Laporan Pratikum Semi Solid
Laporan Pratikum Semi Solid
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENDAHULUAN
1. TUJUAN
- Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dan formulasi dalam pembuatan syrup
dan potio
- Mahasiswa mampu memahami proses pembuatan syrup dan potio
- Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan syrup dan potio.
2. DASAR TEORI
Untuk menyatakan kelarutan zat kimia , istilah kelarutan dalam pengertian umum kadang-
kadang perlu digunakan tanpa mengindahkan perubahan kimia yang mungkin terjadi pada pelarut
tersebut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 200
dan kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa, 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume
zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut. (Farmakope edisi III hal. XXX)
Kelarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu menunjukkan konsentrasi maksimum
larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut tersebut. Bila suatu pelarut pada suhu tertentu
melarutkan semua zat terlarut sampai batas daya melarutkannya, larutan ini disebut larutan jenuh.
(Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi hal. 306)
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain,
sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus
memenuhi syarat yang tertera pada injections. Wadah harus dapat dikosongkan dengan cepat.
(Farmakope edisi III hal. 32)
Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia meupun fisika
kedalam bahan cair. Larutan dapat digolongkan menjadi larutan langsung(direct) dan larutan tidak
langsung (indirect). (Ilmu Resep hal. 81)
Larutan adalah sediaan cair yang dibuat dengan melarutkan 1 jenis obat atau lebih dalam pelarut,
dimaksudkan untuk digunakan sebagai obat dalam rongga tubuh.disesuaikan dengan tujuan
penggunaan, larutan dibagi dalam larutan steril dan larutan tidak steril. (Formularium Nasional hal.
332)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
Suhu merupakan factor yang penting dalam menentuka kelarutan suatu obat dan dalam
mempersiapkan kelarutannya. Kebanyakan bahan kimia menyerap panas bila dilarutkan dan
dikatakan mempunyai panas larutan negatif, yang menyebabkan meningkatnya kelarutan dengan
kenaikan suhu.Disamping suhu, factor-faktor lain juga mempengaruhi kelarutan. Ini meliputi
bermacam-macam bahan kimia dan sifat-sifat fisika lainnya dari zat terlarut dan pelarut, factor
tekanan, keasaman atau kebasaan dari larutan , keadaan bagian dari zat terlarut dan pengadukan
secara fisik yang dilakukan terhadap larutan selama berlangsungnya proses melarut. (Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi hal. 307)
Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan,yaitu: (Ilmu Resep hal. 84-89)
A. Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut
Dalam hal ini, diperbolehkan berdasarkan pengamatan bahwa molekul-molekul dengan
distribusi muatan yang sama dapat larut secara timbal balik. Artinya, molekul polar akan larut
dalam media yang serupa yaitu polar, adapun yang nonpolar akan larut dalam media
nonpolar,konsep tersebut kurang tepat bila diterapkan pada zat yang kelarutannya rendah.
B. Sifat kelarutan
f. Stabilitas
1. Stabilitas kimia
Teknik untuk meramalkan stabilitas kimia dan system obat homogen didefenisikan dengan
baik ketidakstabilan kimia suatu obat selalu diperbesar dalam larutan, berlawanan dengan system
zat padat atau system suspense. Tetapi stabilitasi ini sampai batas tertentu diimbangi oleh lamaran,
stabilitas yang cepat dan teliti yang mungkin dengan system-sistem homogen, tetapi sangat riskan
dengan bentuk-bentuk sediaan heterogen. Pengkajian meliputi evaluasi stabilitas dalam system-
sistem obat cair, termasuk asam-asam amino terhadap stabilitas aspirin dalam larutan propilenglikol
dan suatu pengkajian sistematis dari autoresidasi polisorbat.
2. Kestabilan fisika
Cairan oral stabil secara fisik menahan psikositasnya, warna, kejernian, rasa dan bau pada
seluruh sel dispernya. Semua karakteristik ini dapat harus dievaluasi secara subjektif dan secara
objektif. Jika mungkin, selama waktu penafsiran stabilitas contoh yang baru dibuat harus bertindak
sebagai suatu standar awal untuk evaluasi subjektif.
3. Bahan mentah
Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan cairan harus sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan masak-masak, spesifikasi ini harus dapat menjamin cirri-ciri kemurnian, kesatuan
dan bebas dari kontaminasi mikroba yang berlebihan.
Syarat-syarat Larutan
1. Zat terlarut harus larut sempurna dalam pelarutnya
2. Zat harus stabil, baik pada suhu kamar dan pada penyimpanan
3. Jernih
4. Tidak ada endapan
Keuntungan dan Kerugian Larutan
Menurut Ilmu Resep hal. 89-90
1. Keuntungan
a. Merupakan campuran homogen
b. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan
c. Dapat diberikan dalam larutan encer
d. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorbsi
e. Mudah diberi pemanis,pengaroma,dan pewarna
f. Untuk pemakaian luar,bentuk larutan mudah digunakan
2. kerugian
a. Volume bentuk larutan lebih besar
b. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
c. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan.
Menurut Farmasetika Dasar halaman 91
1. Keuntungan
a. Lebih mudah ditelan dibanding bentuk padat sehingga dapat digunakan untuk bayi, anak-anak
dan usia lanjut.
b. Segera diabsorbsi karena sudah berada dalam bentuk larutan (tidak mengalami proses diintegrasi
dan pelarutan).
c. Obat secara homogen terdistribusi keseluruh bagian dari sediaan.
d. Mengurangi resiko kejadian iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (contohnya aspirin, KCl)
karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung.
2. Kerugian
a. Larutan bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut dan disimpan.
Apabila kemasan rusak, keseluruhan sediaan tidak dapat dipergunakan.
b. Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik dibandingkan bentuk sediaan tablet atau
kapsul, terutama jika bahan mudah terhidrolisis.
c. Larutan merupakan media ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu
memerlukan penambahan pengawet.
d. Ketetapan dosis tergantung kepada kemampuan pasien untuk menakar.
e. Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika diberikan dalam larutan
dibandingkan dalam bentuk padat. Walaupun demikian, larutan dapat diberi pemanis dan perasa
agar penggunaannya lebih nyaman.
B. FORMULASI
1. RANCANGAN FORMULA
Rancangan Formula dibuat masing-masing 250 g
Syrupus Simplex (FOI hal. 55)
Gula 66
Natrium Benzoat 0,1 %
Perasa qs
Aqua dest ad 100
Pembanding : Syrplus
2. MONOGRAFI BAHAN
a) Syrupus Simplex (FI edisi III, hal. 527)
Pemerian : Tidak bewarna, tidak berbau, cairan jernih
Kelarutan : Larutan dalam air, mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam eter
Penetapan kadar : Memenuhi syarat penetapan sakarosa yang tertera pada sirup
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
b. Bahan
- Gula pasir
- Aquadestillata
- Natrium Benzoat
- Perasa
- Syrplus
C. PERHITUNGAN BAHAN
D. PROSEDUR KERJA
Formulasi Sirup
- disiapkan alat dan bahan
- ditimbang seluruh bahan yang diperlukan dengan seksama
- dilarutkan gula dengan Aquadest panas dalam beaker gelas
- ditambahkan Natrium Benzoat dan Perasa
- ditambahkan Aquadest sampai 250 g
- disaring dengan kertas saring
- dimasukkan kedalam botol
- dikemas dalam kotak obat
Sirupus Simplex
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL EVALUASI
N JENIS PRINSIP JUMLAH HASIL SYARAT KET
O EVALUASI EVALUASI SAMPEL PENGAMATAN
Bau : Khas Bau : Khas
Minyak Kayu Minyak
Uji Putih Kayu Putih
1. Organoleptis Pengamatan
(bau, rasa, secara 1 Rasa : Manis Rasa :
warna dan visual Manis
kejernihan) Warna : Kuning
Muda Warna :
Kuning
Kejernihan : Muda
Jernih
Kejernihan:
Jernih
1. Berdasarkan
2. perubahan
warna pada
kertas pH Replikasi 1 : pH 8
Uji pH Larutan indikator 6,1 – 7,2 Mendekati
yang 1 Replikasi 2 : pH 8 Netral
kemudian
dibandingka Replikasi 3: pH 8
n dengan
warna
standar
pada bagian
pH
2. Dilakukan Replikasi 1:
pengamatan Homogen
dengan 1
Uji indra Replikasi 2:
4. Homogenitas penglihatan Homogen
dimana
sediaan Replikasi 3:
diarahkan Homogen
kecahaya
3. Replikasi 1: Replikasi 1:
Dilakukan 600 mpas 2.850 mpas
pengukuran 1
5. Uji Viskositas dengan Replikasi 2: Replikasi 2:
menggunak 600 mpas 2.850 mpas Standar
an alat
Viskometer Replikasi 3: Replikasi 3:
600 mpas 2.850 mpas
2. PEMBAHASAN
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain,
sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus
memenuhi syarat yang tertera pada injections. Wadah harus dapat.
Pada praktikum ini, dibuat sediaan Sirupus Simplex 60ml. Kemudian dilakukan evaluasi hasil
meliputi Organoleptis (bau, rasa, warna, dan kejernihan). Hasil evaluasi organoleptis pada sediaan
kami, didapatkan larutan yang berwarna jernih, dengan rasa manis, dan wangi seperti Minyak Kayu
Putih. Hasil evaluasi organoleptis tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Evaluasi yang kedua yaitu evaluasi pH. Dari pemeriksaan pH yang telah dilakukan,
didapatkan hasil pH yang ditunjukkan pada alat pH meter sebesar 8. Dimana rentang persyaratan
pH adalah 6,1-7,2. Sehingga dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa pH sediaan Sirupus
Simplex telah memenuhi persyaratan karena masuk pada rentang pH atau mendekati netral.
Evaluasi ketiga yaitu homogenitas. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan indra
penglihatan dimana sediaan diarahkan kecahaya, sediaan dilihat apakah terdapat partikel-pertikel
lain atau tidak. Pada Hasil sediaan Sirupus Simplex kali ini didapatkan hasil yang homogen, tidak
ada partikel-partikel kecil didalam sediaan.
Evaluasi terakhir yaitu evaluasi viskositas. Pemeriksaan viskositas dilakukan dengan
menggunakan alat viskometer brook field. Hasil sediaan sirup dilakukan pemeriksaan viskositas
dengan melakukan pengulangan 3 kali. Dan ketiganya didapatkan hasil viskositas yang sama yaitu
600 mpas. Sehingga rata-rata yang didapat yaitu 600 mpas. Dimana persyaratan viskositas suatu
larutan yaitu sampai 2.850 mpas. Sehingga dari hasil pemeriksaan viskositas tersebut dapat
dikatakan bahwa viskositas sediaan Sirupus Simplex kami memenuhi persyaratan.
Pada pratikum kali ini, kami membuat Sirupus Simplex sesuai dengan syarat-syarat yaitu: Zat
terlarut harus larut sempurna dalam pelarutnya, Zat harus stabil, baik pada suhu kamar dan pada
penyimpanan, Jernih, dan Tidak adanya endapan.
Selama penyimpanan, diharapkan tidak ada kontaminan yang timbul seperti jamur dan
mikroba dalam sediaan. Sehingga penyimpanan harus dilakukan dengan baik. Setelah beberapa hari
penyimpanan, tidak ditemukan adanya kontaminan dalam sediaan. Hal ini menunjukkan bahwa
pengawet yang digunakan dalam formulasi sudah tepat karena memberikan aktivitas yang
maksimal.
F. EVALUASI SEDIAAN
Organoleptis
- dilakukan uji bau, warna, rasa dan kejernihan
- dilakukan uji bau dengan mencium sediaan
- dilakukan uji warna dengan melihat sediaan
- dilakukan uji rasa dengan mecicipi sediaan
- dilakukan uji kejernihan dengan mengarahkan sediaan kearah cahaya
pH Meter
- disiapkan alat pH meter universal
- dimasukkan kertas pH dalam larutan sirup
- diamati dan ditentukan warna pHnya
Homogenitas
- diletakkan larutan sediaan kearah cahaya
- diamati sediaan dengan indra penglihatan
- dilihat apakah ada partikel dan benda asing
Viskositas
- dimasukkan sampel kedalam beaker gelas sampai hampir mendekati penuh agar spindle
yang digunakan seluruhnya masuk
- dipilih nomor spindle yang sesuai
- diturunkan hingga spindle tercelup
- diletakkan tombol on
- dibaca pengukuran dengan melihat jarum merah
- dicatat hasil pengukuran
G. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sediaan sirup yang dibuat
telah stabil pada uji organoleptik (rasa, bau warna dan kejernihan). Sedangkan pada uji pH yang
mendapatkan pH 8 dengan syarat pH 6,1-7,2. Meskipun mengalami kenaikan pH namun sediaan
masih terdapat dalam pH netral. Sedangkan pada uji Homogenitas hasil sediaan Sirupus Simplex
kali ini didapatkan hasil yang homogen, tidak ada partikel-partikel kecil didalam sediaan dan tidak
adanya endapan. Dan pada uji viskositas ketiganya didapatkan hasil viskositas yang sama yaitu 600
mpas. Sehingga rata-rata yang didapat yaitu 600 mpas. Dimana persyaratan viskositas suatu larutan
yaitu sampai 2.850 mpas. Sehingga dari hasil pemeriksaan viskositas tersebut dapat dikatakan
bahwa viskositas sediaan Sirupus Simplex kami memenuhi persyaratan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
Van Duin. 1991. Ilmu Resep dan Teori, PT Soerongan, Jakarta
Anief. Moch. 2000. Ilmu Meracik Obat; Teori dan Praktik. Gadjah Mada Press. Yogyakarta
http://sriwindayani1994.blogspot.com/2014/06/contoh-laporan-teknologi-sediaan-
farmasi.html?m=1
https://awesome2015blog.blogspot.com/2018/01/laporan-praktikum-farmasi-sediaan.html?m=1
http://zharalasandarastory.blogspot.com/2016/03/sediaan-sirup.html?m=1
https://www.academia.edu/26489828/LAPORAN_PRAKTIKUM_TEKNOLOGI_SEDIAAN_
FARMASI_FORMULASI_SEDIAAN_CAIR_DISUSUN_OLEH
https://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2014/02/laporan-praktikum-sediaan-larutan_16.html