Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERJUANGAN KEMERDEKAAN

INDONESIA
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun oleh

Robi Tarmuzy

TEKNIK KOMPUTER JARINGAN


SMKN 1 TALIWANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini dengan judul “Perjuangan Kemerdekaan Indonesia”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam makalah ini mengulas tentang pengertian hak,
pengertian kewajiban, pengertian warga negara, asas kewarganegaraan dan hak
kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Taliwang, 11 Februari 2020


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................3
2.1. Rumusan Masalah.....................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Konsep Sistem Pendidikan....................................................................5
B. Hubungan antara Teknologi Pendidikan dengan Sistem Pendidikan.........5
C. Dampak Teknologi Pendidikan Terhadap Sistem Pendidikan...................7
D. Prinsip Dasar Sistem Pendidikan...............................................................9
BAB III..............................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................11
A.      Kesimpulan..........................................................................................11
B.       Saran....................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perang Pasifik semakin berkecamuk. Tentara sekutu di bawah pimpinan
Amerika serikat semakin mantap, sementara Jepang mengalami kekalahan di
mana-mana. Pasukan Jepang yang berada di Indonesia bersiap-siap
mempertahankan diri.
Selama masa pemerintahan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945,
Indonesia dibagi dalam dua wilayah kekuasaan berikut.
a. Wilayah Komando Angkatan Laut yang berpusat di Makasar, meliputi
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.
b. Wilayah Komando Angkatan Darat yang berpusat di Jakarta, meliputi
Jawa, Madura, Sumatra dan Malaya. Pusat komando untuk seluruh kawasan Asia
Tenggara terdapat di Dalat (Vietnam).
Serangan tentara sekutu sudah mulai diarahkan ke Indonesia. Setelah
menguasai Pulau Irian dan Pulau Morotai di Kepulauan Maluku pada tanggal
20 Oktober 1944. Jendral Douglas Mac Arthur, Panglima armada
Angkatan
Laut Amerika Serikat di Pasifik, menyerbu Kepulauan leyte (Filipina).
Penyerbuan ini adalah penyerbuan terbesar dalam Perang Pasifik. Pada tanggal 25
Oktober 1944 Jenderal Douglas Mac Arthur mendarat di pulau Leyte.
Untuk menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang mengijinkan pengibaran
bendera Merah Putih di samping bendera Jepang. Lagu kebangsaan Indonesia
Raya boleh dikumandangkan setelah lagu kebangsaan Jepang Kimigayo.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pembentukan dan Perkembangan Awal RI

A. Proklamasi dan Kehidupan Politik

Sejak pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945 telah diadakan persiapan- persiapan
di rumah Ir. Soekarno di Pegangsaan Timur 56 untuk menyambut proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Lebih kurang 1000 orang telah hadir untuk menyaksikan
peristiwa yang maha penting itu. Pada pukul 10 kurang lima menit Hatta datang
dan langsung masuk ke kamar Soekarno. Kemudian kedua pemimpin itu menuju
ke ruang depan, dan acara segera dimulai tepat pada jam 10 sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan. Soekarno membacakan naskah proklamasi yang sudah
diketik dan ditandatangani

bersama dengan Moh. Hatta :

Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI


mengadakan sidangnya yang pertama. Dalam sidang itu mereka menghasilkan
beberapa keputusan penting berikut.

1. Mengesahkan UUD yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh Dokuritsu

Junbi Cosakai (yang sekarang dikenal dengan nama UUD 1945)

2. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil
presiden.

3. Dalam masa eralihan Presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh sebuah
Komite Nasional.

Pada tanggal 19 Agustus 1945, Presiden dan wakil presiden memanggil beberapa
anggota PPKI beserta golongan cendekiawan dan pemuda untuk membentuk
“Komite Nasional Indonesia Pusat” (KNPI). KNPI akan berfungsi sebagai Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), sebelum terbentuknya DPR hasil pilihan rakyat. Sejak
hari itu sampai awal September, Presiden dan wakil Presiden membentuk kabinet
yang sesuai dengan UUD 1945 dipimpin oleh Presiden sendiri dan mempunyai 12
departemen serta menentukan wilayah RI dari Sabang sampai Merauke yang
dibagi menjadi 8 propinsi yang masing- masing dikepalai oleh seorang Gubernur.
Propinsi-propinsi itu adalah Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara).

Untuk menjaga keamanan, telah dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada
masing-masing daerah sebagai munsur dari pada KNI daerah. Pemerintah dengan
sengaja tidak mau segera membentuk sebuah tentara nasional, karena khawatir
bahwa hal itu akan menimbulkan kecurigaan dan sikap permusuhan dari pihak
serikat. Para pemuda merasa tidak puas dengan kebijaksanaan pemerintah ini.
Mereka berpendapat bahwa Pemerintah harus segera membentuk sebuah tentara
nasional sebagai aparat kekuasaan negara yang

baru itu. Golongan pemuda yang tidak puas itu sebagian membentuk badan-

badan perjuangan. Sebaliknya pemuda-pemuda bekas PETA, Heiho, KNIL dan


anggota badan-badan semi militer, memutuskan untuk memasuki BKR di
daerahnya masing-masing dan menjadikan badan itu wahana bagi perjuangan
bersenjata menegakkan kedaulatan Republik Indonesia. Mereka menganggap
dirinya pejuang, sama dengan pemuda-pemuda yang membentuk badan- badan
perjuangan.

Pada bulan oktober golongan sosialis dibawah pimpinan Sutan Sahrir dan Amir
Syarifudin berhasil menyusun kekuatan di dalam KNIP dan mendorong
dibentuknya sebuah Badan Pekerja yang kemudian dikenal dengan sebutan BP-
KNIP. Langkah berikutnya adalah mendesak terbentuknya sebuah kabinet
parlementer di bawah pimpinan seorang Perdana Menteri (suatu hal yang
menyimpang dari UUD 1945). Tidak mengherankan bahwa yang diangkat sebagai
perdana menteri adalah tokoh sosialis, mula Syahrir dan kemudian Amir
Syarifudin.

Perkembangan politik selanjutnya adalah dikeluarkannya Maklumat Pemerintah


tanggal 3 November 1945 yang ditandatangani oleh wakil presiden Hatta yang
mencanangkan pembentukan partai-partai politik. Maka terbentuklah partai-partai
seperti cendawan di musim hujan.

Teknologi pendidikan didefinisikan sebagai teori dan praktek dalam merancang,


mengembangkan, mendayagunakan, memengelola, menilai, dan meneliti proses,
sumber dan sistem belajar pada manusia. Teknologi pendidikan berpegangan pada
enam pendekatan dalam menjalankan fungsinya, yaitu :

1. Pendekatan isomeristik berupa penggabungan berbagai kajian/bidang


keilmuan (teori sistem, psikologi, komunikasi, informatika, ekonomi, manajemen,
rekayasa teknik dsb.)

2. Pendekatan bersistem dan mensistem, dengan memandang sesuatu secara


menyeluruh serta berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan.
3. Pendekatan sinergistik yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan
kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri-sendiri.

4. Pendekatan efektivitas dan efisiensi dengan jalan mendayagunakan sumber


yang sengaja dikembangkan dan sumber yang tersedia.

5. Pendekatan produktivitas dengan memberikan masukan tambahan atau


masukan baru menggantikan yang lama dengan hasil yang meningkat.

6. Pendekatan inovatif dengan mengkaji permasalahan secara holistik dan


kemudian mencari jawaban baru yang belum ada sebelumnya.

Berdasarkan pendekatan itu maka teknologi pendidikan tidak hanya membantu


memecahkan masalah belajar dalam konteks sekolah, namun dalam dalam seluruh
konteks kehidupan masyarakat, dengan mengembangkan atau menggunakan
beraneka sumber. Dalam konteks sekolah teknologi pendidikan berkembang dari
apa yang semula dikenal dengan istilah didaktik dan metodik. Namun karena
belajar tidak hanya dalam konteks sekolah, tetapi dalam seluruh konteks
masyarakat, maka teknologi pendidikan beroperasi dimana belajar itu diperlukan,
baik oleh perorangan, kelompok maupun organisasi.

Kontribusi teknologi pendidikan dalam pembaharuan sistem pendidikan dan


pembelajaran dapat dibedakan dalam lima kategori yaitu :

1. Penyediaan tenaga profesi yang kompeten untuk memecahkan masalah belajar.

2. Pengintegrasian konsep, prinsip dan prosedur dalam sistem pendidikan.

3. Pengembangan sistem belajar-pembelajaran yang inovatif.

4. Penggunaan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses belajar dan


pembelajaran.

5. Peningkatan kinerja organisasi dan sumber daya manusia agar lebih produktif.

Kelima kategori ini dapat dibedakan tetapi tidak terpisahkan karena saling
berkaitan dan menunjang. Kategori pertama meliputi pendidikan dan pelatihan
tenaga dalam bidang teknologi pendidikan. Pendidikan keahlian pada jenjang
Sarjana dan Pascasarjana. Kategori kedua meliputi konsep pembelajaran yang
menggantikan pengajaran, konsep sumber belajar, konsep belajar berbasis aneka
sumber, prinsip pengembangan potensi peserta didik yang beragam, prinsip
pendekatan dari bawah (bottom-up approach), serta prosedur proses pembelajaran
dan penilaian. Semua konsep, prinsip, dan prosedur ini telah menjadi bagian
integral dalam sistem pendidikan nasional, dan tertuang dalam UU Sisdiknas No.
20 Tahun 2003 serta berbagai peraturan turunannya, seperti standar proses
pembelajaran, standar sarana dan prasarana dan standar penilaian. Kategori ketiga
meliputi pengembangan berbagai pola pembelajaran alternatif karena adanya
dorongan internal kebutuhan akan pendidikan. Pola itu meliputi SMP Terbuka,
belajar di rumah (homeschooling), pembelajaran terprogram (PAMONG),
pembuatan berbagai paket atau sumber belajar (Kejar Paket A, B dan C, modul
untuk belajar mandiri, media audiovisual dll.), dan pemanfaatan lingkungan untuk
belajar (community and environment-based learning).

Kategori keempat terkait erat dengan pola ketiga, namun lebih didasarkan pada
faktor eksternal, yaitu tersedianya berbagai sarana yang ada dalam masyarakat,
terutama teknologi informasi dan komunikasi. Bentuk penerapannya meliputi
pengembangan sistem belajar berjaringan (e-learning dan online learning), untuk
semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Kategori kelima terutama ditujukan
untuk peningkatan kemampuan mereka yang berkarya dalam masyarakat atau
dalam dunia dan lapangan kerja.

Jadi hubungan antara perkembangan teknologi pendidikan dengan sistem


pendidikan di Indonesia harus selaras dan seimbang. Karena dalam mencapai
tujuan pendidikan kedua hal tersebut harus bekerja sama dan saling berkontribusi
dalam kemajuan dunia pendidikan. Disamping itu pemerintah harus selalu siap
dan memberikan spirit serta dukungan penuh bagi warga Indonesia baik moral
maupun material dalam mewujudkan mutu pendidikan yang berkualitas. [2]

B. Dampak Teknologi Pendidikan Terhadap Sistem Pendidikan


Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa
mempunyai dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi
informasi dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup
signifikan. Banyak hal yang dirasa berbeda dan berubah dibandingkan dengan
cara yang berkembang sebelumnya. Jika dilihat pada saat sekarang ini
perkembangan teknologi informasi terutama di Indonesia semakin berkembang.
Namun disisi lain juga memiliki dampak negatif bagi sistem pendidikan di
Indonesia.

1. Dampak positif teknologi pendidikan dalam perubahan sistem pendidikan

Adapun dampak positif pada sistem pendidikan di Indonesia terhadap kemajuan


perkembangan teknologi pendidikan adalah :

a. Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk
kepentingan pendidikan. Baik dalam pencarian materi-materi pembelajaran
maupun info-info terkait perkembangan dunia pendidikan.

b. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-


learning yang semakin memudahkan proses pendidikan. Sehingga dalam proses
belajar mengajar tidak lagi harus terpatok ruang dan waktu, sistem pembelajaran
e-learning dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Artinya sistem ini bisa
dilakukan tanpa harus memikirkan lokasi, waktu dan keadaan lainnya yang lebih
flexible.

c. Kemajuan teknologi pendidikan juga akan memungkinkan berkembangnya


kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengharuskan
sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan. Dengan sistem
pengajaran berbasis teleconference seorang guru/tutor mampu mengajar jarak jauh
bahkan lintas negara dalam waktu yang bersamaan. Tentu saja dengan sistem ini
bisa menghemat biaya dan tenaga. Dan kualitas pendidikan yang dihasilkan
menjadi lebih cepat dan efisien.

d. Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah


dan lancar karena penerapan sistem TIK. Dengan sistem TIK yang online maupun
offline, tenaga pendidik dan kependidikan tidak lagi repot mengolah data-data dan
informasi terkait berkas atau bahan administrasi yang terkait.

e. Dengan perkembangan teknologi pendidikan bisa dibuat program-program


evaluasi secara cepat dan efisen seperti : pembuatan rapor dengan sistem program,
pembuatan skor nilai, pendaftaran dan seleksi siswa baru secara online.

2. Dampak negatif teknologi pendidikan dalam perubahan sistem pendidikan

Adapun dampak positif pada sistem pendidikan di Indonesia terhadap kemajuan


perkembangan teknologi pendidikan adalah :

a. Kemajuan Teknologi pendidikan juga akan semakin mempermudah terjadinya


pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin
mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan
melakukan kecurangan. Misalnya pembajakan karya secara ilegal,

b. Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah


sistem tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan
sistem tersebut akan berakibat fatal. Misalnya terjadi kecurangan-kecurangan
akibat lemahnya suatu program yang mampu dimanipulasi atau diterpensi oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

c. Salah satu dampak negatif teknologi pendidikan lewat media elektronik


seperti internet adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan malas, karena tidak
perlu lagi mempelajari hal-hal yang dirasa sulit, karena sudah menganggap
apapun masalahnya”tanya sama mbah google”.

d. Dalam perkembangan teknologi semakin cepat sistem pembelajaran


tradisional menjadi melemah dan dianggap kemakan zaman (katrok), sehingga
dizaman yang serba otomatis ini hal-hal yang berbau manual lebih
dikesampingkan. Sehingga orang-orang menjadi lebih malas dalam mencatat,
meringkas, menyalin.

e. Perubahan sistem pendidikan akibat teknologi yang semakin canggih dapat


membuat orang menjadi menjadi asik sendiri tanpa menghiraukan orang disekitar.

C. Prinsip Dasar Sistem Pendidikan


Prinsip dasar dari sistem pendidikan adalah belajar. Belajar sering dirujuk dalam
bentuk pengukuran pengetahuan, kegesitan seseorang dalam menggunakan
perangkat atau peralatan tertentu. Pandangan atau wawasan seseorang terhadap
sesuatu hal. Secara khusus, belajar sering diartikan pergi ke sekolah, atau
mengikuti jejang pendidikan formal tertentu. Di dunia kerja, belajar itu adalah
pelatihan. Pelatihan untuk peningkatan kompetensi. Peningkatan dan kompetensi
diyakini sebagai upaya untuk meningkatkan mutu kinerja seseorang, yang
berdampak terhadap kineja organisasi atau lembaga.

Teknologi pendidikan memandang proses belajar sebagai suatu peristiwa internal,


karena terjadi dalam diri siswa. Sejauh ini sudah banyak sekali teori belajar yang
dirumuskan oleh para pakar dengan berbagai pendekatan ilmu. Sebagai contoh,
psikolog beranggapan bahwa proses belajar sebagai suatu proses kognitif,
sedangkan pakar komunikasi beranggapan bahwa proses belajar adalah suatu
pemrosesan informasi pada diri seseorang.

Upaya teknologi pendidikan bersifat konkret yaitu penciptaan atau rancangan


lingkungan belajar, atau sering disebut juga sebagai faktor eksternal belajar.
Rancangan kegiatan pembelajaran beserta guru adalah lingkungan yang biasa
ditemui sehari-hari dan dianggap berpengaruh banyak terhadap proses belajar.

Inti dari teknologi pendidikan adalah proses belajar. Miarso menyebut belajar
sebagai objek formal teknologi pendidikan. Belajar baginya dimaknai secara luas,
belajar secara pribadi, untuk pengayaan diri dan beljar yang diselenggarakan oleh
organisasi.

Belajar tidak hanya merujuk pada aktifitas organ berpikir otak, belajar bertujuan
untuk meningkatkan kualitas seseorang. Belajar adalah peningkatan kompetensi.
Belajar menjadi salah satu upaya seseorang untuk mewujudkan cita-citanya.
belajar berkenaan dengan tatanan dan nilai yang ditularkan dari generasi ke
generasi.

Untuk itulah, para teknolog pendidikan menyatakan kepedulian pada proses


belajar menjadi keutamaan dalam teknologi pendidikan. Belajar adalah aspek
terpenting yang tidak dapat diganggu gugat. Perintis teknologi pendidikan ini
berargumentasi bahwa teknologi pendidikan yang memiliki objek formal belajar
bermaksud untuk member kesempatan kepada semua pihak untuk memperoleh
belajar secara formal di sekolah dengan keragaman model dan penerapan
teknologi

D. Kehidupan Sosial Budaya

Sesudah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 terjadi


perubahan kehidupan sosial budaya dalam masyarakat Indonesia. Susunan
masyarakat kolonial Hindia Belanda, menempatkan golongan Belanda sebagai
warga negara kelas satu, kemudian diikuti oleh golongan Timur, dll) dan terakhir
barulah golongan pribumi Indonesia sebagai warganegara kelas III. Pada zaman
pendudukan Jepang, Jepang muncul sebagai warga negara kelas I. Kaum pribumi
Indonesia naik menjadi warga negara kelas II, sedangkan golongan cina dan Indo
Eropa merosot menjadi kelas III. Kemerdekaan Indonesia telah mengangkat orang
Indonesia menjadi warga negara kelas I, tetapi Republik Indonesia tidak
membedakan ras (warna kulit), keturunan, keyakinan agama dan kesukuan.
Seluruh rakyat mempunyai hak yang sama dan kewajiban yang sama pula.
Indonesia merdeka tidak
mengenal adanya warganegara kelas I, kelas II maupun kelas III seperti zaman
Hindia Belanda maupun zaman pendudukan Jepang. Para pemeluk agama
dan kepercayaan mendapatkan kebebasan yang seluas-luasnya dalam negara
Republik Indonesia. Di dalam susunan pemerintahan terdapat satu kementrian
(departemen) agama. Perasaan toleransi (saling harga menghargai) di antara
penganut agama di Indonesia ditumbuhkan dengan wajar. Pemerintah tidak
menginginkan adanya pertentangan agama yang dapat melemahkan persatuan
nasional. Salah satu syarat mutlak untuk mencerdaskan bangsa Indonesia adalah
memajukan pendidikan. Semenjak proklamasi segera dibentuk sebuah
Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (Departemen P.P. dan K).
Yang ditunjuk menjadi menteri PP. Dan K pertama adalah seorang tokoh
pendidikan nasional yang terkenal Ki Hajar Dewantara. Tujuan pendidikan dan
pengajaran adalah untuk membimbing murid menjadi warga negara yang
mempunyai rasa tanggung jawab. Sekolah bertujuan memperkuat potensi rakyat.
Itulah sebabnya sekolah dibuka untuk setiap warga negara sesuai dengan azas
Keadilan sosial. Supaya sekolah dapat diikuti oleh semua warga negara, maka
diadakan peraturan tentang kewajiban belajar. Anak- anak yang telah berumur 10
tahun diwajibkan untuk memasuki sekolah. Pendidikan terbatas atas 4 tingkatan
yaitu : pendidikan rendah (dasar), pendidikan menengah pertama, pendidikan
menengah atas dan pendidikan tinggi. Di samping sekolah-sekolah umum, juga
diadakan sekolah kejuruan yang memerlukan keahlian khusus seperti bidang
tehnik, pertanian dan ekonomi. Pada pendidikan dasar kepada anak-anak diajarkan
dasar-dasar pelajaran membaca, menulis dan berhitung. Dengan cara ini mereka
dapat mulai memahami persoalan di sekitar mereka. Pendidikan lanjutan atas
memberikan pendidikan khusus pada kelas terakhir guna menyiapkan diri
memasuki pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi juga merupakan wadah tempat
mendidik pemimpin-pemimpin Indonesia di kemudian hari. Bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan mengalami perkembangan yang luar biasa pesatnya.
Perkembangan itu didorong oleh semangat nasional yang telah melampaui
kedaerahan dan kesukuan. Adanya larangan penggunaan bahasa Belanda pada
zaman pendudukan Jepang memberi peluang bagi perkembangan pesat bahasa
Indonesia. Pada awal zaman kemerdekaan, bahasa Indonesia secararesmi telah
berfungsi sebagai bahasa nasional. Teks proklamasi ditulis dalam bahasa
Indonesia dan teks lagu kebangsaan Indonesia Raya juga tertulis dalam bahasa
Indonesia. Perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa modern berjalan
sejajar dengan perkembangan sastra Indonesia modern. Pada masa awal tampil
sastrawan-sastrawan baru seperti Chairil Anwar dan Idrus yang kemudian
terkenal dengan nama Angkatan 45. Orientasi sastrawan-sastrawan ini tidak lagi
terbatas kepada sastra India dan sastra Belanda, melainkan sudah meluas ke
seluruh dunia. Di samping sastra, seni drama dan film juga
berkembang. Pelopor dari perkembangan perfilman nasional adalah Usmar
Ismail dan Djamaludin Malik. Juga seni musik modern mengalami perkembangan
dengan dipelopori tokoh Ismail Marzuki dan Cornel Simanjuntak. Begitu juga
tokoh Saiful Bahri, Iskandar dan Suwandi tidak boleh dilupakan dalam
perkembangan seni musik Indonesia. Juga nampak perkembangan di bidang seni
rupa. Pada permulaan kemerdekaan muncullah pelukis-pelukis kenamaan yang
merupakan pelopor seni lukis Indonesia modern dewasa ini seperti Affandi,
Sudjoyono, trisno Sumardjo, Rusli, Baharudin dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

 Beberapa peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi, diantaranya


peristiwa Rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, dan detik-detik
proklamasi. Pada peristiwa Rengasdengklok, para pemuda membawa Bung Karno
dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Mereka didesak untuk segera
memproklamasikan negara Indonesia merdeka.
 Perumusan teks proklamasi dilakukan tanggal 16 Agustus 1945 di rumah
laksamana Maeda yang terletak di jalan Imam Bonjol no. 1 Jakarta. Para perumus
teks Proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad soebardjo. Teks
Proklamasi ditulis tangan oleh Bung Karno dan diketik oleh Sayuti Melik.
Proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, atas nama
bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Indonesia pertama kali
dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan pada hari Jum’at, di jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi).
 Organisasi yang sangat berperan dalam mewujudkan kemerdekaan adalah
BPUPKI dan PPKI. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat,
sedangkan PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. BPUPKI telah berhasil menyusun
dasar negara dan rancangan UUD. Dalam sidangnya yang pertama tanggal 18
Agustus 1945, PPKI telah menetapkan tiga keputusan penting yaitu mengesahkan
dan menetapkan UU RI, yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945, mengangkat
presiden dan wakil presiden, dan membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP). Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi adalah Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta,
Ahmad subardjo, dan Fatmawati.
 Sesuai dengan pernyataan politik yang dikeluarkan oleh ratu Belanda
Wilhelmina tanggal 6 Desember 1942, maka Belanda bermaksud kembali lagi ke
daerah jajahannya, kembali sehabis Perang Dunia II. Belanda datang ke Indonesia
sebagai pegawai-pegawai NICA yang bersama-sama dengan Inggris mendarat
pada tanggal 24 Agustus 1945.
 Perkiraan Belanda ternyata meleset, karena menurut kenyataannya, RI
sudah diproklamasikan dan rakyat Indonesia pun dengan gigih menentang
penjajahan kembali oleh Belanda. Untuk memaksakan kehendaknya agar dapat
bercokol kembali di bumi Indonesia, Belanda melakukan agresi kepada bangsa
Indonesia. Adanya agresi Belanda mendapatkan perhatian
dari dunia internasional antara lain dari PBB.

Anda mungkin juga menyukai