NIM : 190501174
Tahapan ini mungkin terkesan yang paling mudah dan sering diremehkan, namun kadang suka bikin
repot juga, apalagi kalau kita bukan termasuk orang yang telaten dalam mengelola berkas. Jika Anda
sedang melamar kerja di banyak perusahaan, ada baiknya Anda menyimpan copy untuk setiap berkas
dalam jumlah cukup, lalu simpan setiap berkas di rumah pada tempat khusus dan diberikan label
identitas sehingga ketika sewaktu-waktu dibutuhan, Anda tak akan kesulitan mencarinya.
2. Tahap Psikotes
Pada tahapan ini Anda akan diminta mengerjakan serangkaian tes psikologi yang bermacam-macam
jenisnya namun dengan waktu yang sebagian besar sangat terbatas. Psikotes sendiri bertujuan untuk
menilai karakter dan kecenderung sikap perilaku seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan.
Siapkan alat-alat tulis yang harus Anda gunakan, seperti pensil HB, pulpen, pensil 2B, bila perlu bawa
juga papan untuk memudahkan Anda mengerjakan.
Sebenarnya untuk dapat lolos tahapan ini gampang-gampang susah. Yang pasti, persiapkan diri
dengan banyak berlatih soal-soal psikotes yang bisa didapatkan lewat buku-buku latihan psikotes atau
dari internet, siapkan alat tulis, dan yang paling penting jaga kesehatan dengan tidur cukup sehari
sebelum tes. Karena psikotes sendiri bukanlah tes yang susah dikerjakan seperti layaknya UNAS atau
SBMPTN, namun untuk mengerjakan psikotes diperlukan kondisi fisik dan daya tahan tubuh yang
mendukung karena tes sendiri biasanya dilakukan seharian, terdiri dari beragam jenis tes dengan
waktu pengerjaan terbatas. Tentu, diperlukan fokus pikiran yang mendukung untuk mengerjakannya.
Dan fokus sedikit banyak didapat dari kondisi fisik yang baik.
Untuk menghadapi tahapan ini, Anda perlu mempersiapkan beberapa hal. Yang pertama pastinya
Anda harus memiliki wawasan terlebih dahulu seputar tahapan ini. Apa yang biasanya ditanya, do and
don’ts selama interview, bagaimana cara menjawab pertanyaan, dan beberapa hal lainnya. Anda dapat
browsing dulu di internet, kemudian crosscheck dengan bertanya pada teman, senior, atau kenalan
yang telah bekerja di perusahaan yang dituju. Kedua, pastikan Anda sudah benar-benar
mempersiapkan jawaban, pertanyaan, dan informasi yang diperlukan saat interview. Bisa informasi
seputar perusahaan, seputar posisi yang dilamar, atau standar gaji pada posisi tersebut. Kalau perlu,
lakukan simulasi dengan teman-teman agar benar-benar lancar saat interview. Ingat, Anda sudah
setengah jalan, akan sangat disayangkan jika harus gagal karena kurang persiapan.
Nah disinilah, ilmu yang Anda dapatkan selama kuliah dipakai. Disini Anda akan ditanya pengalaman
yang Anda miliki seputar bidang yang Anda lamar. Kadang, bertanya saja tidak cukup bagi
interviewer. Dalam beberapa posisi, bahkan sampai perlu dilakukan tes kompetensi di tempat, seperti
tes membuat kodingan untuk posisi yang berhubungan dengan IT.
Yang perlu Anda persiapkan disini sebenarnya hampir sama dengan tahap interview HRD
sebelumnya. Cari informasi seputar bidang yang dilamar, siapa yang menginterview, belajar kembali
materi-materi saat kuliah. Berlatihlah mengerjaan soal-soal secara mandiri di rumah agar ketika saat
interview lancar. Dengan begitu, Anda akan semakin yakin dalam menjawab, dan jawaban yang
dilontarkan pun semakin berbobot.
5. Medical Check-up
Tahapan terakhir yang biasanya terkesan mudah namun sebenarnya mematikan adalah tahap medical
check-up. Kenapa mematikan? Karena biasanya banyak pelamar yang percaya diri sehat secara kasat
mata namun ternyata setelah dites hasilnya tidak berkata demikian. Banyak yang fisiknya terlihat
sehat bugar namun ketika dites hasilnya menunjukkan kadar gula dalam darah tinggi, kadar kolesterol
tinggi. Biasanya ini banyak disebabkan karena saat mahasiswa dulu suka begadang, makan tidak
teratur, suka merokok, dan jarang olahraga. Tentu sangat nyesek dan disayangkan, jika Anda sudah
berkorban dan berjuang sedemikian hebat untuk lolos tahap-tahap sebelumnya, namun harus gagal
karena suatu hal yang sebenarnya bisa dicegah jauh-jauh hari.
Untuk melewati tahap ini dengan sukses, maka tidak ada cara lain selain menjaga kesehatan Anda
mulai dari sekarang. Jangan tunggu mendekati hari H baru menjaga kesehatan karena tentu efeknya
tidak akan maksimal. Ingat, kesehatan memang harus dijaga bukan hanya untuk diterima kerja saja,
tapi juga untuk hidup Anda seterusnya. Biasakan untuk menjaga pola makan, memilah-milah
makanan yang dimakan, tidur cukup, kurangi begadang, karena suatu saat Anda baru merasakan
dampaknya dalam jangka panjang.
Sebenarnya masih ada beberapa tahapan yang cukup sering dilakukan perusahaan pada proses seleksi
karyawan. Seperti tes bahasa inggris, focus group discussion, dan tahap interview top management.
Agar artikel ini tidak terlalu panjang, maka akan saya bahas pada artikel lain. Demikian sedikit ulasan
mengenai tahapan seleksi kerja di perusahaan. Semoga bermanfaat.
Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi kompensasi berada di dalam organisasi perusahaan yang
mempengaruhi jumlah pembayaran gaji atau upah karyawan. Berikut adalah contohnya.
4. Karyawan Perusahaan
Karyawan perusahaan sendiri sebenarnya juga merupakan faktor yang menyebabkan perbedaan dalam
kompensasi dengan cara-cara berikut.
Kinerja: kinerja yang ditampilkan oleh karyawan sangat mempengaruhi besarnya kompensasi
yang diperoleh. Penghargaan atas kinerja karyawan ini dapat membuat para pegawai lebih termotivasi
dan mulai bekerja lebih giat untuk meningkatkan kompensasinya.
Pengalaman: Karyawan yang sudah berpengalaman selama bertahun-tahun di perusahaan
cenderung memperoleh kompensasi yang lebih tinggi dibanding rekan barunya yang lain karena
pengalamannya tersebut.
Potensi: Potensi tidak akan berguna jika tidak ditunjukan. Maka dari itu perusahaan
membayar lebih kepada karyawan yang memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan karyawan
lainnya.
Faktor Eksternal
Selain faktor internal perusahaan, faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kompensasi adalah faktor
eksternal. Faktor ini ada di luar perusahaan, namun dapat mempengaruhi tingkat kompensasi. Berikut
adalah contohnya.
2. Tarif
Besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan juga ditentukan oleh tingkat tarif yang berlaku pada
industri yang bersangkutan. Tarif ini juga menentukan jumlah kompensasi yang ada pada perusahaan
lain yang bergerak dalam industri yang sama.
3. Produktivitas
Jumlah kompensasi akan meningkat jika jumlah produktivitas juga meningkat. Agar dapat
meningkatkan jumlah kompensasi maka pegawai perusahaan perlu meningkatkan produktivitas
mereka. Seringkali faktor yang menyebabkan peningkatan produktivitas berada di luar perusahaan
atau karyawan itu sendiri seperti misalnya penggunaan teknologi terbaru, metode baru atau teknik
manajemen yang lebih baik.
4. Biaya Hidup
Biaya hidup pada suatu tempat dapat mempengaruhi tingkat kompensasi katyawan. Jika di suatu
tempat biaya hidupnya tinggi maka akan tinggi pula tingkat kompensasinya. Sebaliknya jika biaya
hidup di suatu tempat rendah maka tingkat kompensasinya juga akan rendah.
5. Serikat Pekerja
Jika serikat pekerja kuat dan pberpengaruh, maka tingkat kompensasi yang diperoleh cenderung
tinggi. Sebaliknya jika serikat pekerjanya lemah, maka tingkat kompensasi yang diperoleh juga relatif
lebih kecil.
1. Character
Prinsip ini dilihat dari segi kepribadian nasabah. Hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara
antara Customer Service kepada nasabah yang hendak mengajukan kredit, mengenai latar belakang,
kebiasaan hidup, pola hidup nasabah, dan lain-lain. Inti dari prinsip Character ini ialah menilai calon
nasabah apakah bisa dipercaya dalam menjalani kerjasama dengan bank.
2. Capacity
Prinsip ini adalah yang menilai nasabah dari kemampuan nasabah dalam menjalankan keungan yang
ada pada usaha yang dimilikinya. Apakah nasabah tersebut pernah mengalami sebuah permasalahan
keuangan sebelumnya atau tidak, di mana prinsip ini menilai akan kemampuan membayar kredit
nasabah terhadap bank.
3. Capital
Yakni terkait akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki, khususnya nasabah yang mempunyai
sebuah usaha. Capital dinilai dari laporan tahunan perusahaan yang dikelola oleh nasabah, sehingga
dari penilaian tersebut, pihak bank dapat menentukan layak atau tidaknya nasabah tersebut mendapat
pinjaman, lalu seberapa besar bantuan kredit yang akan diberikan.
4. Collateral
Prinsip ke-empat yang perlu diperhatikan. Prinsip ini perlu diperhatikan bagi para nasabah ketika
mereka tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan pinjaman dari pihak bank. Jika
hal demikian terjadi, maka sesuai dengan ketentuan yang ada, pihak bank bisa saja menyita aset yang
telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.
5. Condition
Prinsip ini dipengaruhi oleh faktor di luar dari pihak bank maupun nasabah. Kondisi perekonomian
suatu daerah atau Negara memang sangat berpengaruh kepada kedua belah pihak, di mana usaha yang
dijalankan oleh nasabah sangat tergantung pada kondisi perekonomian baik mikro maupun makro,
sedangkan pihak bank menghadapi permasalahan yang sama. Untuk memperlacar kerjasama dari
kedua belah pihak, maka penting adanya untuk memperlancar komunikasi antara nasabah dengan
bank.