Anda di halaman 1dari 3

Nama : Shalihan Prakarsa

NIM : 18525126

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan


kegiatan yang paling pokok, ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan bergantung pada proses belajar yang dilakukan siswa sebagai anak didik.
Menurut Syaiful Sagala (2004:39 dalam Harfini, Charles Kapile, dan Imran,
2009:146) menjelaskan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Sedangkan
menurut Slamet (2003:2 dalam Harfini, Charles Kapile, dan Imran, 2009:146) belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga
media yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut media pembelajaran (M.
Basyiruddin, 2002:18). Dengan demikian Alat peraga adalah alat (benda) yang
digunakan untuk menyampaikan pengetahuan, fakta, konsep prinsip kepada siswa
agar lebih nyata. Pengembangan potensi diri peserta didik melalui proses pembelajarn
tidak terlepas adanya partisipasi guru. Setiap guru hendaknya memiliki landasan
teoritis mengenai peraga dan juga terampil dalam menggunakan peraga.

Didalam dunia pembelajaran pada saat ini para siswa mendapatkan masalah berupa
tidak mengertinya materi yang di berikan oleh guru atau pengajar. Dari pada itu para
peniliti membuat alat peraga sebagai media pembelajaran. Siswa membutuhkan
pembelajaran berupa praktek karena teori saja belum cukup untuk para siswa
mengerti tentang pelajaran tersebut. Maka dari itu media alat peraga digunakan dalam
media pembelajaran dengan harapan siswa mendapatkan pemahaman. Machmudin
(2008: 7.4) menambahkan bahwa alat peraga sebagai alat bantu dalam pembelajaran
memiliki fungsi yang jelas, yaitu: memperjelas, memudahkan siswa memahami
konsep/prinsip atau teori, dan membuat pesan kurikulum yang akan disampaikan
kepada siswa menarik, sehingga motivasi belajar siswa meningkat dan proses belajar
lebih efektif dan efisien.

Machmuddin (2008:7.1) dalam tulisannya mengemukakan beberapa pendapat ahli


mengenai pengertian alat peraga, yaitu:

- Gagne menempatkan alat peraga sebagai komponen sumber, dia mendefinisikan alat
peraga sebagai; “komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar”.

- Briggs berpendapat bahwa harus ada sesuatu untuk mengkomunikasikan materi


(pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar. Karena itu dia mendefinisikan alat
peraga sebagai “wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran”.

- Yusuf Hadi Miarso melihat alat peraga secara makro dalam keseluruhan sistem
pendidikan sehingga definisinya berbunyi “segala sesuatu yang dapat merangsang
terjadinya proses belajar”.

Alat peraga yang dikembangkan diharapkan dapat memvisualkan materi dan peserta
didik dapat melihat langsung suatu kajian yang sedang dipelajari sehingga akan lebih
memahami konsep materi dan diharapkan peserta didik dapat meningkatkan hasil
belajar.

Sumber :

1. Masridayanti. 2012. Efektivitas Penggunaan Alat Peraga Dalam Proses


Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD
INPRES Bontomanai Makassar. Makassar: Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
2. Harvini, Kapile, dan Irman . 2009. Penggunaan Alat Peraga Pada Pelajaran
IPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Al-Khairaat
Tomoli Selatan. Sulawesi Tengah: Universitas Tadulako.
3. Sapnaranda, Sarah. 2017. Penggunaan Media Alat Peraga Pada Materi
Sistem Transportasi di SMPN 7 Banda Aceh. Banda Aceh: Universitas Islam
Negeri Ar-raniry Darussalam.
4.

Anda mungkin juga menyukai