Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT TB (TUBERKULOSIS)

Tema : Penyakit Tuberkulosis (TB)

Sasaran : Pasien yang Menderita Penyakit (TB)

Hari dan Tanggal :

Waktu :

Tempat:

Pengajar : Mahasiswa Keperawatan

A. Tujuan Intruksional Umum


B. Tujuan Intruksional Khusus
1. Pasien dan keluarga mampu memahami pengertian penyakit limfdenitis tuberculosis
(TB)
2. Pasien dan kelaurga mampu memahami tentang penyebab penyakit limfadenitis
tuberkulosis (TB)
3. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang tanda dan gejala limfadenitis
tuberkulosis (TB)
4. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang cara penularan penyakit limfadenitis
tuberkulosis (TB)
5. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang cara pengobatan penyakit limfadenitis
tuberkolosis (TB)
6. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang cara pencegahan penyakit limfadenitis
tuberkulosis (TB)
C. Sasaran
D. Materi (terlampir)
1. Pengertian penyakit limfadenitis tuberkulosis (TB)
2. Penyebab penyakit limfadenitis tuberkulosis (TB)
3. Tanda dan gejala limfadenitis tuberkulosis (TB)
4. Cara penularan limfadenitis tuberkolosis (TB)
5. Cara pengobatan limfadenitis tuberkolosis (TB)
6. Cara pencegahan limfadenitis tuberkolosis (TB)
E. Media
1. Leaflet
2. Power point
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta

Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam


1. (5menit)  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan
pendidikan
kesehatan
 Apersepsi dengan
cara menggali
pengetahuan yang
dimiliki pasien dan
keluarga tentang
penyakit tuberkulosis
2. Pelaksanaan  Menjelaskan materi  Mendengarkan
(20menit)  Pasien dan keluarga dan bertanya
memperhatikan
penjelasan tentang
penyakit tuberkulosis
(TB)
 Pasien dan keluarga
menanyakan tentang
hal-hal yang belum
jelas
3. Penutup (5menit)  Menyimpulkan  Mendengarkan
materi  Menjawab salam
 Mengevaluasi pasien
dan keluarga tentang
materi yang telah
diberikan
 Mengakhiri
pertemuan

H. PENGORGANISASIAN
1. Penyaji :
2. Moderator :
3. Fasilitator :
I. Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada
MATERI TENTANG PENYAKKIT LIMFADENITIS TUBERKULOSIS (TB)

A. PENGERTIAN
Limfadenitis merupakan peradangan pada kelenjar limfe atau getah bening,
sedangkan limfadenitis tuberculosis (TB) merupakan peradangan pada kelenjar limfe atau
getah bening yang disebabkan oleh basil tuberculosis. Apabila peradangan terjadi pada
kelenjar limfe di leher disebut dengan scrofula. Limfadenitis pada kelenjar limfe di leher
inilah yang biasanya paling sering terjadi. Istilah scrofula diambil dari bahasa latin yang
berarti pembengkakan kelenjar. Infeksi M. tuberculosis pada kulit disebabkan oleh perluasan
langsung tuberculosis ke kulit dari struktur dasarnya atau terpajan langsung melalui kontak
dengan M. tuberculosis yang disebut dengan scrofuloderma.
B. PENYEBAB
Limfadenitis tuberkulosis disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacterium tergolong dalam family Mycobactericeae dan ordo Actinomyceales. Spesies
patogen yang termasuk dalam Mycobacterium kompleks, yang merupakan agen penyebab
penyakit yang tersering dan terpenting adalah Mycobacterium tuberculosis. Yang tergolong
dalam Mycobacterium tuberculosis complex adalah M.tuberculosae, M. bovis, M. caprae, M.
africanum, M. microti, M. pinnipedii, M. canettii. Pembagian tersebut berdasarkan
perbedaan epidemiologi.
Basil TB adalah bakteri aerobic obligat berbentuk batang tipis lurus berukuran 0,4 x 3
μm dan tidak berspora. Pada media buatan berbentuk kokoid dan filamentous tampak
bervariasi dari satu spesies ke spesies lain. Mycobacteria termasuk M.tuberculosis tidak
dapat diwarnai dengan pewarnaan gram dan hanya dapat diwarnai dengan pewarnaan
khusus yang sangat kuat mengikat zat warna tersebut sehingga tidak dapat dilunturkan
walaupun menggunakan asam alkohol, sehingga dijuluki bakteri tahan asam. M. tuberculosis
mudah mengikat pewarna Ziehl-Neelsen atau karbol fuchsin.
Dinding bakteri Mycobacteria kaya akan lipid yang terdiri dari asam mikolat, lilin,
dan fosfat. Muramil dipeptida yang membuat kompleks dengan asam mikolat dapat
menyebabkan pembentukan granuloma. Lipid inilah yang bertanggung jawab pada sifat
tahan asam bakteri Mycobacteria.
C. TANDA DAN GEJALA

Gejala yang ditimbulkan oleh limfadenitis bervariasi, tergantung penyebab dan lokasi infeksi.
Terdapat beberapa gejala yang umumnya terjadi pada limfadenitis, yaitu:

• Pembengkakan di kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau

• Kulit di sekitar kelenjar getah bening menjadi kemerahan.

• Munculnya abses atau nanah.

• Keluarnya cairan dari kelenjar getah bening yang membengkak.

• Demam.

• Tidak nafsu makan.

• Berkeringat pada malam hari.

• Munculnya gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas, seperti pilek dan nyeri menelan.
• Pembengkakan tungkai.

Gejala klinis Limfadenitis TB menurut Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Tuberculosis di


Indonesia 2006 merupakan:

1. Gejala respiratorik

Gejala respiratorik berupa batuk 2 minggu, batuk darah, sesak napas, dan nyeri dada ini sangat
bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung darilua s lesi.

2. Gejala sistemik

Gejala sistemik lainberupa demam,malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun.

3. Gejala TB ekstra paru

Gejala TB ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada limfadenitis
tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening,
pada meningitis TB akan terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis TB terdapat gejala
sesak napas dan terkadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan (PDPI,
2006).

D. CARA PENULARAN
Penularan tuberkulosis melalui berbagai cara, yaitu lewat udara/ droplet nuclei
dengan diameter 3-5 μm (>90%) dengan jarak 1-5 meter, dapat juga (jarang) melalui kontak
langsung kulit/ luka/ lecet, dan kongenital, minum susu terkontaminasi basil (M. bovis). Basil
tetap hidup dan virulen dalam keadaan kering beberapa minggu, mati dalam cairan dengan
suhu 60oC selama 15-20 menit. Basil tidak membentuk toksin. Penularan pada umumnya
berasal dari TB dewasa dengan BTA (+).
E. PENGOBATAN
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) (2011) mengklasifikasikan limfadenitis TB
ke dalam TB ekstra paru dan mendapat terapi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Kategori I.
Regimen obat yang digunakan adalah 2HRZE/4H3R3. Obat yang digunakan adalah
Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, dan Etambutol.8
Tabel 2.4 Golongan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Golongan dan Jenis obat


Golongan- 1 Obat lini - Isoniazid - Pirazinamid
Pertama - Etambutol - Rifampicin
- Streptomycin
Golongan-2/Obat suntik/ Kanamycin - Amikacin
suntikan lini kedua - Capreomycin
Golongan-3/Golongan - Ofloxacin Moxifloxacin
Floroquinolone - Levofloxacin
Golongan-4/Obat - Ethionamide - Para amino salisilat
bakteriostatik lini kedua - Prothionamide - Terizidone
- Cycloserine
Golongan-5/Obat yang - Clofazimine -Thioacetazone
belum terbukti efikasinya - Linezolid - Clarithromycin
dan tidak direkomendasikan - Amoxilin-Clavulanate - Imipenem
oleh WHO

F. CARA PENCEGAHAN
Untuk Penderita :
 Minum obat ssampai habis sesuai petunjuk
 Menutup mutul ktika batuk atau bersin
 Tidak meludah di sembarang tempat
 Meludah di tempat terkena sinar matahari langsung atau ditempat yang sudah ada
karbol/lisol

Untuk Keluarga :

 Jemur kasur seminggu sekali


 Buka jendela lebar-lebar agar udara dan sinar matahari biasa langsung masuk

Pencegahan Lain :

 Imunisasi BCG pada bayi


 Mningkatkan daya tahan tubuh denga mekanan bergizi

Anda mungkin juga menyukai