Anda di halaman 1dari 15

BIOEDUKASI ISSN : 1693-2654

Volume 6, Nomor 2 Agustus 2013


Halaman 46-57

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN GUIDED INQUIRY MODEL


MENGGUNAKAN LKS TERBIMBING DAN LKS BEBAS
TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN MOTIVASI
BERPRESTASI SISWA
Juli Sukimarwati1, Widha Sunarno 2, Sugiyarto3
1
SMA Kebakkramat
2,3
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
E-mail : juli_sukimarwati@yahoo.co.id
Diterima 02 Juni 2013, Disetujui 21 Juli 2013

ABSTRAK-Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran biologi


dengan Guided Inquiry Model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi,
kreativitas, motivasi berprestasi siswa, serta interaksinya terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Madiun tahun pelajaran 2012-
2013. Sampel diperoleh dengan teknik cluster random sampling terdiri dari 2 kelas XI A1
and XI A3. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk prestasi belajar kognitif,
psikomotor, dan mengukur kreativitas, serta angket untuk motivasi berprestasi dan prestasi
belajar afektif. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan, berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan: 1) guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas
termodifikasi memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan
psikomotorik, 2) kreativitas memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif
dan psikomotorik, 3) motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadap prestasi kognitif,
afektif, dan psikomotorik, 4) terdapat interaksi antara guided inquiry model menggunakan
LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi dengan kreativitas terhadap prestasi belajar
kognitif, tetapi tidak pada prestasi belajar afektif dan psikomotorik, 5) tidak terdapat
interaksi antara guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas
termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan
psikomotorik, 6) terdapat interaksi antara kreativitas dan motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar afektif dan psikomotorik, tetapi tidak pada prestasi belajar kognitif, 7)
terdapat interaksi antara guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas
termodifikasi, dengan kreativitas dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar afektif,
tetapi tidak pada prestasi belajar kognitif dan psikomotorik.

Kata kunci: inquiry, LKS, kreativitas, motivasi, peredaran darah

Pendahuluan sikap di dalamnya. Dalam menghadapi


Sains dianggap menduduki posisi kehidupan masa sekarang dan yang akan
penting dalam pengembangan karakter datang, hampir mustahil jika seseorang atau
masyarakat dan bangsa karena kemajuan sekelompok orang dapat bertahan hidup
pengetahuannya yang sangat pesat, tanpa science disposition and ability in
keampuhan prosesnya yang dapat ditransfer science. Menurut Cain dan Evans
pada bidang lain, serta muatan nilai dan
(Rustaman, 2007), pembelajaran sains sains, terutama dalam penguasaan
mengandung empat hal, yaitu: konten ketrampilan proses sains. Proses
(produk), proses (metode), sikap, dan pembelajaran ini memungkinkan siswa
teknologi. Sains sebagai konten (produk) memperoleh pengalaman belajar yang
berarti bahwa dalam sains terdapat fakta, beragam dan relatif lebih bermakna.
hukum, prinsip, dan teori yang sudah KTSP dikembangkan berdasar
diterima kebenarannya. Sains sebagai suatu student centered yaitu pembelajaran
proses atau metode berarti bahwa sains berpusat pada siswa. Namun kenyataannya
merupakan metode untuk mendapatkan kegiatan belajar yang selama ini dilakukan
pengetahuan. Sains merupakan sikap, sebagian besar berpusat pada guru (teacher
artinya dalam sains terkandung sebagai centered). Dalam pembelajaran ini guru
sikap seperti tekun, terbuka, jujur, dan banyak memberi informasi, siswa kurang
objektif, sedangkan sains sebagai teknologi diberi waktu untuk mengemukakan ide-ide,
mengandung pengertian bahwa sains memberi pengalaman-pengalaman abstrak,
mempunyai keterkaitan dan digunakan kurang memberi waktu untuk memecahkan
dalam kehidupan sehari-hari. masalah, serta pembelajaran homogen. Hal
Pembelajaran sains tidak lain ini menyebabkan rendahnya prestasi siswa
merupakan proses konstruksi pengetahuan di tingkat lokal maupun global.
(sains) melalui aktivitas berfikir anak. Rendahnya prestasi belajar siswa
Dalam keadaan ini, anak diberi kesempatan merupakan hal yang serius yang harus
untuk mengembangkan pengetahuannya diperhatikan guru dalam mengikuti
secara mandiri melalui proses komunikasi perkembangan jaman yang terus
yang menghubungkan pengetahuan awal berkembang. Guru adalah pendidik
yang dimiliki dengan pengetahuan yang profesional dengan tugas utama mendidik,
akan mereka temukan. Proses pembelajaran mengajar, membimbing, mengarahkan,
tersebut hendaknya harus mencakup tiga melatih dan menilai. Seorang guru harus
aspek yang harus diperoleh siswa, yaitu berwawasan jauh ke depan mengikuti alur
ketrampilan berfikir kognitif (minds on), perubahan dan pergeseran secara cepat
ketrampilan psikomotorik (hands on), dan yang terjadi pada kehidupan manusia
ketrampilan sosial (hearts on). Penerapan khususnya di bidang pendidikan. Untuk
model pembelajaran berbasis ketrampilan kepentingan pribadi, sosial, ekonomi, dan
proses sains secara riil mampu lingkungan siswa perlu dibekali dengan
meningkatkan pencapaian hasil belajar
2
kompetensi yang memadai agar menjadi pembelajaran 2010-2011 rata-rata nilai
peserta aktif dalam masyarakat. untuk KD tersebut baru mencapai 70,35
SMA Negeri 6 sebagai salah satu dengan KKM 72, sedangkan pada tahun
sekolah yang terletak di tengah kota pembelajaran 2011-2012 rata-rata nilai baru
sehingga menjadi salah satu alternatif mencapai 71,75 dengan KKM 75.
pilihan sekolah untuk jenjang pendidikan Kurang maksimalnya prestasi belajar
menengah atas. Input siswa yang masuk siswa dapat disebabkan karena
sangat beragam, baik itu menyangkut pembelajaran di kelas masih bersifat
intelektual, kreativitas maupun motivasi teacher centered, sehingga siswa tidak
berprestasinya. Prestasi belajar siswa SMA terlibat secara aktif dalam proses
Negeri 6 Madiun bisa dikatakan belum pembelajaran. Selain itu pendekatan dan
maksimal, yang terlihat dari perolehan nilai model pembelajaran yang digunakan masih
di setiap akhir KD masih banyak siswa bersifat tekstual dan belum mengarah pada
yang harus menempuh remedial untuk pencapaian pengetahuan konstruktivis dan
mencapai KKM. Dalam kompetisi di kurang melibatkan sikap ilmiah siswa
bidang akademik SMA Negeri 6 masih sesuai karakteristik materi biologi.
kurang bisa bersaing dengan SMA Negeri Pelaksanaan pembelajaran sains (Biologi)
lain di kota Madiun. Sebagai contoh, dalam yang terjadi masih dalam batasan
kompetisi Olimpiade Sains Nasional penghapalan konsep, siswa kurang diajak
Biologi tingkat kota Madiun baru berinkuiri yang melibatkan keaktifan
menduduki peringkat ke-6 dan ke-7 pada sehingga siswa belum memperoleh
tahun 2011 dan masih berada pada pengalaman belajar yang beragam dan
peringkat ke-7 pada tahun 2012 ini. relatif lebih bermakna melalui ketrampilan
Sistem peredaran darah merupakan proses sains, akibatnya siswa kurang
salah satu materi yang dirasa sulit bagi antusias dalam proses kegiatan belajar
guru, karena banyak materi yang tidak bisa mengajar.
diamati langsung oleh siswa. Hasil Berangkat dari kondisi nyata (real),
pengamatan prestasi belajar biologi pada fakta dan kondisi ideal di atas, untuk
rata-rata ulangan harian KD. 3.2 mengatasi agar siswa mampu berperan aktif
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, dalam pembelajaran maka perlu adanya
fungsi dan proses serta kelainan/penyakit inovasi dalam menggunakan beberapa
yang dapat terjadi pada sistem peredaran pendekatan, strategi dan model
darah, masih di bawah KKM. Pada tahun pembelajaran. Model pembelajaran
3
memiliki peranan yang sangat penting percobaan (eksplorasi), melaksanakan
dalam keberhasilan pendidikan. percobaan (formulasi), membuat
Penggunaan model yang tepat akan kesimpulan (koleksi), mengkomunikasikan
menentukan efektivitas dan efesiensi suatu hasil percobaan (presentasi), dan tahap
proses pembelajaran. Model belajar penilaian. Model pembelajaran ini akan
penemuan (inquiry learning) yang lebih efektif bila ditunjang oleh media
dikembangkan oleh Bruner beranggapan pembelajaran yang sesuai. Pada penelitian
bahwa belajar penemuan adalah pencarian ini digunakan LKS terbimbing dan LKS
pengetahuan secara aktif oleh manusia bebas termodifikasi sebagai media
(Dahar, 1989). Menurut Bruner selama pembelajaran.
kegiatan berlangsung, siswa diberi Menurut Semiawan (Rustaman, 2007)
kesempatan untuk mencari atau dikemukakan bahwa: Belajar dengan
menemukan sendiri makna dari segala menggunakan LKS menuntut siswa untuk
sesuatu yang dipelajarinya. Dengan lebih aktif, baik mental atau fisik di dalam
berusaha sendiri dalam pemecahan masalah kegiatan pembelajaran. Siswa dibiasakan
serta pengetahuan yang menyertainya dapat untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis
menghasilkan pengetahuan yang benar- karena dengan LKS ini siswa dituntut untuk
benar bermakna. mencari informasi sendiri, baik melalui
Guided Inquiry Model merupakan percobaan, diskusi dengan teman atau
model pembelajaran yang menekankan membaca buku. LKS terbimbing adalah
dalam proses penemuan konsep.Guided lembar kegiatan yang disusun dengan
inquiry model berusaha meletakkan dasar harapan siswa mampu mengasimilasi suatu
dan mengembangkan cara metode ilmiah, konsep melalui tahapan merumuskan
dan menempatkan siswa lebih banyak masalah, membuat dugaan, merencanakan
belajar sendiri/kelompok untuk dan melakukan percobaan, menganalisis
memecahkan masalah. Model ini hasil percobaan serta membuat kesimpulan.
mengembangkan ketrampilan proses sains Siswa dibiarkan menemukan sendiri
dan memusatkan perhatian pada pemecahan masalah. Guru hanya
pengembangan motivasi, dan kemampuan membimbing dan memberikan arahan-
kreatif. Tahapan model pembelajaran arahan serta instruksi yang berupa
Guided inquiry (Kuhlthau, 2007) diawali pertanyaan-pertanyaan sampai pada suatu
dengan tahap perumusan masalah (inisiasi), kesimpulan tentang materi yang diajarkan.
membuat hipotesis (seleksi), merancang Sedangkan LKS bebas termodifikasi
4
hampir sama dengan LKS terbimbing. orisinalitas (keaslian), yaitu kemampuan
Penentuan masalah dari guru untuk seseorang untuk menentukan gagasan asli;
dipecahkan dan tetap memperoleh 4) elaborasi, yaitu kemampuan untuk
bimbingan tapi lebih sedikit dan tidak mengembangkan ide-ide dan menguraikan
terstruktur. Dengan menggunakan kedua ide-ide tersebut secara terperinci.
media tersebut siswa dibimbing untuk Selain kreativitas, motivasi
mengembangkan kemampuan berpikir kritis berprestasi siswa juga dapat mempengaruhi
dan diharapkan prestasi belajar dapat prestasi hasil belajar. Menurut McCleland
meningkat serta lebih terlibat aktif dalam (Uno, 2006) motivasi muncul didasarkan
pembelajaran. pada tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu: 1)
Kreativitas siswa merupakan faktor kebutuhan akan kekuasaan; 2) kebutuhan
yang sangat menunjang keberhasilan proses untuk berafiliasi yang tercermin dalam
pembelajaran. Kreativitas bersumber pada terwujudnya situasi bersahabat dengan
kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, orang lain; dan 3) kebutuhan berprestasi
mewujudkan potensi, dorongan untuk yang diwujudkan dalam bentuk
berkembang dan menjadi matang, keberhasilan melakukan sesuatu tugas
kecenderungan untuk mengapresiasikan dan tertentu yang diberikan kepadanya.
mengaktifkan semua kemampuan seseorang Motivasi berprestasi dapat dikembangkan
(Munandar, 2004). Seseorang dikatakan dengan cara mengatur cara dan waktu
dapat mengaktualisasi diri apabila dapat belajar dengan baik untuk mencapai tujuan
menggunakan semua bakat dan talenta yang tertentu yaitu berprestasi yang lebih baik
dimiliki dalam mewujudkan potensi diri. atau ingin mendapatkan hasil yang lebih
Kreativitas dibedakan menjadi dua, yaitu tinggi. Ditinjau dari sifat motivasi
kreativitas verbal, dan figural. Pada dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi
penelitian ini digunakan kreativitas verbal. intrinsik dan ekstrinsik. Pada penelitian ini
Siswa yang memiliki kreativitas verbal yang diperhatikan adalah motivasi instrisik
mempunyai 4 faktor penting, yaitu: 1) siswa. Motivasi intrinsik disebabkan oleh
kelancaran berfikir (fluency of thinking), adanya faktor-faktor yang muncul dari
yang menggambarkan banyaknya gagasan dalam diri seseorang seperti minat atau
yang keluar dalam pemikiran seseorang; 2) keingintahuan (curiosity), sehingga
fleksibilitas (keluwesan), yaitu kemampuan seseorang tidak lagi termotivasi oleh
untuk menggunakan bermacam-macam bentuk-bentuk insentif atau hukuman,
pendekatan dalam mengatasi persoalan; 3) Woolfolk (Uno, 2006). Konsep motivasi
5
intrinsik mengidentifikasikan tingkah laku penelitian ini adalah Guided Inquiry Model
siswa terhadap sesuatu, apabila siswa (LKS terbimbing dan LKS bebas
menyenangi suatu kegiatan, maka termodifikasi), variabel moderator adalah
termotivasi untuk melakukan kegiatan kreativitas dan motivasi berprestasi, serta
tersebut. Jika siswa menghadapi tantangan variabel terikat adalah prestasi belajar ranah
dan merasa yakin dirinya mampu, maka kognitif, afektif, dan psikomotor. Data yang
siswa tersebut akan melaksanakan kegiatan diperoleh kemudian dianalisis
tersebut dengan baik. menggunakan uji anava. Teknik
Berdasarkan uraian di atas, maka pengambilan sampel menggunakan teknik
dilakukan penelitian dengan judul cluster random sampling. Sampel yang
Pembelajaran Biologi dengan Guided digunakan dalam penelitian ini ada 2 kelas,
Inquiry Model Menggunakan LKS yaitu kelas XI IPA 3 sebagai kelas
Terbimbing dan LKS Bebas Termodifikasi eksperimen pertama dengan guided inquiry
Ditinjau Kreativitas dan Motivasi model menggunakan LKS terbimbing dan
Berprestasi Siswa. Tujuan dari penelitian kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
ini adalah untuk mengetahui pengaruh kedua dengan guided inquiry model
model pembelajaran Guided Inquiry dengan menggunakan LKS bebas termodifikasi.
menggunakan LKS terbimbing dan LKS Teknik pengumpulan data dalam
bebas termodifikasi, kreativitas penelitian ini menggunakan: (1) metode tes
(tinggi/rendah), motivasi berprestasi untuk prestasi belajar kognitif dan
(tinggi/rendah), dan interaksinya terhadap psikomotor juga untuk mengetahui
prestasi belajar siswa. kreativitas siswa, (2) metode angket
digunakan untuk mengetahui prestasi
Metode Penelitian belajar afektif dan motivasi berprestasi
Penelitian dilaksanakan di SMAN 6 siswa, (3) metode observasi dilakukan
Madiun Tahun Pelajaran 2012-2013. untuk mendapatkan kumpulan data dari
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen aktivitas belajar siswa pada saat melakukan
murni. Kelompok eksperimen I diajar kegiatan praktikum dan untuk pengamatan
dengan Guided Inquiry Model perilaku pada setiap tatap muka untuk
menggunakan LKS terbimbing dan mendukung penilaian afektif dan
kelompok eksperimen II dengan Guided psikomotor siswa.
Inquiry Model menggunakan LKS bebas Instrumen pelaksanaan penelitian
termodifikasi. Variabel bebas dalam dalam penelitian ini berupa: Silabus,
6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bebas Termodifikasi
dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen Prestasi Belajar
Media Psiko
pengambilan data digunakan tes, angket Kognitif Afektif
motor
dan observasi. Tes digunakan untuk
LKS
mengukur prestasi belajar kognitif, Terbimbing 77,35 79,38 82,00
psikomotor dan kreativitas siswa. Angket
digunakan untuk mengukur prestasi belajar LKS Bebas
Termodifikasi 71,56 75,94 75,65
afektif dan motivasi berprestasi. Observasi
untuk mendukung penilaian afektif dan
psikomotor siswa. Tabel 2 Rata-rata Prestasi Belajar
Berdasarkan Kreativitas
Uji normalitas data menggunakan Prestasi
metode Lillieforce, homogenitas digunakan Psiko
Kreativitas Kognitif Afektif
adalah uji Barlett. Pengujian hipotesis motor
menggunakan uji anavadengan bantuan
software SPSS 18. Kreativitas
Tinggi 78,58 80,00 82,89
Hasil dan Pembahasan
Perbandingan prestasi belajar pada Kreativitas
ranah kognitif LKS terbimbing 77,35 dan Rendah 69,81 75,03 74,25
LKS bebas termodifikasi 71,56. Pada ranah
afektif LKS terbimbing 79,38 sedangkan Kelompok kreativitas tinggi
LKS bebas termodifikasi 75,94. Pada ranah memperoleh nilai kognitif 78,58, afektif
psikomotor LKS terbimbing 82,00 80,00 dan psikomotor 82,89. Pada
sedangkan LKS bebas termodifikasi 75,65 kelompok kreativitas rendah didapatkan
(Tabel 1). Dari ketiga ranah belajar tersebut nilai kognitif 69,81, afektif 75,03 dan
ternyata siswa yang belajar dengan psikomotor 74,25 (Tabel 2). Dari hasil
menggunakan LKS terbimbing memperoleh tersebut bisa dikatakan bahwa nilai prestasi
nilai prestasi belajar lebih baik dari pada belajar dari kelompok kreativitas tinggi
siswa yang belajar dengan menggunakan lebih baik dari kelompok kreativitas rendah
LKS bebas termodifikasi. baik dari ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
Tabel 1 Rata-Rata Prestasi Belajar
Berdasarkan Guided Inquiry Model
dengan LKS Terbimbing dan LKS
7
Tabel 3 Rata-rata Prestasi Belajar Siswa yang belajar dengan Guided Inquiry
berdasarkan Motivasi Berprestasi
Model menggunakan LKS terbimbing
Motivasi Prestasi
Berprestasi Kognitif Afektif Psikomotor
menghasilkan prestasi belajar kognitif,
Motivasi afektif, dan psikomotor yang lebih baik
Berprestasi
Tinggi 77,62 80,09 81,00 dibandingkan siswa yang belajar dengan

Motivasi Guided Inquiry Model menggunakan LKS


Berprestasi
bebas termodifikasi.
Rendah 71,29 75,24 76,65
Secara umum, Guided Inquiry Model
Rata-rata prestasi belajar pada dengan menggunakan LKS terbimbing dan
kelompok motivasi berprestasi tinggi LKS bebas termodifikasi memberikan hasil
memperoleh nilai kognitif 77,62, afektif yang positip terhadap prestasi belajar siswa
80,09, dan psikomotor 81,00. Sedangkan yang ditunjukkan dengan tingginya
pada kelompok motivasi berprestasi rendah pencapaian hasil tes prestasi belajar yang
mendapatkan nilai kognitif 71,29, afektif diberikan. Hal ini sejalan dengan pengertian
75,24 dan psikomotor 76,65 (Tabel 3). Guided Inquiry Model, yaitu model
Hasil tersebut menunjukkan bahwa prestasi mengajar yang berusaha meletakkan dasar
belajar dari kelompok motivasi berprestasi dan mengembangkan cara berpikir ilmiah.
tinggi lebih baik dari kelompok motivasi Model ini menempatkan siswa lebih banyak
berprestasi rendah baik dari ranah kognitif, belajar untuk memecahkan permasalahan
afektif dan psikomotor. yang diberikan guru. Guru memberikan
Pembahasan hasil uji hipotesis dalam pengarahan dan bimbingan kepada siswa
penelitian ini adalah: dalam setiap kegiatan. Konsep-konsep dan
1. Pengaruh Guided Inquiry Model prinsip-prinsip yang harus ditemukan oleh
menggunakan LKS terbimbing dan
siswa melalui kegiatan, dituliskan dengan
LKS bebas termodifikasi terhadap
prestasi belajar siswa. tepat melalui LKS terbimbing dan LKS
Hasil analisis secara deskriptif
bebas termodifikasi yang dibuat oleh guru.
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
rata-rata prestasi belajar kognitif, afektif
dan psikomotor antara siswa yang belajar
dengan Guided Inquiry Model
menggunakan LKS terbimbing dan siswa
yang belajar denganGuided Inquiry Model
menggunakan LKS bebas termodifikasi.

8
Tabel 4 Rangkuman Hasil Uji Anava Tiga Jalan Aspek Kognitif, Afektif, Psikomotor

p-value Prestasi Belajar


No Yang diuji
Kognitif Afektif Psikomotor
1 Guided Inquiry Model
0,005
(LKS Terbimbing/ Bebas 0,037 0,006
Termodifikasi)
2 Kreativitas 0,000 0,000 0,000
3 Motivasi_berprestasi 0,003 0,000 0,041
4 Guided_
0,036 0,634 0,647
inquiry* kreativitas
5 Guided_
inquiry * motivasi_ 0,905 0,628 0,187
berprestasi
6 Kreativitas * motivasi_
0,992 0,046 0,029
berprestasi
7 Guided_
inquiry * kreativitas * motivasi_ 0,383 0,031 0795
berprestasi

Hasil dari temuan tersebut sejalan melalui tahapan merumuskan masalah,


dengan hasil-hasil penelitian terdahulu membuat dugaan, menjelaskan, membuat
antara lain, penelitian yang dilakukan kesimpulan. Siswa dibiarkan menemukan
oleh Brichman (2009), Hussain (2011), pemecahan masalah.Sedangkan siswa yang
Leech (2004), Umar (2007), yang belajar dengan menggunakan LKS bebas
menyimpulkan bahwa model termodifikasi bimbingan yang diberikan
pembelajaran Guided Inquiry dapat guru lebih sedikit dan kurang terstruktur.
meningkatkan prestasi belajar siswa 2. Pengaruh kreativitas terhadap prestasi
belajar siswa.
Rata-rata hasil belajar siswa yang
Kreativitas tinggi dan rendah
diberi LKS terbimbing menghasilkan
memberikan pengaruh yang signifikan
prestasi belajar kognitif, afektif, dan
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif
psikomotrik lebih baik dari pada siswa yang
dan psikomotor siswa. Rata-rata hasil
diberi LKS bebas termodifikasi.Hal ini
belajar siswa yang memiliki kreativitas
wajar karena siswa yang belajar dengan
tinggi memberikan pengaruh yang lebih
menggunakan LKS terbimbing banyak
baik daripada siswa yang memiliki
diberikan bimbingan dengan harapan siswa
kreativitas rendah, baik pada ranah kognitif,
mampu mengasimilasi suatu konsep
afektif, dan psikomotor.

1
Prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang diukur dalam
kreativitas tinggi lebih baik dari siswa yeng motivasi intrinsik siswa. Motivasi intrinsik
memiliki kreativitas rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang
dipahami karena siswa yang memiliki muncul dari dalam diri seseorang seperti
kreativitas tinggi memiliki faktor-faktor minat atau keingintahuan (curiosity),
yang mempengaruhi kreativitas antara lain: sehingga seseorang tidak lagi termotivasi
a) kelancaran berfikir (fluency of thinking), oleh bentuk-bentuk insentif atau hukuman,
yang menggambarkan banyaknya gagasan Woolfolk (Uno, 2010).
yang keluar dalam pemikiran seseorang; b) Siswa yang memiliki motivasi
Fleksibilitas (keluwesan) yaitu kemampuan berprestasi tinggi cenderung menghasilkan
untuk menggunakan bermacam-macam prestasi belajar kognitif, afektif, dan
pendekatan dalam mengatasi persoalan; c) psikomotor yang lebih baik dibandingkan
Orisinalitas (keaslian) yaitu kemampuan siswa yang memiliki motivasi berprestasi
seseorang untuk mencetuskan gagasan asli; rendah. Hal ini bisa dipahami karena
d) Elaborasi yaitu kemampuan untuk seseorang yang memiliki motivasi
mengembangkan ide-ide tersebut secara berprestasi tinggi memiliki ciri antara lain:
terperinci (Munandar, 2004). Karena siswa 1) memiliki rasa tanggung jawab yang
yang memiliki kreativitas tinggi memiliki besar dalam melakukan pekerjaan; 2)
banyak gagasan dan mampu menggunakan umpan balik sebagai tolak
mengembangkan ide-ide dalam mengatasi ukur untuk melakukan strategi dan tindakan
persoalan baru sehingga kelompok ini tidak yang lebih baik guna mendapatkan prestasi;
kesulitan bila menjumpai kasus yang lebih 3) dapat memprediksi resiko dan cara
aplikatif. Dengan demikian siswa yang mengatasinya dengan tindakan yang
memiliki kreativitas tinggi akan lebih rasional; 4) cenderung bersikap kreatif dan
mudah mengerjakan soal yang bersifat inovatif.
penerapan sehingga prestasi belajarnya Siswa yang memiliki motivasi
lebih baik dari kelompok kreativitas rendah. berprestasi tinggi akan selalu merasa ingin
3. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap menambah pengetahuan dan ketrampilan
prestasi belajar siswa.
serta pengalamannya melalui belajar,
Motivasi berprestasi tinggi dan rendah
berusaha memecahkan masalah yang
memberikan pengaruh yang signifikan
dihadapi, tanggap terhadap rangsangan
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif,
yang datang dan inovatif. Dengan demikian
dan psikomotor siswa. Dalam hal ini
siswa yang motivasi berprestasinya tinggi
akan berusaha lebih memahami materi Lebih lanjut interaksi antara Guided
pembelajaran yang pada akhirnya akan Inquiry Model LKS terbimbing dan LKS
mendapatkan prestasi yang lebih baik dari bebas termodifikasi dengan kreativitas
pada siswa yang memiliki motivasi (tinggi) memberikan pengaruh yang
berprestasi rendah. signifikan terhadap prestasi kognitif. Hal ini
4. Interaksi Model dan kreativitas bisa dipahami karena siswa yang
terhadap prestasi belajar.
mempunyai kreativitas tinggi cenderung
Terdapat interaksi antara Guided
akan aktif disetiap tahapan pembelajaran
Inquiry Model (LKS terbimbing dan LKS
terutama pada tahapan merancang dan
bebas termodifikasi) dan kreativitas
melaksanakan percobaan, sehingga siswa
terhadap prestasi belajar kognitif. Temuan
tersebut akan menemukan sendiri konsep
yang menyatakan adanya interaksi antara
yang merupakan inti dari materi
Guided Inquiry Model (LKS terbimbing
pembelajaran yang bisa tersimpan lama
dan LKS bebas termodifikasi) kreativitas
dalam memori siswa tersebut.
terhadap prestasi belajar kognitif bisa
Berbeda dengan temuan pada aspek
dipahami karena model pembelajaran ini
kognitif diatas, pada aspek psikomotor dan
berfokus pada proses berpikir yang
afektif tidak ditemukan adanya interaksi
membangun pemahaman mereka sendiri
antara Guided Inquiry Model (LKS
berdasarkan pengalaman yang mereka tahu.
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi)
Pengalaman yang siswa dapatkan selama
dan kreativitas. Hal ini terjadi karena
pembelajaran dengan bimbingan guru
kreativitas siswa dalam setiap tahap
selama tahapan: merumuskan masalah,
pembelajaran berbeda, sehingga hasil
membuat hipotesis, merancang percobaan,
prestasi belajar psikomotor dan afektif yang
melakukan percobaan, membuat
diambil melalui tes dan angket afektif di
kesimpulan, mempresentasikan hasil
akhir pembelajaran setelah lima kali
percobaan, serta diberinya penguatan dan
pertemuan tidak memberikan pengaruh
refleksi pada akhir pembelajaran (Kuhlthau,
yang signifikan.
2004). Kreativitas siswa sangat menentukan
5. Interaksi model perlakuan dan motivasi
keberhasilan proses pembelajaran mulai
berprestasi terhadap prestasi belajar
dari merumuskan masalah sampai
siswa.
melakukan percobaan dan sampai akhirnya
Dari rata-rata prestasi belajar
menemukan sendiri konsep yang tercakup
kognitif, afektif dan psikomotor (Tabel 1)
di dalam materi pembelajaran.
terlihat bahwa siswa yang belajar
menggunakan Guided Inquiry Model LKS merancang dan melaksanakan percobaan
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi dalam pembelajaran Guided Inquiry Model,
tidak mampu memberikan pengaruh yang sedangkan motivasi berprestasi adalah
signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan keinginan untuk mendapatkan prestasi atau
demikian dapat dikatakan antara LKS yang lebih baik mendapatkan hasil yang
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi lebih tinggi. Seseorang yang memiliki
serta motivasi berprestasi saling kreativitas tinggi belum tentu memiliki
independen. motivasi berprestasi tinggi, demikian pula
Dari hasil analisis di atas dapat sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan
dijelaskan bahwa LKS yang diinteraksikan tidak adanya interaksi antara kreativitas dan
dengan motivasi berprestasi menjadikan motivasi berprestasi terhadap prestasi
siswa memiliki prestasi belajar yang tidak belajar kognitif.
berbeda dari kedua kelompok penelitian. Berbeda dengan prestasi belajar
Dengan tidak adanya perbedaan yang kognitif, (Tabel 4) terlihat bahwa terdapat
signifikan menunjukkan bahwa kedua interaksi antara kreativitas dan motivasi
variabel yang diinteraksikan dapat saling berprestasi terhadap prestasi belajar afektif
mengisi atau saling menghambat sehingga dan psikomotor siswa. Siswa yang memiliki
dapat mengaburkan pengaruhnya terhadap kreativitas (tinggi) dengan motivasi
prestasi belajar. Karena kedua variabel berprestasi (tinggi dan rendah) memberikan
saling independen sehingga menyebabkan pengaruh signifikan terhadap prestasi
tidak terjadi interaksi antara Guided Inquiry belajar psikomotor. Sedangkan interaksi
Model LKS terbimbing dan LKS bebas antara kreativitas (tinggi dan rendah)
termodifikasi) dan motivasi berprestasi dengan motivasi berprestasi (tinggi)
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, memberikan pengaruh signifikan terhadap
dan psikomotor. prestasi belajar psikomotor. Demikian juga
6. Interaksi antara kreativitas dan siswa yang memiliki kreativitas (tinggi dan
motivasi berprestasi terhadap prestasi
rendah) dengan motivasi berprestasi
belajar siswa.
Tidak terdapat interaksi antara kreativitas (tinggi) memberikan pengaruh signifikan
dan motivasi berprestasi terhadap prestasi terhadap prestasi belajar afektif.
belajar kognitif. Temuan tersebut Hasil di atas bisa dipahami karena
dimungkinkan terjadi mengingat kreativitas siswa yang memiliki kreativitas tinggi aktif
berkaitan erat dengan sikap dalam dan inovatif di setiap tahapan pembelajaran
mengaktualisasi diri selama kegiatan sehingga siswa tersebut akan mengingat
semua kegiatan yang dilakukan, yang pada yang dimaksud sesuai dengan sikap yang
akhirnya siswa yang memiliki kreativitas terbentuk setelah siswa melakukan kegiatan
(tinggi) dengan motivasi berprestasi (tinggi ilmiah. Sikap tersebut meliputi: 1) Karaker,
dan rendah) akan mendapatkan prestasi antara lain: jujur, teliti, tanggung jawab,
psikomotor yang lebih tinggi. Sedangkan menghargai orang lain. 2) Ketrampilan
siswa yang memiliki motivasi berprestasi sosial, yaitu dapat bekerjasama dengan
(tinggi) pasti akan berusaha untuk orang lain. (Rustaman, 2007). Prestasi
mendapatkan prestasi terbaik dengan cara belajar afektif/sikap itulah yang
belajar dan mengingat kembali apa saja dikembangkan dalam penelitian ini. Hal ini
yang dikerjakan selama kegiatan terbukti bahwa pembelajaran biologi
pembelajaran. Hal itulah yang dengan Guided Inquiry Model
menyebabkan siswa yang memiliki menggunakan LKS terbimbing dan LKS
kreativitas (tinggi dan rendah) dengan bebas termodifikasi yang diinteraksikan
motivasi berprestasi (tinggi) mendapatkan dengan kreativitas dan motivasi berprestasi
prestasi belajar psikomotor dan afektif yang memberikan pengaruh yang signifikan
lebih baik. dalam prestasi belajar afektif.
7. Interaksi model, kreativitas dan Hasil penelitian lebih lanjut dapat
motivasi berprestasi terhadap prestasi
diketahui bahwa siswa yang belajar dengan
belajar siswa.
Tidak terdapat interaksi antara menggunakan LKS terbimbing atau LKS
Guided Inquiry Model (LKS terbimbing bebas termodifikasi, baik yang
dan LKS bebas termodifikasi), kreativitas kreativitasnya tinggi atau rendah, dan
dan motivasi berprestasi terhadap prestasi motivasi berprestasinya tinggi atau rendah
belajar kognitif dan psikomotor siswa, mempunyai kemungkinan yang sama untuk
tetapi interaksi antara Guided Inquiry mendapatkan prestasi belajar afektif yang
Model (LKS terbimbing dan LKS bebas baik. Hal ini bisa dipahami karena pada
termodifikasi), kreativitas, dan motivasi dasarnya kreativitas setiap siswa berbeda-
berprestasi memberikan pengaruh yang beda, ada yang memiliki kreativitas verbal
signifikan terhadap prestasi belajar afektif. atau kreativitas figural (Munandar, 2004).
Model pembelajaran guided inquiry Demikian juga setiap siswa pasti memiliki
dapat meningkatkan pemahaman sains, motivasi berprestasi dalam hidupnya (Uno,
produktivitas, berpikir kreatif, serta siswa 2006).
menjadi terampil dalam memperoleh dan
menganalisis informasi. Pemahaman sains Kesimpulan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan prestasi belajar siswa pada aspek kogniti;
sebagai berikut: (1) Penggunaan (7) Secara bersama-sama interaksi antara
pembelajaran Guided Inquiry Model variabel penerapan pembelajaran Guided
memberikan pengaruh terhadap prestasi Inquiry Model menggunakan LKS bebas
belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik terbimbing dan LKS bebas termodifikasi,
siswa; (2) Kreativitas memberikan variabel kreativitas (tinggi dan rendah), dan
pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, variabel motivasi berprestasi (tinggi dan
afektif dan psikomotorik siswa; (3) rendah) memberikan pengaruh yang
Motivasi berprestasi memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa
terhadap prestasi kognitif, afektif, dan pada aspek afektif, tetapi tidak
psikomotorik siswa; (4) Pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar siswa pada
dengan Guided Inquiry Model aspek kognitif dan psikomotorik.
menggunakan LKS terbimbing dan LKS Hasil penelitian ini memberikan
bebas termodifikasi secara bersama-sama gambaran yang jelas tentang penerapan
dengan kreativitas memberikan pengaruh pembelajaran biologi dengan Guided
yang signifikan terhadap prestasi belajar Inquiry Model menggunakan LKS
siswa pada aspek kognitif, tetapi tidak terbimbing dan LKS bebas termodifikasi
mempengaruhi prestasi belajar siswa pada ditinjau dari kreativitas dan motivasi
aspek afektif dan psikomotorik; (5) berprestasi siswa pada materi pembelajaran
Pembelajaran biologi dengan Guided sistem peredaran darah.
Inquiry Model menggunakan LKS Implikasi praktis yang dapat
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi dikemukakan berdasarkan kesimpulan
secara bersama-sama dengan motivasi penelitian ini antara lain: (1) Pembelajaran
berprestasi tidak memberikan pengaruh biologi menggunakan Guided Inquiry
yang signifikan terhadap prestasi belajar Model menggunakan LKSterbimbing dan
siswa pada aspek kognitif, afektif dan LKS bebas termodifikasi layak dijadikan
psikomotorik; (6) Secara bersama-sama alternatif dalam mengembangkan prestasi
interaksi antara variabel kreativitas (tinggi belajar siswa; (2) Pembelajaran biologi
dan rendah) dan variabel motivasi menggunakan Guided Inquiry Model dapat
berprestasi (tinggi dan rendah) memberikan membentuk karakter dan ketrampilan sosial
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi siswa antara lain sikap jujur, teliti,
belajar siswa pada aspek afektif dan tanggung jawab, menghargai dan
psikomotorik, tetapi tidak mempengaruhi bekerjasama dengan orang lain; (3)
Pembelajaran biologi menggunakan Munandar, U. (2004). Pengembangan
Guided Inquiry Model menggunakan LKS Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi Rineka Cipta.
lebih efektif jika dipergunakan pada siswa Rustaman, N. (2007). Strategi Belajar
yang memiliki kreativitas dan motivasi Mengajar Biologi. Malang: Penerbit
berprestasi tinggi; (4) Kreativitas dan Universitas Negeri Malang.
motivasi berprestasi perlu mendapatkan Umar. (2007). The Effects of a Web-based
perhatian guna tercapainya prestasi belajar Guided Inquiry Approach on
yang maksimal. Students’ Achievement. Journal of
Computers, 2 (5): 4-5.
Daftar Pustaka Uno. (2006). Teori Motivasi &
Brichman. (2009). Effects of Inquiry Lease Pengukurannya. Analisis di Bidang
– Learning on Students Science Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Literancy Shield and Confidence. Aksara.
International Journal for The
Confidence of Teaching and
Learning, 3 (2): 10-12.
Dahar, R W. (1989). Teori-teori Belajar.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hussain, A. (2011). Physics Teaching
Methods: Scientific inquiry VS
Traditional Lecture. International
Journal of Humanities and Social
Science, 1 (19): 5-7.
Kuhlthau, C,Maniotes, L, and Caspari, K.
(2007). Guided Inquiry: Learning in
the 21st century.
London: Westport, Connecticut.
Leech, Howell & Egger. (2004). A Guided
Inquiry Approach to Learning the
Geology of the U.S. Journal of
Geoscience Education, 52 (4): 4-6.

Anda mungkin juga menyukai