8
Tabel 4 Rangkuman Hasil Uji Anava Tiga Jalan Aspek Kognitif, Afektif, Psikomotor
1
Prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang diukur dalam
kreativitas tinggi lebih baik dari siswa yeng motivasi intrinsik siswa. Motivasi intrinsik
memiliki kreativitas rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang
dipahami karena siswa yang memiliki muncul dari dalam diri seseorang seperti
kreativitas tinggi memiliki faktor-faktor minat atau keingintahuan (curiosity),
yang mempengaruhi kreativitas antara lain: sehingga seseorang tidak lagi termotivasi
a) kelancaran berfikir (fluency of thinking), oleh bentuk-bentuk insentif atau hukuman,
yang menggambarkan banyaknya gagasan Woolfolk (Uno, 2010).
yang keluar dalam pemikiran seseorang; b) Siswa yang memiliki motivasi
Fleksibilitas (keluwesan) yaitu kemampuan berprestasi tinggi cenderung menghasilkan
untuk menggunakan bermacam-macam prestasi belajar kognitif, afektif, dan
pendekatan dalam mengatasi persoalan; c) psikomotor yang lebih baik dibandingkan
Orisinalitas (keaslian) yaitu kemampuan siswa yang memiliki motivasi berprestasi
seseorang untuk mencetuskan gagasan asli; rendah. Hal ini bisa dipahami karena
d) Elaborasi yaitu kemampuan untuk seseorang yang memiliki motivasi
mengembangkan ide-ide tersebut secara berprestasi tinggi memiliki ciri antara lain:
terperinci (Munandar, 2004). Karena siswa 1) memiliki rasa tanggung jawab yang
yang memiliki kreativitas tinggi memiliki besar dalam melakukan pekerjaan; 2)
banyak gagasan dan mampu menggunakan umpan balik sebagai tolak
mengembangkan ide-ide dalam mengatasi ukur untuk melakukan strategi dan tindakan
persoalan baru sehingga kelompok ini tidak yang lebih baik guna mendapatkan prestasi;
kesulitan bila menjumpai kasus yang lebih 3) dapat memprediksi resiko dan cara
aplikatif. Dengan demikian siswa yang mengatasinya dengan tindakan yang
memiliki kreativitas tinggi akan lebih rasional; 4) cenderung bersikap kreatif dan
mudah mengerjakan soal yang bersifat inovatif.
penerapan sehingga prestasi belajarnya Siswa yang memiliki motivasi
lebih baik dari kelompok kreativitas rendah. berprestasi tinggi akan selalu merasa ingin
3. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap menambah pengetahuan dan ketrampilan
prestasi belajar siswa.
serta pengalamannya melalui belajar,
Motivasi berprestasi tinggi dan rendah
berusaha memecahkan masalah yang
memberikan pengaruh yang signifikan
dihadapi, tanggap terhadap rangsangan
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif,
yang datang dan inovatif. Dengan demikian
dan psikomotor siswa. Dalam hal ini
siswa yang motivasi berprestasinya tinggi
akan berusaha lebih memahami materi Lebih lanjut interaksi antara Guided
pembelajaran yang pada akhirnya akan Inquiry Model LKS terbimbing dan LKS
mendapatkan prestasi yang lebih baik dari bebas termodifikasi dengan kreativitas
pada siswa yang memiliki motivasi (tinggi) memberikan pengaruh yang
berprestasi rendah. signifikan terhadap prestasi kognitif. Hal ini
4. Interaksi Model dan kreativitas bisa dipahami karena siswa yang
terhadap prestasi belajar.
mempunyai kreativitas tinggi cenderung
Terdapat interaksi antara Guided
akan aktif disetiap tahapan pembelajaran
Inquiry Model (LKS terbimbing dan LKS
terutama pada tahapan merancang dan
bebas termodifikasi) dan kreativitas
melaksanakan percobaan, sehingga siswa
terhadap prestasi belajar kognitif. Temuan
tersebut akan menemukan sendiri konsep
yang menyatakan adanya interaksi antara
yang merupakan inti dari materi
Guided Inquiry Model (LKS terbimbing
pembelajaran yang bisa tersimpan lama
dan LKS bebas termodifikasi) kreativitas
dalam memori siswa tersebut.
terhadap prestasi belajar kognitif bisa
Berbeda dengan temuan pada aspek
dipahami karena model pembelajaran ini
kognitif diatas, pada aspek psikomotor dan
berfokus pada proses berpikir yang
afektif tidak ditemukan adanya interaksi
membangun pemahaman mereka sendiri
antara Guided Inquiry Model (LKS
berdasarkan pengalaman yang mereka tahu.
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi)
Pengalaman yang siswa dapatkan selama
dan kreativitas. Hal ini terjadi karena
pembelajaran dengan bimbingan guru
kreativitas siswa dalam setiap tahap
selama tahapan: merumuskan masalah,
pembelajaran berbeda, sehingga hasil
membuat hipotesis, merancang percobaan,
prestasi belajar psikomotor dan afektif yang
melakukan percobaan, membuat
diambil melalui tes dan angket afektif di
kesimpulan, mempresentasikan hasil
akhir pembelajaran setelah lima kali
percobaan, serta diberinya penguatan dan
pertemuan tidak memberikan pengaruh
refleksi pada akhir pembelajaran (Kuhlthau,
yang signifikan.
2004). Kreativitas siswa sangat menentukan
5. Interaksi model perlakuan dan motivasi
keberhasilan proses pembelajaran mulai
berprestasi terhadap prestasi belajar
dari merumuskan masalah sampai
siswa.
melakukan percobaan dan sampai akhirnya
Dari rata-rata prestasi belajar
menemukan sendiri konsep yang tercakup
kognitif, afektif dan psikomotor (Tabel 1)
di dalam materi pembelajaran.
terlihat bahwa siswa yang belajar
menggunakan Guided Inquiry Model LKS merancang dan melaksanakan percobaan
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi dalam pembelajaran Guided Inquiry Model,
tidak mampu memberikan pengaruh yang sedangkan motivasi berprestasi adalah
signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan keinginan untuk mendapatkan prestasi atau
demikian dapat dikatakan antara LKS yang lebih baik mendapatkan hasil yang
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi lebih tinggi. Seseorang yang memiliki
serta motivasi berprestasi saling kreativitas tinggi belum tentu memiliki
independen. motivasi berprestasi tinggi, demikian pula
Dari hasil analisis di atas dapat sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan
dijelaskan bahwa LKS yang diinteraksikan tidak adanya interaksi antara kreativitas dan
dengan motivasi berprestasi menjadikan motivasi berprestasi terhadap prestasi
siswa memiliki prestasi belajar yang tidak belajar kognitif.
berbeda dari kedua kelompok penelitian. Berbeda dengan prestasi belajar
Dengan tidak adanya perbedaan yang kognitif, (Tabel 4) terlihat bahwa terdapat
signifikan menunjukkan bahwa kedua interaksi antara kreativitas dan motivasi
variabel yang diinteraksikan dapat saling berprestasi terhadap prestasi belajar afektif
mengisi atau saling menghambat sehingga dan psikomotor siswa. Siswa yang memiliki
dapat mengaburkan pengaruhnya terhadap kreativitas (tinggi) dengan motivasi
prestasi belajar. Karena kedua variabel berprestasi (tinggi dan rendah) memberikan
saling independen sehingga menyebabkan pengaruh signifikan terhadap prestasi
tidak terjadi interaksi antara Guided Inquiry belajar psikomotor. Sedangkan interaksi
Model LKS terbimbing dan LKS bebas antara kreativitas (tinggi dan rendah)
termodifikasi) dan motivasi berprestasi dengan motivasi berprestasi (tinggi)
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, memberikan pengaruh signifikan terhadap
dan psikomotor. prestasi belajar psikomotor. Demikian juga
6. Interaksi antara kreativitas dan siswa yang memiliki kreativitas (tinggi dan
motivasi berprestasi terhadap prestasi
rendah) dengan motivasi berprestasi
belajar siswa.
Tidak terdapat interaksi antara kreativitas (tinggi) memberikan pengaruh signifikan
dan motivasi berprestasi terhadap prestasi terhadap prestasi belajar afektif.
belajar kognitif. Temuan tersebut Hasil di atas bisa dipahami karena
dimungkinkan terjadi mengingat kreativitas siswa yang memiliki kreativitas tinggi aktif
berkaitan erat dengan sikap dalam dan inovatif di setiap tahapan pembelajaran
mengaktualisasi diri selama kegiatan sehingga siswa tersebut akan mengingat
semua kegiatan yang dilakukan, yang pada yang dimaksud sesuai dengan sikap yang
akhirnya siswa yang memiliki kreativitas terbentuk setelah siswa melakukan kegiatan
(tinggi) dengan motivasi berprestasi (tinggi ilmiah. Sikap tersebut meliputi: 1) Karaker,
dan rendah) akan mendapatkan prestasi antara lain: jujur, teliti, tanggung jawab,
psikomotor yang lebih tinggi. Sedangkan menghargai orang lain. 2) Ketrampilan
siswa yang memiliki motivasi berprestasi sosial, yaitu dapat bekerjasama dengan
(tinggi) pasti akan berusaha untuk orang lain. (Rustaman, 2007). Prestasi
mendapatkan prestasi terbaik dengan cara belajar afektif/sikap itulah yang
belajar dan mengingat kembali apa saja dikembangkan dalam penelitian ini. Hal ini
yang dikerjakan selama kegiatan terbukti bahwa pembelajaran biologi
pembelajaran. Hal itulah yang dengan Guided Inquiry Model
menyebabkan siswa yang memiliki menggunakan LKS terbimbing dan LKS
kreativitas (tinggi dan rendah) dengan bebas termodifikasi yang diinteraksikan
motivasi berprestasi (tinggi) mendapatkan dengan kreativitas dan motivasi berprestasi
prestasi belajar psikomotor dan afektif yang memberikan pengaruh yang signifikan
lebih baik. dalam prestasi belajar afektif.
7. Interaksi model, kreativitas dan Hasil penelitian lebih lanjut dapat
motivasi berprestasi terhadap prestasi
diketahui bahwa siswa yang belajar dengan
belajar siswa.
Tidak terdapat interaksi antara menggunakan LKS terbimbing atau LKS
Guided Inquiry Model (LKS terbimbing bebas termodifikasi, baik yang
dan LKS bebas termodifikasi), kreativitas kreativitasnya tinggi atau rendah, dan
dan motivasi berprestasi terhadap prestasi motivasi berprestasinya tinggi atau rendah
belajar kognitif dan psikomotor siswa, mempunyai kemungkinan yang sama untuk
tetapi interaksi antara Guided Inquiry mendapatkan prestasi belajar afektif yang
Model (LKS terbimbing dan LKS bebas baik. Hal ini bisa dipahami karena pada
termodifikasi), kreativitas, dan motivasi dasarnya kreativitas setiap siswa berbeda-
berprestasi memberikan pengaruh yang beda, ada yang memiliki kreativitas verbal
signifikan terhadap prestasi belajar afektif. atau kreativitas figural (Munandar, 2004).
Model pembelajaran guided inquiry Demikian juga setiap siswa pasti memiliki
dapat meningkatkan pemahaman sains, motivasi berprestasi dalam hidupnya (Uno,
produktivitas, berpikir kreatif, serta siswa 2006).
menjadi terampil dalam memperoleh dan
menganalisis informasi. Pemahaman sains Kesimpulan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan prestasi belajar siswa pada aspek kogniti;
sebagai berikut: (1) Penggunaan (7) Secara bersama-sama interaksi antara
pembelajaran Guided Inquiry Model variabel penerapan pembelajaran Guided
memberikan pengaruh terhadap prestasi Inquiry Model menggunakan LKS bebas
belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik terbimbing dan LKS bebas termodifikasi,
siswa; (2) Kreativitas memberikan variabel kreativitas (tinggi dan rendah), dan
pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, variabel motivasi berprestasi (tinggi dan
afektif dan psikomotorik siswa; (3) rendah) memberikan pengaruh yang
Motivasi berprestasi memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa
terhadap prestasi kognitif, afektif, dan pada aspek afektif, tetapi tidak
psikomotorik siswa; (4) Pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar siswa pada
dengan Guided Inquiry Model aspek kognitif dan psikomotorik.
menggunakan LKS terbimbing dan LKS Hasil penelitian ini memberikan
bebas termodifikasi secara bersama-sama gambaran yang jelas tentang penerapan
dengan kreativitas memberikan pengaruh pembelajaran biologi dengan Guided
yang signifikan terhadap prestasi belajar Inquiry Model menggunakan LKS
siswa pada aspek kognitif, tetapi tidak terbimbing dan LKS bebas termodifikasi
mempengaruhi prestasi belajar siswa pada ditinjau dari kreativitas dan motivasi
aspek afektif dan psikomotorik; (5) berprestasi siswa pada materi pembelajaran
Pembelajaran biologi dengan Guided sistem peredaran darah.
Inquiry Model menggunakan LKS Implikasi praktis yang dapat
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi dikemukakan berdasarkan kesimpulan
secara bersama-sama dengan motivasi penelitian ini antara lain: (1) Pembelajaran
berprestasi tidak memberikan pengaruh biologi menggunakan Guided Inquiry
yang signifikan terhadap prestasi belajar Model menggunakan LKSterbimbing dan
siswa pada aspek kognitif, afektif dan LKS bebas termodifikasi layak dijadikan
psikomotorik; (6) Secara bersama-sama alternatif dalam mengembangkan prestasi
interaksi antara variabel kreativitas (tinggi belajar siswa; (2) Pembelajaran biologi
dan rendah) dan variabel motivasi menggunakan Guided Inquiry Model dapat
berprestasi (tinggi dan rendah) memberikan membentuk karakter dan ketrampilan sosial
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi siswa antara lain sikap jujur, teliti,
belajar siswa pada aspek afektif dan tanggung jawab, menghargai dan
psikomotorik, tetapi tidak mempengaruhi bekerjasama dengan orang lain; (3)
Pembelajaran biologi menggunakan Munandar, U. (2004). Pengembangan
Guided Inquiry Model menggunakan LKS Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi Rineka Cipta.
lebih efektif jika dipergunakan pada siswa Rustaman, N. (2007). Strategi Belajar
yang memiliki kreativitas dan motivasi Mengajar Biologi. Malang: Penerbit
berprestasi tinggi; (4) Kreativitas dan Universitas Negeri Malang.
motivasi berprestasi perlu mendapatkan Umar. (2007). The Effects of a Web-based
perhatian guna tercapainya prestasi belajar Guided Inquiry Approach on
yang maksimal. Students’ Achievement. Journal of
Computers, 2 (5): 4-5.
Daftar Pustaka Uno. (2006). Teori Motivasi &
Brichman. (2009). Effects of Inquiry Lease Pengukurannya. Analisis di Bidang
– Learning on Students Science Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Literancy Shield and Confidence. Aksara.
International Journal for The
Confidence of Teaching and
Learning, 3 (2): 10-12.
Dahar, R W. (1989). Teori-teori Belajar.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hussain, A. (2011). Physics Teaching
Methods: Scientific inquiry VS
Traditional Lecture. International
Journal of Humanities and Social
Science, 1 (19): 5-7.
Kuhlthau, C,Maniotes, L, and Caspari, K.
(2007). Guided Inquiry: Learning in
the 21st century.
London: Westport, Connecticut.
Leech, Howell & Egger. (2004). A Guided
Inquiry Approach to Learning the
Geology of the U.S. Journal of
Geoscience Education, 52 (4): 4-6.