GEOLISTRIK
Oleh:
Farhan Iskandar Prihartono
165090707111038
Asisten:
Dimas Andreas P
155090707111001
Nim : 165090707111038
Jurusan : Fisika
Judul laporan :
1. Laporan ini adalah benar-benar karya saya sendiri, dan bukan hasil plagiat dari karya orang
lain. Karya-karya yang tercantum dalam daftar pustaka laporan ini, semata-mata digunakan
sebagai acuan/referensi.
2. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa isi laporan saya merupakan hasil plagiat, maka
saya bersedia menanggung akibat dari keadaan tersebut.
yang menyatakan,
165090707111038
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya laporan
Praktikum Seismologi dan Mikroseismik. Selama pelaksanaan laporam pun kami juga mendapat
banyak dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami ucpakan terimakasih
kepada asissten praktikum yang membimbing jalannya praktikum pada semester ini
Penulis menyadari bahwa laporan kuliah lapang ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan ini kedepannya.
Terimakasih
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLISTRIK
RESITIVITAS
Oleh:
Farhan Iskandar Prihartono
165090707111038
Asisten:
Dimas Andreas P
155090707111001
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
kata lain arus AC yang kita injeksikan sedang diatur frekuensinya sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan.
1.4. Tujuan.
a. Untuk mengetahui keadaan bawah permukaan daerah tersebut
b. Untuk mengetahui cara kerja instrument yang digunakan dalam metode geolistrik
1.5. Manfaat
a. Dapat mengetahui keadaan bawah permukaan daerah tersebut
b. Dapat mengetahui cara kerja instrument yang digunakan dalam metode geolistrik
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik bumi
dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi. Berdasarkan tujuan pengukuran di lapangan,
metode geolistrik dibagi menjadi dua (Telford,1976), yaitu :
4
Metode geolistrik resistivitas (hambatan jenis) merupakan suatu metode pendugaan kondisi
bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi
melalui dua elektroda arus, kemudian beda potensial yang dihasilkan diukur dengan
menggunakan dua elektroda potensial.
Hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu digunakan
untuk menentukan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur (titik
sounding).
Metode geolistrik resistivitas didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian dari arus listrik yang
diberikan pada lapisan tanah, menjalar ke dalam tanah pada kedalaman tertentu dan bertambah
besar dengan bertambahnya jarak antar elektroda. Dalam pengukuran geolistrik resistivitas jika
sepasang elektroda diperbesar, distribusi potensial pada permukaan bumi akan semakin
membesar dengan nilai resistivitas yang bervariasi (Vingoe, 1972).
Menurut Robinson (1988), terdapat beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam metode
geolistrik resistivitas, yaitu:
1. Bawah permukaan tanah terdiri dari beberapa lapisan yang dibatasi oleh bidang batas
horisontal serta terdapat kontras resistivitas antara bidang batas perlapisan tersebut.
2. Tiap lapisan mempunyai ketebalan tertentu, kecuali untuk lapisan terbawah ketebalannya tak
terhingga.
4. Tidak ada sumber arus selain arus yang diinjeksikan di atas permukaan bumi.
Metode ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang
memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 atau 1500 feet. Oleh karena itu
metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi minyak tetapi lebih banyak digunakan dalam
bidang engineering geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air, juga
digunakan dalam eksplorasi geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda
potensial dan elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas tahanan jenis
yaitu antara lain :
5
1. Metode schlumberger.
2. Metode Werner.
Berdasarkan pada harga resistivitas listriknya, suatu struktur bawah permukaan bumi dapat
diketahui material penyusunya, sehingga kita juga dapat memahami tentang struktur lapisan
tanah di bawah permukaan bumi yang tercemar oleh limbah cair yang mengandung senyawa
organik dari berbagai jenis logam, seperti Mg, Zn, Al, Mn, senyawa nitrogen dan sianida.
Resistivitas bumi berhubungan dengan jenis mineral, kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan. Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secaraumum, yaitu
dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan menggunakan dua elektroda arus (A
dan B), dan pengukuran beda potensial dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan
N).
6
Beda potensial yang terjadi antara MN yang diakibatkan oleh injeksi arus padaAB:
Lebar jarak AB menentukan jangkauan geolistrik ke dalam tanah. Ketika perbandingan jarak
antar elektroda arus dengan elektroda potensial terlalu besar, elektroda potensial harus digeser,
kalau tidak maka beda potensial yang terukur akan sangat kecil (Alile et al. 2007). Dari semua
sifat fisika batuan dan mineral, resistivitas memperlihatkan variasi harga yang sangat banyak.
Pada mineral logam, harga resistivitas berkisar antara 10-8 ohmmeter hingga 107 ohmmeter.
Begitu juga pada batuan-batuan lain, dengan komposisi yang bermacam-macam akan
menghasilkan range resistivitas yang bervariasi pula. Sehingga range sensitivitas maksimum yang
mungkin adalah dari 1.6 x 10-8 ohmmeter (perak asli) hingga 1016 ohmmeter (belerang murni).
Konduktor biasanya didefinisikan sebagai bahan yang memiliki resitivitas kurang dari 10 -8
ohmmeter, sedangkan isolator memiliki resistivitas lebih dari 107 ohmmeter. Dan di antara
keduanya adalah bahan semikonduktor. Sedangkan Isolator dicirikan oleh ikatan ionik, sehingga
elektron-elektron valensi tidak bebas bergerak. Kebanyakan mineral membentuk batuan
penghantar listrik yang tidak baik walaupun beberapa logam asli dan grafit menghantarkan
listrik. Resistivitas yang terukur pada material bumi utamanya ditentukan oleh pergerakan ion-
ion bermuatan dalam pori-pori fluida. Air tanah secara umum berisi campuran terlarut yang
dapat menambah kemampuannya untuk menghantarkan listrik, meskipun air tanah bukan
konduktor listrik yang baik. Variasi resistivitas material bumi ditunjukkan dalam Tabel 1 Nilai
tahanan jenis batuan bergantung dari macam-macam materialnya, densitas, porositas, ukuran,
dan bentuk pori-pori batuan, kandungan air, kualitas dan suhu.
7
Tabel 1. Kisaran nilai resistivitas batuan (blaricom,1988)
Asumsi yang selalu digunakan dalam metode geolistrik resistivitas adalah bumi bersifat
homogen isotropis. Ketika arus diinjeksikan ke dalam bumi, pengaruh dalam bentuk beda
potensial yang diamati secara tidak langsung adalah hambatan jenis suatu lapisan bumi tertentu.
Namun nilai ini bukanlah nilai hambatan jenis yang sesungguhnya. Hambatan jenis ini
merupakan besaran yang nilainya tergantung pada spasi elektroda yang dipakai. Padahal
kenyataannya bumi terdiri dari lapisan-lapisan dengan nilai resistivitas yang berbeda-beda,
sehingga potensial yang diukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Hambatan
jenis ini disebut hambatan jenis (resistivitas) semu. Resistivitas semu dirumuskan dengan:
2.1)
Faktor geometri dari konfigurasi elektroda potensial dan elektroda arus. Faktor geometri
merupakan besaran penting dalam pendugaan tahanan jenis vertikal maupun horisontal.
8
Sesuai dengan persamaan 2.1, nilai K untuk konfigurasi Schlumberger adalah
2.2)
Resistivitas semu yang dihasilkan oleh setiap konfigurasi akan berbeda walaupun jarak antar
elektrodanya sama. Untuk medium berlapis, harga resistivitas semu ini akan merupakan fungsi
jarak bentangan (jarak antar elektroda arus). Untuk jarak antar elektroda arus yang kecil akan
memberikan ρa yang harganya mendekati ρ batuan di dekat permukaan. Sedang untuk jarak
bentangan yang besar, ρa yang diperoleh akan mewakili harga ρ batuan yang lebih dalam.
9
BAB III
METODOLOGI
10
b. Satu set instrument resistivitas
c. Handy-talky
11
d. Laptop
12
3.4. Diagram Alir
13
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
14
Dijelaskan terdapat 4 type kurva yang diklasifikasikan berdasarkan nilai
rho, berbanding dengan AB/2. Tedapat kurva H, kurva Q, kurva K dan
kurva A. Dimana dimisalkan terdapat 3 lapisan lithology, maka nilai rho
dari masing masing lithology akan terwakilkan disana.
Diambil contoh dari line 2 yang maka nilai dari rho1 lebih kecil dan
semakin meningkan sebanding dengan kedalaman yang semakin
meningkat juga
15
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Jadi persebaran yang didapatkan setelah praktikum geolistrik metode resistivitas adalah
lapangan tersebut memiliki persebaran nilai resis yang sebanding dengan kedalaman
yang ditunjukan kurva yang cocok dengan kurva type A
5.2. Saran
Saran untuk kedannya praktikum dengan akuisisi yang memerluka perlakuan khusus saat
hujan, dilakukan saat musim kemarau
16
DAFTAR PUSTAKA
Alile, O. M., Molindo, W. A., and Nwachokor, M.A. 2007. Evaluation of Soil Profile on
Aquifer Layer of Three. Location in Edo State. International Journal of Physical
Sciences. 2 (9) : 249-253.
Robinson, Coruh. 1988. Basics Exploration Geophysics. Canada : John Willey And Son Inc.
Telford, Geldart and Sheriff. 1976. Applied Geophysics, 2nd edition, Cambridge University
Press, New York.
17
LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLISTRIK
SELF POTENSIAL
Oleh:
Farhan Iskandar Prihartono
165090707111038
Asisten:
Dimas Andreas P
155090707111001
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
kata lain arus AC yang kita injeksikan sedang diatur frekuensinya sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan.
1.4. Tujuan.
a. Untuk mengetahui keadaan bawah permukaan daerah tersebut
b. Untuk mengetahui cara kerja instrument yang digunakan dalam metode geolistrik
1.5. Manfaat
a. Dapat mengetahui keadaan bawah permukaan daerah tersebut
b. Dapat mengetahui cara kerja instrument yang digunakan dalam metode geolistrik
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode Potensial Diri (Self Potential / SP) merupakan suatu metode survei geofisika yang
dapat dimanfaatkan untuk mengeksplorasi sumberdaya alam bawah permukaan. Metode ini
didasarkan pada pengukuran potensial diri massa endapan batuan dalam kerak bumi tanpa harus
menginjeksikan aruys listrik ke dalam tanah, seperti metode geolistrik lainnya. Metode Potensial
Diri dapat digunakan untuk mendeteksi reservoir panas bumi, mineral logam, air bawah tanah
dan sebagainya. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi rembesan limbah
cair bawah permukaan dan analisis geokimia.
Potensial diri merupakan tegangan statis alam yang terdapat di permukaan bumi, akibat
proses mekanik dan elektrokimia di bawah permukaan. Pada dasarnya potensial diri merupakan
tegangan listrik searah (DC) yang terjadi di permukaan bumi yang bervariasi secara lambat.
Kemunculan potensial diri terkait dengan pelapukan batuan/mineral, variasi mineral di dalam
batuan, aktivitas biolistrik bahan organik, gradien tekanan dan temperature pada permukaan
cairan, serta gejala alam lainnya. Pada proses mekanik dihasilkan potensial difusi (liquid-junction),
potensial shale dan potensial mineralisasi.
Pada mulanya metode potensial diri digunakan untuk menentukan daerah yang mengandung
mineral logam. Selanjutnya metode ini digunakan untuk mencari mineral logam yang terkait
dengan sulfida, grafit, dan megnetit. Berdasarkan hal ini, para ahli geofisika mengungkapkan
mekanisme potensial diri pada daerah mineral. Mekanisme polarisasi listrik spontan pada daerah
mineral dapat dipahami dari teori dikembangkan oleh Sato dan Mooney pada tahun 1960. Mereka
mengatakan bahwa di dalam tubuh mineral terjadi reaksi setengah sel elektrokimia, dimana
anodanya berada di bawah permukaan air tanah. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi sehingga
anoda merupakan sumber arus sulfide yang berada di bawah tanah. Sulfida mengalami oksidasi
dan reduksi yang akibat reaksi H2O dan O2 di dalam tanah.
Secara teknis prinsip kerja metode potensial diri adalah mengukur tegangan statis alam (natural
static voltage) melalui dua buah elektroda yang ditancapkan di permukaan bumi, yang dihubungkan
dengan digital milivoltmeter. Milivoltmeter ini harus mempunyai impedansi masukan yang besar
untuk mengabaikan arus listrik yang berasal dari bumi selama pengukuran. Keunggulan metode
Potensial Diri daripada metode geolistrik lain adalah sangat responsif untuk target bawah
permukaan yang bersifat konduktif seperti mineral logam dan mineral sulfida, serta dapat
diterapkan untuk daerah yang topografinya tidah datar.
4
Jika sebuah elektroda ditancapkan ke tanah sebagai elektroda potensial, maka resultan gaya
elektrokimia pada bidang kontak antara elektroda dengan tanah air akan membentuk potensial
palsu (spurious) meski tidak ada arus yang melaluinya. Potensial palsu ini mempunyai nilai berbeda-
beda antara satu tempat dengan tempat yang lain, atau antara satu tempat dengan tempat lain,
atau antara satu waktu terhaap waktu yang lain, sehingga sangat sulit membuat faktor koreksinya
untuk mereduksi nilai potensial ini. Konsenkuensinya diperlukan yang bersifat non polarisasi,
sehingga nilai potensialnya tidak dipengaruhi oleh arus yang melewatinya. Elektroda semacam ini
dapat didesain dari logam penghantar yang dicelupkan ke dalam larutan jenuhnya, misalnya logam
Cu dalam larutan CuSO4, logam Zn dalam larutan ZnSO4 dan sebagainya. Logam dan larutan
tersebut dikemas dalam sebuah container berbentuk pot berpori (porous pot). Penggunaan pot
berpori dimaksudkan agar larutan dapat merembes secara perlahan sehingga membuat kontak
dengan tanah
Metode Potensial Diri yang di desain dengan elektroda pot berpori (porous pot) sangat tepat
diterapkan untuk penelitian panas bumi, karena pada umumnya reservoir panas bumi berisi fluida
panas yang mengandung mineral-mineral sulfida yang bersifat konduktif.
Prinsip mekanisme yang menghasilkan potensial diri ini adalah proses mekanik serta proses
elektrokimia. Pertama adalah proses mekanik yang menghasilkan potensial elektrokinetik atau
disebut dengan streaming potential. Sedang yang lainnya adalah proses elektrokimia, proses ini
menghasilkan potensialliquid junction, potensial serpih dan potensial mineralisasi.Anomali SP
seringdiinterpretasikan secara kuantitatif melalui profil, amplitudo, polaritas, dan pola kontur.
Bagian atas dari bijih mineral diasumsikan langsung berada dibawah posisi potensial minimum
dan maksimum. Jika sumbu polarisasi yaitu sumbu diantara katoda dan anoda pada bijih material
adalah miring atau lereng dan garis atau vertikal. Bentuk profil akan menjadi asimetrik dengan
kemiringan yang curam dan juga positif mengikuti keduanya berada pada sisi bawah. Kesulitan
akan muncul ketika ada lebih dari dua geologi memberikan pengaruh besar pada anomaly SP baik
itu kenaikan atau penurunan yang saling melapisi. Interperetasi selanjutnya adalah bagaimana
memperkirakan bentuk dari biji besi dibandingkn dengan bentuk geometri yang telah diketahui
berbentuk bola atau silinder dengan asumsi arah polarisasi.
5
BAB III
METODOLOGI
6
3.4. Diagram Alir
7
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
4.2.1. Interpretasi.
8
Gambar 4.1. Peta Self Potensial
Pada gambar tersebut dapat ketahui bahwa terdapat warna biru sampai hijau, dengan
potensial negatif hal ini mengindikasikan adanya sumber air, namun sumber air yang terlihat
pada gambar data hanya sedikit sekali, hal ini karena waktu penelitian yang sudah siang dilain itu
pengambilan data dilakukan saat musim Hujan, sehingga mempengaruhi kelembapan.
Kemudian terdapat warna merah dimana potensialnya paling besar, dimana hal ini mengindikasi
bahwa pada daerah deengan warna merah ini terjadi pengumpulan aliran fluida.
9
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan.
Dari hasil analisa data yang didapat dapat disimpulkan bahwa tanah lapangan memiliki beda
potensial, anomali yang didapatkan pada percobaan ini yaitu adanya zona merah dan hijau,
dimana adanya daerah dengan warna merah karena adanya bekas bangunan pada daerah
tersebut, sedangkan daerah hijau karena dulunya merupakan daerah rawa sehingga adanya
kelembapan pada tanah tersebut.
5.2. Saran
Semoga di masa depan perencanaan akuisisi lapangan lebih matang karena akan
merepotkan jika dilakukan pada musim hujan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alile, O. M., Molindo, W. A., and Nwachokor, M.A. 2007. Evaluation of Soil Profile on
Aquifer Layer of Three. Location in Edo State. International Journal of Physical
Sciences. 2 (9) : 249-253.
Robinson, Coruh. 1988. Basics Exploration Geophysics. Canada : John Willey And Son Inc.
Telford, Geldart and Sheriff. 1976. Applied Geophysics, 2nd edition, Cambridge University
Press, New York.
11