2.2.1 Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai
dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks
secara progesif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. (Ari Sulistyawati, 2010, Hal:
4)
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan
dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan
kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus
meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
cm). Kala 1 (satu) persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase
aktif.
1) Fase laten
a) Dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan, dan
a) Fase akselerasi
4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselerasi
Persalinan kala II (dua) di mulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II (dua) juga disebut sebagai kala
Persalinan kala III di mulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan
lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30
menit.
menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu
dan bayinya dengan upaya terintegrasi dan lengkap serta intervensi seminimal
mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayan terjaga dengan optimal. (JNPK-
1) Sistem Reproduksi
perubahan serviks secara progesif dan diakhiri dengan pembukaan serviks lengkap.
Pada kala I persalinan terjadi berbagai perubahan pada sistem reproduksi wanita,
rahim yang dibentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah rahim yang terbentuk dari
isthmus uteri. SAR memegang peranan aktif karena berkontraksi dan dinding nya
Jadi secara singkat, saat SAR berkontraksi, ia akan menjadi tebal dan
mendorong janin keluar, sedangkan SBR dan serviks mengadakan relaksasi dan
dilatasi menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui oleh bayi.
Uterus terdiri atas dua komponen fungsional utama yaitu miometrium dan
serviks. Berikut ini akan dibahas tentang kedua komponen fungsional dengan
serviks, serta pengeluaran bayi dalam persalinan. Kontraksi uterus saat persalinan
sangat unik karena kontraksi ini merupakan kontraksi otot yang menimbulkan rasa
yang sangat sakit. Kontraksi ini bersifat involunter yang bekerja dibawah kontrol
saraf dan bersifat intermitten, yang memberikan keuntungan berupa adanya periode
dengan perubahan serviks secara pogresif dan diakhiri dengan pembukaan serviks
lengkap. Kala ini dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan aktif.
(a) Pendataran
berupa saluran yang panjangnya beberapa milimeter sampai 3 cm, menjadi satu
(b) Pembukaan
Pembukaan terjadi sebagai akibat dari kontraksi uterus serta tekanan yang
berlawanan dari kantong membran dan bagian bawah janin. Pembukaan adalah
pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berapa suatu lubang dengan
diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui janin. Serviks
sampai 1 cm.
membuka 1-2cm
2) Sistem Kardiovaskular
a) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus, sistol meningkat 10-
20mmHg dan diastol meningkat 5-10mmHg, antara kontraksi, tekanan darah kembali
normal seperti sebelum persalinan. Perubahan posisi ibu dari telentang menjadi
miring dapat mengurangi peningkatan tekanan darah, peningkatan tekanan darah ini
b) Detak Jantung
sebelum persalinan.
c) Jantung
Pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk
d) Hematologi
seperti sebelum persallinan pada hari pertama post partum, asalkan tidak ada
(b) Waktu koagulasi darah akan berkurang dan terjadi peningkatan plasma.
Sel-sel darah putih secara progesif akan meningkat selama kala I persalinan sebesar
3) Sistem Pencernaan
a) Metabolisme, selama persalinan, metabolisme karbohidrat aerob maupun
anaerob akan meningkat secara terus menerus. Kenaikan ini sebagian besar
tercermin dengan kenaikan suhu tubuh, denyut jantung, pernapasan, kardiak output
dan kehilangan cairan. Peningkatan kardiak output serta kehilangan cairan akan
berkurang sangat banyak selama persalinan. Selain itu, pengeluaran getah lambung
lambung menjadi sangat lamban. Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut
c) Rasa mual dan muntah bisa terjadi sampai berakhirnya kala I persalinan.
menjadi kering akibat wanita bernapas melalui mulut, dehidrasi dan sebagai respons
4) Suhu Tubuh
Suhu tubuh selama persalinan akan meningkat, hal ini terjadi karena
2˚F (0,5-1˚C)
5) Sistem Pernapasan
a) Peningkatan laju pernapasan selama persalinan adalah normal, hal ini
waktu yang lama menunjukkan kondisi tidak normal dan bisa menyebabkan alkalosis.
pernapasan karena angka dan iramanya dipengaruhi oleh rasa tegang, nyeri, khawatir
6) Sistem Perkemihan
terisi, kandung kemih dapat teraba diatas simfisis pubis. Selama persalinan, wanita
dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat berbagai alasan:
edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi, dan rasa
malu. Proteinuria +1 dapat dikatakan normal dan hasil ini merupakan respons
aliran plasma ginjal. Proteinuria yang seikit dianggap normal dalam persalinan.
7) Perubahan Endokrin
8) Perubahan Integumen
Adaptasi sistemn integumen khususnya distensibilitas yang besar pada
introitus vagina yang terbuka. Derajat distensibilitas bervariasi pada ibu yang
melahirkan. Walaupun tanpa episiotomi atau laserasi, robekan kecil pada kulit sekita
9) Perubahan Muskuloskeletal
tubuh, dan darah sehigga menambah terjadinya kram pada kaki karena proses
persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari kaki dapat menimbulkan kram
tebal dan menjadi lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong
Saat persalinan segmen atas berkontraksi, menjadi tebal dan mendorong anak
keluar. Sementara itu, segmen bawah dan serviks mengadakan relaksasi, dilatasi,
serta menjadi saluran yang tipis dan teregang yang nantinya akan dilalui bayi.
Tanda dan gejala bahwa kala dua persalinan sudah dekat adalah:
b) Perineum menonjol
Diagnosis pasti kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil
Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali.
Karena biasanya dalam kala ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka
saat his tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara refleks menimbulkan rasa
ingin mengedan. Ibu bersalin juga merasakan tekanan pada rektum yang
menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak di vulva pada saat his. Bila dasar panggul sudah lebih
berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dan kekuatan
mengedan yang maksimal kepala janin akan dilahirkam, menyusul bahu dan seluruh
Biasanya ibu akan dibimbing untuk meneran tanpa berhenti selama 10 detik
atau lebih, tiga sampai empat kali per kontraksi (Sagady, 1995). Meneran dengan cara
ini dikenal sebagai meneran dengan tengorokan terkatup atau valsava manuver. Pada
menurunnya DJJ dan rendahnya nilai APGAR. Oleh karena cara ini berkaitan dengan
buruknya keluaran janin, maka cari ini tidak dianjurkan. (Rohani, 2011, Hal: 8)
berubah, plasenta akan terlipat, menebal kemudian lepas dari dinding uterus.
berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah
segitiga, atau seperti buah pir atau alpukat dan fundus berada diatas pusat
Pelepasan ini dapat dimuali dari tengah (sentral) atau dari pinggir plasenta.
Ditandai oleh makin panjang keluarnya tali psat dari vagina tanpa adanya
perdarahan pervaginam.
implatansinya
a) Prasat kustner
(b) Tangan ditekankan di atas simfisis, bila tali pusat masuk kembali,
b) Prasat strassmann
Tangan kanan merengangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri
mengetok-ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang
c) Prasat klein
(a) Tali pusat tertarik kembali, berarti plasenta belum lepas dari dinding
uterus.
(a) Tarikan terasa berat dan tali pusat tidak memanjang, berarti plasenta
belum lepas
(b) Tarikan terasa ringan dan tali pusat memanjang berarti plasenta telah
lepas.
e) Prasat crede
(a) Empat jari-jari pada dinding rahim belakang, ibu jari difundus depan
tengah
(b) Lalu pijat rahim dan sedikit dorong kebawah, tapi ajgan terlalu kuat
(d) Jangan tarik tali pusat, karena bisa terjadi inversion uteri
5) Pengeluaran plasenta
Plasenta yang sudah terlaps oleh kontraksi rahim akan didorong ke SBR, ke
dalam bagian tas vagina. Dari tempat ini plasenta didorong keluar oleh tenaga
b) Bahaya infeksi
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir
untuk memantau kondisi ibu dan kala IV terjadi sejak plasenta lahir 1-2 jam
sesudahnya, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uteru sampai uterus
kembali ke bentuk normal. Itu dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan taktil
(masase) untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. Perlu juga
diperhatikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada yang tersisa sedikitpun
dalam uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi perdarahan lanjut. Perkiraan
pengeluaran darah, laserasi atau luka episiotomi serta pemantauan dan evaluasi lanjut
berupa kelegahan hati, seolah-olah pada saat itulah terjadi suatu realitas
kewanitaan yang munculnya rasa bangga melahirkan atau memproduksi
anak. Khususnya rasa lega itu dirasakan ketika proses persalinan dimulai.
dianggap sebagai suatu keadaan yang belum pasti kini benar akan terjadi
banyak ketegangan batin dan rasa cemas atau ketakutan yang berlebihan,
atau disertai kecenderungan yang sangat kuat untuk lebih aktif dan mau
dapat menyimpang dari normal dan spontan, serta proses akan sangat
kepala, dan tidak bersedia memberikan partisipasi sama sekali, maka sikap
mengakibatkan his menjadi sangat lemah bahkan berhenti secara total dan
besar.
c. Wanita mungkin menjadi takut dan khawatir jika dia berada pada
yang tinggal dirumah. Dalam hal ini bidan dapat untuk menghilangkan
Beberapa wanita dapat menjadi kuat dan mampu melalui proses persalinan
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi perasaan
takut, khawatir, ataupun cemas, terutama pada ibu primipara. Perasaan takut bisa
meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menajdi cepat lelah, yang pada
Ada lima kebutuhan dasar bagi perempuan dalam persalinan menurut Lesser &
Keane:
5) Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman. (Asrinah, 2010,
Hal: 26)
Beberapa waktu yang lalu pemberian makanan padat pada pasien yang
dan masuk ke dalam saluran pernapasan). Alasan ini cukup logis karena pada porses
Sedangkan cairan tidak terpengaruh dan akan meninggalkan lambung dengan durasi
waktu yang bisa, oleh karena itu pada pasien sangat dianjurkan untuk minum cairan
yang manis dan berenergi sehingga kebutuhan kalorinya tetap akan terpenuhi.
Penatalaksanaan yang paling tepat dan bijaksana yang dapat dilakukan oleh bidan
adalah melihat pasien, artinya intake cairan dan nutrisi tetap dipertimbangkan untuk
diberikan dengan konsistensi dan jumlah yang logis dan sesuai dengan kondisi
Untuk mencegah dehidrasi, pasien boleh diberi minuman segar (jus buah, sup,
dll) selama proses persalinan, namun bila mual ata muntah dapat diberikan cairan IV
c. Kebutuhan Eliminasi
Demikian pula dengan jumlah dan waktu berkemih juga harus dicatat. Bila pasien
tidak mampu berkemih sendiri, dapat dilakukan kateterisasi, karena kandung kemih
yang penuh akan menghambat penurunan bagian terbawah janin. Selain itu, juga akan
meningkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali pasien, karena bersamaan
namun bila pasien mengatakan ingin BAB bidan harus memastikan kemungkinan
adanya tanda dan gejala masuk pada kala II. Bila diperlukan sesuai dengan indikasi,
bisa dilakukan tindakan lacement, meskipun tindakan ini bukan merupakan tindakan
1) Aman, sesuai evidence based dan memberi sumbanga pada keselamatan jiwa
ibu.
2) Memungkinkan ibu merasa nyaman dan aman secara emosional serta merasa
canggih.
dipahami ibu.
Posisi untuk persalinan:
1) Duduk atau setengah duduk dengan alasan lebih mudah bagi bidan untuk
pada perineum.
laserasi perineum).
4) Berbaring miring ke kiri dengan alasan memberi rasa santai bagi ibu yang
Menurut pendapat Bonica & Mc. Donald faktor-faktor nyeri persalinan sebagai
berikut:
c) Saat serviks diperlebar secara cepat pada perempuan yang tidak bersalin,
misalnya pada saat dilakukan tindakan digital atau kuret, mereka mengalami
nyeri seperti yang dialami oleh ibu bersalin. (Asrinah, 2010, Hal: 29)
2) Mekanisme nyeri persalinan
Rasa nyeri persalinan disebabkan oleh kombinasi peregangan segmen bawah rahim
dan iskemia otot-otot rahim. Dengan peningkatan kekuatan kontraksi, serviks akan
tertarik. Kontraksi yang kuat ini juga membatasi pengaliran oksigen pada otot-otot
rahim sehingga terjadi nyeri iskemik. Keadaan ini diakibatkan oleh kelelahan
Secara medis anggapan bed rest selama persalinan adalah saat dimana ibu
membutuhkan istirahat lebih banyak, terutama pada ibu bersalin dengan komplikasi
serta danya kesulitan untuk bergerak karena ada intervensi seperti pemberian cairan
b) Pijatan
Digunakan untuk membantuk relaksasi dan menurunkan nyeri melalui
reseptor raba kulit sehingga merilekskan otot-otot, mengubah suhu kulit dan secara
mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
Pernyataan standar: Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai,
Hasilnya :
Persyaratan:
steril
Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin
pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomy dengan aman untuk
1) Pengkajian
subjektif yakni:
a) Biodata
menstruasi
e) Riwayat kesehatan
f) Status perkawinan
g) Pola makan
h) Pola minum
i) Pola istirahat
j) Personal hygiene
k) Aktivitas seksual
l) Keadaan lingkungan
Dan data okjektif terdiri dari pemeriksaan dan penilaian yang dilakukan pada:
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
c) Tanda vital
d) Kepala terdiri dari rambut, telinga, mata, hidung, dan mulut
e) Leher
f) Dada
g) Perut
h) Ekstremitas
i) Genitalia
j) Anus
k) Pemeriksaan penunjang
d) Keadaan janin
Masalah
Dalam asuhan kebidanan istilah masalah dan diagnosis dipakai keduanya
karena beberapa masalah tidak dapat didefenisikan sebagai diagnosis tetapi perlu
Kebutuhan pasien
kebutuhan untuk KIE, bimbingan tentang control pernafasan, dan posisi meneran.
(Sulistyawati,2012).
4) Tindakan Segera
pemeriksaan mennjukkan adanya tanda bahaya pada pasien, maka tindakan yang
terlebih dahulu. Jika pertolongan persalinan dilakukan di rumah sakit maka sesegera
5) Perencanaan
Semua perencanaan dibuat berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi
pengetahuan, teori yang terbaru, evidence based care, serta validasi dengan suami
mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien. Berikut contoh
3. Pengeluaran pervaginam
persalinan
7. Kemajuan persalinan
8. Kesejahteraan janin
susah BAB, badan terasa gerah atau panas, nyeri akibat his, karam pada tungkai
bawah.
1. Hasil pemeriksaan
6. Penolong persalinan
d) Mengatasi cemas
penanganannya
6) Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada
7) Evaluasi
b) Efektifitas tindakan
1) Pengkajian
a) Data subjektif
b) Data objektif
Data dasar subjektif yakni ibu mengatakan ingin meneran. Data dasar
Bidan harus yakin bahwa pada setiap kasus persalinan dengan diagnosis
potensial pada kala dua, tindakan rujukan merupakan langkah yang paling aman
untuk pasien.
5) Merencanakan Asuhan
6) Melaksanakan Asuhan
7) Evaluasi
1) Pengkajian
Data subjektif adalah pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir melalui
vagina, pasien mengatakan bahwa ari-arinya belum lahir dan pasien mengatakan
Data objektif adalah bayi lahir secara spontan pervaginam tanggal dan jam,
jenis kelamin, normal atau ada kelainan, menangis spontan kuat, kulit dan warna
kemerahan, plasenta belum lahir, tidak teraba janin kedua, teraba kontraksi uterus.
2) Interpretasi Data Dasar
Diagnose potensial yang mungkin muncul pada kala tiga adalah gangguan
5) Merencanakan Asuhan
Pada kala tiga bidan merencanakan tindakan sesuai dengan tahapan persalinan
normal.
6) Melaksanakan Asuhan
5. Melakukan PTT
6. Melahirkan plasenta
7) Evaluasi
3. Jumlah perdarahan
6. Tanda vital
1) Pengkajian
Data subjektif yaitu pasien mengatakan bahwa ari-arinya telah lahir, pasien
Data Objektif yaitu waktu plasenta lahir spontan, tinggi TFU dalam hari
jenis kelamin bayi tidak sesuai dengan keinginannnya, pasien tidak koperatif dengan
4) Merencanakan Asuhan
5) Melaksanakan Asuhan
a. Tanda-tanda vital
c. .Kontraksi uterus
6) Evaluasi
Hasil akhir dari asuhan persalinan yang baik adalah pasien dan bayi
dalam keadaan yang baik ditunjukkan dengan stabilitas fisik dan psikologis pasien.
2. Perkiraan jumlah perdarahan total selama persalinan tidak lebih dari 500
cc
4. IMD berhasil