Anda di halaman 1dari 5

REMIDIAL BIOLOGI

ULANGAN HARIAN BAB 1

Disusun oleh :

Nama :Salwa Annabila Raihani


Kelas :XI IPA 5
No.absen :31
A. Berita 1

PADA SEL PUNCA OTAK, ILMUWAN


TEMUKAN KUNCI UMUR PANJANG

KONTRIBUTOR SAINS, MONIKA NOVENA


Kompas.com - 28/07/2017, 17:08 WIB
 

Ilustrasi sel punca(Shutterstock)


 
KOMPAS.com -- Sebuah terobosan untuk memperlambat proses penuaan
kembali dilakukan oleh para peneliti. Meski masih tahap awal, temuan ini menjadi
harapan baru untuk memerangi penyakit terkait usia dan memperpanjang usia
harapan hidup manusia.

Proses penuaan di seluruh tubuh dikendalikan oleh sel punca yang ditemukan di


daerah hipotalamus, bagian otak seukuran kacang almon. Meski berukuran kecil,
hipotalamus membentuk hubungan penting antara sistem saraf dan hormon tubuh.

Nah, sel punca ini telah diketahui membentuk sel otak segar. Sayangnya, saat
dilakukan percobaan pada tikus, terlihat bahwa sel punca neural yang ditemukan di
beberapa daerah otak saat lahir menghilang dari hipotalamus seiring dengan
bertambahnya usia.
Untuk menguji lagi apakah penurunan sel punca memang menyebabkan penuaan,
para peneliti menyuntik tikus dengan toksin yang menghapus 70 persen sel punca
neural mereka.

Efeknya ternyata mencolok, selama beberapa bulan berikutnya tikus-tikus itu lebih
cepat menua dari biasanya. Tidak hanya daya tahan, terjadi penurunan drastis pada
koordinasi, perilaku sosial, dan kemampuan untuk mengenali benda-benda. Tikus-
tikus itu juga mati beberapa bulan lebih awal dari tikus lain yang sehat.

"Secara perilaku, tikus menua lebih cepat saat sel menghilang," kata Dongsheng
Cai, peneliti di Albert Einstein College of Medicine di New York seperti yang
dikutip dari Guardian, Rabu (26/7/2017).

Para peneliti kemudian menyuntikkan sel punca pada otak tikus.

Hasilnya, implan sel punca membuat penuaan neuron di otak melambat, membuat
tikus yang tua lebih sehat secara fisik dan mental selama berbulan-bulan, dan
memperpanjang umur mereka sebanyak 10-15 persen dibandingkan dengan tikus
lain yang tidak mendapatkan impan.

Jika disejajarkan dengan manusia, maka seseorang dengan harapan hidup 80 tahun
bisa hidup lebih lama hingga mencapai usia 92 tahun.

Setelah membuktikan bahwa sel punca neural berpengaruh pada penuaan, para
peneliti kemudian menjalankan tes lebih lanjut untuk mengetahui apa yang
sebenarnya dilakukan oleh sel tersebut.

Molekul yang disebut microRNA atau mirNa, yang dilepaskan dari sel punca
neural, bertanggung jawab atas sebagaian besar efek penuaan. Ketika molekul
diproduksi di hipotalamus, mereka kemudian mengalir ke dalam cairan otak dan
sumsum tulang belakang sehingga memengaruhi bagaimana gen beroperasi.

"Mekanisme ini sebagian karena sel-sel ini mengeluarkan miRNA tertentu yang
membantu mempertahankan keremajaan. Hilangnya sel-sel tersebut menyebabkan
penuaan," jelas Cai.

Selanjutnya penelitian yang sudah dipublikasikan di Nature ini akan fokus untuk


memproduksi sel punca neural manusia yang akan digunakan untuk pengujian
lebih lanjut. "Manusia tentu lebih kompleks. Namun, bila mekanisme ini memang
mendasar, Anda bisa berharap akan melihat efeknya saat dilakukan," ujar Cai.
B. Berita 2
TANAM SEL PUNCA DI OTAK BISA
PERPANJANG USIA

Jumat, 28 Juli 2017 | 17:26 WIB

Photo :http://yoechua.blogspot.com
Ilustrasi otak manusia.
VIVA.co.id – Sel punca atau stem cell, selain digunakan untuk peremajaan kulit
atau kecantikan, juga berfungsi untuk memperpanjang usia. Ini dibuktikan oleh
para peneliti dari Albert Einstein College of Medicine di Bronx, Amerika Serikat.

Seorang peneliti yang ahli farmakologi molekular, Dongsheng Cai menjelaskan,


hipotalamus otak, selain untuk membantu mengendalikan kelaparan, emosi, dan
seksual, juga berfungsi menjaga manusia tetap muda.

Hal tersebut berkat pasokan stem cell yang mengatur penuaan. Namun sayangnya,
stem cell akan hilang seiring berjalannya waktu, dan itulah penyebab manusia
menjadi tua.

Selanjutnya, Cai dan ilmuwan lainnya menguji stem cell dengan menanamnya
kembali di hipotalamus. Pengujian dilakukan pada tikus.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa jumlah sel induk saraf hipotalamus secara
alami menurun selama umur hewan, dan penurunan ini mempercepat penuaan,"
katanya, melansir Science Alert, Jumat 28 Juli 2017.

Ia melanjutkan, pada tikus, sel punca mulai hilang saat hewan berusia sekitar 10
bulan atau usia paruh baya, di mana sebagian besar hilang saat mereka berusia dua
tahun atau lanjut usia.

MiRNA

Untuk mengetahui apakah pengurangan ini membantu penuaan, Cai bersama


peneliti lainnya mencoba 'mengganggu' sel induk saraf pada sekelompok tikus
menggunakan toksin untuk menghancurkan sekitar 70 persen sel.

"Tapi kami juga menemukan bahwa efek dari kehilangan ini tidak dapat diubah.
Dengan mengisi sel induk (punca) atau molekul yang mereka hasilkan mungkin
saja memperlambat, dan bahkan, membalikkan berbagai aspek penuaan di seluruh
tubuh," ujarnya memapaparkan.

Akan tetapi, lanjut Cai, yang terjadi adalah tidak hanya menyebabkan tikus hidup
beberapa bulan lebih sedikit daripada hewan penuaan alami. Namun, meningkatkan
efek penuaan saat mereka masih hidup.

"Ada penurunan dalam belajar dan memori, koordinasi, massa otot, daya tahan,
dan ketebalan kulit," kata Cai.

Para peneliti berpikir bahwa umur panjang yang diberikan oleh sel induk saraf
ini turun ke sekresi molekul yang disebut microRNA (miRNA), yang membantu
mengatur ekspresi gen. (mus)

Anda mungkin juga menyukai