Anda di halaman 1dari 25

Latar Belakang

Dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional


keluar dan masuk ke dalam negeri. Setelah tahun 2000, dunia khususnya
bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era Pada
masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan
masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah
menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai
macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek
kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran,
kecelakaan, banyak tindakan kekerasan, kenakalan remaja,
penyalahgunaan NAPZA, tauran, penggangguran, tindak penyaluran
agresifitas atau anarkis, putus sekolah, PHK, disamping meningkatnya
angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang
gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola
nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga
menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut
usia serta penyakit degeneratif. Dengan banyaknya masalah-masalah
yang ada dalam keperawatan jiwa yang kini kita hadapi, maka kita perlu
mengkaji ulang faktor yang mempengaruhi masalah-masalah
keperawatan jiwa

Telah terbukti bahwa upaya pencegahan jauh lebih baik daripada upaya
pengobatan. Untuk itu masyarakat luas perlu diberikan informasi tentang
kesehatan jiwa beserta permasalahan, pencegahan dan penanganannya.
Upaya pelayanan kesehatan jiwa terhadap masyarakat pada saat ini tidak
mungkin dilaksanakan oleh petugas kesehatan saja, tetapi perlu peran
serta seluruh masyarakat dan keluarga klien untuk memfasilitasi peran
aktif dari kader kesehatan dalam upaya kesehatan jiwa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Trend dan Isu Keperawatan JIwa ?


2. Apa saja Penelitian tentang Keperawatan Jiwa ?

3. Apa komentar tentang Keperawatan Jiwa ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa saja trend dan isu keperawatan jiwa.

2. Untuk mengetahui penelitian tentang keperawatan jiwa.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Trend Dan Issue Keperawatan Jiwa

Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-


masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting.
Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang
akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan
regional maupun global. Ada beberapa tren penting yang menjadi
perhatian dalam keperawatan jiwa di antaranya adalah sebagai berikut :

1) Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi

2) Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa

3) Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa

4) Kecenderungan situasi di era global

5) Globalisasi dan perubahan orientasi sehat

6) Kecenderungan penyakit jiwa

7) Meningkatnya post traumatik sindrom

8) Meningkatnya masalah psikososial


9) Trend bunuh diri pada anak

10) Masalah AIDS dan NAPZA

11) Pattern of parenting

12) Perspektif life span history

13) Kekerasan

14) Masalah ekonomi dan kemiskinan

2. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi

Dahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai pada saat
onset terjadinya sampai klien mengalami gejala-gejala. Di Indonesia
banyak gangguan jiwa terjadi mulai pada usia 19 tahun dan kita jarang
sekali melihat fenomena masalah sebelum anak lahir. Perkembangan
terkini menyimpulkan bahwa berbicara masalah kesehatan jiwa harus
dimulai dari masa konsepsi malahan harus dimulai dari masa
pranikah.banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan masa
dalam kandungan dengan kesehatan fisik dan mental seseorang di masa
yang akan datang. Penelitian-penelitian berikut membuktikan bahwa
kesehatan mental seseorang dimulai pada masa konsepsi.

Van de carr (1979) menemukan bahwa seorang pemusik yang hebat


terlahir dari seorang ayah yang menggeluti musik, pola-polanya sudah
dipelajari sejak dalam kandungan pada saat bayi belum lahir yang sudah
terbiasa terpapar oleh suara-suara komposisi lagu yang teratur.Marc
Lehrer, seorang ahli dari university of California menemukan bahwa dari
3000 bayi yang diteliti serta diberikan stimulasi dini berupa suara, musik,
cahaya, getaran dan sentuhan, ternyata setelah dewasa memiliki
perkembangan fisik, mental dan emosi yang lebih baik. Kemudian Craig
Ramey, meneliti bahwa stimulasi dini, bonding and attachment pada bayi
baru lahir dapat meningkatkan inteligensi bayi antara 15-30%.

Marion cleves meneliti tentang tikus-tikus yang hamil. Beberapa tikus


hamil yang diberikan stimulasi aliran listrik rendah, cahaya, suara dan
jebakan-jebakan menunjukkan banyaknya percabangan dendrite sebagai
prasyarat kecerdasan. Setelah dibandingkan dengan kelompok control
ternyata menunjukkan perbedaan yang signifikan. Demikian juga
penelitian-penelitian yang dilakukan di hospital Bangkok Thailand, pada
bayi-bayi yang mendapat prenatal care yang baik dan stimulasi sejak
dalam kandungan. Ternyata bayi tersebut mampu berbicara,
berkomunikasi, menirukan suara, menyebut kata pertama dan senyum.
Hal ini didukung oleh penemuan beatriz manrique (presiden the
Venezuela ministry for the development of intelligence) dalam penelitian
pada 600 bayi, ternyata stimulasi sejak dalam kandungan dapat
menigkatkan kemampuan adaptasi, attachment, dan bahasa.

Demikian juga dengan kaitan antara masa kehamilan dengan skizofrenia.


Skizofrenia sering dianggap sebagai penyakit kronis dan tidak dapat
disembuhkan. Anggapan tersebut keliru, karena dengan pengobatan yang
baik banyak penderita yang dapat kembali ke masyarakat dan berfungsi
optimal. Salah satu kendala dalam mengobati skizofrenia optimal adalah
keterlambatan penderita datang ke klinik pengobatan. Timbul pertanyaan,
mungkinkah penyakit ini dideteksi sedini mungkin dan dicegah
perkembangannya? Tahun 1988, Mednick dkk dalam penelitian
epidemiologi melaporkan penemuan yang menarik, yaitu hubungan antara
skizofrenia dengan infeksi virus dalam kandungan. Laporannya
didasarkan atasepidemi virus influenza pada tahun 1957 di kota
Helsinki.epidemi ini sangat spesial mengingat pertama, terjadinya dalam
kurun waktu yang pendek, dimulai pada tanggal 8 oktober dan berakhir 5
minggu kemudian 14 November. Kedua, epidemi ini sangat menyebar.
Hampir dua pertiga penduduk kota ini terkena infeksi dalam berbagai
tingkatan. Kondisi ini memungkinkan dilakukannya evaluasi efek jangka
panjang.

Mednick membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi sedang


berada pada trimester dua dalam kandungan mempunyai resiko yang leih
tinggi untuk menderita skizofrenia di kemudian hari. Penemuan penting ini
menunjukkan bahwa lingkungan luar yang terjadi pada waktu yang
tertentu dalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita
skizofrenia.Mednick menghidupkan kembali teori perkembangan
neurokognitif, yang menyebutkan bahwa pada penderita skizofrenia terjadi
kelainan perkembangan neurokognitif sejak dalam kandungan. Beberapa
kelainan neurokognitif seperti berkurnagnya kemampuan dalam
mempertahankan perhatian, membedakan suara rangsang yang
berurutan, working memory, dan fungsi-fungsi eksekusi sering dijumpai
pada penderita skizofrenia.

Dipercaya kelainan neurokognitif di atas didapat sejak dalam kandungan


dan dalam kehidupan selanjutnya diperberat oleh lingkungan, misalnya,
tekanan berat dalam kehidupan, infeksi otak, trauma otak, atau
terpengaruh zat-zat yang mempengaruhi fungsi otak seperti narkoba.
Kelainan neurokognitif yang telah berkembang ini menjadi dasar dari
gejala-gejala skizofrenia seperti halusinasi, kekacauan proses pikir,
waham/delusi, perilaku yang aneh dan gangguan emosi.

3. Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa

Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi. Sebagai contoh jumlah


penderita sakit jiwa di propinsi lain dan daerah istimewa Yogyakarta terus
meningkat. Penderita tidak lagi didominasi masyarakat kelas bawah.
Kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke atas, juga
tersentuh gangguan psikotik dan depresif.
Kecenderungan itu tampak dari banyaknya pasien yang menjalani rawat
inap maupun rawat jalan di RS Grhasia Yogyakarta dan RS Sardjito
Yogyakarta. Pada dua rumah sait tersebut klien gangguan jiwa terus
bertambah sejak tahun 2002 lalu. Pada tahun 2003 saja jumlahnya
mencapai 7.000 orang, sedang pada 2004 naik menjadi 10.610 orang.
Sebagian dari klien menjalani rawat jalan, dank lien yang menjalani rawat
inap mencapai 678 orang pada 2003 dan meningkat menjadi 1.314 orang
pada tahun 2004. yang menarik, klien gangguan jiwa sekarang tidak lagi
didominasi kalangan bawah, tetapi kalangan mahasiswa, pegawai negeri
sipil, pegawai swasta, dan kalangan professional juga ada diantaranya.
Klien gangguan jiwa dari kalangan menengah ke atas, sebagian besar
disebabkan tidak mampu mengelola stress dan ada juga kasus mereka
yang mengalami post power syndrome akibat dipecat atau mutasi jabatan.

Kepala staf medik fungsional jiwa RS Sardjito Yogyakarta, Prof.Dr. Suwadi


mengatakan, pada tahun 2003 jumlah klien gangguan jiwa yang dirawat
inap sebanyak 371 pasien. Tahun 2004 jumlahnya meningkat menjadi 433
pasien. Jumlah itu, belum termasuk klien rawat jalan di poliklinik yang
sehari-hari rata-rata 25 pasien. Demikian juga di propinsi Sumatera
Selatan, gangguan kejiwaan dua tahun terakhir ini menunjukkan
kecenderungan peningkatan. Beban hidup yang semakin berat,
diperkirakan menjadi salah satu penyebab bertambahnya klien gangguan
jiwa. Kepala Rumah Sakit Jiwa (RSJ) daerah Propinsi Sumatera Selatan
mengungkapkan: setahun ini jumlah klien gangguan jiwa yang ditangani di
RSJ mengalami peningkatan 10-15% dibandingan dengan tahun
sebelumnya. Kecenderungannya, kasus-kasus psikotik tetap tinggi,
disusul kasus neurosis yang cenderung meningkat, rekam medis di RSJ
Sumsel mencatat, jumlah klien yang dirawat meningkat dari jumlah 4.101
orang (2003) menjadi 4.384 orang (2004). Dari keseluruhan jumlah klien
yang dirawat selama 2004, sebanyak 1.872 pasien diantaranya dirawat
inap di RSJ itu. Sebanyak 1.220 orang adalah sebagai pasien lama ang
sebelumnya pernah dirawat. Kondisi lingkungan yang semakin keras,
dapat menjadi penyebab meningkatnya jumlah masyarakat yang
mengalami gangguan kejiwaan. Apalagi untuk individu yang rentan
terhadap kondisi lingkungan dengan timgkat kemiskinan terlalu
menekan.Kasus-kasus gangguan kejiwaan yang ditangani oleh para
psikiater dan dokter di RSJ menunjukkan bahwa penyakit jiwa tidak
mengenal baik strata sosial maupun usia. Ada orang kaya yang
mengalami tekanan hebat, setelah kehilangan semua harta bendanya
akibat kebakaran. Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga
menunjukkan kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk
gangguan kejiwaan yang mengakibatkan penderitanya mengalami stress,
kecemasan yang berlebihan, gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik
yang tidak jelas penyebabnya. Neurosis menyebabkan merosotnya kinerja
individu. Mereka yang sebelumnya rajin bekerja, rajin belajar menjadi lesu,
dan sifatnya menjadi emosional. Melihat kecenderungan penyakit jiwa
pada anak dan remaja kebanyakan adalah kasus trauma fisik dan
nonfisik. Trauma nonfisik bisa berbentuk musibah, kehilangan orang tua,
atau masalah keluarga.Tipe gangguan jiwa yang lebih berat, disebut
gangguan psikotik. Klien yang menunjukkan gejala perilaku yang
abnormal secara kasat mata. Inilah orang yang kerap mengoceh tidak
karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan
orang lain, seperti mengamuk.

4. Kecenderungan faktor penyebab gangguan jiwa

Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan


merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan
berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia. Menurut data World
Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh
dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO (2001)
menyataan, paling tidak, ada satu dari empat orang di dunia mengalami
masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia
yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Sementara itu, menurut Uton
Muchtar Rafei, Direktur WHO wilayah Asia Tenggara, hamper satu per
tiga dari penduduk di wilayah ini pernah mengalami gangguan
neuropsikiatri. Buktinya, bisa kita cocokkan dan lihat sendiri dari data
Survei Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT); tahun 1995 saja, di Indonesia
diperkirakan sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita
gangguan kesehatan jiwa.

Dalam hal ini, Azrul Azwar (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat DepKes)
mengatakan, angka itu menunjukkan jumlah penderita gangguan
kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat
penduduk Indonesia menderita kelainan jiwa dari rasa cemas, depresi,
stress, penyalahgunaan obat, kenakalan remaja samapai skizofrenia.Bukti
lainnya, berdasarkan data statistik, angka penderita gangguan kesehatan
jiwa memang mengkhawatirkan. Secara global, dari sekitar 450 juta orang
yang mengalami gangguan mental, sekitar satu juta orang diantaranya
meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya. Angka ini lumayan kecil jika
dibandingkan dengan upaya bunuh diri dari para penderita

kejiwaan yang mencapai 20 juta jiwa setiap tahunnya.

Adanya gangguan kesehatan jiwa ini sebenarnya disebabkan banyak hal.


Namun, menurut Aris Sudiyanto, (Guru Besar Ilmu Kedokteran Jiwa
(psikiatri) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, ada
tiga golongan penyebab gangguan jiwa ini. Pertama, gangguan fisik,
biologis atau organic. Penyebabnya antara lain berasal dari faktor
keturunan, kelainan pada otak, penyakit infeksi (tifus, hepatitis, malaria
dan lain-lain), kecanduan obat dan alkohol dan lain-lain. Kedua, gangguan
mental, emosional atau kejiwaan. Penyebabnya, karena salah dalam pola
pengasuhan (pattern of parenting) hubungan yang patologis di antara
anggota keluarga disebabkan frustasi, konflik, dan tekanan krisis. Ketiga,
gangguan sosial aau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor
psikososial (perkawinan, problem orangtua, hubungan antarpersonal
dalam pekerjaan atau sekolah, di lingkungan hidup, dalam masalah
keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor keluarga, penyakit fisik, dan
lain-lain).

5. Kecenderungan situasi di era globalisasi

Era globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas antara
negara-negara khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan politik.
Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas yang
merupakan ciri era ini, berdampak pada semua sector termasuk sektor
kesehatan.
A. PENGERTIAN TREND

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan


analisa, trend juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun
informasi yang terjadi pada saat ini biasanya sedang populer dikalangan
masyarakat.

Trend adalah sesuau yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini
dan kejadiannya berdasarkan fakta

B. PENGERTIAN ISSUE

Issue adalah suatu peristiwa yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak
terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, sosial, politik,
dll.

Issue adalah sesuatu yang sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat


akn tetapi kebenaranya belum dapat dibuktikan.

C. PENGERTIAN TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN

Trend dan issue keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan


banyak orang mengenai praktek keperawatan baik itu berdasarkan fakta
ataupun tidak, dan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etik
dalam keperawatan.

D. TREND CURRENT ISSUE DAN KECENDERUNGAN DALAM


KEPERAWATAN JIWA.

Trend current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah yang sedang
hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalaha tersebut dapat
dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada
keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global. Ada
beberapa trend penting yang menjadi perhatian dlam keperawatan jiwa,
diantaranya sebagi berikut:
1. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi

Masalah kesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepi bahkan harus
dimulai dari masa pernikahan. Banyak penelitian yang menunjukkan
adanya keterkaitan masa didalam kandungan dengan kesehatan fisik dan
mental seseorang dimasa yang akan datang.

2. Tren peningkatan masalah kesehatan jiwa

Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi, penderita tidak lagi


didominasi masyarakat kelas bawah, kalangan pejabat dan masyarakat
menengah ke atas, juga memiliki gangguan psikotik dan depresif. Klien
gangguan jiwa dari kalangan menengah ke atas, sebagian besar
disebabkan oleh ketidakmampuan dalam mengelola stress, dan mungkin
akibat dari pemecatan atau mutasi jabatan.

3. Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa

Terjadinya konflk, lilitan ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu


pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan
kesehatan jiwa pada manusia. golongan penyebab gangguan jiwa ini,
antara lain:

a. Gangguan fisik, biologis. Penyebabnya antara lain berasal dari:

• Faktor keturunan, kelainan pada otak, kecanduan obat dan alkohol, dll.

• Gangguan mental, emosional atau kejiwaan. Penyebabnya, karena salah


dlam pola pengasuhan hubungan yang patologis diantara anggota
keluarga disebabkan oleh frustasi, konflik, dll.

• Gangguan sosial atau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor


psikososial ( perkawinan, masalah keuangan, hukum, perkembangan fisik,
dll.)

4. Kecenderungan situasi di era globalisasi


Era globalisasi merupakan era dimana tidak ada lagi pembatas antara
negara khususnya dibidang informasi, ekonomi, dan politik.
Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas yang
merupakan ciri era ini, berdampak pada semua sektor termasuk sektor
kesehatan.

5. Globalisasi dan perubahan orientasi sehat

Pengaruh globalisasi terhadap perkembangan keperawatan adalah


tersedianya alternatif pelayanan dan persaingan penyelenggaraan
pelayanan. Tenaga kesehatan (perawat “jiwa”) harus mempunyai standar
global dalam memberikan pelayaan kesehatan, jika tidak ingin
ketinggalan. Fenomena masalah kesehatan jiwa bukan lai merupakan
masalah klinis melainkan berorientasi pada kehidupan sosial. Konsep
kesehatan jiwa bukan lagi tentang sehat atau sakit, tetapi kondisi optimal
yang ideal dalam perilaku dan kemampuan fungsi sosial.

6. Kecenderungan penyakit jiwa

Meningkatnya post traumatic syndrome disorder:

• Trauma yang katastropik, yaitu trauma diluar rentang pengalaman


trauma yang umum di alami mansia dalam kejadian sehari-hari.
Mengakibatkan stress berkepanjangan dan berusaha untuk tidak
mengalami stress yang demikian. Trauma bukan gejala kejiwaan yang
bersifat individual, trauma muncul sebagai akibat saling keterkaitan antara
ingatan sosial dan ingatan pribadi tentang peristiwa yang mengguncang
kejiwaan.

• Lingkup kesehatan jiwa sangat luas dan kompleks, juga saling


berhubungan dengan segalla aspek kehidupan manusia.

7. Trend dalam pelayanan keperawatan mental psikiatri


• Sehubungan dengan trend masalah kesehatan jiwa secara global. Fokus
pelayanan keperawatan jiwa sudah saatnya berbasis pada komunitas
( community based care) yang memberi penekanan pada preventif dan
promotif

• Sehubungan dengan peningkatan IPTEK yang sangat cepat, perlu


peningkatan dalam bidang ilmu yang telah ada dan mengadakan program
spesialisasi keperawatan jiwa.

• Sehubungan dengan adanya perbedaan latak belakang budaya kita


dengan narasumber, yng dalam hal ini kita masih mengacu pada negara
barat terutaa Amerika, maka perlu untuk menyaring konsep keperawtan
mental psikiatri yang didapatkan dari luar.

8. Trend pelayanan keperawatan mental psikiatri di era globalisasi

Sejalan dengan progran deinstitusionalisasi yang didukung, ditemukannya


obat psikotropika yang terbukti dapat mengontrol perilaku klien gangguan
jiwa, peran perawat tidak terbatas, tetapi perawat dituntut untuk lebih
sensitif terhadap lingkungan sosialnya, serta berfokus pada pelayanan
preventif dan promotif. Perawat mental psikiatri harus mengintegrasikan
diri dalam community mental health, dengan 3 kunci utama:

• Pengalaman dan pendidikan perawat, peran dan fungsi perawat serta


hubungan perawat dengan profesi lain di komunitas

• Reformasi dalam pelayanan kesehatan menuntut perawat meredefinisi


perannya

• Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahandan


promosi kesehatan. Pengembangan pendidikan keperawatan sangat
penting, terutama keperawatan mental psikiatri baik dalam jumlah maupun
kualitas.

9. Issue seputar pelayanan keperawatan mental psikiatri


• Pelayanan keperawatan mental psikiatri, kurang dapat dipertanggung
jawabkan karena masih kurangnya hasil riset keperawatan jiwa klinik

• Perawat psikiatri, kurang siap menghadapi pasar bebas karena


pendidikan yang rendah dan belum adanya licence untuk praktek yang
diakui secara internasional

• Pembedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan


pengalaman sering kali tidak jelas “position decription.” Job responsibility
dan sistem reward di dalam pelayanan.

Daftar Pustaka

Keliat, Budi Anna Dll. (1998). Proses Keperawatan Jiwa..Jakarta : EGC

Schultz Dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th
Edition. Philadelphia: Lippincott Raven Publisher

Stuart Dan Sundeen. (1995). Buu Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.


Jakarta: EGC
1. Definisi Trend

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan


analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun
informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di
kalangan masyarakat.

Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat
ini dan kejadiannya berdasarkan fakta

2. Definisi Issu.

Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi
atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi,
moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam,
hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.

Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum
jelas faktannya atau buktinya

3. Definisi Trend dan Issu Keperawatan

Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan


banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu
berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issu keperawatan tentunya
menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
4. Trend Current Issue Dan Kecenderungan Dalam Keperawatan Jiwa

Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-


masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting.
Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang
akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan
regional maupun global. Ada beberapa tren penting yang menjadi
perhatian dalam keperawatan jiwa di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi

Perkembangan terkini menyimpulkan bahwa berbicara masalah


kesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi malahan harus dimulai
dari masa pranikah.banyak penelitian yang menunjukkan adanya
keterkaitan masa dalam kandungan dengan kesehatan fisik dan mental
seseorang di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian berikut
membuktikan bahwa kesehatan mental seseorang dimulai pada masa
konsepsi.

Van de carr (1979) menemukan bahwa seorang pemusik yang hebat


terlahir dari seorang ayah yang menggeluti musik, pola-polanya sudah
dipelajari sejak dalam kandungan pada saat bayi belum lahir yang sudah
terbiasa terpapar oleh suara-suara komposisi lagu yang teratur.Marc
Lehrer, seorang ahli dari university of California menemukan bahwa dari
3000 bayi yang diteliti serta diberikan stimulasi dini berupa suara,
musik, cahaya, getaran dan sentuhan, ternyata setelah dewasa memiliki
perkembangan fisik, mental dan emosi yang lebih baik. Kemudian Craig
Ramey, meneliti bahwa stimulasi dini, bonding and attachment pada bayi
baru lahir dapat meningkatkan inteligensi bayi antara 15-30%.

b. Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa


Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi, Penderita tidak lagi
didominasi masyarakat kelas bawah. Kalangan pejabat dan masyarakat
lapisan menengah ke atas, juga tersentuh gangguan psikotik dan depresif.
Klien gangguan jiwa dari kalangan menengah ke atas, sebagian besar
disebabkan tidak mampu mengelola stress dan ada juga kasus mereka
yang mengalami post power syndrome akibat dipecat atau mutasi jabatan

c. Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa

Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan


merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan
berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia. Menurut data World
Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh
dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO (2001)
menyataan, paling tidak, ada satu dari empat orang di dunia mengalami
masalah mental.

Tiga golongan penyebab gangguan jiwa ini. Pertama, gangguan fisik,


biologis atau organic. Penyebabnya antara lain berasal dari :

• Faktor keturunan, kelainan pada otak, penyakit infeksi (tifus, hepatitis,


malaria dan lain-lain), kecanduan obat dan alkohol dan lain-lain.

• Gangguan mental, emosional atau kejiwaan. Penyebabnya, karena salah


dalam pola pengasuhan (pattern of parenting) hubungan yang patologis di
antara anggota keluarga disebabkan frustasi, konflik, dan tekanan krisis.

• Gangguan sosial aau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor


psikososial (perkawinan, problem orangtua, hubungan antarpersonal
dalam pekerjaan atau sekolah, di lingkungan hidup, dalam masalah
keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor keluarga, penyakit fisik, dan
lain-lain)
d. Kecenderungan situasi di era global

Era globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas antara
negara-negara khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan politik.
Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas yang
merupakan ciri era ini, berdampak pada semua sector termasuk sektor
kesehatan

e. Globalisasi dan perubahan orientasi sehat

Pengaruh globalisasi terhadap perkembangan yankes termasuk


keperawatan adalah tersedianya alternatif pelayanan dan persaingan
penyelenggaraan pelayanan. (persaingan kualitas). Tenaga kesehatan
(perawat “jiwa” ) hrs mempunyai standar global dalam memberikan
pelayanan kesehatan, jika tdk ingin ketinggalan.

Fenomena masalah kesehatan jiwa, indicator keswa di masa mendatang


bukan lagi masalah klinis spt prevalensi gangguan jiwa, melainkan
berorientasi pd konteks kehidupan sosial. Fokus kesehatan jiwa bukan
hanya menangani orang sakit, melainkan pada peningkatan kualitas
hidup. Jadi konsep kesehatan jiwa buka lagi sehat atau sakit, tetapi
kondisi optimal yang ideal dalam perilaku dan kemampuan fungsi social
Paradigma sehat Depkes, lebih menekankan upaya proaktif untuk
pencegahan daripada menunggu di RS, orientasi upaya kesehatan jiwa
lebih pada pencegahan (preventif) dan promotif. Penangan kesehatan jiwa
bergeser dari hospital base menjadi community base.

Empat Ciri Pembentuk Struktur Masyarakat Yang Sehat :

• Suatu masyarakat yang di dalamnya tak ada seorang manusia pun yg


diperalat oleh orang lain. Oleh karena itu seharusnya tidak ada yang
diperalat/ memperalat diri sendiri, diman manusia itu mjd pusat dari semua
aktivitas ekonomi maupun politik diturunkan pada tujuan perkembangan
diri manusia.

• Mendorong aktivitas produktif setiap warganya dalam pekerjaannya,


merangsang perkembangan akal budi dan lebih jauh lagi, mampu
membuat manusia untuk mengungkapkan kebutuhan batinnya berupa
seni dan perilaku normatif kolektif.

• Masyarakat terhindar dari sifat2 rakus, eksploitatif, pemilikan berlebihan,


narsisme, tidak mendapatkan kesempatan meraup keuntungan material
tanpa batas.

• Kondisi masyarakat yang memungkinkan orang bertindak dalam


dimensi2 yang dpt dipimpin dan diobservasi. Partisipasi aktif dan
bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan
struktur masyarakat sehat, kuncinya : Setiap org harus meningkatkan
kualitas hidup yang dpt menjamin terciptanya kondisi sehat yang
sesungguhnya. Mandiri dan tidak bergantung pada orang lain merupakan
orientasi paradigma kesehatan jiwa

f. Kecenderungan penyakit jiwa

Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder

• Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman


trauma yang umum di alami manusia dlm kejadian sehari-hari.
Mengakibatkan keadaan stress berkepanjangan dan berusaha untuk tidak
mengalami stress yang demikian. Mereka mjd manusia yang invalid dlam
kondisi kejiwaan dengan akibat akhir menjadi tidak produktif. Trauma
bukan semata2 gejala kejiwaan yang bersifat individual, trauma muncul
sebagai akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi
tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan
Meningkatnya Masalah psikososial

• Lingkup keswa sangat luas dan kompleks, juga saling berhubungan


dengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pd UU No. 23 1992
tentang Kes. Dan Ilmu Psikiatri, masalah kesehatan jiwa secara garis
besar digolongkan mjd :

• Masalah perkembangan manusia yg harmonis dan peningkatan kualitas


hidup, yaitu masalah kejiwaan yang berkaitan dengan makna dan nilai2
kehidupan manusia

• Masalah psikososial yaitu masalah psikis atau kejiwaan yang timbul


akibat terjadinya perubahan sosial, meliputi :

• Psikotik gelandangan

• Pemasungan penderita gangguan jiwa

• Masalah anak jalanan

• Masalah anak remaja (tawuran, kenakalan)

• Penyalaggunaan Narkotik dan psikotropik

• Masalah seksual (penyimpangan seksual, pelecehan seksual dll)

• Tindak kekerasan sosial (kemiskinan, penelantaran tdk diberi nafkah,


korban kekerasan pd anak, dll)

Trend Bunuh Diri pada Anak dan Remaja

• Bunuh diri : suatu tindakan mencabut nyawa sendiri dgn sengaja cara.
Bunuh diri merupakan masalah psikologis dunia yang sangat mengancam,
angka kejadian terus meningkat. Metode yg paling disukai =
menggunakan pistol, menggantung diri dan minum racun.

• Latar belakangnya beragam : asmara, pekerjaan, cek-cok rmh tangga,


ekonomi (perasaan malu terlilit utang.
Masalah Napza dan HIV/ AIDS

• Gangguan penggunaan zat adiktif ini sangat berkaitan dan merupakan


dampak dari pembangunan serta teknologi dari suatu negara yang
semakin maju. Hal terpenting yang mendukung merebaknya NAPZA di
negara kita adalah perangkat hukum yang lemah bahkan terkadang
oknum aparat hukum seringkali menjadi backing, ditambah dengan
keragu-raguan penentuan hukuman bagi pengedar dan pemakai,
sehingga dampaknya SDM Indonesia kalah dengan Malaysia yang lebih
bertindak tegas terhadap pengedar dan pemakai NAPZA. Kondisi ini akan
semakin menigkat untuk masa yang akan datang khususnya dalam era
globalisasi

Paterrn of Parenting dalam Kep. Jiwa

• Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pd anak, maka pola
asuh keluarga kembali menjadi sorotan Pola asuh yang baik adalah pola
asuh dimana orang tua menerapkan kehangatan yang tinggi disertai
dengan kontrol yang tinggi. Kehangatan adalah Bagaimana orang tua
menjadi teman curhat, teman bermain, teman yang menyenangkan bagi
anak terutama saat rekreasi, belajar dan berkomunikasi. Berbagai upaya
agar anak dekat dan berani bicara pada ortunya saat punya masalah. Ortu
menjadi teman dalam ekspresi feeling anak sehingga anak menjadi sehat
jiwanya. Bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplin di
rumahnya.

Masalah Ekonomi dan Kemiskinan

• Pengangguran telah menybabkan rakyat indonesia semakin terpuruk.


Daya beli lemah, pendidikan rendah, lingkungan buruk, kurang gizi,
mudah teragitasi, kekebalan menurun dan infrastruktur yg masih rendah
menyebabkan banyak rakyat mengalami gangguan jiwa. Masalah
ekonomi paling dominan menjadi pencetus gangguan jiwa di Indonesia.
Hal ini bisa dibuktikan bahwa saat terjadi kenaikan BBM selalu dsertai
dengan peningkatan dua kali lipat angka gangguan jiwa. Hal ini diperparah
dengan biaya sekolah yang mahal, biaya pengobatan tak terjangkau dan
penggusuran yang kerap terjadi.

g. Trend dalam pelayanan keperawatan mental psikiatri

• Sehubungan dengan trend masalah kesehatan utama dan pelayanan


kesehatan jiwa secara global, harus fokus pelayanan keperawatan jiwa
sudah saatnya berbasis pada komunitas (community based care) yang
memberi penekanan pada preventif dan promotif.

• Sehubungan dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang


sangat cepat, perlu peningkatan dalam bidang ilmu pengetahuan dengan
cara mengembangkan institusi pendidikan yang telah ada dan
mengadakan program spesialisasi keperawatan jiwa.

• Dalam rangka menjaga mutu pelayanan yang diberikan dan untuk


melindungi konsumen, sudah saatnya ada “licence” bagi perawat yang
bekerja di pelayanan.

• Sehubungan dengan adanya perbedaan latar belakang budaya kita


dengan narasumber, yang dalam hal ini kita masih mengacu pada
Negara-negara Barat terutama Amerika, maka perlu untuk menyaring
konsep-konsep keperawatan mental psikiatri yang didapatkan dari luar.

h. Trend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri di Era Globalisasi

Sejalan dengan program deinstitusionalisasi yg didukung ditemukannya


obat psikotropika yg terbukti dpt mengontrol perilaku klien gangguan jiwa,
peran perawat tidak terbatas di RS, tetapi dituntut lebih sensitif terhadap
lingkungan sosialnya, serta berfokus pada pelayanan preventif dan
prmotif. Perubahan hospital based care menjadi community based care.
Perawat mental psikiatri harus mengintegrasikan diri dalam community
mental health, dengan 3 kunci utama :

• Pengalaman dan pendidikan perawat, peran dan fungsi perawat serta


hubungan perawat dengan profesi lain di komunitas.

• Reformasi dalam yankes menuntut perawat meredefinisi perannya.

• Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahan dan


promosi kesehatan, sudah saatnya mengembangkan community based
car. Pengembangan pendidikan keperawatan sangat penting, terutama
keperawatan mental psikiatri baik dlm jumlah maupun kualitas.

i. Issue Seputar Yankep Mental Psikiatri

• Pelayanan kep. Mental Psikiatri, kurang dapat dipertanggung jawabkan


karena masih kurangnya hasil hasil riset keperawatan Jiwa Klinik.

• Perawat Psikiatri, kurang siap menghadapi pasar bebas karena


pendidikan yang rendah dan belum adanya licence untuk praktek yang
diakui secara internasional.

• Pembedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan


pengalaman sering kali tdk jelas “Position description.” job responsibility
dan sistem reward di dlm pelayanan.

• Menjadi perawat psikiatri bukanlah pilihan bagi peserta didik (mahasiswa


keperawatan).

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC:
Jakarta.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th
edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia..

Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC:
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai