Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLISTRIK

Oleh:
Farhan Iskandar Prihartono
165090707111038

Asisten:
Dimas Andreas P
155090707111001

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERISTAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini;

Nama : Farhan Iskandar Prihartono

Nim : 165090707111038

Program Studi : Teknik Geofisika

Jurusan : Fisika

Judul laporan :

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLISTRIK


Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Laporan ini adalah benar-benar karya saya sendiri, dan bukan hasil plagiat dari karya orang
lain. Karya-karya yang tercantum dalam daftar pustaka laporan ini, semata-mata digunakan
sebagai acuan/referensi.
2. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa isi laporan saya merupakan hasil plagiat, maka
saya bersedia menanggung akibat dari keadaan tersebut.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.

Malang, 1 Desember 2018

yang menyatakan,

Farhan Iskandar Prihartono

165090707111038

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya laporan
Praktikum Seismologi dan Mikroseismik. Selama pelaksanaan laporam pun kami juga mendapat
banyak dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami ucpakan terimakasih
kepada asissten praktikum yang membimbing jalannya praktikum pada semester ini

Penulis menyadari bahwa laporan kuliah lapang ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan ini kedepannya.

Terimakasih

Malang, Desember 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

iii
LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLISTRIK
RESITIVITAS

Oleh:
Farhan Iskandar Prihartono
165090707111038

Asisten:
Dimas Andreas P
155090707111001

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERISTAS BRAWIJAYA
MALANG
2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang.

Geolistrik merupakan ilmu yang mempelajari sifat mineral bumi dalam


menghantarkan arus listrik. Banyak sekali manfaat dari metoda geolistrik ini
diantaranya utuk mengetahui struktur, stratigrafi, sedimentologi, muka air tanah,
aquifer, instrusi air asin, struktur geologi, pertambangan, arkeologi, Geothermal,
minyak.

Ada beberapa macam metoda geolistrik, antara lain: metoda potensial


diri, arus telluric, magnetotelluric, electromagnetik, IP (induced polarization),
resistivitas (tahanan jenis). Dalam metode geolistrik resistivitas (tahanan jenis)
ternyata banyak ragam caranya yaitu metoda Dipole-Dipole, Schlumberger,
Wenner, Mise-À-La-Masse. Dalam metoda ini perangkat instrumentasi yang akan
digunakan adalah pembangkit tegangan dan pembangkit arus, dua alat ini yang
menjadi inti dari metoda geolistrik, dalam instrumentasi geolistrik ini.

Arus dari sumber DC dimasukan ke dalam bagian komutator, untuk


diubah menjadi arus bolak-balik karena bumi bersifat ground artinya semua
tegangan dan arus yang masuk ke tanah akan dibuat nol, jadi agar bumi bisa
diukur maka harus dipakai arus AC. Arus ini diinjeksikan ke dalam bumi melalui
elektroda-elektroda arus. Tanggapan tegangan sebagai akibat dari injeksi arus,
diukur melalui elektroda potensial.

Injeksi arus yang dilakukan pada instrumentasi geolistrik bersifat konstan,


yaitu arus DC yang menjadi sumber tegangan yang kemudian diubah menjadi
arus AC memiliki frekuensi yang tetap. Untuk melakukan kontrol arus AC yang
diijeksikan maka diperlukan suatu perangkat tambahan yang bisa menangani
fungsi tadi yaitu mikrokontroller. Mikrokontroller AT89S52 yang digunakan
akan berfungsi mengatur perubahan polaritas tegangan yang dialirkan, dengan

2
kata lain arus AC yang kita injeksikan sedang diatur frekuensinya sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan.

1.2. Rumusan masalah.

a. Bagaimana keadaan bawah permukaan daerah tersebut?


b. Bagaimana persebaran resistivitas pada daerah tersebut?

1.3. Batasan masalah.


Batasan masalah yang dialami oleh praktikan diantaranya;
a. Mengalami masalah licensi software yang digunakan
b. Mengalami masalah laptop hang saat mengerjakan laporan.

1.4. Tujuan.
a. Untuk mengetahui keadaan bawah permukaan daerah tersebut
b. Untuk mengetahui cara kerja instrument yang digunakan dalam metode geolistrik

1.5. Manfaat
a. Dapat mengetahui keadaan bawah permukaan daerah tersebut
b. Dapat mengetahui cara kerja instrument yang digunakan dalam metode geolistrik

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik bumi
dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi. Berdasarkan tujuan pengukuran di lapangan,
metode geolistrik dibagi menjadi dua (Telford,1976), yaitu :

2.1.1 Metode resistivitas jenis Sounding.


Metode ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan tahanan jenis bawah permukaan ke
arah vertikal yaitu dengan cara pada titik ukur tetap, jarak elektroda arus dan tegangan
diubah-ubah sehingga semakin besar jarak antar elektroda maka akan tampak efek dari
material yang lebih dalam, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1

gambar 1. Perpindahan elektroda secara sounding

2.1.2. Metode resistivitas jenis Mapping


Metode ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan tahanan jenis bawah permukaan ke
arah lateral atau horisontal yaitu dengan cara menggeser titik ukur secara horisontal
dengan jarak elektroda dan tegangan tetap. Pada metode ini kedalaman yang tersurvey
akan sama karena pergeserannya ke arah horisontal. Konfigurasi yang sering digunakan
adalah Wenner dan Dipole-dipole, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.

gambar 2. Perpindahan elektroda secara mapping

4
Metode geolistrik resistivitas (hambatan jenis) merupakan suatu metode pendugaan kondisi
bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi
melalui dua elektroda arus, kemudian beda potensial yang dihasilkan diukur dengan
menggunakan dua elektroda potensial.

Hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu digunakan
untuk menentukan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur (titik
sounding).

Metode geolistrik resistivitas didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian dari arus listrik yang
diberikan pada lapisan tanah, menjalar ke dalam tanah pada kedalaman tertentu dan bertambah
besar dengan bertambahnya jarak antar elektroda. Dalam pengukuran geolistrik resistivitas jika
sepasang elektroda diperbesar, distribusi potensial pada permukaan bumi akan semakin
membesar dengan nilai resistivitas yang bervariasi (Vingoe, 1972).

Menurut Robinson (1988), terdapat beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam metode
geolistrik resistivitas, yaitu:

1. Bawah permukaan tanah terdiri dari beberapa lapisan yang dibatasi oleh bidang batas
horisontal serta terdapat kontras resistivitas antara bidang batas perlapisan tersebut.

2. Tiap lapisan mempunyai ketebalan tertentu, kecuali untuk lapisan terbawah ketebalannya tak
terhingga.

3. Tiap lapisan dianggap bersifat homogen isotropik.

4. Tidak ada sumber arus selain arus yang diinjeksikan di atas permukaan bumi.

5. Arus listrik yang diinjeksikan adalah arus listrik searah.

Metode ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang
memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 atau 1500 feet. Oleh karena itu
metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi minyak tetapi lebih banyak digunakan dalam
bidang engineering geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air, juga
digunakan dalam eksplorasi geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda
potensial dan elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas tahanan jenis
yaitu antara lain :

5
1. Metode schlumberger.

gambar 3. Konfigurasi Schlumberger

2. Metode Werner.

gambar 4. Konfigurasi Wenner

Berdasarkan pada harga resistivitas listriknya, suatu struktur bawah permukaan bumi dapat
diketahui material penyusunya, sehingga kita juga dapat memahami tentang struktur lapisan
tanah di bawah permukaan bumi yang tercemar oleh limbah cair yang mengandung senyawa
organik dari berbagai jenis logam, seperti Mg, Zn, Al, Mn, senyawa nitrogen dan sianida.
Resistivitas bumi berhubungan dengan jenis mineral, kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan. Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secaraumum, yaitu
dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan menggunakan dua elektroda arus (A
dan B), dan pengukuran beda potensial dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan
N).

6
Beda potensial yang terjadi antara MN yang diakibatkan oleh injeksi arus padaAB:

Lebar jarak AB menentukan jangkauan geolistrik ke dalam tanah. Ketika perbandingan jarak
antar elektroda arus dengan elektroda potensial terlalu besar, elektroda potensial harus digeser,
kalau tidak maka beda potensial yang terukur akan sangat kecil (Alile et al. 2007). Dari semua
sifat fisika batuan dan mineral, resistivitas memperlihatkan variasi harga yang sangat banyak.
Pada mineral logam, harga resistivitas berkisar antara 10-8 ohmmeter hingga 107 ohmmeter.
Begitu juga pada batuan-batuan lain, dengan komposisi yang bermacam-macam akan
menghasilkan range resistivitas yang bervariasi pula. Sehingga range sensitivitas maksimum yang
mungkin adalah dari 1.6 x 10-8 ohmmeter (perak asli) hingga 1016 ohmmeter (belerang murni).

Konduktor biasanya didefinisikan sebagai bahan yang memiliki resitivitas kurang dari 10 -8
ohmmeter, sedangkan isolator memiliki resistivitas lebih dari 107 ohmmeter. Dan di antara
keduanya adalah bahan semikonduktor. Sedangkan Isolator dicirikan oleh ikatan ionik, sehingga
elektron-elektron valensi tidak bebas bergerak. Kebanyakan mineral membentuk batuan
penghantar listrik yang tidak baik walaupun beberapa logam asli dan grafit menghantarkan
listrik. Resistivitas yang terukur pada material bumi utamanya ditentukan oleh pergerakan ion-
ion bermuatan dalam pori-pori fluida. Air tanah secara umum berisi campuran terlarut yang
dapat menambah kemampuannya untuk menghantarkan listrik, meskipun air tanah bukan
konduktor listrik yang baik. Variasi resistivitas material bumi ditunjukkan dalam Tabel 1 Nilai
tahanan jenis batuan bergantung dari macam-macam materialnya, densitas, porositas, ukuran,
dan bentuk pori-pori batuan, kandungan air, kualitas dan suhu.

7
Tabel 1. Kisaran nilai resistivitas batuan (blaricom,1988)

Asumsi yang selalu digunakan dalam metode geolistrik resistivitas adalah bumi bersifat
homogen isotropis. Ketika arus diinjeksikan ke dalam bumi, pengaruh dalam bentuk beda
potensial yang diamati secara tidak langsung adalah hambatan jenis suatu lapisan bumi tertentu.
Namun nilai ini bukanlah nilai hambatan jenis yang sesungguhnya. Hambatan jenis ini
merupakan besaran yang nilainya tergantung pada spasi elektroda yang dipakai. Padahal
kenyataannya bumi terdiri dari lapisan-lapisan dengan nilai resistivitas yang berbeda-beda,
sehingga potensial yang diukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Hambatan
jenis ini disebut hambatan jenis (resistivitas) semu. Resistivitas semu dirumuskan dengan:

2.1)

 K: Faktor Geometris (m)

 ΔV : Beda potensial (V)

 I: Kuat arus (A)

Faktor geometri dari konfigurasi elektroda potensial dan elektroda arus. Faktor geometri
merupakan besaran penting dalam pendugaan tahanan jenis vertikal maupun horisontal.

8
Sesuai dengan persamaan 2.1, nilai K untuk konfigurasi Schlumberger adalah

2.2)

Bumi merupakan medium berlapis dengan masing-masing lapisan mempunyai harga


resistivitas yang berbeda-beda. Resistivitas semu merupakan suatu konsep abstrak yang di
dalamnya terdapat keterangan tentang kedalaman dan sifat suatu lapisan tertentu. Sebagaimana
disajikan dalam gambar 6 dimisalkan bahwa medium yang ditinjau terdiri dari 2 lapis dan
mempunyai nilai resistivitas yang berbeda (ρ1 dan ρ2). Dalam pengukuran, medium ini akan
dianggap sebagai 1 lapisan yang homogen dan mempunyai 1 harga resistivitas yaitu ρa (Apparent
Resistivity) atau resistivitas semu.

Resistivitas semu yang dihasilkan oleh setiap konfigurasi akan berbeda walaupun jarak antar
elektrodanya sama. Untuk medium berlapis, harga resistivitas semu ini akan merupakan fungsi
jarak bentangan (jarak antar elektroda arus). Untuk jarak antar elektroda arus yang kecil akan
memberikan ρa yang harganya mendekati ρ batuan di dekat permukaan. Sedang untuk jarak
bentangan yang besar, ρa yang diperoleh akan mewakili harga ρ batuan yang lebih dalam.

2.1.3. Kurva log Resistivitas


Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan formasi
beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas efektif, salinitas
aiaformasi dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori batuan.

9
BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian kali ini mengambil tempat di lapangan Sigura - gura pada hari minggu 25
November 2018 pukul 7.00 WIB sampai dengan selesai
3.2. Materi Penelitian
Pada penelitian kali ini digunakan peralatan antara lain;
a. Palu

10
b. Satu set instrument resistivitas

c. Handy-talky

11
d. Laptop

3.3. Langkah Penelitian


Pertama ditancapkannya besi sedalam sekitar 50 cm kedalam tanah
disepanjang line penelitian sesuai dengan desain survey. Lalu diapkan daya
yang akan bertindak sebagai sumber arus, dihubungkan dengan kabel roll.
Ditancapkan kabel rol sesuai skema penelitian yang akan dilakukan. Pada fase
prosessing data, praktikan menggunakan software ip2win, surfer13, Ms
Excell, dan notepad. Setelah data didapatkan pada hari akuisisi, data diproses
dengan menggunakan software ip2win atau res2dinv.

12
3.4. Diagram Alir

13
BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1. Hasil Data.


Pada praktikum geolistrik metode resistivitas dilakukan 2 konfigurasi yang
masing masing memuat data berbeda.
a. Dipole – dipole
Pada konfigurasi dipole dipole memuat data resistivitas, arus yang masuk,
sampai nilai rho app.
b. Schlumberger
Pada konfigurasi ini memiliki nilai bacaan yang sama dengan konfigurasi
sebelumnya, melainkan yang membedakan hanya proses pengambilan
data dilapangan (Resistivitas)
4.2. Pembahasan
4.2.1. Interpretasi
Pada interpretasi penelitian ini praktikan hanya dapat melakukan
interpretasi kualitatif kurva match. Pada pembanding kurva menjelaskan
bahwa terdapat 4 type kurva resistivitas.

Gambar. 4.1. Kurva type

14
Dijelaskan terdapat 4 type kurva yang diklasifikasikan berdasarkan nilai
rho, berbanding dengan AB/2. Tedapat kurva H, kurva Q, kurva K dan
kurva A. Dimana dimisalkan terdapat 3 lapisan lithology, maka nilai rho
dari masing masing lithology akan terwakilkan disana.

Gambar 4.2. Kurva line 2

Diambil contoh dari line 2 yang maka nilai dari rho1 lebih kecil dan
semakin meningkan sebanding dengan kedalaman yang semakin
meningkat juga

15
BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Jadi persebaran yang didapatkan setelah praktikum geolistrik metode resistivitas adalah
lapangan tersebut memiliki persebaran nilai resis yang sebanding dengan kedalaman
yang ditunjukan kurva yang cocok dengan kurva type A

5.2. Saran

Saran untuk kedannya praktikum dengan akuisisi yang memerluka perlakuan khusus saat
hujan, dilakukan saat musim kemarau

16
DAFTAR PUSTAKA

Alile, O. M., Molindo, W. A., and Nwachokor, M.A. 2007. Evaluation of Soil Profile on
Aquifer Layer of Three. Location in Edo State. International Journal of Physical
Sciences. 2 (9) : 249-253.

Robinson, Coruh. 1988. Basics Exploration Geophysics. Canada : John Willey And Son Inc.

Telford, Geldart and Sheriff. 1976. Applied Geophysics, 2nd edition, Cambridge University
Press, New York.

Vingoe, P. 1972. Electrical Resistivity Surveying. Geophysical Memorandum.

Waluyo.2001. Panduan Workshop Eksplorasi Geofisika : Metode Resistivitas. Yogyakarta


:Laboratorium Geofisika UGM

17
LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLISTRIK
SELF POTENSIAL

Oleh:
Farhan Iskandar Prihartono
165090707111038

Asisten:
Dimas Andreas P
155090707111001

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERISTAS BRAWIJAYA
MALANG
2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang.

Geolistrik merupakan ilmu yang mempelajari sifat mineral bumi dalam


menghantarkan arus listrik. Banyak sekali manfaat dari metoda geolistrik ini
diantaranya utuk mengetahui struktur, stratigrafi, sedimentologi, muka air tanah,
aquifer, instrusi air asin, struktur geologi, pertambangan, arkeologi, Geothermal,
minyak.

Ada beberapa macam metoda geolistrik, antara lain: metoda potensial


diri, arus telluric, magnetotelluric, electromagnetik, IP (induced polarization),
resistivitas (tahanan jenis). Dalam metode geolistrik resistivitas (tahanan jenis)
ternyata banyak ragam caranya yaitu metoda Dipole-Dipole, Schlumberger,
Wenner, Mise-À-La-Masse. Dalam metoda ini perangkat instrumentasi yang akan
digunakan adalah pembangkit tegangan dan pembangkit arus, dua alat ini yang
menjadi inti dari metoda geolistrik, dalam instrumentasi geolistrik ini.

Arus dari sumber DC dimasukan ke dalam bagian komutator, untuk


diubah menjadi arus bolak-balik karena bumi bersifat ground artinya semua
tegangan dan arus yang masuk ke tanah akan dibuat nol, jadi agar bumi bisa
diukur maka harus dipakai arus AC. Arus ini diinjeksikan ke dalam bumi melalui
elektroda-elektroda arus. Tanggapan tegangan sebagai akibat dari injeksi arus,
diukur melalui elektroda potensial.

Injeksi arus yang dilakukan pada instrumentasi geolistrik bersifat konstan,


yaitu arus DC yang menjadi sumber tegangan yang kemudian diubah menjadi
arus AC memiliki frekuensi yang tetap. Untuk melakukan kontrol arus AC yang
diijeksikan maka diperlukan suatu perangkat tambahan yang bisa menangani
fungsi tadi yaitu mikrokontroller. Mikrokontroller AT89S52 yang digunakan
akan berfungsi mengatur perubahan polaritas tegangan yang dialirkan, dengan

2
kata lain arus AC yang kita injeksikan sedang diatur frekuensinya sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan.

1.2. Rumusan masalah.

a. Bagaimana keadaan bawah permukaan daerah tersebut?


b. Bagaimana persebaran Beda potensial pada daerah tersebut?

1.3. Batasan masalah.


Batasan masalah yang dialami oleh praktikan diantaranya;
a. Mengalami masalah licensi software yang digunakan
b. Mengalami masalah laptop hang saat mengerjakan laporan.

1.4. Tujuan.
a. Untuk mengetahui keadaan bawah permukaan daerah tersebut
b. Untuk mengetahui cara kerja instrument yang digunakan dalam metode geolistrik

1.5. Manfaat
a. Dapat mengetahui keadaan bawah permukaan daerah tersebut
b. Dapat mengetahui cara kerja instrument yang digunakan dalam metode geolistrik

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Metode Potensial Diri (Self Potential / SP) merupakan suatu metode survei geofisika yang
dapat dimanfaatkan untuk mengeksplorasi sumberdaya alam bawah permukaan. Metode ini
didasarkan pada pengukuran potensial diri massa endapan batuan dalam kerak bumi tanpa harus
menginjeksikan aruys listrik ke dalam tanah, seperti metode geolistrik lainnya. Metode Potensial
Diri dapat digunakan untuk mendeteksi reservoir panas bumi, mineral logam, air bawah tanah
dan sebagainya. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi rembesan limbah
cair bawah permukaan dan analisis geokimia.

Potensial diri merupakan tegangan statis alam yang terdapat di permukaan bumi, akibat
proses mekanik dan elektrokimia di bawah permukaan. Pada dasarnya potensial diri merupakan
tegangan listrik searah (DC) yang terjadi di permukaan bumi yang bervariasi secara lambat.
Kemunculan potensial diri terkait dengan pelapukan batuan/mineral, variasi mineral di dalam
batuan, aktivitas biolistrik bahan organik, gradien tekanan dan temperature pada permukaan
cairan, serta gejala alam lainnya. Pada proses mekanik dihasilkan potensial difusi (liquid-junction),
potensial shale dan potensial mineralisasi.

Pada mulanya metode potensial diri digunakan untuk menentukan daerah yang mengandung
mineral logam. Selanjutnya metode ini digunakan untuk mencari mineral logam yang terkait
dengan sulfida, grafit, dan megnetit. Berdasarkan hal ini, para ahli geofisika mengungkapkan
mekanisme potensial diri pada daerah mineral. Mekanisme polarisasi listrik spontan pada daerah
mineral dapat dipahami dari teori dikembangkan oleh Sato dan Mooney pada tahun 1960. Mereka
mengatakan bahwa di dalam tubuh mineral terjadi reaksi setengah sel elektrokimia, dimana
anodanya berada di bawah permukaan air tanah. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi sehingga
anoda merupakan sumber arus sulfide yang berada di bawah tanah. Sulfida mengalami oksidasi
dan reduksi yang akibat reaksi H2O dan O2 di dalam tanah.

Secara teknis prinsip kerja metode potensial diri adalah mengukur tegangan statis alam (natural
static voltage) melalui dua buah elektroda yang ditancapkan di permukaan bumi, yang dihubungkan
dengan digital milivoltmeter. Milivoltmeter ini harus mempunyai impedansi masukan yang besar
untuk mengabaikan arus listrik yang berasal dari bumi selama pengukuran. Keunggulan metode
Potensial Diri daripada metode geolistrik lain adalah sangat responsif untuk target bawah
permukaan yang bersifat konduktif seperti mineral logam dan mineral sulfida, serta dapat
diterapkan untuk daerah yang topografinya tidah datar.

4
Jika sebuah elektroda ditancapkan ke tanah sebagai elektroda potensial, maka resultan gaya
elektrokimia pada bidang kontak antara elektroda dengan tanah air akan membentuk potensial
palsu (spurious) meski tidak ada arus yang melaluinya. Potensial palsu ini mempunyai nilai berbeda-
beda antara satu tempat dengan tempat yang lain, atau antara satu tempat dengan tempat lain,
atau antara satu waktu terhaap waktu yang lain, sehingga sangat sulit membuat faktor koreksinya
untuk mereduksi nilai potensial ini. Konsenkuensinya diperlukan yang bersifat non polarisasi,
sehingga nilai potensialnya tidak dipengaruhi oleh arus yang melewatinya. Elektroda semacam ini
dapat didesain dari logam penghantar yang dicelupkan ke dalam larutan jenuhnya, misalnya logam
Cu dalam larutan CuSO4, logam Zn dalam larutan ZnSO4 dan sebagainya. Logam dan larutan
tersebut dikemas dalam sebuah container berbentuk pot berpori (porous pot). Penggunaan pot
berpori dimaksudkan agar larutan dapat merembes secara perlahan sehingga membuat kontak
dengan tanah

Metode Potensial Diri yang di desain dengan elektroda pot berpori (porous pot) sangat tepat
diterapkan untuk penelitian panas bumi, karena pada umumnya reservoir panas bumi berisi fluida
panas yang mengandung mineral-mineral sulfida yang bersifat konduktif.

Prinsip mekanisme yang menghasilkan potensial diri ini adalah proses mekanik serta proses
elektrokimia. Pertama adalah proses mekanik yang menghasilkan potensial elektrokinetik atau
disebut dengan streaming potential. Sedang yang lainnya adalah proses elektrokimia, proses ini
menghasilkan potensialliquid junction, potensial serpih dan potensial mineralisasi.Anomali SP
seringdiinterpretasikan secara kuantitatif melalui profil, amplitudo, polaritas, dan pola kontur.
Bagian atas dari bijih mineral diasumsikan langsung berada dibawah posisi potensial minimum
dan maksimum. Jika sumbu polarisasi yaitu sumbu diantara katoda dan anoda pada bijih material
adalah miring atau lereng dan garis atau vertikal. Bentuk profil akan menjadi asimetrik dengan
kemiringan yang curam dan juga positif mengikuti keduanya berada pada sisi bawah. Kesulitan
akan muncul ketika ada lebih dari dua geologi memberikan pengaruh besar pada anomaly SP baik
itu kenaikan atau penurunan yang saling melapisi. Interperetasi selanjutnya adalah bagaimana
memperkirakan bentuk dari biji besi dibandingkn dengan bentuk geometri yang telah diketahui
berbentuk bola atau silinder dengan asumsi arah polarisasi.

5
BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian kali ini mengambil tempat di lapangan tidar pada hari minggu 18 November
2018 pukul 7.00 WIB sampai dengan selesai.

3.2. Materi Penelitian


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah gps untuk menentukan
koordinat lokasi, meteran untuk alat ukur, tiga buah palu geologi untuk membuat lubang
tempat di taruhnya porous spot, enam buah porous pots untuk elektroda nonpolarisasi,
kabel, larutan CuSo4 dan dua buah multimeter.

3.3. Langkah Penelitian


Langkah pertama percobaan yang dilakukan untuk pengambilan data adalah ditentukan
lokasi untuk pengambilan data yang terletak di samping gedung Taman Alumni ITS
.Sebanyak 6 lintasan yang sejajar dengan panjang 48 meter dengan spasi antar line sebesr
4 meter dan spasi prousspot 4 meter. Selanjutnya, dilakukan pengambilan data pada setiap
lintasan. Pada lintasan yang pertama dan kedua hingga ke enam dilakukan penggalian
tanah untuk menanam porous pots yang berpindah setelah pengambilan data. Lalu di
tuangkan CuSo4 ke porous pots. Lalu pada tiap lintasan dilakukan pengambilan data yang
dengan menggunakan GPS untuk mencatat nilai koordinat x dan y di tiap titik setiap 4
meter. Langkah selanjutnya dilakukan penanaman porouspot dan dihitung beda potensial
dengan menggunakan multimeter yang disediakan. Saat penanaman porouspot di
usahakan porous pots tetap diam dengan cara tanah dibuat padat,. Data yang didapat
berupa besar beda potensial.
Setelah pengambilan data di lapangan selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
mengolah data yang telah di catat untuk di salin di excel. Selanjutnya data tersebut di
lakukan pengolahan menggunakan Software pengolah data bernama Surfer8. Software
tersebut berfungsi untuk mengolah data secara kualitatif yang berupa angka-angka untuk
di ubah dalam bentuk gambar anomaly anomaly.Selanjutnya, dari anomaly tersebut dibuat
visualisasi sedemikian rupa, sehingga dapat dibedakan anomaly-anomali yang ada di dalam
tanah.Ham ini akan mempermudah proses identifikasi anomaly yang berada di dalam
tanah.

6
3.4. Diagram Alir

7
BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1. Hasil Data.


Percobaan ini didapat data berupa beda potensial. Beda potensial ini merupakan hasil
potensial alami dari dua titik itu sendiri yang berasal dari proses aktifitas elektrokimia
ataupun elektrokinetik . Potensial ini berhubungan dengan pelapukan pada tubuh mineral,
kandungan mineral, aktivitas biolistrik pada bahan organik, proses korosi, gradien tekanan
panas pada permukaan cairan, aliran fluida, dan fenomena alam lain dari alam. Dimana
proses mekanik menghasilkan potensial elektrokinetik (streaming potential) contohnya
seperti aliran fluida dan proses elektrokimia yang menghasilkan potensial liquid junction ,
contohnya yaitu polarisasi mineral hingga menghasilkan elektrokimia, atau namanya
potensial mineralisasi. Setiap lapisan bumi terdapat porositas yang berbeda karena adanya
mineral yang berbeda dalam tanah yang disebabkan proses pengendapan tanah hingga
menjadi batuan. Sehingga pada percobaan ini didapat beda potensial dengan mengukur
beda potensial yang ada pada porous pot yang berisi larutan CuSO4. Menggunakan CuSO4
ini berguna agar elektroda menjadi nonpolarisasi karena jika menggunakana elektroda
plus dan minus maka potensial di titik tersebut tidak bisa diketahui karena akibat dari
polarisasi elektroda sehingga muatan terkutubkan dan potensial alami menjadi tidak
terbaca atau sudah berubah akibat terpolarisasinya muatan, Proses didapatnya beda
potensial yaitu ketika larutan menembus pori-pori dari porous pot menuju dalam tanah akan
menabrak fluida-fluida di dalam tanah dan akan bergerak dan menghasilkan arus serta
beda potensial terbaca pada multimeter.

4.2. Pembahasan
4.2.1. Interpretasi.

8
Gambar 4.1. Peta Self Potensial

Pada gambar tersebut dapat ketahui bahwa terdapat warna biru sampai hijau, dengan
potensial negatif hal ini mengindikasikan adanya sumber air, namun sumber air yang terlihat
pada gambar data hanya sedikit sekali, hal ini karena waktu penelitian yang sudah siang dilain itu
pengambilan data dilakukan saat musim Hujan, sehingga mempengaruhi kelembapan.
Kemudian terdapat warna merah dimana potensialnya paling besar, dimana hal ini mengindikasi
bahwa pada daerah deengan warna merah ini terjadi pengumpulan aliran fluida.

9
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan.

Dari hasil analisa data yang didapat dapat disimpulkan bahwa tanah lapangan memiliki beda
potensial, anomali yang didapatkan pada percobaan ini yaitu adanya zona merah dan hijau,
dimana adanya daerah dengan warna merah karena adanya bekas bangunan pada daerah
tersebut, sedangkan daerah hijau karena dulunya merupakan daerah rawa sehingga adanya
kelembapan pada tanah tersebut.

5.2. Saran

Semoga di masa depan perencanaan akuisisi lapangan lebih matang karena akan
merepotkan jika dilakukan pada musim hujan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alile, O. M., Molindo, W. A., and Nwachokor, M.A. 2007. Evaluation of Soil Profile on
Aquifer Layer of Three. Location in Edo State. International Journal of Physical
Sciences. 2 (9) : 249-253.

Robinson, Coruh. 1988. Basics Exploration Geophysics. Canada : John Willey And Son Inc.

Telford, Geldart and Sheriff. 1976. Applied Geophysics, 2nd edition, Cambridge University
Press, New York.

Vingoe, P. 1972. Electrical Resistivity Surveying. Geophysical Memorandum.

Waluyo.2001. Panduan Workshop Eksplorasi Geofisika : Metode Resistivitas. Yogyakarta


:Laboratorium Geofisika UGM

11

Anda mungkin juga menyukai