Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

MATA KULIAH
PENETAPAN & PENEGASAN BATAS WILAYAH
“Review Permendagri No. 141 Tahun 2017 tentang Penegasan Batas Daerah”

Dibuat oleh :
Gabriella Trisna Yudhanti
17/410208/TK/45565
Kelas B

JURUSAN TEKNIK GEODESI


DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020
I. Pendahuluan
Review ini akan menjelaskan tentang Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 141
Tahun 2017 tentang Penegasan Batas Daerah terlebih pada bab yang menjelaskan
tentang Penegasan Batas Darat, dijelaskan pada Bab 1 Pasal 1 ayat (3) Batas Daerah di
Darat adalah pembatas wilayah administrasi pemerintah antar daerah yang merupakan
rangkaian titik-titik koordinat yang berada pada permukaan bumi dapat berupa tanda-
tanda alam seperti igir/punggung gunung/pegunungan (watershed), meridian sungai
dan/atau unsur buatan di lapangan yang dituangkan dalam bentuk peta. Sedangkan pada
Pasal 1 ayat (6) dijelaskan bahwa Penegasan Batas Daerah adalah kegiatan penentuan
titik-titik koordinat batas daerah yang dapet dilakukan dengan metode kartometrik
dan/atau survei di lapangan, yang dituangkan dalam bentuk peta batas dengan daftar
titik-titik koordinat batas daerah.
Sesuai yang dijelaskan pada Pasal 1 ayat (6) bahwa penegasan batas daerah
dapat dilakukan dengan metode kartometrik dan/atau survei di lapangan, Metode
Kartometrik sendiri kemudian dijelaskan pada Pasal 1 ayat (11) yaitu
penelusuran/penarikan garis batas pada peta kerja dan pengukuran/perhitungan posisi
titik, jarak serta luas cakupan wilayah dengan menggunakan peta dasar dan peta-peta
lain sebagai pelengkap. Kemudian pada Pasal 1 ayat (13) juga dijelaskan bahwa Peta
Batas Daerah di Darat adalah peta tematik yang menggambarkan garis batas dan situasi
sepanjang garis batas daerah minimal satu segmen dengan koridor batas minimal 10 cm
dari garis batas di atas peta yang memuat titik-titik koordinat garis batas serta unsur-
unsur peta dasar.
II. Kerangka Kerja Penetapan dan Penegasan Batas Daerah atau Batas Desa
a. Tujuan Penegasan Batas Daerah
Menurut Pasal 2, Penegasan Batas Daerah bertujuan untuk menciptakan
Penegasan Batas Daerah bertujuan untuk menciptakan tertib administrasi
pemerintahan, memberikan kejelasan dan kepastian hukum terhadap batas wilayah
suatu daerah yang memenuhi aspek teknis dan yuridis.
b. Dokumen Penegasan Batas Daerah
Sesuai dengan Bab II Pasal 3 ayat (2) Dokumen penegasan batas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a) Undang-Undang mengenai Pembentukan Daerah dan Peta Lampirannya;
b) peraturan perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam huruf a
terkait dengan batas daerah;
c) Peta rupa bumi indonesia;
d) Peta topografi angkatan darat, Peta badan pertanahan nasional, peta minutes
dan peta-peta lain yang secara teknis dapat digunakan sebagai acuan
penegasan batas;
e) citra/foto hasil penginderaan jauh (remote sensing);
f) kesepakatan tentang batas daerah yang pernah dibuat pemerintah daerah yang
berbatasan; dan
g) dokumen lain yang berkaitan dengan batas wilayah administrasi yang
disepakati para pihak.
c. Tahapan Batas Daerah di Darat
Pengertian Batas Daerah di Darat telah dijelaskan pada Pasal 1 ayat (3), yang
dilakukan dalam 4 tahap yang dijelaskan pada Pasal 4 ayat (1) – (3) yaitu :
a) penyiapan dokumen;
b) pelacakan batas;
c) pengukuran dan penentuan posisi batas; dan
d) pembuatan Peta batas.
Penyiapan dokumen dilakukan dengan prinsip akuntabilitas dan memiliki
kekuatan hukum untuk dapat dijadikan dasar dalam suatu penegasan batas daerah
dokumen yang disiapkan adalah dokumen yang sudah dijelaskan pada Pasal 3 ayat
(2), sedangkan untuk tahapan pelacakan batas, pengukuran dan penentuan posisi
batas, dan pembuatan Peta batas dilakukan dengan prinsip dan ilmu geodesi.
Pada pasal 6 ayat (1) – ayat (6) menjelaskan tentang tahapan pelacakan batas
secara rinci, bahwa pelacakan batas dilakukan dengan menggunakan metode
kartometrik dan/atau juga dapat dilakukan dengan survei lapangan. Pada metode
survei lapangan dilakukan tahapan sebagai berikut, pada ayat (3) :
a) pelacakan dan pemasangan tanda batas sementara;
b) pemasangan pilar batas;
c) pengukuran posisi pilar batas; dan
d) pembuatan Peta batas.
Kemudian untuk tahapan pengukuran dan penentuan posisi batas dijelaskan
pada pasal 7 yang dilakukan pengambilan/ekstraksi titik-titik koordinat batas
dengan interval tertentu pada peta kerja dan/atau hasil survei lapangan. Sedangkan
tahapan pembuatan peta dijelaskan pasal 8 yang menjelaskan tentang tahapan
pembuatan peta, sebagai berikut :
a) pembuatan kerangka peta batas dengan skala dan interval tertentu yang
memuat minimal 1 (satu) segmen batas;
b) melakukan kompilasi dan generalisasi dari peta RBI dan/atau hasil survei
lapangan, dan/atau data citra dalam format digital; dan
c) penambahan informasi isi dan tepi peta batas.
Tahapan – tahapan tersebut kemudian dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh para pihak, sesuai Pasal 9.
d. Tim Penegasan Batas Daerah
Bab III pasal 16 – pasal 20 menjelaskan tentang Tim Penegasan Batas Daerah.
Sesuai pasal 16 ayat (1) – (2) dan Pasal 17 dijelaskan bahwa Tim Penegasan Batas
Daerah disebut dengan Tim PBD, yang terdiri dari 3, yaitu :
a) Tim PBD Pusat, yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
b) Tim PBD Provinsi, yang ditetapkan dengan Keputusan Gurbernur; dan
c) Tim PBD Kabupaten/Kota, yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Wali
Kota.
Pasal 18 menjelaskan tentang susunan keanggotaan dari Tim PBD Pusat
sampai dengan Kabupaten/Kota, kemudian Pasal 19 menjelaskan Tugas dari Tim
PBD. Sedangkan pasal 20 menjelaskan tentang ketentuan untuk ketua Tim PBD
yang berhalangan untuk dapat menugaskan wali ketua dan/atau anggota Tim
PBD atau Pejabat.
e. Penyelesaian Perselisihan Batas Daerah
Penyelesaian Perselisihah Batas Daerah diatur pada Bab IV. Sesuai dengan
Pasal 21 perselisihan penegasan batas daerah antara daerah kabupaten/kota dalam
satu provinsi atau antar daerah provinsi, diselesaikan sesuai dengan tahapan dan
tata cara penyelesaian perselisihan batas daerah antara pemerintah dan pemerintah
daerah. Pada ayat (2) pasal tersebut dijelaskan bahwa Perselisihan batas daerah
antar daerah kabupaten/kota dalam satu daerah provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diselesaikan oleh gubernur. Sedangkan ayat (3) menjelaskan tentang
Penegasan dan perselisihan batas daerah antar daerah provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diselesaikan oleh Menteri. Penyelesaian Perselisihan
tersebut kemudian dijelaskan lebih jauh pada Pasal 22 – Pasal 29.
f. Pendanaan
Pendanaan Penegasan Batas Daerah diatur pada Bab V. Pada pasal 30 ayat (1)
dijelaskan bahwa Pendanaan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara meliputi pelaksanaan kegiatan penegasan batas daerah. Kemudian
pada ayat (2) dijelaskan Pendanaan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi yang salah satunya meliputi pelaksanaan kegiatan
penegasan batas daerah antar daerah kabupaten/kota dalam provinsi dan batas antar
daerah provinsi. Sedangkan pada ayat (3) Pendanaan yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota yang salah satunya
meliputi pelaksanaan kegiatan penegasan batas daerah antar daerah
Kabupaten/Kota.
g. Pembinaan dan Pengawasan
Pembinaan dan Pengawasan diatur pada Bab VI. Pada pasal 31 ayat (1) – ayat (3)
dijelaskan bahwa Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Administrasi
Kewilayahan, Gubernur, dan Bupati/Wali Kota melaksanakan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan penegasan batas daerah sesuai dengan
kewenangannya.

III. Analisis Hasil dan Pembahasan


Sesuai dengan review Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 141 Tahun 2017
tentang Penegasan Batas Daerah yang telah dilakukan khususnya Penegasan Batas di
Darat, dapat dirangkum beberarapa hal penting, yaitu :
a) Penegasan Batas Daerah dilakukan untuk tujuan menciptakan tertib administrasi
pemerintahan, memberikan kejelasan dan kepastian hukum terhadap batas wilayah
suatu daerah yang memenuhi aspek teknis dan yuridis. Kejelasan batas wilayah ini
penting sekali dalam pelaksanaan berbagai kegiatan di pemerintah baik pusat atau
daerah, seperti otonomi daerah, penerapan hukum yang berlaku, pengawasan
wilayah, dll
b) Dalam Penegasan Batas Daerah diperlukan dokumen – dokumen yang harus
disiapkan sebagai dasar penegasan, selain itu juga ditentukan metode penegasan
batas daerah tersebut dengan metode kartometrik dan/atau survei lapangan yang
sesuai dengan prosedur.
c) Tahapan Penegasan Batas Daerah meliputi penyiapan dokumen, pelacakan bata,
pengukuran dan penentuan posisi batas, dan pembuatan peta batas. Dalam pasal 5
– Pasal 9 telah dijelaskan ketentuan setiap tahapan tahapan tersebut. Penjelasan
tersebut bertujuan agar suatu penegasan batas daerah yang dilakukan dapat
dilakukan dengan benar dan sesuai dengan syarat yang diberikan.
d) Dalam Penegasan Batas Daerah dibentuk Tim Penegasan Batas Daerah yang
terdiri dari Tim PBD Pusat, Provinsi, dan Kabupaten. Setiap tim memiliki tugasnya
masing – masing yang melakukan tugas sesuai dengan kewenangan mereka atas
permintaan Pemerintah Pusat, Provinsi, atau Kabupaten.
e) Hal – hal penting lainnya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya seperti
penyelesaian penyelisian, pendanaan, maupun pembinaan dan pengawasan.
Pada bagian Lampiran Peraturan ini juga dijelaskan tentang Penegasan Batas
Daerah secara Teknis, khususnya di darat seperti Definisi Teknis, Prinsip Penegasan,
Garis besar kegiatan Penegasan, dan Pemasangan Pilar Batas, dll.
IV. Kesimpulan
Dari kegiatan review Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 141 Tahun 2017
tentang Penegasan Batas Daerah yang telah dilakukan khususnya Penegasan Batas di
Darat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan Penegasan mempunyai tujuan untuk
menciptakan tertib administrasi pemerintahan, memberikan kejelasan dan kepastian
hukum terhadap batas wilayah suatu daerah yang memenuhi aspek teknis dan yuridis,
selain itu dilakukan dalam 4 tahapan yaitu penyiapan dokumen, pelacakan bata,
pengukuran dan penentuan posisi batas, dan pembuatan peta batas yang dilakukan oleh
tim yang dibentuk yang disebut dengan Tim PBD. Peraturan ini juga menjelaskan
tentang penyelesaian perselisihan, pendanaan, pembinaan dan pengawasan, serta
penjelasan secara teknis pada bagian lampiran peraturan.
V. Daftar Pustaka
- Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 141 Tahun 2017 tentang Penegasan Batas
Daerah.

Anda mungkin juga menyukai