KOMPERHENSIF (PONEK)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
NAMA NIM
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmad, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komperhensif (PONEK).
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat yang mengangkat salah satu
kasus di masyarakat sekitar.
Banyak pihak telah membantu terlaksananya penyusunan makalah asuhan kebidanan kehamilan patologi
ini, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Rusdiana selaku dosen
pembimbing. Serta teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan ,untuk itu kami mohon
kritik dan saran yang bisa membangun makalah ini. Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak .
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di
Indonesia masih tertinggi diantara negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat. Pada Konferensi
Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa - Bangsa pada tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan
Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut
mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak. Meskipun tampaknya
target tersebut cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai apabila dilakukan upaya terobosan yang inovatif
untuk mengatasi penyebab utama kematian tersebut yang didukung kebijakan dan sistem yang efektif
dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini. Kematian bayi baru lahir umumnya dapat
dihindari penyebabnya seperti Berat Badan Lahir Rendah, asfiksia daninfeksi . Hal tersebut kemungkinan
disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati. Sedangkan kematian ibu
umumnya disebabkan perdarahan,infeksi, pre-eklampsia / eklampsia, persalinan macet dan abortus.
Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses
persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan
bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat
Puskesmas. Rumah Sakit PONEK tujuan utamnya adalah mampu menyalamatkan ibu dan anak baru lahir
melalui program rujukan berncana dalam suatu wilayah kabupaten kotamadya atau provinsi.
B. TUJUAN
C. MANFAAT
1) Manfaat Teoritis
a. Diharapakan makalah ini dapat menjadi konribusi / kajian pengetahuan dalam ilmu
kebidanan khusus tentang pelayanan obstetri dan neonatal emergensi koperhensif
(PONEK).
b. Dapat menjadi refrensi untuk pengkajian selanjutnya.
2) Manfaat praktis
a. manfaat bagi lembaga merupakan masukan dalam memberikan bekal pengetahuan bagi
mahasiswa
b. Manfaat bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan unit ini.
2 orang perawat
6 Bidan pelaksana
1 pekarya kesehatan
1 Petugas administrasi
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaranaan PONEK harus dipenuhi hal-hal
sebagi berikut :
2) Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
a) Struktur Fisik
b) Kebersihan
Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran bdapat terlihat dengan mudah
Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah rumah sakit
Hal tersebut berlaku pula untuk Lantai, mebel, perlengkapan, instrumen, pintu,
jendela,dinsing, steker listrik dan langit-langit.
c. Pencahayaan
Pencahayaan harus terang dan cahaya alami atau listrik
Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar seranggga tidak masuk
Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua lampu
berfungsi baik
Tersedia peralatan gawat darurat
Harus ada cukup lampu untuk setiap neonatus
d. Ventilasi
Ventilasi, termasuk jendela, harus cukup jika dibandingkan dengan ukuran ruang.
Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik.
Suhu ruangan harus dijaga 24-26 C.
Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri).
Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau disinfektan yang dikendalikan
dengan siku atau kaki.
Wastafel, keran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian yang sesuai (dari lantai dan
dinding).
Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka.
Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang dipasang kokoh di dinding,
pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat terbuka.
Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan tangan, diletakkan di
sebelah
Westafel.
Di ruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6 meter dengan wastafel
§ Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada di dalam Unit Perawatan Khusus.
§ Kamar PONEK di unit gawat darurat harus terpisah dari kamar gawat darurat lain. Sifat privasi
ini penting untuk kebutuhan perempuan bersalin dan bayi.
Tujuan kamar ini ialah : memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasi kondisi pasien, misalnya
syok, henti jantung, hipotermia, asfiksia dan apabila perlu menolong partus darurat serta resusitasi.
Inkubator transpor
Pemancar panas
Meja , kursi
Pencahayaan
Mesin isap
Defibrilator
USG mobile.
3. Obat-Obatan
1) Ringer Asetat
2) Dextrose 10%
3) Dextran 40 / HES
4) Saline 0,9%
5) Adrenalin / Epinefrin
6) Metronidazol
10) Ampisilin
11) Gentamisin
12) Kortison / Dexametason
13) Aminophyline
14) Transamin
15) Dopamin
16) Dobutamin
18) MgSO4 40%
19) Nifedipin
1) Dextrose 10%
2) Dextrose 40 %
3) N5
4) KCL
5) NaCl 0,9% 25 ml
7) Kalsium Glukonat 10 ml
8) Dopamin
9) Dobutamin
10) Adrenalin / Epinefrin
11) Morphin
12) Sulfas Atropin
13) Midazolam
14) Phenobarbital Injeksi
15) MgSO4 20%
17) Ampisilin
18) Gentamisin
3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio saesaria
a) Pelayanan Kehamilan
b) Pelayanan Persalinan
c) Pelayanan Nifas
Masa Antenatal
f) Kehamilan dengan Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan/koma, tekanan darah
tinggi
Masa Intranatal
f) Persalinan lama
i) Ekstraksi Cunam
j) Seksio sesarea
k) Epiosotomi
n) Distosia bahu
p) Plasenta manual
u) Histerektomi
v) Sukar bernapas
a) Masa nifas
e) Keluarga Berencana
a) Hiperbilirubinemi,
b) Asfiksia,
c) Trauma kelahiran,
d) Hipoglikemi
e) Kejang,
f) Sepsis neonatal
h) Gangguan pernapasan,
k) Aspirasi mekonium,
l) Koma,
4) Pelayanan Ginekologis
a) Kehamilan ektopik
c) Perdarahan menoragia
f) Abses Pelvik
h) HIV - AIDS
a) Pelayanan Kehamilan
c) Pelayanan Nifas
g) NICU
h) Endoskopi
Masa Antenatal
f) Kehamilan Metabolik
Masa Intranatal
f) Persalinan macet
i) Ekstraksi Cunam
j) Seksio sesarea
k) Episiotomi
l) Kraniotomi dan kraniosentesis
n) Distosia bahu
p) Plasenta manual
u) Histerektomi
v) Sukar bernapas
bb) Blok pudendal
a) Masa nifas
a) Hiperbilirubinemi,
b) Asfiksia,
c) Trauma kelahiran,
d) Kejang,
e) Sepsis neonatal
g) Gangguan pernapasan,
i) Gangguan pendarahan,
j) Renjatan (shock),
k) Aspirasi mekonium,
l) Koma,
o) Resusitasi neonatus,
s) Kelainan bawaan
4) Pelayanan Ginekologis
a) Kehamilan ektopik
c) Perdarahan menoragia
f) Abses Pelvik
h) HIV - AIDS
D. STRATEGI PELAKSANAAN
Melaksanakan Perlindungan Ibu dan Bayi secara terpadu dan paripurna melalui 10 (sepuluh)
langkah sebagai berikut :
1. Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan ibu
dan bayi termasuk pemberian ASI eksklusif dan Perawatan Metode Kangguru (PMK) untuk
bayi Berat Badan Lahir Rendah.
3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi baru lahir
dengan Inisiasi menyusu dini dan kontak kulit ibu-bayi.
9. Menyelenggarakan Audit Maternal dan Perinatal Rumah Sakit secara periodik dan
tindak lanjut
E. SISTEM INFORMASI
PONEK merupakan suatu program pelayanan dimana setiap unsur tim yang ada di dalamnya
melakukan fungsi yang berbeda,sangat membutuhkan keterpaduan, kecepatan dan
ketepatan informasi yang ditujukan kepada peningkatan mutu, cakupan dan efektifitas layanan
kepada masyarakat.Keberadaan sistem informasi ditujukan untuk medukung proses pelaksanaan
kegiatan pelayanan di rumah sakit dalam rangka pencapaian misi yang ditetapkan.
1. Sistem informasi sehubungan dengan PONEK yang sejalan dengan visi dan misi rumah
sakit
2. Sistem informasi yang dapat mengintegrasikan seluruh data penting dari kamar
bersalin dan ruang neonatal yang melaksanakan PONEK yang dapat diakses secara
transparan melalui workstation.
3. Sistem informasi yang mampu memberikan peningkatan mutu pelayanan PONEK bagi
pasien, yaitu dengan tersedianya data PONEK yang lengkap dan akurat.
5. Sistem informasi yang dapat membantu para pengambil keputusan dengan adanya
ketersediaan data yang lengkap,akurat dan tepat waktu.
6. Sistem informasi yang dapat mendukung kegiatan operasional (rutin) serta dapat
meminimalkan pekerjaan yang kurang memberikan nilai tambah, meningkatkan kecepatan
aktivitas rumah sakit serta dapat menciptaka ‘titik kontak tunggal’ atau ‘case manager’ bagi
pasien.
F. MANAJEMEN PELAKSANAAN
1. Pencatatan
Dalam pelaksanaan PONEK ini, diperlukan pencatatan yang akurat baik ditingkat Kabupaten/ Kota
(RS PONEK)
4. Partograf
5. Format-format AMP
Form ini dipakai untuk menulis hasil/ kesimpulan data dari audit maternal dan audit neonatal.
Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas di bagian kebidanan dan kandungan (untuk
kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus anak neonatal).
2. Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang dengan menggunakan format yang terdapat
pada buku pedoman AMP, yaitu :
a. Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab
kematian) ibu dan bayi baru lahir.
c. Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas dan jumlah kasus yang dirujuk
ke RS Kabupaten/ Kota.
Laporan dari Dinkes kabupaten/ Kota ke tingkat propinsi/ Dinkes Propinsi. Laporan triwulan ini
berisi informasi mengenai kasus ibu dan neonatal yang ditangani oleh RS kabupaten/ Kota dan
puskesmas, serta tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi/ gangguan.
3. Pemantauan
Pemantauan dilakukan oleh institusi yang berada secara fungsional satu tingkat diatasnya secara
berjenjang dalam satu kesatuan system. Hasil pemantauan harus dimanfaatkan oleh unit kesehatan
masing-masing dan menjadi dasar untuk melakukan perbaikan serta perencanaan ulang
manajemen pelayanan melalui :
1. Pemanfaatan laporan
Laporan yang diterima bermanfaat untuk melakukan penilaian kinerja dan pembinaan
2. Umpan Balik
Hasil analisa laporan dikirimkan sebagai umpan balik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota ke RS PONEK atau disampaikan melalui pertemuan Review Program
Kesehatan Ibu dan Anak secara berkala di Kabupaten/ Kota dengan melibatkan ketiga unsur
pelayanan kesehatan tersebut diatas. Umpan balik dikirimkan kembali dengan tujuan untuk
melakukan tindak lanjut terhadap berbagai masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan PONEK.
4. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan pelayanan PONEK/ dilakukan secara berjenjang dan dilaksanakan pada
setiap semester dalam bentuk evaluasi tengah tahun dan akhir tahun. Kegiatan evaluasi dilakuan
melalui pertemuan evaluasi Kesehatan Ibu dan Anak.Hasil evaluasi disampaikan melalui Pertemuan
Pemantapan Sistem Rujukan kepada pihak yang terkait baik lintas program maupun lintas sektoral
dalam untuk dapat dilakukan penyelesaian masalah dan rencana tindak lanjut.
1. Masukan (input)
a. Tenaga
b. Dana
c. Sarana
g. Jumlah dan kualitas pengelolaan yang telah dilakukan termasuk Case Fatality Rate
2. Proses
c. Frekuensi pertemuan Audit maternal Perinatal di Kabupaten/ Kota dalam satu tahun
3. Keluaran (output)
a. Kuantitas
2) Proporsi kasus terdaftar dan rujukan baru kasus PONEK di tingkat RS Kabupaten/ Kota
b. Kualitas
3) Response time
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
PONEK adalah pelyanan obstetri neonatal esensal/emergensi kopmperhensif . tujuan
utama mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melalui program rujukan berencana dalam
satu wilayah . upaya pelayanan ponek anatara lain stabilisasi di UGD dan persiapan untuk
pengobatan definitife , penanganan kasus gawat darurat oleh tim ponek rs di ruang tindakan
penanganan operatif cepat dan tepat ,perawatan intensif ibu dan bayi , pelayanan antenatal resiko
tinggi.
Kompetensi bidan akan semakin berkembang sesuai tempat dimna ia bekerja. Semakin banyak
kasus, maka bidan itu semakin berkembang pula kemampuannya . ia semakinterdorong untuk
menambah keterampilannya , baik dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan, maupun belajar
langsung di lapangan dengan senior.
2. SARAN
AKI dan AKN dapat diturunkan dengan deteksi dini ibu hamil dengan resti dan system
rujukan yang cepat dan tepat dan penanganan di tempat rujukan yang cepat dan memadai . oleh
karena itu , selayaknya medis dan paramedis ( bidan) di tempat rujukan harus memiliki
kompetensi lebih untuk dapat menangani pasien dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://drive.google.com/drive/folders/0BwGXjMtm6QgZfm5YQ2Q2aDRuSUlDMU5YNlUzZT
Z2YkpBd09TSlJLcmVyS3NqTHZ4empWMWM
http://vadhilla-ilmukebidanan.blogspot.com/2012/04/pelayanan-obstetrik-neonatal-
emergency.html
https://www.academia.edu/32613665/PONEK_PELAYANAN_OBSTETRI_NEONATAL_EM
ERGENSI_KOMPREHENSIF
http://nurullove26.blogspot.com/2015/04/makalah-poned-dan-ponek.html