Fisiologi Kerja
Fisiologi Kerja
tutorial 3
BEBAN KERJA FISIK
Prodi Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
Tahun Ajaran
2016/2017
www.labdske-uii.com
Beban Kerja Fisik 2016
BEBAN KERJA FISIK
Menurut Tayyari dan Smith (1997) fisiologi kerja sebagai ilmu yang mempelajari tentang
fungsi-fungsi organ tubuh manusia yang dipengaruhi oleh adanya ketegangan pada otot selama
aktivitas kerja. Selain itu Tayyari dan Smith juga mengatakan bahwa seorang ahli fisiologi
merupakan seseorang yang dapat membuat individu dapat menyelesaikan pekerjaan mereka
tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan, sehingga saat selesai bekerja mereka tidak hanya
dapat pulih dari kelelahan akibat kerja agar di hari berikutnya mereka dapat bekerja, tetapi
mereka juga dapat menikmati waktu luang dari pekerjaan mereka.
Penentuan Operator
Pengambilan data:
1. Menghitung denyut nadi
istirahat
2. Operator melakukan
aktivitas lari / angkat beban
3. Menghitung denyut nadi
kerja
4. Menghitung denyut nadi
pemulihan No
Acc Asisten
Yes
-HR Rest
-HR Work
-HR Recovery
Pengolahan data
-Klasifikasi %CVL
-Waktu istirahat
-Energy expenditure
-Analisa beban kerja
No
Acc Asisten
Yes
Pengumpulan
laporan
LANDASAN TEORI
Secara garis besar kerja manusia bersifat 2 jenis yaitu mental dan fisik, dimana masing-
masing mempunyai pengaruh yang berbeda-beda. Pemisahan kedua hal tersebut tidak dapat
dilakukan secara sempurna, karena terdapat hubungan yang erat antar satu dengan lainnya. Pada
modul kali ini, kita akan mempelajari lebih dalam terkait beban kerja fisik.
A. DEFINISI
1. Beban Kerja Fisik
Kerja fisik merupakan kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai
sumber tenaganya (power). Dimana ditunjukkan pada gambardibawah ini:
Kerja fisik akan mengakibatkan beberapa perubahan fungsi pada alat-alat tubuh,
oleh karena itu beban kerja fisik dapat diukur melalui perubahan fungsi pada alat-alat
tubuh. Perubahan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Konsumsi oksigen 4. Temperatur tubuh
2. Denyut jantung 5. Konsentrasi asam laktat dalam darah
3. Peredaran udara dalam paru-paru 6. Tingkat penguapan
Denyut nadi yang disebut diatas berkaitan dengan kecepatan denyut nadi dan kecepatan
denyut nadi itu sendiri mempengaruhi beberapa fungsi tubuh seperti :
1. Tekanan darah
2. Kebutuhan Energi
Pekerjaan fisik merupakan sesuatu yang dapat dilakukan apabila memiliki energi,
karena berguna untuk mendukung kontraksi otot. Tubuh manusia membutuhkan energi
untuk mempertahankan/menjaga fungsi-fungsi dasar kehidupannya meskipun tidak ada
kegiatan yang dilakukan sama sekali. Energy expenditure terendah yang diperlukan
untuk menjaga fungsi-fungsi dasar kehidupan disebut metabolisme basal (basal
metabolism) (Wickens et al., 2004). Setiap individu memiliki tingkat metabolisme basal
yang berbeda-beda, beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut adalah
jenis kelamin, umur, dan berat badan (Wickens et al., 2004).
3. Kelelahan
Kelelahan yang dimaksud pada modul iniadalah kelelahan yang terjadi pada
syaraf dan otot-otot manusia sehingga tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Makin
berat beban yang dikerjakan dan semakin tidak teraturnya pergerakan, maka timbulnya
fatigue akan semakin cepat. Jika seseorang bekerja pada tingkat energi diatas 5,2 kcal
per menit, maka pada saat itu timbul rasa lelah (Grandjean, 1986).
Barnes (1980) menggolongkan kelelahan ke dalam 3 golongan tergantung dari
mana hal ini dilihat yaitu:
1) Merasa lelah,
2) Kelelahan karena perubahan fisiologi dalam tubuh, dan
3) Menurunkan kemampuan kerja.
Ketiga jenis kelelahan tersebut pada dasarnya berkesimpulan sama yaitu bahwa
kelelahan terjadi jika kemampuan otot telah berkurang dan lebih lanjut lagi mengalami
puncaknya bila otot tersebut sudah tidak mampu lagi bergerak (kelelahan sempurna).
𝟏𝟎 𝑫𝒆𝒏𝒚𝒖𝒕
𝐃𝐞𝐧𝐲𝐮𝐭 𝐍𝐚𝐝𝐢 (𝐃𝐞𝐧𝐲𝐮𝐭⁄𝑴𝒆𝒏𝒊𝒕) = 𝒙 𝟔𝟎
𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏
3. Waktu Istirahat
Ketika seseorang bekerja, tentunya diperlukan pemberian waktu istirahat yang
bertujuan untuk menghindari terjadinya kelelahan yang berlebihan karena penggunaan
energi yang terlalu besar dan tidak terkendali. Dalam penentuan waktu istirahat yang
diperlukan ketika bekerja, beberapa ilmuwan banyak mengusulkan metode yang dapat
digunakan untuk mengukurnya. Murrel (1965) dalam Tayyari dan Smith (1997)
menjalankan rumusan:
𝑀−𝑆
𝑇𝑟 = 𝑇𝑠 | |
𝑀 − 1,5
Dengan:
Tr = Waktu istirahat yang diperlukan (menit)
Ts = Total waktu shift kerja (menit)
M = Rata-rata energi yang dikeluarkan (kcal/menit)
S = Energi yang dikeluarkan untuk shift kerja (kcal/menit) 4 atau 5
Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi | 8
Beban Kerja Fisik 2016
1,5 = Energi yang diperlukan saat istirahat (kcal/menit)
4. Metode Brouha
Metode Brouha merupakan metode yang digunakan untuk mengestimasi
cardiovascular strain dengan menggunakan denyut nadi pemulihan, metode ini
diusulkan oleh Kilbon (1992) pada Tarwaka dkk (2004). Keuntungan dari metode ini
adalah sama sekali tidak mengganggu atau menghentikan pekerja, karena pengukuran
dilakukan tepat setelah subjek berhenti bekerja. Denyut nadi pemulihan (P) dihitung
pada akhir 30 detik pada menit pertama (P1), kedua (P2) dan ketiga (P3) yang kemudian
hasil denyut nadi yang didapatkan dikalikan dengan dua. Setelah dikalikan dua, maka
nialai P1, P2, dan P3 akan dihubungkan dengan beberapa klasifikasi seperti dalam Tabel
3.2 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Tabel Klasifikasi Beban Kerja dengan Metode Brouha
Kriteria Klasifikasi Beban Kerja
P1 – P3 ≥ 10 dpm dan P1, P2, dan P3≤ 90 dpm Normal
P1 - P3≥10 dan P1≤ 110 Tidak Berlebihan
P1 – P3< 10 dpm dan P3> 90 dpm Berat (perlu perancangan system kerja)
Sumber : (Tayyari dan Smith, 1997)
100 𝑥 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡𝑛𝑎𝑑𝑖𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎−𝑑𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡𝑛𝑎𝑑𝑖𝑖𝑠𝑡𝑖𝑟𝑎ℎ𝑎𝑡)
%CVL =
𝑑𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡𝑛𝑎𝑑𝑖𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−𝑑𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡𝑛𝑎𝑑𝑖𝑖𝑠𝑡𝑖𝑟𝑎ℎ𝑎𝑡
100 𝑥 (175−78)
=
201−78
= 78.86 %
Energy expenditure lari 1.5 menit Waktu istirahatideal lari 1.5 menit
150−175 10−𝑥 𝑀−𝑆
M175 = 10−12.5 Tr = Ts |𝑀−1,5|
150−175
−25 10−𝑥 12.5−5
= Tr = 1.5|12.5−1,5|
−25 −2.5
= 1.5 x 0.68
-250+25x = 62.5
= 1.02 menit
25x = 312.5
312.5
X= 25
Kilbon, A. 1992. Measurement and Assessment of Dynamic Work. Dalam: Tarwaka, Bakri, S.,
Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas.
Surakarta: UNIBA Press. 102.
Murrel, K.F.H., 1965. Human Performance in Industry. Dalam: Tayyari, F. & Smith, J.L.,
1997.Occupational Ergonomics: Principles and applications. London: Chapman & Hall.
Rodahl, Kaare., 1989. The Physiology of Work. London: Taylor & Francis.
Tarwaka, Bakri, S., Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press.
Tayyari, F. & Smith, J.L., 1997. Occupational Ergonomics: Principles and applications.
London: Chapman & Hall.
MODUL 2 www.labdske-uii.com