05.2 Bab 2 Tinjauan Pustaka
05.2 Bab 2 Tinjauan Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
fotografi dan farmasi. Bentuk Cr hexavalen sangat beracun bagi manusia dan
hewan (Govind and Mandhuri, 2014).
Menurut Chen dan Chen (2001) dalam Aslin (2012) bahwa konsentrasi logam
berat pada kulit ikan dapat menjadi lebih tinggi karena kandungan lemak pada
kulit lebih banyak daripada di daging. Logam berat memiliki kecenderungan
untuk terikat dengan lemak yang ada dalam tubuh. Semakin banyak lemak dalam
tubuh maka semakin besar kemungkinan logam berat untuk dapat terakumulasi
dalam tubuh
Kondisi lingkungan yang diterima ikan nila paling ideal dimana memiliki
suhu optimal 25ºC - 30ºC. Keadaan suhu yang rendah ataupun suhu terlalu tinggi
diatas 30ºC dapat mengganggu pertumbuhan ikan nila dan suhu yang amat rendah
6ºC atau suhu terlalu tinggi yaitu 42ºC dapat mematikan ikan. Ikan yang hidup di
lingkungan lebih hangat memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat tetapi
jangka hidup cenderung lebih pendek daripada ikan di lingkungan dingin. Suhu
air yang tinggi mampu meningkatkan sistem metabolisme tubuh ikan sehingga
konsumsi pakan meningkat (Kausar dan Salim, 2006). Ikan nila memiliki toleransi
terhadap perubahan lingkungan hidup dimana pH air antara 5-11, tetapi pH
optimal untuk pertumbuhan ikan nila berkisar 7-8 (Rukmana, 1997).
leukosit, dan perubahan degeneratif pada organ parenkim dan kerusakan pada
sistem saraf. Pada ikan trout, gejala khususnya adalah menghitamnya gagang
ekor. Konsentrasi timbal maksimum yang dapat diterima dalam air adalah 0,004-
0,008 mg/liter untuk salmon dan 0,07 mg/liter untuk cyprinids (Svobodova,
1993).
Penurunan jumlah leukosit dan perubahan signifikan dalam jumlah
diferensial mereka adalah efek yang disebabkan oleh sejumlah polutan (misalnya
fenol, logam, pestisida, dll.)
Mekanisme aksi racun logam pada ikan bervariasi. Sebagian besar logam
memiliki afinitas yang besar untuk asam amino dan kelompok SH protein: dengan
demikian, mereka bertindak sebagai racun enzim. Toksisitas logam terhadap ikan
sangat dipengaruhi oleh bentuk di mana mereka terjadi dalam air. Aksi racun
logam sangat menonjol pada tahap awal perkembangan ikan. Sifat lain yang
berpotensi membahayakan dari banyak logam adalah kemampuannya untuk
berakumulasi dalam sedimen dan dalam flora dan fauna akuatik (bioakumulasi)
(Svobodova, 1993).
2.4 Uptake
Uptake merupakan proses penyerapan atau masuknya bahan kimia seperti
logam berat melalui pernafasan, atau adsorbsi melalui kulit, pada ikan biasanya
dapat melalui insang. Prinsip pengujian pada tahap penyerapan dan depurasi
terdiri dari dua fase-fase paparan (uptake) dan pasca paparan (depurasi). Selama
fase penyerapan, kelompok ikan yang terpisah dari satu spesies terpapar
setidaknya dua konsentrasi bahan uji sampai kondisi stabil dicapai atau hingga
maksimum 28-60 hari. Kemudian dipindahkan ke media yang bebas dari zat uji
untuk fase depurasi durasi yang memadai. Konsentrasi zat uji di / pada ikan (atau
jaringan tertentu) dan dalam air diikuti melalui kedua fase pengujian. Penyerapan
bahan pencemar oleh makhluk hidup mengakibatkan peningkatan kepekatan yang
memiliki pengaruh yang negatif dalam tubuh organisme tersebut. Proses ini dapat
terjadi oleh penyerapan langsung dari lingkungan sekeliling.
10
Mekanisme uptake kontaminan pada ikan yaitu oleh insang yang langsung
menembus kulit dari air dan kemudian penyerapan makanan yang terkontaminasi
atau partikel tersuspensi di dalam air dan masuk ke sistem pencernaan.
Kontaminan sebagian besar diambil oleh insang. Jumlah yang diterima melalui
kulit tidak signifikan. Efek toksik bervariasi sesuai dengan karakteristik masing-
masing kontaminan dan jaringan yang terakumulasi. Namun, secara umum
mereka mempengaruhi banyak organ dan sistem. Dua mekanisme ada pada
toksisitas kontaminan yaitu penghambatan dan penggantian enzim dengan unsur-
unsur penting
Prediksi durasi fase penyerapan (uptake) dan waktu yang diperlukan untuk
mencapai kondisi stabil dapat diperoleh dari pengalaman (misalnya dari studi
sebelumnya atau studi akumulasi pada bahan kimia yang terkait secara struktural)
atau dari hubungan empiris tertentu yang memanfaatkan pengetahuan baik
kelarutan dalam air atau air dari bahan uji. Fase penyerapan harus dijalankan
selama 28 hari kecuali dapat ditunjukkan bahwa keseimbangan telah tercapai
sebelumnya. Jika kondisi stabil belum tercapai selama 28 hari, fase penyerapan
harus diperpanjang, dengan pengukuran lebih lanjut, sampai tercapai kondisi
stabil atau 60 hari, mana yang lebih pendek. Fase depurasi kemudian dimulai
(EPA, 1996).
11
Menurut Sanusi (1980) dalam Aslin (2012) bahwa akumulasi logam berat
di dalam tubuh hewan air terjadi karena kecepatan pengambilan logam berat oleh
organisme air dimana proses akumulasi lebih cepat dibandingkan dengan proses
pelepasan.
Pada hasil penelitian Nurrachmi (2011) dalam Lubis dkk. (2015) bahwa
akumulasi logam berat pada daging ikan tergolong rendah dibandingkan dengan
bagian tubuh lainnya. Daging bukan merupakan bagian yang aktif dalam
mengakumulasi logam berat.
2.5 Depurasi
Proses depurasi logam berat adalah proses penurunan logam berat yang
terdapat dalam tubuh ikan. Konsentrasi logam berat menggambarkan banyaknya
logam berat yang tertinggal dalam tubuh ikan. Jumlah konsentrasi logam berat
dalam tubuh ikan dapat dipengaruhi oleh media air yang bersalinitas
(Prihatiningsih dkk. 2009).
Durasi fase depurasi dimulai dengan memindahkan ikan ke media yang
sama tetapi tanpa zat tes. Fase depurasi selalu diperlukan kecuali pengambilan zat
selama fase penyerapan tidak signifikan. Jangka waktu setengah dari durasi fase
uptake biasanya cukup untuk pengurangan yang tepat (misalnya 95 persen) dalam
beban tubuh dari zat yang terjadi (EPA, 1996).
Proses uptake dilakukan dan diikuti dengan proses depurasi. Konsentrasi
logam berat dalam ikan dihitung setiap 7 hari selama proses penyerapan hingga 28
hari dan setiap hari dalam proses depurasi selama tiga hari. Proses depurasi tidak
selalu dapat menurunkan konsentrasi logam berat karena tergantung pada
beberapa kondisi seperti konsentrasi logam berat dalam target organ, waktu
depurasi, dan kelainan organ setelah proses akumulasi sehingga membutuhkan
waktu depurasi lebih dari 3 hari (Rahmawati, 2006).
Logam berat Pb dalam tubuh ikan cenderung terikat pada lemak, dimana
saat terjadi proses metabolisme lemak, ion Pb2+ yang terikat pada lemak terlepas.
Ion Pb yang sudah terlepas dari ikatan lemak akan keluar bersama cairan melalui
proses ekskresi lewat urin ikan (Aslin, 2012).
12