Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN

Nadia Rizma Elfariyani

11190163000033

Tadris Fisika 2A

JURUSAN TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

 Pengertian Manajemen Pendidikan


Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu berasal dari kata manus, yang
berarti tangan; dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung
menjadi kata kerja managere; yang artinya menangani. Managere
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris; dalam bentuk kata kerja to
manage, dalam bentuk kata benda management, dan manager untuk orang
yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management
ditransliterasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen dengan arti
pengelolaan (Husaini Usman, 2008: 4). Sedangkan pengertian manajemen
secara istilah adalah pemanfaatan sumber daya secara efektif untuk
mencapai tujuan atau sasaran yang dimaksudkan (Tim Reality, 2008: 433).
Adapun kata “pendidikan” sering dikaitkan dengan kata “pengajaran”
yang dalam bahasa Arab disebut “tarbiyah wa ta’lim”. Sedangkan
“pendidikan Islam” dalam bahasa Arab disebut “Tarbiyah Islamiyah”.
Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu
mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Manajemen pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai seni dan ilmu
mengelola sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien. Manajemen pendidikan dapat pula didefinisikan
sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien.
Secara umum, pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim
(Zakiyah Daradjat, 2006: 27). Pengertian pendidikan Islam adalah proses
pembimbingan seseorang terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani
menurut ajaran Islam menuju kepribadian muslim. Dengan demikian yang
dimaksud dengan manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses
penataan atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan
sumber daya manusia muslim dan menggerakkannya untuk mencapai
tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien sebagaimana tergambar
dalam pengertian di atas. Menurut Oemar Hamalik, manajemen adalah
kekuatan utama dalam organisasi yang mengatur dan mengkordinasikan
kegiatan-kegiatan sub-sub sistem dan menghubungkannva dengan
lingkungan. Dalam manajemen terkandung arti bahwa sumber-sumber
yang pada awalnya tidak berhubungan secara organik antara yang satu
dengan yang lainnya, lalu diintegrasikan menjadi suatu sistem-subsistem
primer dalam pendidikan. Sehingga manajemen pendidikan mengandung
dua dimensi yang konsisten dan saling terkait antara dimensi konsep-
konsep manajemen dan konsep-konsep pendidikan. Dalam hal ini
penerapan konsep manajemen dalam pendidikan, khususnya pendidikan
Islam terkait dengan unsur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan.
Sejalan dengan hal tersebut, Nanang Fattah, menyatakan bahwa
manajemen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisasi,
memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya
agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Hal ini menuntut
kepemimpinan dan sekaligus unsur-unsur yang dipimpinnya (aspek
manusia) bekerja secara profesional.

 Fungsi Manajemen Pendidikan


Secara umum, menata pendidikan melibatkan fungsi pokok manajemen
yaitu, Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
Kepemimpinan (Leading), dan Pengawasan (Controlling). Di samping itu-
kemampuan manajerial seorang pemimpin diperlukan dalam mengelola
pendidikan. Sebagian besar sistem pendidikan Islam belum dikelola secara
profesional, akibatnya pendidikan Islam sering kalah hebat bersaing dalam
banyak segi dengan pendidikan yang dikelola oleh orang-orang non-
muslim. Ditinjau dan segi proses, manajemen dapat dipahami sebagai
langkah-langkah sistematis, dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsinya
yang dijabarkan dalam 1) Perencanaan, 2) Pengorganisasian, 4)
Pelaksanaan dan 4) Pengawasan. Sekurang-kurangnya keempat fungsi itu
yang melekat dalam teori manajemen. Fungsi-fungsi itu dapat diterapkan
dalam pengelolaan lembaga pendidikan islam.

o Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak
dicapai dan menetapkan jalan serta sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu se-efisien dan se-efektif mungkin (Roger A.
Kaufman, 1972). Dalam setiap perencanaan, selalu terdapat tiga
kegiatan yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain : 1)
Perumusan tujuan yang ingin dicapai; 2) Pemilihan Program untuk
mencapai tujuan itu, 3) Identifikasi dan pengerahan sumber yang
jumlahnya selalu terbatas. Yang dimaksud dengan perencanaan
pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan
selama waktu tertentu agar penyelenggaraan sistem pendidikan
menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang
lebih bermutu, baik penyeleggaraan pendidikan secara formal,
informal, maupun non-formal.Terlaksananya pendidikan ditunjang
oleh berbagai fasilitas seperti gedung tempat belajar, kantor, maupun
pusat kegiatan penunjang, sarana olah-raga, seni, kesehatan, dan
tempat ibadah, laboratorium, perpustakaan dan lain-lain yang secara
teratur direncanakan penggunaannya dengan baik, sehingga proses
pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Apa yang diuraikan di atas,
baru dalam perencanaan perangkat keras, perlu juga pada perangkat
lunaknya. Dalam perangkat lunak ini, terutama adalah menyangkut
sumber daya manusianya. Dalam kenyataan, banyak juga orang Islam
menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah umum, dalam arti bukan
berlabel ”Islam”, bahkan ke sekolah yang dikelola oleh kelompok non-
Islam. Alasannya yang lebih logis karena sekolah tersebut mutunya
lebih baik. Menghadapi hal ini, maka orang Islam seharusnya segera
meningkatkan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan, kualitas
sumber daya manusia yang profesional. Perencanaan pendidikan Islam
pada prinsipnya bersifat universal, applicabble untuk setiap
masyarakat, tetapi dalam penerapannya tergantung pada keadaan yang
aktual dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam itu sendiri. Di
lingkungan petani, perencanaan pendidikan mengarah pada kultur tani.
Demikian juga dalam wilayah industri, nelayan, perdagangan dan
sebagainya.
Adapun manfa'at perencanaan itu sendiri adalah :
 Agar kegiatan-kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan tertentu,
tertib dan lancar.
 Mendorong suatu pelaksanaan kegiatan pendidikan secara
produktif.
 Mengusahakan penggunaan alat-alat dan sumber-sumber lainnya
secara efisien dan benar-benar mendukung bagi pencapaian tujuan.
 Memberikan gambaran yang lengkap bagi seluruh kegiatan yang
akan dikerjakan.
 Dapat memberikan petunjuk bagi setiap personel.

o Pengorganisasian
Bahwa dalam manajemen memerlukan iklim kerjasama yang baik dan
maslahat. Bentuk kerjasama ini bisa melalui manajemen
pengorganisasian tugas dan kewajiban secara otomatis. Supaya
manajemen pendidikan berhasil mencapai tujuan dan melaksanakan
rencana, maka haruslah ia mengatur usaha dan kerjanya dengan
mengkoordinasikan antara usaha-usaha dan aktifitas-aktifitas yang
berlaku dalam lembaga pendidikan menangani fungsi perencanaan,
tidak akan berarti jika tidak disertai wujudnva organisasi yang sehat
yang meletakkan rencana-rencana dalam pelaksanaan. Berkaitan
dengan fungsi organisasi ini dianggap juga sebagai keharusan bagi
pimpinan pendidikan di berbagai tahapan. Mereka perlu
mengkoordinasikan di antara usaha dan aktifitas di dalam
melaksanakan fungsi manajerialnya. Di antaranya yang diharapkan
berkaitan dengan ini, bahwa selain mencapai tujuan bersama, juga
mencegah pertentangan dan pengulangan usaha-usaha, sehingga
terjalin keharmonisan kerja dan saling mendukung antara yang satu
dengan yang lainnya.

o Pengawasan dan Penilaian


Yang dimaksud pengawasan adalah untuk memastikan bahwa
pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan dan prosedur
yang direncanakan. Sehingga dapat dengan segera diketahui jika
terjadi penyimpangan-penyimpangan dan segera melakukan perbaikan-
perbaikan. Menemukan titik-titik kelemahan merupakan bagian
penting dalam fungsi pengawasan, sehingga akan diketahui informasi
yang sesungguhnya untuk dijadikan landasan dan mengoreksi
kelemahan dan kesenjangan-kesenjangan. Sistem pengawasan harus
dipandang sebagai suatu sistem informasi, karena kecepatan dan
ketepatan tindakan korektif sebagai hasil akhir proses pengawasan,
bergantung kepada banyaknya informasi yang diterima. Pengawasan
modern berdasarkan pendekatan sistem untuk mengantisipasi
kelemahan pendekatan tradisional, juga untuk tercapainya
keseimbangan dan keterpaduan dengan perencanaan dan
pengorganisasian. Pendekatan sistem yang dibangun pada pengawasan
ini berdasarkan empat ide pokok : 1) integrasi perencanaan dan
pengawasan, 2) Mengaitkan sistem pengawasan dengan struktur
organisasi, 3) Sistem desain untuk pengambilan keputusan, dan bukan
bersifat laporan post facto, 4) Informasi yang tepat waktunya adalah
esensial.
Pendekatan ini pada hakekatnya menyoroti organisasi-organisasi yang
mewadahi suatu sistem. Rasionalitas merupakan prinsip dasar dari
pendekatan ini yang kemudian
dijabarkan pada aspek-aspek sebagai berikut :
Pertama, efisiensi. Teori organisasi modern selalu menekankan
pentingnya orientasi efisiensi dalam menjalankan roda organisasi.
Rasionalisasi penekanan ini ialah karena keterbatasan dalam
penyediaan sarana, prasarana dan sumber-sumber yang dibutuhkan.
Kedua, efektifitas. Alasan utama mengapa efektifitas menjadi salah
satu dasar pembentukan suatu struktur, yaitu karena eksistensi dan
kelestarian suatu sistem akan lebih terjamin apabila sistem tersebut
mampu mengemban misi dan menyelenggarakan fungsinya dengan
tepat waktu, dengan menggunakan sumber dana dan sumber daya yang
tersedia.
Ketiga, produktifitas. Dalam. model ”Input-transformation-output”
terlihat bahwa efisiensi kriteria bukan sekedar melakukan
penghematan dalam penggunaan dan pemanfaatan sumber dana dan
daya yang tersedia. Peningkatan efisiensi amat erat kaitannya dengan
peningkatan produktivitas kerja, baik ditinjau dari segi sistem maupun
segi kemampuan sub-sistem yang ada di dalamnya.
Keempat, rasionalitas. Sasaran rasionalitas, terutama apabila ditinjau
dari segi pendekatan sistem yang mencakup seluruh proses
administrasi dan manajemen, mulai dari penentuan tujuan hingga
penilaian hasil yang dicapai.
Kelima, spesialisasi. Kompleksitas suatu sistem pendidikan serta
perkembangan teknologi yang pesat menuntut berkembangnya
spesialisasi dalam pembagian tugas antara pihak-pihak yang terlibat.
dalam manajemen sistem pendidikan yang bersangkutan. Hal ini
sebagai konsekuensi logis dari kompleksitas, dinamika dan sifat
kegiatan manajemen pendidikan. Beraneka ragamnya spesialisasi yang
tersedianya harus dipandang sebagai salah satu aspek yang
memerlukan departementalisasi.
o Kepemimpinan
Keberhasilan suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh
kepiawaian seorang manager yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan
menggunakan kekuasaan. Begitu pentingnya kepemimpinan dalam
seluruh proses manajemen dalam rangka pencapaian tujuan dan
berbagai peranannya. Jika bobot kepemimpinan demikian besarnya
dalam, usaha pencapaian tujuan berarti merupakan condition sine quo
non bahwa mutu kepemimpinan mutlak perlu ditingkatkan. Mutu
kepemimpinan dimaksud diarahkan pada peningkatan kemampuan
para pejabat pimpinan antara lain untuk :
1) Mengantisipasi perubahan yang diperkirakan akan terjadi.
2) Memahami sepenuhnya berbagai faktor yang merupakan kekuatan
bagi organisasi.
3) Mengenali berbagai bentuk kelemahan yang terdapat dalam
organisasi.
4) Memanfaatkan berbagai peluang yang timbul.
5) Menghilangkan berbagai bentuk ancaman yang dapat menjadi
penghalang bagi keberhasilan organisasi.
6) Mendorong para bawahan untuk meningkatkan loyalitas. Disiplin
kerja, keterampilan dan motivasi sehingga para bawahan tersebut
bekerja dengan aktifitas dan produktifitas yang lebih tinggi.
7) Memperbaiki cara kerja yang dipandang kurang mendukung
pencapaian tujuan.

Titik tolak pembahasan tentang kepemimpinan ini adalah definisi yang


menyatakan bahwa kepemimpinan ialah kemampuan mempengaruhi
perilaku sekelompok orang lain sedemikian rupa sehingga orang lain
itu ikhlas memberikan yang terbaik dalam dirinya dalam rangka
pencapaian tujuan.
Kiranya kurang relevan untuk mempersoalkan apakah “leaders are
born and not made" atau sebaliknya "leaders are made and not born".
Perdebatan mengenai hal ini sudah bersifat perenial. Yang lebih
bermanfaat adalah memahami berbagai pendekatan kepemimpinan
untuk kemudian tiba pada kesepakatan tentang gaya manajerial yang
paling tepat guna menggerakkan organisasi ke arah pencapaian
tujuan.tujuan
 Manfaat Manajement Pendidikan
o Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif,
Kreatif, Efektif, Menyenangkan, dan Bermakna (PAKEMB)
o Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
o Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan
(tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai
manajer)
o Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien;
o Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentan proses dan tugas
administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau
konsultan manajemen pendidikan);
o Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu
disebabkan oleh manajemennya
o Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan,
dan akuntabel
DAFTAR PUSTAKA

Husaini Usman. 2006. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2006

Surawan. 2010. Manajemen Pendidikan Islam. Diakses pada 23 Maret 2020 di


eprints.ums.ac.id

Anda mungkin juga menyukai