PENDAHULUAN
2) Ki Hajar Dewantara
Trilogi kepemimpinan dari Ki Hajar Dewantara :
a. Ing ngarso sung tulodo: Di depan memberi teladan.
Maksudnya seorang pemimpin harus dapat menjadikan
dirinya sebagai anutan dan ikutan orang – orang yang
dipimpinnya.
b. Ing madya mangun karso: Ditengah menumbuhkan karsa atau
kehendak (inisiatif), membangkitkan semangat berswakarsa
dan kreatifitas orang lain yang dipimpinnya.
c. Tut wuri handayani: Mengikuti dari belakang dengan
membimbing, bahwa seorang pemimpin harus member
kesempatan dan mendorong orang – orang yang dipimpinnya
agar berani berjalan didepan dan sanggup bertanggung jawab.
Kepala Ruang
Pasien
Kelebihan :
a. Manajemen klasik yang menekankan sfisiensi, pembagian
tugas yang jelas dan pengawasan yang baik
b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
c. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior
dan atau belum berpengalaman
Kelemahan :
a. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
b. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat
menerapkan proses keperawatan
1. MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup
yang terdiri atas tenaga professional, teknikal, dan pembantu dalam
satu kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini biasa
digunakan pada pelayanan di unit rawat inap, unit rawat jalan, dan
unit gawat darurat.
Konsep metode tim :
a. Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinannya
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontuinuitas rencana
keperawatan terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan
berhasil bila didukung oleh kepala ruang
Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komonikasi antar tim, sehingga konflik bisa
diatasi dan memberi kepuasan pada anggota tim
Kelemahan : komonikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam
bentuk konferensi tim, yang biasanya yang
membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan
pada waktu-waktu sibuk
2. MAKP Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktikkemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini di tandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat yang di tugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Diagram pengembangan MAKP (Nursalam, 2009)
PPI PPI
PA I PA I
PA2 PA2
Pasien Pasien
Diagram Sistem Asuhan Keperawatan Primer (Marquis and Huston, 1998 ;
138)
Perawat Primer
Pasien/Klien
Kelebihan:
a. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
b. Perawata primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil, dan memungkinkan pengembangan diri
c. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan
rumah sakit
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa
dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.
Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi, dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan dengan
model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang
kondisi pasien yang selalu di perbarui dan komprehensif.
Kelemahan adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang
memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria
asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat,
Kepala Ruang
PP 1 PP 2 PP 3 PP 4
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA
PA PA
2.4.3 M3 (METHODE)
1) Timbang Terima
a) Pengertian
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa
istilah itu diantaranya handover, handoffs, shift report, signout,
signover dan cross coverage. Handover adalah komunikasi oral
dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada
pergantian shift jaga.
Friesen (2018) menyebutkan tentang definisi dari
handover adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggung
jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan,
klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga
meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan,
tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat
sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Nursalam (2010), menyatakan timbang terima adalah
suatu cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu dimana
terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien
dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari
handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat
tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan
perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
Pasien
Rencana
tindakan
Perkembangan
keadaan pasien
1. Definisi
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya
dilakukan oleh perawat (Nursalam, 2011).
Kontroling atau pengawasan terhadap penggunaan dan
konsumsi obat merupakan salah satu peran perawat sehingga
perlu dilakukan dalam suatu pola yang sistematis, sehingga
penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat
Dokter Resep
PP
Pendekatan perawat
Surat persetujuan
sentralisasi obat,
Resep
PASIEN/ KELUARGA
FARMASI/APOTIK
PENERIMAAN, PENDISTRIBUSIAN,
PENYIMPANAN OLEH PERAWAT
PASIEN / KELUARGA
OBAT HABIS
: Garis Komando
Pengorganisasian peran
1) KARU
a) Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan
malpraktik.
b) Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c) Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2) PP
a) Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
b) Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
c) Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan
program terapi.
d) Melakukan pendelegasian tentang pemberian obat
kepada PA.
3) PA
a) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan
rencana.
b) Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan.
c) Melaksanakan program medis pemberian obat dengan
penuh tanggung jawab.
d) Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian
obat selama klien dirawat.
Instrumen dalam pelaksanaan sentralisasi obat
1) Lemari/kotak sentralisasi obat.
2) Surat persetujuan dilakukan sentralisasi obat.
PERSIAPAN PASIEN
1. INFORM CONSENT
2. HASIL PENGKAJIAN
DAN INTERVENSI DATA
ANALISA DATA
Tahap ronde pada bed pasien
Keterangan :
1. Pra Ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literatur memersiapkan pasien
d. Membuat proposal
4) Supervisi Keperawatan
1. Pengertian
Dalam bidang keperawatan supervisi mempunyai
pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segala bantuan dari
pemimpin/penanggung jawab kepada perawat yang ditujukan
untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam
mencapai tujuan asuhan keperawatan kegiatan supervisi
semacam ini merupakan dorongan bimbingan dan kesempatan
bagi pertumbuhan dan perkembangan keahlian dan kecakapan
para perawat (Suyanto, 2008). Supervisi terhadap kinerja
perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan,
pengarahan, observasi dan pemberian motivasi serta evaluasi
terhadap pendokumentasian tiap-tiap tahap proses keperawatan.
5) Discharge Planning
1. Pengertian
Discharge Plalnning merupakan suatu proses yang dinamis
dan sistemik dari penilaian. Persiapan serta koordinasi yang
dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan
pelayanan kesehatan dan playanan sosial sebelm dan sesudah
pulang. (Carpenito, 1990).
2. Tujuan
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Discharge Planning
yang efektif juga menjamin perawatan yang berkelanjutan disaat
keadaan yang penuh dengan stress. Bertujuan untuk peningkatan
kontinuitas perawatan, meningkatkan kwalitas perawatan dan
memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan.
2.4.4 M4 (MONEY)
1. Pengertian Budget
Budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara
sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang
dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka
waktu untuk (periode) tertentu yang akan datang.
Dari pengertian diatas nampaknya bahwasuatu budget mempunyai 4
unsur yaitu :
a. Rencana
b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
c. Dinyatakan dalam unit
d. Jangka waktu tertentu yang akan dating
Dalam pengertian budgeting yang telah diuraikan diatas,
dapatlah diketahui bahwa budget merupakan hasil kerja (output)
yang terutama berupa tafsiran – tafsiran yang akan dilaksanakan di
waktu yang akan datang. Sedangkan yang dimaksudkan dengan
d. Struktur Organisasi
Ruang Asoka di pimpin oleh seorang kepala ruangan di
bantu oleh 1 orang Administrasi, 1 orang Logistik, 1 orang SDM, 1
orang Mutu Pelayanan, 2 orang Ka.Tim, 4 Dokter Spesialis Anak,
dan 1 orang Cleaning Service dengan struktur organisasi sbb:
Struktur Organisasi dan Tupoksi
Katim I Katim II
PP PP
Dari hasil diagnosa medis mulai tanggal 27-29 Januari 2020 dapat
disimpulkan 5 prosentase kasus besar di ruang Asoka sebagai berikut:
1 Vomiting 5
2 GEA 3
3 GNA 1
4 Sepsis + TB + Malnutrisi 1
5 AFP + Paraparese + Coxifis 1
1. Medis
2. Keperawatan
3. Penunjang
4. Administrasi
Membaik APS Dirujuk
Meninggal
RS Lain
Kontrol
Kela Tempat
No Kamar Fasilitas Jumlah
s tidur
1 ASOKA 1 1 2 Tempat tidur 2
Kamar mandi 1
Wastafel 1
AC 1
TV 1
Bantal 2
Sofa 2
Guling 2
3.5.3 SPO
No Standat Operasional Prosedur
1. Prosedur tetap cuci tangan hygienis rutin
2. Pembuangan limbah
3. Pengelolaan dan pembuangan alat tajam
4. Cara memakai dan melepas alat pelindung diri (APD)
5. Merekam EKG
6. Peminahan pasien antar rawat inap
7. Prosedur perawatan peralatan medis
8. Prosedur sterilisasi suhu tinggi dengan uap panas
9. Prosedur dekontaminasi linen kotor
10. Prosedur pengiriman linen bersih
11. Prosedur pengemasan peralatan medis
12. Prosedur pembersihan peralatan medis
13. Prosedur dekontaminasi peralaan medis
Kepala Ruangan
3.6.1Tim
Ketua Ketua Tim
3.6.2
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
3.6.3
Pasien Pasien
MAKP
Post Klarifikasi hasil validasi data oleh PJS 20 menit Nurse PJS, PP
conference sore. station
a. Penyampaian alat- alat kesehatan
b. Evaluasi Proses
3.6.3 Supervisi
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan saat praktik
manajemen keperawatan di RSUD Bangil tepatnya di Ruang Asoka,
didapatkan data supervisi di Ruang Asoka telah dilakukan, namun
kelengkapan supervisi masih belum memenuhi standart yang telah
ditetapkan. Dimana ditemukan hasil angket 30% perawat menjawab,
kepala ruangan kadang-kadang melakukan supervisi secara rutin. Hasil
angket yang 70% di dapatkan bahwa kepala ruangan mengobservasi
tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat, kemudian
memberikan evaluasi kepada perawat yang bersangkutan. Perawat yang
melakukan pekerjaan dengan baik mendapatkan reward dari kepala
ruang yang berupa pujian sedangkan perawat yang tidak melaksanakan
tugas dengan baik akan mendapatkan teguran dan motivasi untuk lebih
baik.
Pasien KRS
discarge planing
100%
100 92 92 92 85
80 62
60
40
20 selalu
0 kadang-kadang
tidak pernah
3.6.6 Dokumentasi
Berdasarkan hasil obeservasi, didapatkan pendokumentasian
yang berlaku di ruang Asoka adalah sudah dalam bentuk modifikasi
system SBAR (Situation Background Assement Recommendation)dan
SOAP (Subjek Objek Asessmen Planing). Pendokumentasian dilakukan
satu kali pada setiap shift dan pendokumentasian mencangkup asuhan
keperawatan mulai dari keluhan utama, data objektif, data subyektif dan
tindakan keperawatan. Pendokumentasian asuhan keperawatan
dilaksanakan dilembar rekam medis, bersanding dengan advice dokter
dan format asuhan keperawatan tersendiri terletak di halaman belakang
sehingga tampak adanya implementasi keperawatan mandiri secara
berkala.
Pelaksanaan pendokumentasian keperawatan di ruang Anak
masih belum maksimal, berdasarkan hasil observasi pengisian dari
setiap item dari lembar dokumentasi sering kali tidak terisi terutama
pada biodata pasien, sering kali hanya mencantumkan nama pasien dan
NRM, sedangkan umur, jenis kelamin, dan alamat pasien jarang di isi,
serta ada satuatau dua format pengkajian yang biodatanya tiidak di isi
sama sekali. Format pengkajian keperawatan, penentuan diagnosa
keperawatan dan intervensi keperawatan sudah diisi tepat waktu saat
pasien baru MRS, format pengkajian keperawatan sudah lengkap saat
pasien sudah KRS.
80
40 Selalu
0 Kadang-
1 2 3 kadang
aan aan aan Tidak
ny n y n y Pernah
rta rta rta
pe pe pe
Gambar 2.4: Hasil kuisioner pendapatan
HARI JUMLAH
NO BOR DIAGNOSA PULANG KRS APS RUJUK PINDAH MENINGGAL
KE/TANNGAL PASIEN
Jumlah Bad Afi+
Keseluruhan= DADRS
33 (2)+BP(1) +
- Terpakai FA (1)
12 GEA, ML
- Kosong 21 (1),vomiting
(2).DRS (1)
Total :12/33 Ispa(1)
x100= 36% sepsis
Senin /
12 +tb+MN (1), 1 1 0 0 0
1 Ke 1 22/01
GEA+DRS
/2018
(1),GNA
(1)hematose
sea
(1),GEA+IS
PA (1),
DHF grII
+susp Dr,
TF (1)
Jumlah Bed
keseluruhan
33
Terpakai : 8
Rabu/24/0
3 KE 3 8 Kosong : 24 3 3 1 0 0 0
1/2018
Total:
8/33x100 =
26%
Jumlah Bed
keseluruhan
33
Terpakai : 7
Kamis/25/
4 KE 4 7 Kosong : 26 2 2 0 0 0 0
01/2018
Total:
7/33x100 = 21
%
WEAKNESS S-W=4.0-
1. Ketidakdisiplinan pengunjung terhadap 0.5 3 1.5 3.3=0.7
peraturan ruangan
2. Disekitar bed pasien tampak keluarga 0.2 3 0.6
pasien meletakkan barang-barang yang
kurang tersusun rapi dan tampak
berantakan
3. Belum tersedia penunjang untuk kegiatan 0.3 4 1.2
terapi bermain.
THREATENED O-T=3.6-
1. Adanya keluhan atau tuntutan dari pasien 0.5 2 1.0 2.0=1.6
tentang ketersediaan sarana dan
prasarana yang kurang memadai
2. Ruang rawat inap anak memiliki 0.5 2 1.0
kerentanan mengalami stress
hospitalisasi
WEAKNESS
1. Tidak semua perawat mengetahui 0.5 3 1.5
kebutuhan perawatan pasien secara
komprehensif
2. Sebanyak 50% perawat mengatakan 0.5 2 1.0
model asuhan keperawatan yang
digunakan saat ini tidak menambah
beban kerja dan menyulitkan perawat
THREATENED
1. Persaingan dengan rumah sakit antar 0.3 2 0.6
yang semakin ketat
WEAKNESS
1. Kelengkapan operan saat dines 0.3 2 0.6
2. Komunikasi yang kurang efektif 0.7 2 1.4
TREATHENED
1. Tingkat kesadaran masyarakat tentang 1.0 4 4.0
tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan
TOTAL 1.0 2 4.0
Supervisi
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH S-W:2.0-
1. Kepala ruangan selalu melakukan 0.6 2 1.2 3.0= -1.0
supervisi secara rutin
2. Saat pelaksanaan selalu memberikan 0.4 2 0.8
feedback pada perawat
WEAKNESS
1. Kepatuhan perawat dalam 1.0 3 3.0
mengaplikasikan 6 langkah cuci tangan
1.0 3.0
TOTAL
TREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk 1.0 1 1.0
mendapatkan pelayanan yang
professional dan bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan
WEAKNESS / Kelemahan
1. 80% perawat menyatakan tidak pernah 0.2 3 0.6
memberikan leaflet (tentang kesehatan)
saat pasien pulang
2. Perawatan dan aktivitas di rumah dalam 0.3 3 1.5
discharge planing tidak dilakukan oleh
perawat
3. Keterbatasan waktu perawat dalam 0.3 2 0.6
memberikan penkes atau HE
4. Kadang-kadang pemberian penkes 0.2 2 0.4
dilakukan secara lisan kepada keluarga
OPPORTUNITY / Kesempatan
1. Adanya kerjasama perawat dan dokter 0.2 2 0.4 O-T=2.1-
dalam pemberian obat 2.0=0.1
2. Adanya kerjasamma yang baik antara 0.6 3 0.9
perawat dengan perawat dalam discharge
planing
3. Kemauan pasien / keluarga terhadap 0.2 4 0.8
anjuran untuk melakukan kontrol klinik
TREATHENED/Ancaman
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 0.5 2 1.0
mendapatkan pelayanan perawatan yang
professional
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0.5 2 1.0
pentingnya kesehatan
b. External factor(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan dan seminar tentang 0.5 1 0.5 O-T: 1.7-
manajemen keperawatan. 1.2=0.5
2. Adanyakesempatan dari kepala runganan 0.5 2 1.2
untuk mengadakan ronde keperawatan
pada perawat dan mahasiswa praktik
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0.4 2 0.6
masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional
2. Semakin tingginya kesadaran masyarakat 0.6 1 0.6
tentang hukum
TOTAL 1 1.2
Sentralisasi Obat
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Perawat mengemukakan mengerti 0.1 4 0.4
WEAKNESS
1. Kelengkapan identitas klien 0.5 2 1.0
2. Sebanyak 61% perawat mengatakan 0.3 2 0.6
kadang-kadang model dokumentasi yang
digunakan menambah beban kerja
TREATHENED
1. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien 1.0 4 4.0
dan keluarga) akan tanggung jawab dan
tanggung gugat
TOTAL 1.0 4.0
M4-MONEY
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH ( Kekuatan) S-W=4.0-
1. Ada pendapatan dari jasa medik, untuk 1.0 4 4.0 1.0=3.0
pasien dengan biaya jaminan kesehatan
WEAKNESS
1. Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa 1.0 1 1.0
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 1.0 2 2.0
masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih
profesional sehingga membutuhkan
pendanaan yang lebih besar untuk
memadai sarana dan prasarana.
TOTAL 1.0 2.0
M5-MARKET
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Jumlah kapasitas pasien setiap tahun 0.2 4 0.8
meningkat.
2. Target pemasaran sudah meluas ke 0.2 4 0.8
seluruh kota Pasuruan.
3. Adanya kerjasama yang baik antara 0.2 4 0.8
Perusahaan MOU dengan pihak Rumah
Sakit
4. Sudah memiliki alamat/situs web resmi 0.2 4 0.8
WEAKNESS
1. Tidak adanya update informasi pada 0.5 3 1.5
media promosi elektronik (website)
rumah sakit secara berkala.
2. Ada beberapa MOU perusahan yang 0.5 2 1.0
tidak meneruskan.
3.5
2.5
3g (1.9-0.5)
3c (-1.0 - 2.0)
2
M1(-1,6)(0,8) M2 (0.7-1.6)
1.5
3e (0.2-0.5)
3d (-1.0-0.1)
M5(-3,4)(1,1)
3f (0.2-0.4)
1
3a (1.1-0.6)
3b (0.8- -1.4)
0.5
M1 (1.8-0.0)
W S