Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah swt. atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum
Acara Peradilan Agama dengan judul “Landasan dan Filosofi pendidikan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen pengantar pendidikan yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR...........................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5
A. PENGERTIAN FILSAFAT......................................................................5
PENDIDIKAN..........................................................................................6
A. Kesimpulan................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
BAB I
2
PENDAHULUAN
3
disinilah perlunya konstruksi filosofi yang mampu melandasi teori dan praktek
untuk mencapai keberhasilan subtantif
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian filsafat pendidikan?
2. Apakah pengertian landasan filosofi pendidikan?
3. Apa saja aliran filsafat dan bagaimana implikasi terhadap pendidikan?
4. Apa manfaat landasan filosofi pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian filsafat pendidikan.
2. Mengetahui pengertian landasan filosofi pendidikan.
3. Mengetahui berbagai aliran dan implikasinya terhadap pendidikan.
4. Mengetahui manfaat landasan filosofi pendidikan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat telah ada sejak manusia itu ada (Pidarta,2001). Filsafat berasal dari bahasa
Yunani, taitu philos yang artinya cinta dan Sophia yang artinya kebijaksanaan
atau kebenaran. Jadi, filsafat artinya cinta akan kebijaksanaan atau kebenaran.
Filsafat berarti pula pendirian hidup atau pandangan hidup. Secara ilmiah definisi
filsafat yaitu usaha berpikir radikal dan hasil yang diperoleh dari menggambarkan
dan menyatakan suatu pandangan yang menyeluruh secara sistematis tentang alam
semesta serta tempat dilahirkannya manusia. Filsafat mencakup keseluruhan
pengetahuan manusia, filsafat merupakan sumber ide paling dalam bagi segala
macam ilmu pengetahuan, sehingga filsafat disebut juga induk pengetahuan.
Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat berbagai aliran pemikiran. Hal
ini muncul sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat.
Sehingga dalam landasan filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan
filosofis pendidikan Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme.
5
C. ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DAN IMPLIKASI TERHADAP
PENDIDIKAN
1.Landasan Idealisme
Para filosof ini mengklaim bahwa realitas pada hakikatnya bersifat spiritual.
Karena manusia itu adalah makhluk yang berpikir, yang memiliki tujuan hidup,
dan yang hidup dalam aturan moral yang jelas. Menurut epistemologis,
pengatuhan itu diperoleh dengan cara mengingat kembali melalui intuisi,
sedangkan aksiologi bahwa manusia itu diperintah melalui nilai moral imperatif
yang bersumber dari realitas yang absolut.
2.Landasan Realisme
Para filosof realisme, memandang bahwa dunia ini adalah materi yang hadir
dengan sendirinya, yang tertata dalam hubungan-hubungan di luar campur tangan
manusia. Dan mereka beranggapan bahwa pengetahuan itu diperoleh dari
pengalaman dan penggunaan akalnya, sedangkan tingkah laku manusianya diatur
oleh hukum alam dan pada taraf yang rendah diatur oleh kebijaksanaan yang
teruji.
3.Landasan Pragmatisme
Pada dasarnya, pragmatisme merupakan suatu sikap hidup, suatu metode dan
suatu filsafat yang digunakan dalam mempertimbangkan nilai sesuatu ide dan
kebenaran sesuatu keyakinan secara praktis. Esensi diri pragmatisme ini terletak
pada metodenya yang sangat empiris dimana sangat menekankan pada metode
dan sikap lebih dari suatu doktrin filsafat yang sistematis dan menggunakan
metode ilmu pengetahuan modern sebagai dasar dari suatu filsafat.
6
penunaian tugas-tugas seorang guru dan tenaga kependidikan harus selalu dapat
dipertanggungjawabkan secara pendidikan (tugas profesioanl, pemanusiaan dan
civic ) yang dengan sendirinya melihatnya dalam perspektif yang lebih luas dari
pada sekedar pencapaian tujuan-tujuan instruksional khusus.
Perlu digarisbawahi di sini adalah tidak dikacaukannya antara bentuk dan hakekat.
Segala ketentuan prasarana dan sarana sekolah pada hakekatnya adalah bentuk
yang diharapkan mewadahi hakekat proses pembudayaan subjek didik. Oleh
karena itu maka gerakan ini hanya berhenti pada “penerbitan” prasarana dan
sarana sedangkan transaksi personal antara subjek didik dan pendidik, antara
subjek didik yang satu dengan subjek didik yang lain dan antara warga sekolah
dengan masyarakat di luarnya masih belum dilandasinya, maka tentu saja proses
pembudayaan tidak terjadi. Seperti telah diisyaratkan dimuka, pemberian bobot
yang berlebihan kepada kedaulatan subjek didik akan melahirkan
anarki, sedangkan pemberian bobot yang berlebihan kepada otoritas pendidik
akan melahirkan penjajahan dan penjinakan. Kedua orientasi yang ekstrim itu
tidak akan menghasilkan pembudayaan manusia.
7
3. Upaya mewujudkan filsafat pendidikan indonesia
pendidika di Indonesia baru dalam tahap perhatian. perhatian-perhatian terhadap
perlunya silsafat pendidikan itupun baru muncul disana-sini belum terkoordinasi
menjadi suatu perhatian besar untuk segera mewujudkannya. kondisi sperti ini
tidak lepas dari kesimpangsiuaran pandangan para pendidik terhadap pendidikan
itu sendiri, seperti telah diungkapkan di atas.
Pendidikan sendiri, tidak lain juga merupakan sebuah ilmu yang dapat terus
berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya filsafat
pendidikan, maka setiap peneliti yang berkecimpung dan merupakan salah satu
pengamat di bidang pendidikan dapat terbantu untuk lebih mengembangkan ilmu
pendidikan yang ada. Berawal dari pertanyaan mengenai apa, mengapa dan juga
bagaimana, yang merupakan dasar utama dari filsafat.
Hal ini dapat membantu para peneliti dan juga mereka yang terlibat dalam dunia
pendidikan mampu mengembangkan dan menyempurnakan ilmu pendidikan yang
sudah ada.
Segala sesuatu yang diwajibkan dan juga merupakan hak warga Negara pastinya
harus diatur dalam sebuah undang-undang atau aturan tertentu. Peraturan
mengenai pendidikan ini dibuat dengan menggunakan prinsip filsafat pendidikan.
Dengan menggunakan prinsip filsafat, yaitu mengetahui :
Maka dengan demikian dapat dibuat suatu peraturan atau undang-undang yang
melandasi bidang pendidikan sehingga pendidikan dapat berjalan dengan baik
tanpa adanya kebingungan bagi para pendidik maupun yang terdidik.
8
4. Menentukan kurikulum dan juga materi yang harus diajarkan dalam bidang
pendidikan
Untuk menentukan kurikulum dan materi-materi apa saja yang harus diberikan
oleh tenaga pendidik, sesuai dengan tingkatan usianya bukanlah hal yang mudah.
Namun dengan adanya filsafat penelitian, maka akan lebih mudah untuk mengkaji
hal-hal apa saja yang harus diberikan kepada peserta didik untuk memperoleh
materi dan pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan juga usia mereka dengan
cara pembuatan kurikulum ajar.
Dengan adanya manfaat filsafat pendidikan, maka setiap pendidik sudah dapat
memahami bagaimana memberikan dan juga mengembangkan materi pendidikan
dengan baik. Nah, hal ini pun akan sangat bermanfaat dan penting bagi para
pelaku di bidang pendidikan agar lebih paham terhadap materi pendidikan yang
harus diajar dengan lebih baik lagi..
Sekali lagi, pemahaman yang diperoleh para pendidik mengenai pendidikan akan
membuat kualitas dari para pendidik tersebut menjadi lebih baik lagi. Jadi, secara
harafiah, apabila ingin meningkatkan kualitas pendidikan dan juga kualitas dari
tenaga pendidik, maka setiap pendidik haruslah memahamai dan juga mempelajari
mengenai filsafat pendidikan, agar dapat menjadi tenaga pendidik yang lebih baik
lagi, sekaligus mampu untuk memajukan dan juga mengembangkan pendidikan di
Indonesia secara khususnya.
8. Membuat para peserta didik dapat memahami apa saja yang sebenarnya harus
diketahui dan juga dipelajari selama menempuh jalur pendidikan tertentu
9
9. Meningkatkan kualitas pendidikan
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Filsafat dan pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat merupakan ilmu
yang mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang pemikiran yang
menggunakan akal sehat dengan adanya kebenaran dalam memecahkan
permasalahan/kesulitan. Sedangkan pendidikan adalah salah satu dari suatu proses
yang diharapkan untuk mencapai tujuan, seperti kematangan, integritas atau
kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian muslim.
Jadi filsafat dan pendidikan ini saling berhubungan. Keduanya menjadi arah,
dasar, dan pedomam suatu kehidupan.
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia.
Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup
dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang
satu.
Pendekatan filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk
menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik
objek formanya
Hubungan antara filsafat dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi
dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: https://rahmawatiindahlestari.wordpress.com/semester-1/lkpp/landasan-
filosofis-pendidikan/
Pendidikan.(http://www.pts.co.id/filsafat.asp
http://bentenawolio.blogspot.co.id/
12