NIM : 1714080050
تَاْ َذ َن َعلَى انَّبِ ِّي1ا ِم ٍر أَنَّهُ اس11و َم ْن نَبِ ْي َع1ْ 1ُا َر ُخل11َي قَا َل َح َّد ثَن َّ َع ْن ِرب ِْع
ُ لَّى هَّللا1ص َ 1َال أَلِ ُخ فَق1
َ ال انَّبِ ُّي1 َ 1َت فَقٍ َو فِ ْي بَ ْي1ُلَّ َم َوه1صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس
َ
ْل11ُهُ ق1َلْ ل11ُان فَق ِ 1 هُ ااْل ِ ْس1 َذا فَ َعلَّ ْم1َُخ اِلَى ه
َ ت ْء َذ ْ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لِ َخا ِد ِم ِه
ْ اخر
أ َ ِذ َن11َ ُل ف1لَ ُم َعلَ ْي ُك ْم أَأَ ْد ُخ1 الس َ َال َّسلَ ُم َعلَ ْي ُك ْم أَأَ ْد ُخ ُل فَ َس ِم َعهُ ال َّر ُخ ُل فَق
َّ ال
)ص َّل هَّللَا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَ َد َخ َل (أخرخه أبوداود َ لَهُ انَّبِ ُّي
a) Mufrodhat
b) Terjemahan
Dari Rib’y bin Hirasy berkata: “seseorang dari Bani Amir menceritakan
kepada kami bahwa ia minta izin untuk masuk kerumah Nabi SAW
sedangkan beliau berada di dalamm rumah. Orang itu menucapkan
“Bolehkah saya masuk?”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda pada
asistennya: “keluarlah dan ajarkan kepadanya tentang tata cara minta izin.
Katakan padanya: “ucapkanlah Assalamu’alaikum bolehkah saya masuk?”
orang itu mendengarkan apa yang disabdakan Rasulullah dan lalu berkata:
“Assalamu’alaikum bolehkah saya masuk?”. Kemudian Nabi member izin
kepadanya dan ia pun masuk. (HR Abu Daud)
1
c) Penjelasan
Metode penyampaian hadis diatas dalam konteks pendidikan adalah
metode asistensi, artinya pengajaran masuk kerumah orang lain diberikan
oleh asisten Nabi yakni pembantunya tidak langsung oleh Nabi sendiri.
Nabi mengajarkan kepada asistennya dan asisten mengjarkan kepada tamu
yang ingin bertemu Rasulullah agar mengucapkan : “Assalamu’alaikum
(dan permisi) bolehkah saya masuk?”setelah itu, baru diizinkan masuk.
Demikian kebijakan seorang guru, yakni Rasulullah ketika melihat sahabat
salah melakukan sesuatu langsung diluruskan dengan penuh
kebijaksanaan.
َّ ََو َعل
ي ِعيَ ٌل : aku harus member nafkah keluarga
ُص ْدتُه
َ فَ َر : maka aku mengawasinya
`
b) Terjemahan
Dari abu Hurairah ra berkata: Rasulullah SAW mewakilkan saya untuk
menjaga zakat pada bulan ramadhan, kemudian ada seseorang datang dan
mengambil segenggam makanan daan oraang itu saya tangkap dan saya
berkata: “sungguh kamu akan saya laporkan pada Rasulullah SAW”, ia
berkata “ sungguh saya adalah orang yang miskin dan saya mempunyai
banyak tanggungan keluarga serta saya sangat membutuhkan makanan” maka
saya lepaskan dan paginya Rasulullah SAW bersabda: “wahai abu Hurairah
apa yang diperbuat oleh tawananmu tadi malam?” saya menjawab “wahai
Rasulullah ia mengeluh sangat membutuhkan makanan sedang ia ia banyak
mempunyai tanggungan keluarga maka saya kasihan kepadanya lantas saya
lepaskan.” Beliau bersabda: “sesungguhnya ia berdusta kepadamu dan ia akan
4
kembali lagi”. Saya percaya ia akan datang lagi sebab Rasulullah SAW telah
menyabdakan hal itu, maka saya awasi dia. Kemudian orang itu dtang lagi
dan mnegambil segenggam makanan, maka saya awasi dia. Kemudian orang
itu datang lagi dan mengambil segenggam makanan, maka saya berkata:
sungguh kamu akan saya laporkan kepada Rasulullah SAW”. Ia mnejawab.
“maafkan saya, karena sesungguhnya saya adalah orang miskin dan
mempunyai banyak keluarga, saya tidak akan mengulanginya lagi”, saya pun
merasa kasihan kepadanya maka saya lepaskan. Pagi harinya Rasulullah SAW
bertanya kepada saya lagi “wahai Abu Hurairahapa yang diperbuat oleh
tawananmu”. Saya menjawab : “wahai Rasulullah ia mengeluh sangat
membutuhkan mkanana sedangkan ia mengeluh sangat membutuhkan
makanan sedangkan ia mempunyai banyak keluarga maka saya merasa
kasihan padanya lantas saya lepaskan.” Beliau bersabda: “sesungguhnya ia
berdusta kepadamu dan ia kembali lagi”. Kemudian saya jaga benar untuk
ketiga kalinya. Tiba tiba ia datang dan kembali mengambil segenggam
makanan maka orang itu saya tangkap dan saya berkata: “sungguh kamau
akan saya laporkan kepada Rasulullah SAW ini adalah perbuatan yang ketiga
kalinya dimana kamu berjanji tidak akan mnegulanginya lagi, tetapi ternyata
kamu masih mengulanginya”. Ia berkata: “ lepaskan saya, pasti saya ajarkan
kalimat yang mana Allah member manfaat kepadamu dengannya”. Saya
bertanya apakah kalimat itu? Ia berkata: “apabila kamu hendak tidur maka
bacalah ‘Allahu la illha illa huw al hayyu al qayyum… sampai akhir ayat.
Maka kamu senantiasa mendapat perlindungan dari Allah dan setan tidak
akan mendekat kepadamu sampai waktu pagi. Kemudian ia saya lepaskan.
Pagi harinya Rasulullah SAW bertanya kepada saya : “apa yang diperbuat
oleh tawananmu tadi malam?. Saya menjawab: “wahai Rasulullah ia member
tahu kepada saya beberapa kalimat yang mana Allah akan memberi manfaat
kepada saya dengannya. Beliau bertanya : “ kalimat apa itu?” saya menjawab:
“ia berkaya kepada saya: apabila kamu hendak tidur maka bacalah ayat kursi
sampai akhir, yaitu ayat Allahu la illha illa huw al hayyu al qayyum. Dan dia
berkata pula kepada saya :niscahya Allah senantiasa mendapat perlindungan
5
dari Allah dan setan tidak akan mendekat kepadamu sampai waktu pagi”
kemudian Rasulullah bersabda: “sesungguhnya ia berkata benar kepadamu
meski ia dalah pembohong. Tahukah kamu siapa yang datang kepadamu
selama tiga malam itu wahai Abu Hurairah?” saya menjawan “tidak tahu”.
Beliau bersabda: “itu adalah setan” (HR Al Bukhari)
c) Penjelasan
Dalam hadis tersebut terjaadi proses pembelajaran, guru yang sebenarnya
adalah Nabi, dan muridnya sendiri adalah Abu Hurairahdan materi
pengajarannya tentaang keutamaan ayat kursi. Metode pengajaran yang
digunakan adalah dramatisasi, yakni bentuk metodaa mengajar dengan
memerankan cara bertingkah laku didalam hubungan sosial suatu tema.
بَهَا ِن َع ْن أبِي1ألص ْ رَّحْ َم ِن ب ِْن ْا1 ِد ال1ةَ َع ْن َع ْب1َو َع َوان1ْ 1ُ َّدثنَا َ أب1 َّد ُد َح1َح َّدثَنَا ُم َس
ِه1لَّى هللا ُ َعلَ ْي1ص َ ِ ْو ِل هللا1رأةٌ إلَى َر ُس1 ْ َان َع ْن أبِي َس ِع ْي ٍد َجائ
َ 1ت ا ْم َ ح َذ ْك َو ٍ ِصال َ
ا11ك يَ ْو ًم َ ك فَاجْ َعلْ لَنا َ ِم ْن نَ ْف ِس َ ِالرِّجا ُل بِ َح ِد ْيث
َ ب َ َت يَا َرس ُْو َل هللاِ َذه ْ ََو َسلَّ َم فَقَال
ا ِن11 َذا فِى َم َك1 َذا َو َك1و ِم َك1 ْ 1َك هللاُ فَقَا َل اِجْ تَ ِمع َْن فِى ي َ نَأْتِي
َ ْك فِ ْي ِه تُ َعلِّ ُمنَا ِم َّما َعلَّ َم
لَّ َم فَ َعلَ َمه َُّن ِم َّما1 ِه َو َس1لَّى هللاُ َعلَ ْي1 ص َ ِ ْو ُل هللا1 َك َذا َو َك َذا فَاجْ تَ َمع َْن فَأتـَاهُ َّن َر ُس
6
ا11َان لَه َ ال َما ِم ْن ُك َّن إ ْم َرأةٌ تَقَ َّد َم بَي َْن يَ َد ْيهَا ِم ْن َولَ ِدهَا ثَالَثَةً إالَّ َكَ ََعلَّ َمهُ هللا ُثُ َّم ق
ا11َال فَأ َ َعا َد ْته1
َ 1َ ْو َل هللاِ أَ ِو ْاثنَي ِْن ق1ا َر ُس11َرأةٌ ِم ْنه ٌَّن ي1 َ 1ت ْإ َم ْ َال11َار فَق
ِ َِّح َجابًا ِم َن الن
رواه البخاري — ال َو ْاثنَي ِْن َو اَ ْثنَي ِْن َو ْاثنَ ْي ِن َ ََم َّرتَي ِْن ثُ َّم ق
a) Mufrodhat
تَقَ َّد َم بَي َْن يَ َد ْيهَا : Maju. Yang dimaksud adalah mendidik, mengajar, mengurus.
b) Terjemahan
Dari Musaddad, telah berkata Abu ‘Awanah dari Abdurrahman ibn Al
Ashbahaniy dari Abu Shalih Dzakwan dari Abu Sa’id, telah datang seorang
perempuan kepada Rasulullah saw. dan ia berkata, “Wahai Rasulullah, orang-
orang laki-laki pergi (mempelajari) hadismu, maka jadikanlah (luangkanlah)
untuk kami dari dirimu (waktumu) sehari (dimana) kami bisa menjumpaimu
pada hari itu dan engkau mengajarkan kepada kami apa yang telah Allah
ajarkan kepadamu.” Rasul menjawab, “Datanglah pada hari ini dan ini di
tempat ini dan ini.” Maka mereka berkumpul dan Rasulullah saw. mendatangi
mereka lalu mengajarkan apa yang telah Allah ajarkan kepada beliau.
Kemudian beliau berkata, “Tidak ada perempuan di antara kalian yang
mendidik (mengajar) tiga orang anaknya kecuali ia ter-hijab (terhalang) dari
api neraka. Seorang perempuan di anatar mereka bertanya, “Ya Rasulullah,
atau (bagaimana kalau) dua orang?” kemudian dia mengulanginya sampai dua
kali. Beliau menjawab, “Dua orang, dua orang dan dua orang.” (HR. Bukhari)
c) Penjelasan
Seorang perempuan yang datang kepada Rasulullah dalam hadis di atas
adalah Asma’ binti Zaid ibn As Sakan. Ia datang dengan tujuan agar
Rasulullah dapat mengajarkan kepadanya dan kaum wanita pada masa itu
segala yang telah Rasul ajarkan kepada kaum laki-laki. Rasulullah
7
menyetujuinya dan menetapkan hari sekaligus tempat belajar bagi mereka.
Hal ini mengisyaratkan bahwa waktu dan tempat merupakan hal penting
dalam proses perencanaan dan pengajaran pendidikan, karena tanpa waktu
dan tempat yang tepat maka akan menghambat tercapainya tujuan
pendidikan.