Anda di halaman 1dari 3

MODUL 5

PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1
Perkembangan Kurikulum Sekolah Dasar Sampai Dengan Tahun 1975.

A. Profil Kurikulum SD Sebelum Tahun 1968.


Pada masa sebelum orang-orang Eropa ke Indonesia sebenarnya sudah ada lembaga-
lembaga pendidikan yang didirikan oleh lembaga-lembaga keagamaan dan tentu saja mata
pelajaran yang di ajarkan lebih berorientasi pada pengembangan agama. Setelah agama islam
masuk ke Indonesia maka berdirilah pesantren-pesantren yang memberikan pengajaran islam
secara lebih teratur dan mendalam. Pada awal abad ke-20 muncul revolusi sosial dan industri di
Eropa yang berpengaruh terhadap perluasan sekolah bagi putra-putri Indonesia. Sesuai undang-
undang Hindia Belanda yang menggolongkan pendidikan Indonesia menjadi tiga kelas yaitu
ELS (Eropesche Lagere School) untuk orang Eropa, Tionghoa dan Indonesia, HCS (hollands
Chinesche School) untuk golongan Tionghoa, HIS (hollands Inlandshe School) untuk rakyat
bumiputra kalangan atas.
Kurikulum ELS terdiri atas mata pelajaran membaca, menulis, berhitung, Bahasa Belanda,
sejarah, ilmu bumi, dan mata pelajaran lain. Mata pelajaran agama yang semula dijadikan
alasan utama untuk mendirikan sekolah, ditiadakan. ELS dipandang sebagai alat politik yang
sepenuhnya dikuasai dan diawasi oleh pemerintah.
Adapun sistem rencana pendidikan Sekolah Dasar pada saat itu dikenal dengan Sistem
Pancawardana yaitu:
1. Perkembangan moral, meliputi pelajaran: Pendidikan Kemasyarakatan dan Pendididkan
Agama/Budi Pekerti
2. Perkembangan Itelegensi (kecerdasan), meliputi pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa
Daerah, Berhitung dan Pengetahuan Alamiah.
3. Perkembangan emosional artistic, meliputi pelajajara: seni Suara/Musik, Seni Lukis/Rupa,
Seni Tari dan seni Sastra/Drama
4. Perkembangan keprigelan, meliputi pelajaran: Pertanian/Peternakan, Industri
kecil/Pekerjaan Tangan, Koperasi/Tabungan dan Keprigelan lainnya
5. Perkembangan jasmaniah, meliputi pelajaran: Pendidikan Jasmaniah dan Pendidikan
Kesehatan.

B. Profil Kurikulum SD Tahun 1968


Pada tahun 1965 terjadi peristiwa Gerakan 30 September (G-30-S) yang menandai
berakhirnya masa pemerintahan orde lama. Peristiwa tersebut banyak berpengaruh pada
tatanan politik, ekonomi, social dan budaya termasuk juga dalam bidang pendidikan.
DEPDIKBUD pada tahun 1968 segera melakukan perbaikan-perbaikan dengan menerbitkan
buku pedoman kurikulum Sekolah Dasar dan adanya perubahan pokok dalam rumusan tujuan
pendidikan yang didasarkan pada falsafah Negara Pancasila. Tujuan pendidikan nasional yaitu
membentuk manusia sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh
pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.
Untuk mencapai dasar dan tujuan pendidikan nasional maka isi pendidikan diarahkan
untuk:
1) Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama
2) Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
3) Membina/mempertimbangkan fisik yang kuat dan sehat
Penerbitan kurikulum sekolah dasar 1968 merupakan suatu peralihan menuju integritas
kurikulum mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi. Kurikulum SD
1968 terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu kelompok pembinaan jiwa pancasila, kelompok
pembinaan pengetahuan dasar, dan kelompok pembinaan kecakapan khusus.

C. Profil Kurikulum SD Tahun 1975


Kurikulum SD tahun 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan SD
mengharapkan kelulusannya:
1) Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik.
2) Sehat jasmani dan rohani.
3) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk melanjutkan
pelajaran, bekerja di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan
seumur hidup.
Kurikulum SD tahun 1975 menganut pendekatan yang berorientasi kepada tujuan,
pendekatan integratif, pendekatan sistem dan pendekatan ekosistem.

KEGIATAN BELAJAR 2
Kurikulum Sekolah Dasar Tahun1984 Sampai Dengan Tahun 2004

A. Kurikulum SD Tahun 1984


Bersamaan dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
0461/U/1983 tentang Perbaikan Kurikulum Pendidikan dasar dan Menengah dalam lingkungan
Departemen Pendidikan maka untuk Sekolah Dasar diberlakukan kurikulum baru yaitu
Kurikulum Tahun 1984. Pengembangan kurikulum 1984 berorientasi pada landasan teori,
yaitu: pendekatan proses belajar-mengajar yang diarahkan agar murid memiliki kemampuan
untuk memproses perolehannya. Kurikulum SD 1984 mengacu kepada tiga aspek
perkembangan murid, yaitu: ranah kognitif yang berisi kemampuan berpikir, ranah afektif yang
mengungkapkan pengembangan sikap dan ranah psikomotor yang berisi kemampuan bertindak.

Tujuan pendidikan nasional menjadi acuhan dari tujuan pendidikan sekolah dasar dan
kurikulum 1984 ini, yaitu:
1. Mendidik murid agar menjadi manusia yang seutuhnya berdasarkan Pancasila yang
mampu membangun dirinya sendiri dan ikut bertanggungjawab terhadap pembangunan
bangsa.
2. Memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi murid untuk melanjutkan pendidikan
ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Memberikan kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri
sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya.

B. Profil Kurikulum SD Tahun 1994

Dalam Kurikulum SD 1994 menggunakan sistem caturwulan yang membagi waktu belajar
satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu. Isi kurikulum SD tahun 1994, sesuai dengan UU
no.2/1989 dan PP no.28/1990, sekurang-kurangnya memuat bahan kajian tentang pendidikan
pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan
menulis, matematika, pengantar sains dan teknologi, ilmu bumi, sejarah nasional dan sejarah
umum, ketajian tangan dan kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan, menggambar serta
bahasa inggris. Bahkan kajian tersebut bukan merupakan nama mata pelajaran melainkan
satuan yang mengacu pada pmbentukan kepribadian dan unsur-unsur kemampuan yang
diajarkan melalui Pendidikan Dasar.

C. Profil Kurikulum SD Tahun 2004


Di dalam Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK). Setiap pelajaran
diurai berdasarkan kompetensi apakah yang harus dicapai siswa. Kurikulum Berbasis
Kompetensi(KBK) atau Kurikulum 2004, mulai diterapkan sejak tahun 2004.
Secaramateri,sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum1994, perbedaannya hanya
pada cara para murid belajar dikelas. Dalam kurikulum terdahulu, para murid
dikondisikandengan sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa
dikondisikan dalam sistem semester.
Dalam Kurikulum Tahun 2004 ada yang disebut dengan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). SKL yang harus dicapai pada satuan pendidikan SD adalah sebagai berikut:
1. Mengenali dan membiasakan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini.
2. Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap
lingkungan.
3. Berfikir secara logis, kritis, dan kreatif serta berkomunikasi melalui berbagai media.
4. Menyenangi keindahan.
5. Membiasakan hidup bersi, bugar dan sehat.
6. Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.

Anda mungkin juga menyukai