Anda di halaman 1dari 1

ISI DEKRIT PRESIDEN

Terdapat 4 hal yang menjadi inti dari isi dekrit presiden 5 Juli 1959.
1. Dibubarkannya Konstituante.
2. Diberlakukannya kembali UUD 1945.
3. Tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
4. Dibentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) yang diberlakuakan
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

SUPERSEMAR (SURAT PERINTAH SEBELAS MARET)

Isi Supersemar adalah pemberian mandat kepada Letnan Jenderal Soeharto


selaku Panglima Angkatan Darat dan Pangkopkamtib untuk memulihkan
keadaan dan kewibawaan pemerintah serta penerima mandat harus
melaporkan segala sesuatu kepada presiden.

Pembahasan
Latar belakang lahirnya Supersemar adalah

Situasi negara dalam keadaan kacau dan genting


Untuk mengatasi situasi yang tak menentu akibat pemberontakan G 30 S/PKI
Menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Untuk memulihkan keadaan dan wibawa  pemerintah
Pada awalnya, Letnan Jenderal Soeharto menawarkan diri untuk meredakan
pergolakan rakyat pasca meletusnya Pemberontakan G 30 S/PKI. Presiden
Soekarno yang saat itu sedang sakit, mengadakan pembicaraan dengan
Mayjen Basuki Rahmat, Brigjen M. Jusuf, dan Brigjen Amir Machmud, dan
didampingi dengan Dr. Subandrio, Dr. J. Leimena dan Dr. Chaerul Saleh. Ketiga
perwira tinggi tersebut  bersama dengan komandan Resimen Cakrabirawa,
Brigjen Sabur, diperintahkan membuat konsep surat perintah kepada Letjen
Soeharto untuk memulihkan keadaan dan kewibawaan pemerintah. Setelah
dibahas bersama, Presiden Soekarno menandatangani surat perintah yang
kemudian terkenal dengan nama Surat Perintah 11 Maret, atau SP 11 Maret,
atau Supersemar.

Untuk isi Supersemar yang autentik tidak ditemukan karena surat perintah
tersebut hilang sebelum diarsipkan.

Anda mungkin juga menyukai