawa.

15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Parasetamol. https://id.wikipedia.org/wiki/Parasetamol
Anonim.2015. Parasetamol Efek Samping Sejarah Dosis dan Indikasi.
http://www.landasanteori.com/2015/09/parasetamol-efek-samping-sejarah-
dosis.html
Agoes, Goeswin.2012. Sediaan Farmasi Likuida – Semisolida ( SFI – 7). ITB
Bandung : Bandung
Anief, Mohammad. 2007. Farmasetika. Yogyakarta :GADJAH MADA
UNIVERSITY PRESS
Niazi K. Sarfaraz. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manaufacturing
Formulations. New York: Informa Healthcare USA
Prawirosujanto, sunarto dkk. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta:
Depkes RI
Rowe C Raymond.2009.Handbook of pharmaceutical excipients 6th edition
Washington: Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association
Woodley, dan Whelan. (1992). Pedoman Pengobatan. Yogyakarta:Penerbit
Essentia Medica dan Andi Offset. Halaman 5.

16

Anda mungkin juga menyukai