Flu Singapura
Flu Singapura
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak beberapa tahun lalu muncul beberapa penyakit yang menimbulkan jumlah
kematian yang cukup besar. Salah satu penyakit yang menyebabkan kegemparan diseluruh
dunia adalah penyakit yang berasal dari virus influenza termutasi. Influenza virus mempunyai
RNA (Ribo Nucleic Acid) sebagai material genetiknya. Virus ini cepat sekali bermutasi
karena tidak memiliki enzim yang bisa memperbaiki jika seandainya ada kesalahan dalam
pembacaan material genetik dalam tubuhnya. Kemampuan influenza virus untuk selalu
bermutasi inilah yang menyebabkan vaksin influenza tidak bisa hanya diterima 1 kali seumur
hidup tapi harus diberikan setiap tahun, karena setiap tahun vaksin harus dibuat dengan
menyesuaikan material genetik dari virus yang sedang mewabah tahun itu.
Influenza virus dibagi menjadi 3 tipe, A, B dan C. Influenza virus tipe A dan B-lah yang
biasanya bertanggung jawab menyebabkan wabah flu setiap tahun (seasonal influenza),
sedangkan tipe C biasanya hanya menyebabkan gejala flu ringan dan jarang menyebabkan
wabah. Influenza virus tipe A merupakan penyebab utama pandemik yang belakangan ini
merebak.
B. DESKRIPSI
Flu Singapore sebenarnya adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal
disebut Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM). Penyakit ini sesungguhnya sudah lama
ada di dunia. Berdasarkan laporan yang ada, penyakit ini sudah ada di tahun 1957 di Toronto,
Kanada. Sejak itu terdapat banyak kejadian di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri sebenarnya
penyakit ini bukan penyakit baru. Istilah Flu Singapore muncul karena saat itu terjadi ledakan
kasus dan kematian akibat penyakit ini di Singapura. Karena gejalanya mirip flu, dan saat itu
terjadi di Singapura (dan kemudian juga terjadi di Indonesia), banyak media cetak yang
membuat istilah flu Singapore, walaupun ini bukan erminology yang baku.
berupa luka pada mulut, demam, dan rash. Biasanya disebabkan oleh coxsackievirus A16.
Akan tetapi tidak semua anak-anak yang terinfeksi virus ini menunjukkan ketiga gejala
Hand-Foot-Mouth disease ini. HFMD sering keliru dengan penyakit Foot-and-Mouth disease
(Hoof-and-Mouth disease) yang terjadi pada lembu, domba, dan babi; padahal keduanya
merupakan dua macam penyakit yang berbeda dan tidak berhubungan, keduanya disebabkan
oleh virus yang berbeda. Manusia tidak dapat tertular penyakit yang diderita oleh binatang
C. Rumusan Masalah
1. Apa flu singapura itu?
D. BATASAN MASALAH
Pada makalah ini terbatas pada pengumpulan informasi secara deskriptif mengenai
E. TUJUAN
1. Tujuan khusus :
masalahnya
2. Tujuan umum :
dengan Hand-Foot-Mouth disease.
F. MANFAAT
Sebagai salah satu sumber literature dalam pengembangan bidang profesi keperawatan
pendidikan.keperawatan anak.
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta dapat menerapkan standart asuhan
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Flu Singapore adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal SebagaiHand, Foot, and
Mouth Disease (HFMD) atau dalam bahasa indonesia Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut
(PTKM).Flu ini adalah penyakit berjangkit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang
sebenarnya penyakit ini bukan penyakit baru.Istilah “Flu Singapore” muncul karena saat itu
berupa luka pada mulut, demam, dan rash. Biasanya disebabkan oleh coxsackievirus A16.
Akan tetapi tidak semua anak-anak yang terinfeksi virus ini menunjukkan ketiga gejala
Hand-Foot-Mouth disease ini. HFMD sering keliru dengan penyakit Foot-and-Mouth disease
(Hoof-and-Mouth disease) yang terjadi pada lembu, domba, dan babi; padahal keduanya
merupakan dua macam penyakit yang berbeda dan tidak berhubungan, keduanya disebabkan
oleh virus yang berbeda. Manusia tidak dapat tertular penyakit yang diderita oleh binatang
famili Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ), Genus Enterovirus (non Polio). Genus yang
Di dalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus, Echovirus
dan Enterovirus. Penyebab PTKM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah
Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih
berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71. Berbagai enterovirus
C. Patofisiologi
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. PTKM adalah
penyakit yang kerap terjadi pada kelompok masyarakat yang padat dan menyerang anak-anak
usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ). Orang dewasa umumnya lebih
Orang yang belum pernah terinfeksi oleh virus yang menyebabkan HFMD beresiko untuk
terinfeksi, tapi tidak semua orang yang terinfeksi virus ini menderita HFMD.
HFMD paling banyak terjadi pada anak-anak berusia di bawah 10 tahun, tapi dapat pula
terjadi pada orang dewasa. Anak-anak lebih beeresiko untuk terkena penyakit ini karena
system imun dalam tubuh mereka masih lemah bila dibandingkan dengan orang dewasa.
Bila telah terinfeksi maka pasien akan mendapatkan immunitas terhadap virus yang dapat
menyebabkan HFMD ini. Tapi terdapat pula beberapa kasus dimana HFMD dapat kembali
Kasus HFMD terjadi di seluruh dunia. Pada daerah yang beriklim hangat/sejuk, kasus
lebih sering terjadi pada musim panas dan awal musim gugur. Sejak tahun 1997, kasus-kasus
HFMD yang disebabkan oleh enterovirus 71 telah dilaporkan terjadi di Asia dan Australia.
HFMD yang disebabkan oleh infeksi coxsackievirus A16 merupakan penyakit yang
ringan. Umumnya pasien dapat sembuh setelah 7-10 hari tanpa penanganan medis. HFMD
yang disebabkan oleh enterovirus 71 menunjukkan insiden penyakit neurologis (sistem saraf)
yang lebih tinggi. Kasus encephalitis yang fatal dapat terjadi pada penyakit yang disebabkan
Implantasi awal virus pada mukosa buccal dan ileum akan diikuti dengan penyebaran ke
kelenjar getah bening dalam 24 jam. Viremia cepat terjadi, meluas ke mukosa mulut dari
kulit. Hari ke 7 terjadi peningkatan neutralizing antibody kemudian terjadi eliminasi Virus.
D. Kasus HFMD
1. Tahun 1997
2. Tahun 1998
Kasus HFMD dilaporkan terjadi di Taiwan. Sekitar 405 pasien mengalami komplikasi akut,
dan 78 anak meninggal. Jumlah total kasus epidemic yang terjadi telah mencapai 1,5 juta.
3. Tahun 2006
4. Tahun 2008
orang terjadi di Fuyang, Anhui, China pada awal Maret. Hal yang serupa juga
dilaporkan terjadi di Singapore (lebih dari 2.600 kasus pada 20 April 2008),
5. Tahun 2009
Kasus lainnya dilaporkan terjadi pada bulan April 2009, di kota Heze dan
Shandong melaporkan 5.770 kasus terjadi di Heze, Dari 5.770 kasus tersebut
4.549 dilaporkan sembuh sedangkan 341 kasus lainnya hingga saat ini belum
dapat diatasi.
Hingga 7 April 2009, lebih dari 115.000 kasus telah dilaporkan dan 50
orang meninggal karena infeksi ini. Tetapi kebanyakan kasus hanya terjadi di
daeraH pedesaan, di mana populasinya jarang dan hamper 80% total kasus
Di Indonesia terdapat laporan kasus infeksi ini di daerah Jakarta dan sekitarnya. Kasus yang
pertama dilaporkan terjadi pada 8 orang anak berusia satu sampai empat tahun. Dinas
kesehatan Jakarta pada bulan April mengeluarkan peringatan akan bahaya HFMD dan
E. CARA PENULARAN
Penularannya melalui jalur fekal-oral (pencernaan) dan saluran pernapasan, yaitu dari
droplet (butiran ludah), pilek, air liur, tinja, cairan vesikel (kelainan kulit berupa gelembung
kecil berisi cairan) atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk,
baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor
tetapi ada pembawa (carrier) seperti lalat dan kecoa. Penyakit ini memberi imunitas spesifik,
namun anak dapat terkena PTKM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Masa Inkubasi 2
- 5 hari.
Infeksi ini paling menular pada satu minggu pertama. Virus yang menyebabkan HFMD
masih dapat tinggal di dalam tubuh selama berminggu-minggu setelah symptom menghilang.
Berarti penularan dari orang ke orang terjadi setelah pasien penyakit ini beranjak sembuh.
Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (faringitis), tidak ada nafsu
makan, pilek, gejala seperti flu, pada umumnya yang tak mematikan. Timbul vesikel yang
kemudian pecah, ada 3-10 ulkus di mulut seperti sariawan (lidah, gusi, pipi sebelah dalam)
terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan. Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau
vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal
Penyakit ini umumnya akan membaik sendiri dalam 7-10 hari, dan tidak perlu dirawat di
rumah sakit. Bila ada gejala yang cukup berat, barulah penderita perlu dirawat di rumah sakit.
b. Anoreksia
c. Malaise (feeling sick)
d. Nyeri perut
f. Batuk
pneumonia, meaningoencephalitis.
c. Ulkus terasa nyeri ditambah dengan rasa tidak nyaman ketika makan
i. Keringat dingin
Komplikasi pada penyakit HFMD jarang terjadi, tetapi bila terdapat komplikasi harus segera
Viral meningitis dapat menyebabkan demam, sakit kepala, leher dan punggung. Kondisi ini
G. DIAGNOSTIK KLINIK
Biasanya diagnosis yang ditegakkan berdasarkan dari sejarah dan pemeriksaan fisik.
Dapat dilakukan test laboratorium untuk coxsackievirus dan enterovirus lain, tetapi biasanya
tidak diperlukan.
Penyakit ini sering keliru dengan penyakit kerongkongan yang disebabkan oleh
bakteri Streptoccocus, yang juga biasanya ditandai dengan demam dan sakit kerongkongan
(sore throat). Terkadang juga keliru dengan penyakit cacar air karena keduanya
Sampel (Spesimen) dapat diambil dari tinja, usap rektal, cairan serebrospinal dan
usap/swab ulcus di mulut/tenggorokan, vesikel di kulit spesimen atau biopsi otak. Spesimen
dibawa dengan Hank Virus Transport. Isolasi virus dengan cara biakan sel dengan suckling
mouse inoculation. Setelah dilakukan Tissue Culture, kemudian dapat diidentifikasi strainnya
dengan antisera tertentu (IPA, CT, PCR dll). Dapat dilakukan pemeriksaan antibodi untuk
a. Deteksi Virus :
b. Deteksi RNA
c. Serodiagnosis
Serokonversi paired sera dengan uji serum netralisasi terhadap virus EV-71 BrCr, Nagoya)
pada sel Vero. Uji ELISA sedang dikembangkan. Sebenarnya secara klinis sudah cukup
untuk mendiagnosis HFMD, hanya kita dapat mengetahui apakah penyebabnya Coxsackie A-
2. . Diagnosa banding :
a. Stomatitis aphtosa
b. Chickenpox
c. Eritema multiform
d. Herpes Simplex
1. PENGOBATAN
Berikut ini merupakan cara – cara pengobatan penyakit HFMD:
2. Pengobatan spesifik tidak ada, jadi hanya diberikan secara simptomatik saja berdasarkan
3. Dapat diberikan:
6. Pengobatan simptomatik:
a. Antiseptik di daerah mulut
b. Antipiretik
e. Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam
2) Intake oral penderita : minuman dingin (semacam susu), menghindari juice sitrus karena
“menyengat”
dibuang/diludahkan.
4) Gizi, dll.
Penyakit ini merupakan self limiting diseases, yaitu penyakit yang dapat sembuh dengan
sendirinya, dalam 7-10 hari. Tidak ada pengobatan spesifik untuk infeksi ini, selain dari
terapi untuk mengatai simptomnya. Pasien perlu istirahat karena daya tahan tubuh menurun.
Pasien yang dirawat adalah yang dengan gejala berat dan komplikasi tersebut diatas.
Hal yang terpenting untuk menangani penyakit ini adalah meredakan sakit (pain relief)
dan memperbanyak cairan tubuh. Berkumur dengan air garam (1/2 sendok the garam untuk 1
gelas air hangat), es loli dan cairan dingin dapat digunakan untuk meredakan rasa sakit pada
Terapi dengan antibiotik tidak efektif pada penyakit ini. Obat bebas terbatas (over-the-
demam. Aspirin dapat pula digunakan, akan tetapi sebaiknya tidak dipakai untuk anak di
Pastikan pasien tidak kekurangan cairan. Pemberian cairan tambahan diperlukan ketika
terjadi demam.Jangan memberikan jus atau soda karena kandungan asamnya dapat
Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan sanitasi yang kurang baik Pencegahan
(Higienis dan Sanitasi) lingkungan maupun perorangan. Cara yang paling gampang dilakukan
adalah misalnya membiasakan selalu cuci tangan, khususnya sehabis berdekatan dengan
terkontaminasi. Bila perlu anak tidak bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash
minggu setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan perorangan. Di Rumah sakit
Universal Precaution harus dilaksanakan. Penyakit ini belum dapat dicegah dengan vaksin
(Imunisasi). Bila anak tidak dirawat, harus istirahat di rumah karena daya tahan tubuhnya
Berbagai upaya telah dan sedang dilakukan pemerintah dalam hal ini, seperti meningkatkan
penularan dan pencegahan HFMD untuk memotong rantai penularan. Menyiapkan sarana
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengobatan secara spesifik untuk penyakit
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, buang air besar dan kontak dengan penderita
5. Bintik yang melepuh/vesikel sebaiknya dibiarkan mengering alami, jangan dipecah karena
mengandung virus.
7. Bersihkan lantai atau barang-barang yang terkontaminasi kotoran anak dengan perklorin
0,5% karena virus berada dalam feses dan dapat hidup beberapa lama.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
B. IDENTITAS PASIEN
Nama : An.Az
Umur : 1 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Bahasa : Indonesia
Alamat Rumah : Tirtomartani Kalasan
Dokter : dr.M ,Sp.A
Ayah : Tn.T
Ibu : Ny.N
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan
Orang tua mengatakan pasien mulai panas pada sabtu malam 12 april 2014.Pasien panas
disertai dengan sariawan.Orang tua hanya memberikan obat penurun panas tapi panas tidak
kunjung turun.Minggu pagi pada tanggal 13 april 2014 pasien mulai tidak mau makan,ASI
tidak mau,BAB 2x dengan konsistensi cair ampas.Karena khawatir kondisi pasien memburuk
orang tua pasien langsung membawa pasien ke RSIY PDHI Yogyakarta untuk mendapatkan
perawatan langsung secara medis.Di RSIY PDHI Yogyakarta,dokter menyarankan orang tua
An.A untuk dilakukan tindakan medis secara langsung.Pasien mendapat perawatan di
Bangsal Ismail ruang no 3C.
D. GENOGRAM KELUARGA
Keterangan :
: Meninggal
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
4. Pola Sosial
a. Sebelum Sakit
Pasien mudah bergaul atau mau mengajak orang lain berinteraksi
dengan ….mainannya.
b. Selama Sakit
Pertama masuk RS pasien hanya menangis.Sangat takut jika perawat
datang.Namun,dihari ketiga pasien mulai berinteraksi dan bemain ditaman bangsal
dengan pasien anak-anak lain,dan tidak lagi takut dengan perawat.
5. Pola Kebersihan Personal Hygiene
a. Sebelum Sakit
Pasien mandi 2x sehari dengan air biasa,sabun,dan sikat gigi.Pasien cuci rambut 2x
seminggu menggunakan shampoo bayi.Pasien dibantu keluarga.
b. Selama Sakit
Pasien mandi 2x sehari dengan air hangat dan detol yang disediakan di bangsal
ismail.Pasien di bantu keluarga.
F. PENGKAJIAN FISIK
1. Sistem Penglihatan : Nomal,tidak ada gangguan penglihatan.Bola
mata putih………………………………..susu.
2. Sistem Pendengaran : Normal,tidak ada gangguan pendengaran.Tidak
terdapat………………………………..serumen.
3. Sistem Wicara : Normal,tidak ada gangguan.Hanya saja pasien belum
bisa………………………………..berbicara lancar,sesuai tumbuh kembang.
4. Sistem Integumen : Tugor jelek,tampak bintik-bintik merah
dikulitseluruh ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,tubuh.Di hari kedua,bintik merah dikaki dan
tanganruam merah ditangan dan kaki mulai.mulai berair
5. Sistem Respirasi : Normal,tidak ada gangguan penafasan.Rr : 30x/menit.
6. Sistem Kardiovaskuler : Normal,nadi 130x/menit.
7. Sistem Pencernaan : Poristalrik meningkat,diare dengan BAB
3x………………………………..sehari,konsentrasi.ampas cair.
8. Sistem Endokrin : Normal,tidak ada pembesaran kelenjar tioid.
9. Pemeriksaan Diagnostik :
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11.1 14.00 - 18.00 9/DL
Hematokit 34.7 40.00 - 48.00 %
Leukosit 19.8 4.0 - 10.5 x^3uL
Trombosit 239 150 - 450 x^3uL
Eitrosit 4.46 4.50 - 6.00 x10^6/uL
Hitung Jenis
Neutrofil% 69.8 50.00 - 70.0 %
Limfosit% 26.7 25.0 - 40.0 %
Monosit% 3.5 3.0 - 9.0 %
Limfosit# 5.3 1.25 - 4.0 x10^3uL
Monosit# 0.7 0.30 - 1.00 x10^3uL
Neutrofil# 14 2.00 - 8.00 x10^3uL
2. Terapi Oral
a. Pamol 0,8cc bila perlu
b. Lacto B 2x1 Sachet
3. Diit
Bubur nasi