Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Dosen:
Drs. Nurbani, M.Si

Disusun Oleh:

- Pebriola Lumban Tobing (180904072)


- Ratna Oktaviani (180904028)
- Rita Angela Simatupang (180904118)
- Thessa Anabel Sianipar (180904062)
- Yemima Metanoia (180904128)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019
POLA KOMUNIKASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TERHADAP FOSTER FAMILY

Abstrak
Pola Komunikasi adalah proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan
keterpautannya unsur-unsur yang di cakup beserta keberlangsunganya, guna
memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis. Setiap keluarga memiliki
perbedaan pola komunikasi dalam pengambilan keputusan. Begitu juga dengan foster
family, yaitu keluarga yang mengangkat anak. Penelitian ini menjelaskan bagaimana
pengaruh pola komunikasi dalam mengambil keputusan terhadap foster family.
Metode penelitian dilakukan dengan wawancara terhadap lima keluarga yang
mengangkat anak. Hasil penelitian akan menjelaskan bagaimana cara kerja pola
komunikasi dan pengaruhnya dalam mengambil keputusan di foster family. Apakah
dengan pola komunikasi tertentu dapat membuat hubungan keluarga itu menjadi lebih
baik atau malah sebaliknya dalam memngambil keputusan.

Abstract

Communication Pattern is a process designed to represent the reality of the elements


involved and their continuity, to facilitate systematic and logical thinking. Every
family has different communication patterns in decision making. Likewise with the
foster family, which is a family that adopts children. This study explains how the
influence of communication patterns in making decisions on foster family. The
research method was conducted by interviewing five families who raised children.
The results of the study will explain how the communication patterns work and their
influence in making decisions in the foster family. Does a particular communication
pattern can make family relationships better or even vice versa in making decisions.

Pendahuluan Mempunyai anak merupakan tujuan dari


ikatan perkawinan untuk menyambung
Anak adalah bagian dari segala
keturunan serta kelestarian harta
tumpuan dan harapan kedua orang tua
kekayaan. Mempunyai anak adalah
(ayah dan ibu) sebagai penerus hidup.
kebangaan hidup dalam keluarga supaya terlibat dalam komunikasi itu adalah
kehidupan keluarga juga terasa lengkap. manusia itu sendiri. Devito dalam
Namun, tidak dapat dipungkiri tujuan bukunya The Interpersonal
mulia tersebut terkadang tidak dapat Communication Book (1986)
tercapai sesuai dengan harapan. mengungkapkan 4 pola komunikasi
Tidaklah sedikit dari pasangan suami keluarga pada umumnya, yaitu: pola
istri mengalami kesulitan dalam komunikasi persamaan, pola komunikasi
memperoleh keturunan. Sehingga seimbang terpisah, pola komunikasi tak
dengan keadaan demikian banyak seimbang terpisah, pola komunikasi
diantara mereka melakukan adopsi atau monopoli.. Dari  keempat pola
pengangkatan anak. Pengangkatan anak komunikasi tersebut diatas ternyata
adalah mengangkat anak orang lain yang dalam keluarga berlakunya tidak
dimasukkan kedalam keluarga sendiri, bersamaan, karena dalam keluarga 
sehingga terjadi peralihan tanggung utamanya pada masa usia dini anak
jawab dari orangtua kandung kepada perlu pendekatan khusus tidak seperti
orangtua angkat dalam hal mendidik, anak yang sudah dewasa atau anak yang
membesarkan, maupun memenuhi apa menjelang remaja. Oleh karena itu 
yang menjadi kebutuhan anak angkat diperlukan cara  tersendiri dari orang tua
tersebut. utamanya bapak dan ibu sebagai kepala
dalam rumah tangga dan terkhusus
Pola Komunikasi adalah proses
kepada ibu sebagai pembimbing utama
yang dirancang untuk mewakili
bagi seorang anak dalam pembinaan dan
kenyataan keterpautannya unsur-unsur
pembentukan akhlaknya. Pola
yang di cakup beserta
komunikasi dalam pengambilan
keberlangsunganya, guna memudahkan
keputusan dalam sebuah keluarga pada
pemikiran secara sistematik dan logis
umumnya dipegang oleh kedua orang
( Effendy, 1989). Komunikasi adalah
tua, tetapi dalam keputusan tertentu
salah satu bagian dari hubungan antar
seorang anak juga bisa mengambil
manusia baik individu maupun
keputusan. Kedudukan anak angkat
kelompok dalam kehidupan sehari-hari
dalam keluarga mungkin memiliki
(Effendy, 1986) dari pengertian ini jelas
perbedaan dengan anak kandung, begitu
bahwa komunikasi melibatkan sejumlah
juga dengan pola komunikasi dalam
orang dimana seorang menyatakan
pengambilan keputusan. Hal yang
sesuatu kepada orang lain, jadi yang
menjadi kendala adalah bagaimana pola
komunikasi anak angkat dalam keluarga. interaksi yang terjadi dalam
Penelitian ini akan mendeskripsikan keluarganya, apakah pola tersebut benar-
bagaimana pola komunikasi yang terjadi benar diinginkan dan dapat diterima oleh
dalam foster family. seluruh anggota keluarga, apakah pola
itu membantu dalam menjaga kesehatan
Kajian Literatur
dan fungsi dari keluarga itu sendiri, atau
Rogers dan Kincaid (dalam malah merusak keutuhan keluarga.
Wiryanto, 2004 : 6) menyatakan bahwa
Kesadaran akan pola itu dapat
komunikasi adalah suatu proses dimana
dibedakan antara keluarga yang sehat
dua orang atau lebih membentuk atau
dan bahagia dengan keluarga yang
melakukan pertukaran informasi antara
dangkal dan bermasalah. Pola-pola
satu sama lain,yang pada gilirannya
komunikasi yang lebih kompleks
terjadi saling pengertian yang
berkembang pada waktu si anak mulai
mendalam. Istilah Pola komunikasi biasa
tumbuh dan menempatkan diri ke dalam
disebut juga sebagai model tetapi
peranan orang lain. Menurut Hoselitz
maksudnya sama, yaitu sistem yang
(dalam Liliweri, 1997 : 45)., dengan
terdiri atas berbagai komponen yang
menempatkan pribadi ke dalam peranan
berhubungan satu sama lain untuk
orang lain maka si anak juga belajar
mencapai tujuan pendidikan keadaan
menyesuaikan diri (conform) dengan
masyarakat.
harapan orang lain.
Djamarah (2004: 1)
Anggota-anggota sebuah keluarga,
mengungkapkan bahwa pola komunikasi
suami isteri dan anak-anaknya
dapat dipahami sebagai pola hubungan
mempunyai status dan peranan masing-
antara dua orang atau lebih dalam
masing, sehingga interaksi dan inter-
pengiriman dan penerimaan pesan
relasi mereka menunjukkan pola yang
dengan cara yang tepat sehingga pesan
jelas dan tetap. Status anggota-anggota
yang dimaksud dapat dipahami. Pola
keluarga ini sedemikian pentingnya,
komunikasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga bila salah seorang anggota
bisa dinyatakan langsung ataupun hanya
keluarga keluar dari ikatan atau
disimpulkan dari tingkah laku dan
hubungan keluarga, maka anggota-
perlakuan yang terjadi dalam keluarga
anggota yang lain akan merasakan
tersebut. Keluarga perlu
sesuatu yang kurang menyenangkan
mengembangkan kesadaran dari pola
dalam hatinya, di samping itu pola relasi
di dalam keluarga itu akan berubah. seimbang, peran yang dimainkan
tiap orang dalam keluarga adalah
Tiap anggota keluarga merupakan
sama. Tiap orang dianggap
kepribadian yang khas dan diperlukan
sederajat dan setara
sama oleh anggota-anggota yang lain.
kemampuannya, bebas dalam
Menurut Daryanto, (1984 : 64).
mengemukakan ide-ide, opini,
Keluarga sebagai kelompok primer
pendapat dan kepercayaan.
bersifat fundamental, karena di dalam
Komunikasi yang terjadi berjalan
keluarga, individu diterima dalam pola-
dengan jujur, terbuka, langsung,
pola tertentu. Kelompok primer
dan bebas dari pemisahan
merupakan persemaian di mana manusia
kekuasaan yang terjadi pada
memperoleh norma-norma, nilai-nilai,
hubungan interpersonal lainnya.
dan kepercayaan. Kelompok primer
Dalam pola ini tidak ada
adalah badan yang melengkapi manusia
pemimpin dan pengikut, pemberi
untuk kehidupan social.
pendapat dan pencari pendapat,
Selain itu, kelompok primer bersifat tiap orang memainkan peran
fundamental karena membentuk titik yang sama.
pusat utama untuk memenuhi kepuasan- Komunikasi memperdalam
kepuasan sosial, seperti mendapat kasih pengenalan satu sama lain,
sayang atau afeksi, keamanan dan melalui intensitas, kedalaman
kesejahteraan, dan semuanya itu dan frekuensi pengenalan diri
diwujudkan melalui komunikasi yang masing-masing, serta tingkah
dilakukan terus menerus dan laku nonverbal seperti sentuhan
membentuk sebuah pola. Devito dalam dan kontak mata yang seimbang
bukunya The Interpersonal jumlahnya. Tiap orang memiliki
Communication Book (1986) hak yang sama dalam
mengungkapkan empat pola komunikasi pengambilan keputusan, baik
keluarga pada umumnya, yaitu : yang sederhana seperti film yang

1. Pola Komunikasi Persamaan akan ditonton maupun yang

(Equality Pattern) penting seperti sekolah mana

Dalam pola ini, tiap individu yang akan dimasuki anak-anak,

membagi kesempatan membeli rumah, dan sebagainya.

komunikasi secara merata dan


Konflik yang terjadi tidak
dianggap sebagai ancaman. semua anggotanya memiliki
Masalah diamati dan dianalisa. pengetahuan yang sama
Perbedaan pendapat tidak dilihat mengenai agama, kesehatan,
sebagai salah satu kurang dari seni, dan satu pihak tidak
yang lain tetapi sebagai benturan dianggap lebih dari yang lain.
yang tak terhindarkan dari ide- Konflik yang terjadi tidak
ide atau perbedaan nilai dan dianggap sebagai ancaman
persepsi yang merupakan bagian karena tiap orang memiliki
dari hubungan jangka panjang. wilayah sendiri-sendiri. Sehingga
Bila model komunikasi dari pola sebelum konflik terjadi, sudah
ini digambarkan, anak panah ditentukan siapa yang menang
yang menandakan pesan atau kalah. Sebagai contoh, bila
individual akan sama jumlahnya, konflik terjadi dalam hal bisnis,
yang berarti komunikasi berjalan suami lah yang menang, dan bila
secara timbal balik dan konflik terjadi dalam hal urusan
seimbang. anak, istri lah yang menang.
Namun tidak ada pihak yang
2. Pola Komunikasi Seimbang dirugikan oleh konflik tersebut
Terpisah (Balance Split Pattern) karena masing-masing memiliki
wilayahnya sendiri-sendiri.
Dalam pola ini, persamaan
hubungan tetap terjaga, namun 3. Pola Komunikasi Tak Seimbang
dalam pola ini tiap orang Terpisah (Unbalanced Split
memegang kontrol atau Pattern)
kekuasaan dalam bidangnya
Dalam pola ini satu orang
masing-masing. Tiap orang
mendominasi, satu orang
dianggap sebagai ahli dalam
dianggap sebagai ahli lebih dari
wilayah yang berbeda. Sebagai
setengah wilayah komunikasi
contoh, dalam keluarga biasa,
timbal balik. Satu orang yang
suami dipercaya untuk
mendominasi ini sering
bekerja/mencari nafkah untuk
memegang kontrol. Dalam
keluarga dan istri mengurus
beberapa kasus, orang yang
anak dan memasak.
mendominasi ini lebih cerdas
Dalam pola ini, bisa jadi atau berpengetahuan lebih,
namun dalam kasus lain orang daripada berkomunikasi,
itu secara fisik lebih menarik memberi wejangan daripada
atau berpenghasilan lebih besar. mendengarkan umpan balik
orang lain. Pemegang kekuasaan
Pihak yang kurang
tidak pernah meminta pendapat,
menarik atau berpenghasilan
dan ia berhak atas keputusan
lebih rendah berkompensasi
akhir. Maka jarang terjadi
dengan cara membiarkan pihak
perdebatan karena semua sudah
yang lebih itu memenangkan tiap
mengetahui siapa yang akan
perdebatan dan mengambil
menang.
keputusan sendiri. Pihak yang
mendominasi mengeluarkan Dengan jarang terjadi
pernyataan tegas, memberitahu perdebatan itulah maka bila ada
pihak lain apa yang harus konflik masing-masing tidak
dikerjakan, memberi opini tahu bagaimana mencari solusi
dengan bebas, memainkan bersama secara baik-baik.
kekuasaan untuk menjaga Mereka tidak tahu bagaimana
kontrol, dan jarang meminta mengeluarkan pendapat
pendapat yang lain kecuali untuk ataumengungkapkan
mendapatkan rasa aman bagi ketidaksetujuan secara benar,
egonya sendiri atau sekedar maka perdebatan akan menyakiti
meyakinkan pihak lain akan pihak yang dimonopoli.
kehebatan argumennya.
Pihak yang dimonopoli
Sebaliknya, pihak yang lain
meminta ijin dan pendapat dari
bertanya, meminta pendapat dan
pemegang kuasa untuk
berpegang pada pihak yang
mengambil keputusan, seperti
mendominasi dalam mengambil
halnya hubungan orang tua ke
keputusan.
anak. Pemegang kekuasaan
4. Pola Komunikasi Monopoli mendapat kepuasan dengan
(Monopoly Pattern) perannya tersebut dengan cara
menyuruh, membimbing, dan
Satu orang dipandang
menjaga pihak lain, sedangkan
sebagai kekuasaan. Orang ini
pihak lain itu mendapatkan
lebih bersifat memerintah
kepuasan lewat pemenuhan
kebutuhannya dan dengan tidak yang mnegetahui bahwa ia adalah anak
membuat keputusan sendiri adopsi, Angga anak dari ibu Sondang
sehingga ia tidak akan Silaen yang tidak mengetahui bahwa ia
menanggung konsekuensi dari adalah anak adopsi serta Grace anak dari
keputusan itu sama. Ibu Ester yang juga tidak mengetahui
bahwa ia merupakan anak adopsi.
Metode Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara,
Penelitian ini merupakan penelitian
penulis menemukan hasil yang mana
deksriptif kualitatif karena mengolah
terdapat pola komunikasi keluarga
dan mengumpulkan data bersifat
terhadap pengambilan keputusan pada
deskriptif seperti hasil observasi dan
FosterFamily.
wawancara. Teknik pengumpulan data
dengan menggunakan observasi dan A. Pola Komunikasi Persamaan
wawancara tatap muka dengan informan ( Equality Pattern)
menggunakan pertanyaan terbuka tidak
Komunikasi dalam keluarga pada
terstruktur untuk memunculkan
pola komunikasi ini berjalan dengan
pandangan dari informan (Cresswell,
jujur, terbuka dan terbebas dari
254:2018).
pemisahan kekuasaan. Menurut Rosni
Teknik pemilihan informan dengan Sihombing pola komunikasi yang terjadi
snowball sampling. Dalam Poerwandari di dalam keluarga mereka bersifat
(117:2009) dijelaskan bahwa terbuka dan ia sebagai anak angkat
pengambilan sampel bola salju merasa tidak pernah dikekang dalam
dilakukan dengan meminta infomrasi pengambilan keputusan.
pada informan yang telah diwawancara.
“ Jadi, saya sudah diberitahukan kalau
misalnya saya ini anak adopsi. Namun
hal itu tidak membuat saya jadi berbeda

Hasil dan Pembahasan dengan saudara dari keluarga yang


mengadopsi saya. Dalam pengambilan
Penulis melakukan wawancara
keputusan, saya diberikan kebebasan
terhadap 5 informan, yakni ; Rosni
termasuk dalam memilih sekolah
Sihombing selaku anak adopsi yang
bahkan memilih teman bermain juga
mengetahui statusnya, Erlis Sianipar
tidak pernah jadi permasalahan
yang memilki anak adopsi, Randy Sirait
sebelumnya.”
B. Pola Komunikasi Seimbang- lalu suami beri izin dan kemudian kami
terpisah ( Balance Split Pattern) membelikan anak kami handphone. Dan
pernah “R” izin untuk pulang malam,
Pola Komunikasi seimbang terpisah
disitu saya dan suami jelas melarang
merupakan persamaan hubungan terjaga,
dengan cara menjelaskan ke “R”
namun dalam pola ini tiap orang
sehingga dia mengerti bahwa kami
memegang kontrol dalam wilayah yang
bersikap seperti itu demi kebaikannya
berbeda. Berbeda dengan informan 1,
dia.”
yang mana terdapat keterbukaan di
dalamnya dan pengambilan keputusan
juga bersifat dibebaskan, informan ke
Sama halnya seperti informan kedua
dua yaitu Erlis Sanipar merasa bahwa ia
yang mengaku bahwa dalam
dengan anak adopsinya memiliki
pengambilan keputusan dalam keluarga
kedekatan yang cukup intim namun hal
memiliki pola yang seimbang. Hal ini
itu berbeda saat anak adopsinya “R”
juga berlaku terhadap informan 4 yaitu
bersama dengan ayahnya ( suami Erlis
Randy Sirait yang merupakan anak
Sianipar.) Namun ketika dalam
angkat dan mengetahui statusnya
pengambilan keputusan, Ibu Erlis dan
mengaku bahwa pola komunikasi dalam
suami akan berdiskusi untuk
pengambilan keputusan di keluarganya
menentukan pilihan atau memberi
juga bersifat seimbang.
persetujuan.
“ kalau pengambilan keputusan gitu sih
“ Jadi anak saya itu, kalau sama saya
tergantung konteks mau minta apa dulu
manja dan dekat banget. Apapun pasti
sih. Kalau misalnya mau minta
ngadunya ke saya, berbeda saat
tambahin uang jajan ya mintanya ke
bersama dengan suami saya yang
bapak. Kalau misalnya mau izin telat
mungkin sibuk dengan urusan kantor,
pulang izinnya ke mama, kan bapak
dan juga memiliki pembawaan yang
pulangnya malam, jadi yang dirumah
kaku sehingga terkesan berwibawa
24 jam itu ya mama. Jadi izinnya kalau
membuat anak adopsi saya ini sangat
masalah gini ya ke mama.”
menghormati suami saya. Jadi kalau
ada permitaan dari anak saya “R” saya C. Pola Komunikasi Tidak

akan tanya suami dulu. Seperti kemarin Seimbang- Terpisah ( Unbalaced Split

“R” meminta untuk dibelikan Pattern)

handphone baru saya diskusi ke suami Pola komunikasi Tidak Seimbang


terpisah ini menganggap adanya satu keputusan. Dalam pola komunikasi ini,
orang yang memiliki pengaruh lebih kami mewawancarai Grace selaku anak
besar dikarenakan faktor : penghasilan dari ibu Ester. Dalam hal ini, Grace
lebih besar, fisik yang menarik ataupun tidak mengetahui bahwa ia adalah anak
berpengetahuan lebih luas. Dalam pola adopsi di keluarganya. Saat kami tanya
komunikasi ini, kami mewawancarai mengenai bgaimana pengambilan
informan 3 yang merupakan anak adopsi keputusan yang terjadi di dalam
dari ibu Sondang Silaen. Nama anak ibu keluarganya, Grace menjawab bahwa
ini adalah Angga, namun ia sama sekali semua ada di tangan bapak.
tidak mengetahui bahwa ia adalah anak
“ kalau mau apapun pasti tanya bapak
adopsi di keluarga tersebut. Saat kami
dulu. Mau makan mie tanya bapak dulu,
tanya mengenai bagaimana pengambilan
mau pergi sama teman tanya bapak
keputusan di rumah, Angga menjawab
dulu. Semuanya berdasarkan izin dari
bahwa peran ayah memegang kendali
bapak sih, pernah aku ga nurut waktu
dominan dirumah.
disuruh belajar buat ujian, hp disita
“ Jadi di rumah itu, kalau ada apapun bahkan uang jajan juga gadikasih
pasti bakalan minta persetujuannya selama seminggu. Lebih parahnya,
papa sih. Soalnya di rumah kan papa pernah udah izin buat jalan sama
kepala keluarga jadi pada dasarnya teman, udah ga diizinin malah
merupakan sosok yang dihormati. diceramahi panjang lebar.”
Contohnya sih, kalau aku mau jalan
Kesimpulan
sama teman pasti nanyain papa dulu,
atau kalau pulang telat pasti ngabarin Tiga dari lima informan tidak

papa dulu. Kalau dikasih ya pulangnya mengetahui bahwa mereka adalah anak

telat kalau ga diizinin ya langsung angkat sedangkan dua yang lainnya

buru-buru balik.” mengetahui bahwa mereka adalah anak


angkat. Seluruh informan memiliki pola
D. Pola Komunikasi Monopoli
komunikasi yang berbeda-beda.
( Monopolly Pattern)
Informan pertama, Rosni Sihombing
Pola komunikasi monopoli selaku anak adopsi yang mengetahui
merupakan pola yang mengganggap statusnya, memiliki Pola Komunikasi
adanya satu orang yang memilki Persamaan ( Equality Pattern), informan
kekuasaan dalam pengambilan kedua dan keempat, Erlis Sianipar yang
memilki anak adopsi dan Randy Sirait
yang mengetahui bahwa ia adalah anak
adopsi memiliki Pola Komunikasi
Seimbang- terpisah ( Balance Split
Pattern), informan ketiga Angga anak
dari ibu Sondang Silaen yang tidak
mengetahui bahwa ia adalah anak adopsi
memiliki Pola Komunikasi Tidak
Seimbang- Terpisah ( Unbalaced Split
Pattern), informan kelima serta Grace
anak dari Ibu Ester yang juga tidak
mengetahui bahwa ia merupakan anak
adopsi memiliki Pola Komunikasi
Monopoli ( Monopolly Pattern).

Daftar Pustaka
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi
Antarpribadi. Jakarta: Citra Aditya bakti

Daryanto. 1984. Pengantar Sosiologi.


Bandung: IKIP

Djamarah, S. B. (2004). Pola


Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam
Keluarga. Jakarta : PT. Reneka Cipta.

Devito, J. 1986. The Interpersonal


Communication Book. Edisi kelima.
New York: Lengman

Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu


Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.

Cresswell, John W. 2018. Research


Design: Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif dan Campuran. Yogyakarta:
Pusataka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai