Anda di halaman 1dari 8

A.

Definisi Kebijakan Publik Menurut Para Ahli

Dalam konsep yang sederhana, pada intinya pengertian kebijakan publik adalah
konsep yang mendasari rencana organisasi publik atau rencana pemerintah dalam
mengatur kepentingan orang banyak atau kepentingan umum.Selain konsep yang
sederhana mengenai kebijakan publik, ada juga pengertian dari kebijakan publik
secara umum, yaitu segala hal yang dikerjakan maupun yang tidak dikerjakan oleh
pemerintah untuk kepentingan orang banyak atau umum.Dalam hal ini, kata segala
hal mengacu pada setiap aturan yang ada dalam kehidupan bersama dalam hubungan
warga dengan warga maupun hubungan warga dengan pemerintah.Beberapa bentuk
dari kebijakan publik yang telah dituangkan ke dalam peraturan perundang-undangan
adalah seperti peraturan presiden serta peraturan daerah.Berikut ini adalah pengertian
dari kebijakan publik berdasarkan para ahli.

Sedangkan menurut para ahli ialah:


1.        W.N.Dunn: Suatu daftar pilihan tindakan yang saling berhubungan yang disusun oleh
instansi atau pejabat pemerintah antara lain dalam bidang pertahanan, kesehatan,
pendidikan, kesejahteraan, pengenda-lian kriminalitas, dan pembangunan perkotaan.
2.        Woll (1966): Kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk
memecahkan masalah di masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai
lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
3.        Irfan Islami: kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang ditetapkan dan
dilaksanaka atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan atau
berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat. Ditegaskan
lagi bahwa kebijakan publik dibuat benar-benar atas nama kepentingan pubik, untuk
mengatasi masalah dan memenuhi keinginan dan tuntutan seluruh anggota
masyarakat.
4.        Aminullah dalam Muhammadi (2001: 371 – 372): Untuk memahami kedudukan dan
peran yang strategis dari pemerintah sebagai public actor, terkait dengan kebijakan
publik maka diperlukan pemahaman bahwa untuk mengaktualisasinya diperlukan
suatu kebijakan yang berorientasi kepada kepentingan rakyat.
5.        Easton (1969): Kebijakan publik diartikan sebagai pengalokasian nilai-nilai
kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat. Dalam hal ini
hanya pemerintah yang dapat melakukan suatu tindakan kepada masyarakat dan
tindakan tersebut merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang
merupakan bentuk dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat. Definisi
kebijakan publik menurut Easton ini dapat diklasifikasikan sebagai suatu proses
management, yang merupakan fase dari serangkaian kerja pejabat publik. Dalam hal
ini hanya pemerintah yang mempunyai andil untuk melakukan tindakan kepada
masyarakat untuk menyelesaikan masalah publik, sehingga definisi ini juga dapat
diklasifikasikan dalam bentuk intervensi pemerintah.
6.        Heclo (1972): istilah kebijakan secara luas, yakni sebagai rangkaian tindakan
pemerintah atau tidak bertindaknya pemerintah atas sesuatu masalah. Definisi ini
dapat diklasifikasikan sebagai decision making yaitu apa yang dipilih oleh
pemerintah untuk mengatasi suatu masalah publik, baik dengan cara melakukan suatu
tindakan maupun untuk tidak melakukan suatu tindakan.
7.        Michael Hill: A set of interrelated decisions taken by a political actor or group of
actors concerning the selection of goals and the means of achieving them within a
specified situation where these decisions should, in principle, be within the power of
these actors to achieve.
8.        Richard Rose: Kebijakan hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang
sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang
bersangkutan daripada sebagai suatu keputusan tersendiri. Kebijakan ini dipahami
sebagai arah atau pola kegiatan dan bukan sekedar suatu keputusan untuk melakukan
sesuatu. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai intervensi negara dengan
rakyatnya dalam rangka mengatasi persoalan publik, karena melalui hal tersebut akan
terjadi perdebatan antara yang setuju dan tidak setuju terhadap suatu hasil kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah.
9.        Chandler dan Plano (1988): Kebijkan publik adalah pemanfaatan yang strategis
terhadap sumber daya-sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah
publik atau pemerintah. Kebijakan publik merupakan suatu bentuk intervensi yang
dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok yang
kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut berpartisipasi
dalam pembangunan secara luas. Pengertian kebijakan publik menurut Chandler dan
Plano dapat diklasifikasikan kebijakan sebagai intervensi pemerintah. Dalam hal ini
pemerintah mendayagunakan berbagai instrumen yang dimiliki untuk mengatasi
persoalan publik.
10.    Richard Rose: Kebijakan hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang
sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka ya
ngbersangkutan daripada sebagai suatu keputusan tersendiri. Kebijakan ini dipahami
sebagai arah atau pola kegiatan dan bukan sekedar suatu keputusan untuk melakukan
sesuatu. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai intervensi negara dengan
rakyatnya dalam rangka mengatasi persoalan publik, karena melalui hal tersebut akan
terjadi perdebatan antara yang setuju dan tidak setuju terhadap suatu hasil kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah.
11.    Robert Eyestone: Secara luas kebijakan publik dapat didefinsikan sebagai hubungan
suatu unit pemerintah dengan lingkungannya. Definisi ini dapat diklasifikasikan
sebagai democratic governance, dimana didalamnya terdapat interaksi negara dengan
rakyatnya dalam rangka mengatasi persoalan publik.
12.    Talidzuhu Ndraha: kebijakan berasal dari terjemahan kata policy, yang mempunyai
arti sebagai pilihan terbaik dalam batas-batas kompetensi actor dan lembaga yang
bersangkutan dan secara formal mengikat. William N. Dunn: Analisis Kebijakan
(Policy Analysis) dalam arti historis yang paling luas merupakan suatu pendekatan
terhadap pemecahan masalah sosial dimulai pada satu tonggak sejarah ketika
pengetahuan secara sadar digali untuk dimungkinkan dilakukannya pengujian secara
eksplisit dan reflektif kemungkinan menghubungkan pengetahuan dan tindakan.
13.    Carl Friedrich: “Public policy is a proposed course of action of a person, group, or
government within a given environment providing obstacles and opportunities which
the policy was proposed to utilize and overcome in an effort to reach a goal or realize
an objective or purpose”.
          Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang,
kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan
hambatan- hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan
kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.Suatu usulan arah tindakan
atau kebijakan yang diajukan oleh seseorang, kelompok, atau peme-rintah guna
mengatasi hambatan atau untuk me-manfaatkan kesempatan pada suatu lingkungan
tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran.
14.    Henz Eulau dan Kenneth Previt ( 1973 ): Merumuskan kebijakan sebagai keputusan
yang tetap, ditandai oleh kelakuan yang berkesinambungan dan berulang-ulang pada
mereka yang membuat kebijakan dan yang melaksanakannya.
15.    Robert Eyestone: Secara luas kebijakan publik dapat didefinsikan sebagai hubungan
suatu unitpemerintah dengan lingkungannya. Definisi ini dapat diklasifikasikan
sebagai democratic governance, dimana didalamnya terdapat interaksi negara dengan
rakyatnya dalam rangka mengatasi persoalan publik.
16.    Sulaiman (1998 : 24): kebijakan publik itu adalah sebagai suatu proses yang
mengandung berbagai pola aktivitas tertentu dan merupakan seperangkat keputusan
yang bersangkutan dengan tindakan untuk mencapai tujuan dalam beberapa cara yang
khusus. dengan demikian, maka konsep kebijakan publik berhubungan dengan tujuan
dengan pola aktivitas pemerintahan mengenai sejumlah masalah serta mengandung
tujuan.
17.    Suradinata (1993 : 19): mendefinisikan kebijakan publik sebagai kebijakan
negara/pemerintah adalah kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan atau
lembaga dan pejabat pemerintah. kebijakan negara dalam pelaksanaannya meliputi
beberapa aspek, berpedoman pada ketentuan yang berlaku, berorientasi pada
kepentingan umum dan masa depan, serta strategi pemecahan masalah yang terbaik. 
18.    Said Zainal Abidin: Kebijakan secara umum menurut dapat dibedakan dalam tiga
tingkatan:
a.         Kebijakan umum, yaitu kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk pelaksanaan
baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif yang meliputi keseluruhan
wilayah atau instansi yang bersangkutan.
b.        Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan umum. Untuk
tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang pelaksanaan suatu undang-undang.
c.         Kebijakan teknis, kebijakan operasional yang berada di bawah kebijakan
pelaksanaan.
19.  Thomas R. Dye (1981) “Public policy is whatever governments choose to do or not to
do”. kebijakan publik sebagai apa saja yang telah dipilih oleh pemerintah untuk
dilakukan maupun untuk tidak dilakukan. Dalam hal ini, pokok kajiannya adalah
negara. Yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan maupun tidak dilakukan akan
memiliki pengaruh atau dampak yang sama besarnya. Kebijakan publik ini bukan
hanya keinginan pemerintah semata-mata tetapi ketika pemerintah melakukan suatu
tindakan harus ada tujuan.
          Pengertian yang dikemukakan oleh Thomas R. Dye ini bisa dikelompokkan ke
dalam pembuatan keputusan atau decision making. Dalam hal ini, mereka memiliki
wewenang menggunakan keputusan seperti halnya membiarkan sesuatu terjadi dalam
mengatasi persoalan publik. Pada perkembangannya, pengertian kebijakan publik ini
diperbarui serta dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan lain dalam ilmu yang sama.
20.    James E. Anderson(1975): “Public policies are those policies developed by
governmental bodies and officials”.Kebijakan publik adalah pengertian kebijakan
publik adalah penentuan banyaknya nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang
mana keberadaannya mengikat. Hanya pemerintahlah yang bisa melakukan tindakan
kepada masyarakat. Tindakan yang dilakukan tersebut adalah bentuk dari apa yang
dipilih oleh pemerintah sebagai hasil pengalokasian nilai kepada masyarakat tersebut.
Pengertian yang dikemukakan oleh Easton ini dikelompokkan ke dalam proses
manajemen yang merupakan tahapan dari rangkaian kerja pejabat publik. Definisi
tersebut juga termasuk bentuk intervensi pemerintah, sebab hanya pemerintah saja
yang bisa melakukan tindakan kepada masyarakat dalam menyelesaikan masalah
publik.
Selanjutnya, Anderson (1975) mengemukakan definisi lain dari kebijakan
publik. Ia mengemukakan bahwa pengertian kebijakan publik adalah bentuk-bentuk
kebijakan yang dibangun oleh para pejabat dan badan-badan pemerintah. Kebijakan-
kebijakan tersebut mempunyai beberapa implikasi.Yang pertama, kebijakan publik
selalu memiliki tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu.Yang kedua, kebijakan
yang berisi tindakan pemerintah adalah sesuatu yang benar-benar dilakukan oleh
pemerintah.Kebijakan publik juga memiliki makna yang positif maupun
negatif.Dalam makna yang bersifat positif, pemerintah memutuskan bertindak untuk
masalah tertentu setidaknya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.Sedangkan dalam makna yang bersifat negatif, pemerintah memutuskan
untuk tidak melakukan sesuatu.

Lebih lanjut dikatakan Anderson ada elemen-elemen penting yang terkandung


dalam kebijakan publik antara lain mencakup:
1.   Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu.
2.   Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah.
3.   Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, dan bukan
apayang bermaksud akan dilakukan.
4.   Kebijakan publik bersifat positif (merupakan tindakan pemerintah mengenai
suatumasalah tertentu) dan bersifat negatif (keputusan pejabat pemerintah untuk
tidakmelakukan sesuatu).
5.   Kebijakan publik (positif) selalu berdasarkan pada peraturan perundangan tertentu
yang bersifat memaksa (otoritatif).
Sebagai keputusan yang mengikat publik maka kebijakan publik haruslah dibuat
oleh otoritas politik, yakni mereka yang menerima mandat dari publik atau orang
banyak, umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat
banyak. Selanjutnya, kebijakan publik akan dilaksanakan oleh administrasi negara
yang di jalankan oleh birokrasi pemerintah. Fokus utama kebijakan publik dalam
negara modern adalah pelayanan publik, yang merupakan segala sesuatu yang bisa
dilakukan oleh negara untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas kehidupan
orang banyak. Menyeimbangkan peran negara yang mempunyai kewajiban
menyediakan pelayan publik dengan hak untuk menarik pajak dan retribusi; dan pada
sisi lain menyeimbangkan berbagai kelompok dalam  masyarakat dengan berbagai
kepentingan serta mencapai amanat konstitusi.
C. Tahapan-Tahapan dalam Pembentukan Kebijakan Publik
 Problem Identification (Identifikasi Masalah)
A.  Tahap Identifikasi :
1.      Identifikasi Masalah dan Kebutuhan:Tahap pertama dalam
perumusan kebijakan sosial adalah mengumpul-kan data mengenai
permasalahan sosial yang dialami masyarakat dan mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi (unmet
needs).
2.      Analisis Masalah dan Kebutuhan:Tahap berikutnya adalah
mengolah, memilah dan memilih data mengenai masalah dan
kebutuhan masyarakat yang selanjutnya dianalisis dan
ditransformasikan ke dalam laporan yang terorganisasi. Informasi
yang perlu diketahui antara lain: apa penyebab masalah dan apa
kebutuhan masyarakat? Dampak apa yang mungkin timbul apabila
masalah tidak dipecahkan dan kebutuhan tidak dipenuhi? Siapa dan
kelompok mana yang terkena masalah?
3.      Penginformasian Rencana Kebijakan:Berdasarkan laporan hasil
analisis disusunlah rencana kebijakan.Rencana ini kemudian
disampaikan kepada berbagai sub-sistem masyarakat yang terkait
dengan isu-isu kebijakan sosial untuk memperoleh masukan dan
tanggapan.Rencana ini dapat pula diajukan kepada lembaga-
lembaga perwakilan rakyat untuk dibahas dan disetujui.
4.      Perumusan Tujuan Kebijakan:Setelah mendapat berbagai saran
dari masyarakat dilakukanlah berbagai diskusi dan pembahasan
untuk memperoleh alternatif-alternatif kebijakan.Beberapa
alternatif kemudian dianalisis kembali dan dipertajam menjadi
tujuan-tujuan kebijakan.
5.      Pemilihan Model Kebijakan:Pemilihan model kebijakan dilakukan
terutama untuk menentukan pendekatan, metoda dan strategi yang
paling efektif dan efisien mencapai tujuan-tujuan
kebijakan.Pemilihan model ini juga dimaksudkan untuk memperoleh
basis ilmiah dan prinsip-prinsip kebijakan sosial yang logis,
sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan.
6.      Penentuan Indikator Sosial:Agar pencapaian tujuan dan pemilihan
model kebijakan dapat terukur secara objektif, maka perlu
dirumuskan indikator-indikator sosial yang berfungsi sebagai acuan,
ukuran atau standar bagi rencana tindak dan hasil-hasil yang akan
dicapai.
7.      Membangun Dukungan dan Legitimasi Publik:Tugas pada tahap ini
adalah menginformasikan kembali rencana kebijakan yang telah
disempurnakan. Selanjutnya melibatkan berbagai pihak yang
relevan dengan kebijakan, melakukan lobi, negosiasi dan koalisi
dengan berbagai kelompok-kelompok masyarakat agar tercapai
konsensus dan kesepakatan mengenai kebijakan sosial yang akan
diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai