Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ekonomi

14 Putri Syariah Indonesia, Juni 2017/1438 H


Dona Balgis Volume VII, No. 1: 14-21

Akad Musyarakah Mutanaqisa:


Inovasi Baru Produk Pembiayaan Bank Syariah
Putri Dona Balgis1
Universitas Padjajaran, Jln. Dipatiukur No. 35 Bandung
Email: putridonabalgis@gmail.com

Abstract
Product based partnersip with profit-loss sharing like Musyarakah as a competitive product
in Islamic Banking has not showed significant growth like another products. One of derivative
contract of musyarakah which is potentially practiced as an innovation product in Islamic banking
is musyarakah mutanaqisa contract. This study decribes about musyarakah mutanaqisa contract,
the difference between musyarakah mutanaqisa and conventional lease, the treatment of accounting,
and the practice of musyarakah mutanaqisa in Indonesia. In Indonesia, four of thirteen Islamic
Banks in Indonesia offer a financing product with musyarakah mutanaqisa contract. They are Bank
Muamalat, Maybank Syariah, Panin Bank Syariah, and Bank Mega Syariah.

Keyword: musyarakah mutanaqisa contract, financing product, Islamic Bank

Abstrak
Produk perbankan Syariah berbasis kemitraan dengan “profit-loss sharing” seperti Musyarakah
tidak telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan seperti produk lain. Salah satu kontrak
derivatif musyarakah yang berpotensi dipraktekkan sebagai produk inovasi dalam perbankan
Islam adalah kontrak musyarakah mutanaqisa. Studi ini meneliti tentang perbedaan antara
musyarakah mutanaqisa dan sewa konvensional, pencatatan akuntansi dan praktek musyarakah
mutanaqisa di Indonesia. Di Indonesia, empat dari tiga belas Bank Syariah menawarkan produk
pembiayaan dengan musyarakah mutanaqisa kontrak. Bank Syariah di Indonesia menawarkan
produk pembiayaan dengan musyarakah mutanaqisa kontrak.adalah Bank Muamalat, Maybank
Syariah, Panin Bank Syariah, dan Bank Mega Syariah.

Kata kunci: kontrak musyarakah mutanaqisa, financing product, bank syariah

PENDAHULUAN telah sesuai dengan prinsip syariah, karena


inilah hal pokok yang membedakan bank
Latar Belakang
syariah dan bank konvensional.
Animo masyarakat terhadap perbankan Produk berbasis kemitraan dengan bagi
syariah mengalami peningkatan, hal ini hasil seperti Musyarakah sebagai produk
tampak dari bertambahnya segmen dan unggulan kompetitif perbankan syariah belum
jumlah nasabah. Seiring meningkatnya animo mengalami pertumbuhan sebagaimana produk
masyarakat akan perankan syariah, maka lainnya. Kurangnya pengembangan produk
hal ini mendorong perbankan syariah untuk berbasis kemitraan diperbankan syariah yang
terus melakukan pengembangan dan inovasi lebih fleksibel jangka waktunya, terutama
produk yang ditawarkan agar mampu semakin pembiayaan jangka panjang menyebabkan
menarik minat masyarakat, serta mampu perbankan syariah lebih banyak produknya
menjawab kebutuhan masyarakat saat ini. didasari oleh pembiayaan dengan pendapatan
Disamping itu, perbankan syariah harus tetap yang memiliki kemiripan dengan pola
memastikan bahwa produk yang ditawarkan konvensional yang menggunakan struktur

Nomor telepon: 085375354707


1
Akad Musyarakah Mutanaqisa: Inovasi Baru Produk Pembiayaan Bank Syariah 15

pendapatan yang tetap (fixed income) dan sementara harga pasar fluktuatif. Untuk
cenderung berjangka waktu pendek dan mengatasi risiko fluktuasi cost of fund, terpaksa
menengah. Perlu ada inovasi yang mampu bank syariah menaikkan harga (margin)
mendorong bank syariah untuk keluar dari murabahah. Lebih mahalnya harga murabahah
dominasi akad murabahah. Awal tahun per ini akan mempengaruhi citra yang kurang
Januari 2015 total pembiayaan akad murabahah baik bagi bank-bank syariah. Sebab bank
mencapai 58,78%. syariah dicitrakan bank yang mahal. Akad yg
Pembiayaan kepemilikan rumah dan seharusnya diterapkan adalah musyarakah
kendaraan yang merupakan salah satu mutanaqishah (MMq) yang memiliki banyak
pembiayaan favorit pada Bank Syariah keunggulan. Selain harga bisa bersaing, DP
Indonesia, saat ini menggunakan akad nya juga lebih rendah dari KPR konvensional
murabahah. Akad musyarakah mutanaqisa yakni hanya 15 %. Ketentuan ini akan membuat
bisa menjadi alternative untuk diterapkan produk KPR Syariah lebih unggul dibanding
pada produk pembiayaan kepemilikan rumah konvensional dan tentunya akan semakin lebih
dan kendaraan. Mengingat kebutuhan akan diminati. (iqtishadconsulting.com, 2015)
kepemilikan rumah dan kendaraan memang Hal ini dapat menjadi acuan ataupun
kebutuhan dasar semua masyrakat, sehingga semangat bagi bank syariah lainnya untuk
pangsa pasatnya luas. Pada Bank Muamalat menerapkan akad musyarakah mutanaqisa
Lumajang, KPR Muamalat iB dengan akad khususnya pada produkpembiayaan
musyarakah mutanaqisa sangat diminati oleh kepemilikan rumah dan kendaraan. Dengn
masyarakat Lumajang dengan persentase 56% akad ini, bank juga mendapatkan keuntungan
dari seluruh produk pembiayaan. Lebih tinggi karena dapat meningkatkan jumlah portofolio
dari produk pembiayaan murabahah yang pembiayaan consumer, sehingga dana
persentasenya 34%. (Putri Kamilatur, 2015) funding dan lending menjadi seimbang. Selain
Ahli Syariah sepakat pada proses bermanfaat kepada Bank juga bermanfaat bagi
implementasi Musyarakah Mutanaqisa. nasabah karena dapat memiliki rumah sebagai
Bendjilali dan Khan (1995) dan Taqi Usmani tempat hunian sekaligus peningkatan aset dan
(2002) sebagai contoh sepakat bahwa dapat membayar angsuran secara pasti sesuai
Musyarakah Mutanaqisa dapat membantu prinsip syariah. (Putri Kamilatur, 2015)
masyarakat untuktidak terlalu mengandalkan Oleh karena itu, pengembangan produk
fasilitas pembiayaan lainnya seperti Ba’I bank syariah dengan akad musyarakah
Bitamin Ajil, Murabahah dan lain-lain. Ahli mutanaqisa perlu didorong. Pengetahuan
syariah juga sepakat bahwa Musyarakah dan pemahaman masyarakat mengenai akad
Mutanaqisa adalah implementasi terbaik untuk yang terkategori masih asing ini perlu lebih
pembiayaan kepemilikan rumah atau mesin diperhatikan kembali. Melalui berbaga acara
dimana kedua aset ini dapat disewakan sesuai seerti seminar, talkshow atauun sosialisasi
kesepakatan sewa. Kepemilkan bersama atas bahkan dengan cara menulis atikelseperti ini
rumah atau aset diperbolehkan oleh semua bisa menjadi sarana penyampaian pengetahuan
sekolah fiqh karena pemberi pembiayaan dan pemahaman kepada masyarakat. Sehingga
menjual porsinya kepada nasabah atau klien. penulis berpikir untuk mendeskripsikan
(Taqi Usmani, 2002) mengenai akad musyarakah mutanaqisa ini.
Penerapan akad musyarakah mutanaqisa
merupakan keniscayaan yang tidak bisa Rumusan Masalah
ditawar-tawar lagi. Hal ini disebabkan
Berdasarkan latar belakang di atas, yang
karena penggunaan akad murabahah untuk
menjadi rumusan masalah dalam artikel ini
pembiayaan KPR Syariah bertenor panjang
adalah “apa yang dimaksud dengan akad
(di atas 4 tahun) pastilah tidak cocok dan
musyarakah mutanaqisa serta perbedaannya
tidak tepat. Penggunaan akad murabahah
dengan conventional lease?”, “bagaimana praktik
akan membuat pricing (harga) KPRS akan
dan perlakuan akuntansi akad musyarakah
menjadi lebih mahal dibanding konvensional,
mutanaqisa di Indonesia?”
karena harga jual murabahah bersifat fix,
16 Putri Dona Balgis

HASIL DAN PEMBAHASAN yang mana asset barang tersebut jadi milik
bersama. Adapun besaran kepemilikan dapat
Musyarakah Mutanaqisa
ditentukan sesuai dengan sejumlah modal atau
Musyarakah Mutanaqishah (MMQ) dana yang disertakan dalam kontrak kerjasama
adalah salah satu produk pengembangan dari tersebut. Selanjutnya pihak nasabah akan
produk berbasis akad Musyarakah. Musyarakah membayar (mengangsur) sejumlah modal atau
Mutanaqishah dapat diaplikasikan sebagai dana yang dimiliki oleh bank syariah. Jumlah
suatu produk pembiayaan perbankan syariah modal bank syariah semakin lama semakin
berdasarkan prinsip syirkah ‘inan, dimana porsi kecil, berbanding terbalik dengan jumlah
modal (hishshah) salah satu syarik (mitra) yaitu modal nasabah yang semakin bertambah
Bank berkurang disebabkan oleh pembelian karena pembayaran angsuran pada setiap
atau pengalihan komersial secara bertahap bulan. Pada akhir masa pembiayaan, jumlah
(naqlul hishshah bil ‘iwadh mutanaqishah) kepada modal bank telah diambil alih 100% oleh
syarik (mitra) yang lain yaitu Nasabah. (OJK, nasabah sehingga kepemilikan atas rumah
2016) (contoh-pen.) dialihkan menjadi atas nama
Musyarakah mutanaqishah (diminishing nasabah. (Putri Kamilatur, 2015)
partnership) adalah bentuk kerjasama antara Perpindahan kepemilikan dari porsi
dua pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu bank syariah kepada nasabah seiring dengan
barang atau asset. Dimana kerjasama ini akan bertambahnya jumlah modal nasabah dari
mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak pertambahan angsuran setiap bulannya.
sementara pihak yang lain bertambah hak Apabila masa angsuran berakhir, berarti
kepemilikannya. Perpindahan kepemilikan kepemilikan suatu barang atau benda
ini melalui mekanisme pembayaran atas hak tersebut sepenuhnya menjadi milik nasabah.
kepemilikan yang lain. Bentuk kerjasama Penurunan porsi kepemilikan bank syariah
ini berakhir dengan pengalihan hak salah terhadap barang atau benda berkurang
satu pihak kepada pihak lain. Dari definisi secara proporsional sesuai dengan besarnya
pemahaman tersebut, konsep akad musyarakah angsuran. Selain sejumlah angsuran yang
mutanaqishah dijadikan sebuah konsep harus dilakukan nasabah untuk mengambil
dalam pembiayaan perbankan syariah, yaitu alih kepemilikan, nasabah harus membayar
kerjasama antara bank syariah dengan nasabah sejumlah sewa kepada bank syariah hingga
untuk pengadaan atau pembelian suatu barang berakhirnya batas kepemilikan bank syariah.

Gambar 1. Skema Alur Transaksi Musyarakah Mutanaqisa (Aris, 2012)


Akad Musyarakah Mutanaqisa: Inovasi Baru Produk Pembiayaan Bank Syariah 17

Pembayaran sewa dilakukan bersamaan investasi kemudian akan menjadi mitra dengan
dengan pembayaran angsuran. Pembayaran lembaga keuangan dalam pembangunan
angsuran merupakan bentuk pengambilalihan tanah tersebut, dengan demikian, ia berhak
porsi kepemilikan bank syariah. Sedangkan untuk setiap kenaikan uang dan pemilik tanah
pembayaran sewa adalah bentuk keuntungan memiliki hak untuk memilih antara jual atau
(fee) bagi bank syariah atas kepemilikannya untuk membeli dengan harga pasar.
terhadap aset tersebut.Pembayaran sewa
sekaligus merupakan bentuk kompensasi Musyarakah Mutanaqisah oleh Lembagaan
kepemilikan dan kompensasi jasa bank syariah. Pembiayaan Kelompok Mitra
Musyarakah Mutanaqisah dan Dimana bank yang terlibat dengan yang
perwujudannya pada lembaga keuangan Islam lain dalam pembentukan atau pembiayaan
secara global setidaknnya terdapat tujuh jenis: proyek. Perjanjian di awal akan penarikan
(International Association of Islamic Banks modal dari salah satu pemodal atau lebih untuk
1982; Islamic Fiqh Academy 2004; al-Imrani mentransfer kepemilikan legal untuk mitra
2010; al-Kawamilah 2008 dalam Naim, 2015) lain atau mitra dan berbagi keuntungan sesuai
kesepakatan awal berdasarkan Musyarakah
Pembiayaan Modal Kerja Mutanaqisah.
Dimana karyawan lembaga keuangan
Islam menyediakan aset yang ia tidak dapat Musyarakah “al-Muntahiyah bi al-Tamlik”
memanfaatkannya seperti memiliki pabrik dengan ijarah
dan tidak mampu membiayai bahan untuk Dimana sebuah kesepakatan dicapai
produksi, bank akan menjadi mitra dengan antara lembaga keuangan dan mitra pada
jumlah tertentu yang memadai dan membagi proyek konstruksi dengan kesepakatan mitra
porsi keuntungannya dan pembagia dalam untuk menyewa gedung selama jangka waktu
partisipasi modal. Kedua pihak setuju bahwa tertentu dengan membayar sewa, dengan
perusahaan menjual bagiannya (porsi) ke mitra demikian, mitra menjadi penyewa. Pembagian
dalam pembayaran lump sum atau cicilan dan keuntungan akan didasarkan pada rasio yang
porsi perusahaan akan berkurang dimana porsi telah disepakati . Dalam kasus mode ini: bisa
karyawan meningkat sampai semua angsuran dikatakan (lembaga keuangan adalah pemilik
dibayar dan semua hak dipindahkan pada dari keseluruhan bangunan): Saya menjual
karyawan. kepada Anda ¾ bagian saya di gedung ini
senilai ... dan jumlah biaya sewa Anda jika ¾
Manufaktur sewa adalah ... .untuk periode yang berakhir
Dimana karyawan menyediakan tanah pada 30/12/1424, dan saya akan menjual
dan meminta lembaga keuangan Islam untuk kepada Anda pada akhir periode pada ¾ nya
membangun kontrak manufaktur (yang senilai ...... dan sisa biaya sewa dari 1/3 nya
melegitimasi produksi dalam penyelesaian senilai ...... berakhir pada 30 /12/1425 dan
sebagai akad yang legal). Partner akan membayar saya akan menjual kepada Anda pada akhir
sebagian dari dana yang dibutuhkan, jika periode yang telah ditentukan dari jumlah
pemilik tanah menetapkan kepemilikan untuk 1/3 yang tersisa dan yang terakhir dari porsi
dirinya sendiri, keuntungan akan dibagi antara saya dalam proyek ini senilai ...... Pada akhir
mitra berdasarkan rasio yang telah disepakati akad kepemilikan bangunan akan dipindahkan
sebelumnya. Namun, pemilik tanah dalam kepada mitra (penyewa) baik fisik dan manfaat.
hal ini akan membayar lembaga keuangan
sesuai porsinya terhadap gedung tersebut Musyarakah Mutanaqisah dengan
dengan cara pembayaran lump sum atau pembiayaan Kemitraan
angsuran. Lembaga keuangan tidak memiliki Dimana lembaga keuangan dan mitra
hak untuk mengambil hak keuangannya setuju pada seluruh atau sebagian pembiayaan
dengan menaikkan biaya atau pembayaran proyek dengan pengembalian yang pasti dan
diperlukan. Di mana kepentingan partner didasarkan pada kesepakatan dari lembaga
adalahmenginvestasikan tanah pada sebuah keuangan dan mitra tentang porsipenerimaan
18 Putri Dona Balgis

return lembaga sertan hak pengambilan dari Musyarakah Mutanaqisah melalui


porsi yang tersisa dari return/profits atau Mudharabah
jumlah lainnya yang disepakati sehingga porsi Dimana lembaga keuangan menyediakan
penarikan institusi akan menutupi pembayaran modal untuk suatu proyek tertentu dan mitra
dari porsi modal. meyediakan jasa. Keuntungannya adalah
bagi hasil antara mereka dengan kesepakatan
Musyarakah Mutanaqisah dengan Kemitraan dari lembaga keuangan untuk memiliki
melalui Porsi Kepemilikan proyek tersebut melalui skema Musyarakah
Ini adalah di mana porsi kepemilikan Mutanaqisah.
lembaga keuangan dan mitra dipastikan dalam
kemitraan pada porsi yang mewakili total Perlakuan Akuntansi Akad Musyarakah
nilai pokok aset kemitraan misalnya-, masing- Mutanaqisa
masing mitra menerima bagian tertentu dari
Hingga saat ini belum ada PSAK yang
hasil/keuntungan atas realisasi aset. Mitra
secara detail mengatur tentang Musyarakah
memiliki hak untuk memperoleh bagian tertentu
Mutanaqisa. Namun PSAK Syariah No. 106
atas porsi kepemilikannya dimana sebagian
yang mengatur tentang akad musyarakah
porsi kepemilikan bank berkurang secara
dapat digunakan sebagai acuan perlakuan
terus-menerus hingga mitra mengakuisisi
akad musyarakah mtanaqisa. Karena tidak
seluruhan porsi kepemilikan. Dengan demikian,
dapat dipungkiri bahwa akad musyarakah
kepemilikan tunggal aset dipindahkan kepada
mutanaqisa merupakan salah satu akad turuan
mitra tanpa cadangan (sisa).
dari akad musyarakah.

Musyarkah Mutanaqisa Vs. Conventional Lease


Tabel 1. Perbedaan Akad Musyarakah Mutanaqisa dan Conventional Lease
Keterangan MMQ Conventional Lease
Jenis akad/kontrak Musyarakah, ijarah kemudian penjualan Pinjaman plus bunga (dilarang; riba)
Kepemilikan Berdasarkan persentasi kontribusi Ditahan atau dimiliki oleh Bank/
Lembaga leasing
Risiko Bank dan nasabah secara Nasabah menanggung
bersama-sama memanggung risiko sesuai keselurahan risiko aset
rasio kepemilikannya
Waktu pembayaran Sewa baru dibayarkan saat property telah Nasabah harus membayar pada awal
sewa memberikan manfaat kontrak meskipun property masih
dalam konstruksi
Perubahan tingkat Bisa berubah secara periodik jika disetujui Bisa berubah berdasarkan fluktuasi
sewa oeh kedua pihak dikarenakan oleh tingkat bunga
perubahan kondisi pasar atau market rate
Bagi hasil Bank dan nasabah akan membagi Tidak ada bagi hasil antara bank dan
keuntungan berdasarkan rasio yang telah nasabah
disepakati (nisbah)
Keterlambatan Dikenakan biaya keterlambatan tidak lebih
Dikenakan biaya penalty kepada
pembayaran dari 1% dan dialokasikan ke dalam dana nasabah atas keterlambatan
kebajikan pembayaran dan bunga akan
ditambahkan
Ketidakmampuan Bank akan menjual aset dan membagi hasil Bank akan mengakhiri kontrak dan
pelunasan oleh penjualan dan keuntungan penjualan (jika mengambil alih aset
nasabah ada) sesuai persentase kepemilikan saat itu
Kenaikan biaya aset Tidak berdasakan tingkat bunga namun Berdasarkan tingkat bunga
berdasarkan market price aset
Pandangan ahli Menerima Melarang
syariah
Akad Musyarakah Mutanaqisa: Inovasi Baru Produk Pembiayaan Bank Syariah 19

Berdasarkan PSAK No. 106 dinyatakan mengangsur pelunasan atas pembayaran yang
bahwa perlakuan akuntansi untuk musyarakah ditangguhkan oleh bank untuk membeli rumah
meliputi pengakuan dan pengukuran, secara bersyirkah tersebut. Ketika akad MMQ
penyajian serta pengungkapan. Pengakuan berakhir, PSAK No 106 pada paragraph 33 telah
dan pengukuran investasi musyarakah diakui mengatur, “Pada saat akad diakhiri, investasi
pada saat penyerahan kas atau aset non kas musyarakah yang belum dikembalikan oleh
untuk usaha musyarakah. mitra aktif diakui sebagai piutang”. (Noven
Pengukuran investasi musyarakah: dan Aishanafi, 2013)
a. Dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah
yang diserahkan Praktik Musyarakah Mutanaqisa di Indonesia
b. Dalam bentuk aset nonkas dinilai sebesar
Produk Musyarakah Mutanaqishah
nilai wajar dan jika terdapat selisih antara
dapat diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan
nilai wajar dan nilai buku aset nonkas,
yang bersifat produktif maupun konsumtif.
maka selisih tersebut diakui sebagai (i)
Di Indonesia, jenis pembiayaan ini dapat
keunggulan tangguhan dan diamortisasi
diaplikasikan pada pembiayaan kendaraan
selama masa akad; atau (ii) kerugian pada
(KKB), maupun pembiayaan properti atau
saat terjadinya.
rumah (KPR). Standar produk MMQ yang
Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai diuraikan dalam review ini masih terbatas
berikut yang terkait dengan usaha musyarakah pada pembiayaan MMQ untuk kepemilikan
dalam laporan keuangan: (i) Kas atau aset properti, khususnya rumah (KPR iB) dengan
nonkas yang diserahkan kepada mitra aktif pertimbangan kebutuhan dan praktik di pasar
disajikan sebagai investasi musyarakah; (ii) industri perbankan syariah. (OJK, 2016)
Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian Bank Syariah di Indonesia masih
aset nonkas yang diserahkan pada nilai wajar sedikit yang menawarkan produk dengan
disajikan sebagai pos lawan (contra account) akad musyarakah mutanaqisa. Dari hasil
dari investasi musyarakah. peneusuran penulis melalui website dari 13
Mitra mengungkapkan hal-hal yang Bank Umum Syariah di Indonesia, ditemukan
terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak bahwa ada empat BUS yang menawarkan
terbatas, pada: produk dengan akad musyarakah mutanaqisa,
a. Isi kesepakatan utama usaha musyarakah, yakni Bank Muamalat, Maybank Syariah,
seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, Panin Bank Syariah dan Bank Mega Syariah.
aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain; Keempat BUS tersebut menawarkan produk
b. Pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; kepemilikan aset yakni kepemiikan rumah dan
dan kendaraan. Dimana pada empat BUS tersebut,
mereka juga menawarkan kepemilikan aset
Pengungkapan yang diperlukan sesuai menggunakan akad murabahah. Sehingga
PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan nasabah bisa menenukan pilihan, akad mana
Syariah. yang akan mereka gunakan. BUS lainnya mash
PSAK No. 106 paragraf 14 juga menyatakan menggunakan hanya akad murabahah dalam
bahwa “Investasi musyarakah diakui pada produk kepemilikan rumah dan kendaraan.
saat penyerahan kas atau aset nonkas untuk Saat ini, terdapat banyak Bank Syariah di
usaha musyarakah”. Perlakuan akuntansi dunia yang juga mempraktikan Musyarakah
yang terjadi selama proses mengangsur adalah mutanaqisa untuk pembelian property.
pembayaran sewa. Ketika nasabah membayar Diantaranya Malaysia (RHB Islamic Bank,
sewa atas rumah tersebut, maka pembayaran Maybank Islamic, Kuwait Finance House),
tersebut dialokasikan kepada (i) pendapatan Timur Tengah (Al-Yusr Islamic Banking
bagi hasil, dimana pendapatan bagi hasil ini Oman Arab Bank, Meethaq Islamic Banking
adalah bentuk dari margin yang diinginkan Bank Muscat Oman, Standard Chartered
oleh bank atas berlangsungnya akad MMQ Dubai, Kuwait Finance House, Al Rajhi Bank,
tersbut. Pengalokasian selanjutnya adalah dan lain-lain. Di negara lain secara global
(ii) pembelian porsi bank, dimana nasabah penerapan akad musyaraah mutanaqisa tidak
20 Putri Dona Balgis

Tabel 2. Aspek-aspek Fitur Musyarakah Mutanaqisa


No Aspek Keterangan
1 Akad Pembiayaan Akad pembiayaan musyarakah mutanaqisa
2 Tujuan Pembiayaan Pembelian property baru (ready stock), property lama (second) atau
property baru indent
Take over
Refinancing
3 Objek Pembiayaan (Jenis Rumah Tinggal
Properti) Rumah Susun (Rusun)
Rumah Toko (Ruko)
Rumah Kantor (Rukan)
Apartemen
Kondominium
4 Jangka Waktu Pembiayaan Pembiayaan Jangka Menengah (Intermediate Term Financing) atau
Jangka Panjang (Long Term Financing)
5 Kriteria Nasabah Peorangan/Individu atau Badan Usaha
6 Plafond Minimun … (sesuai kebijakan Bank dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku)
7 Palfond Maksimum … (sesuai kebijakan Bank dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku)
8 Sifat Fasilitas Revolving atau Non-Revolving
9 Mata Uang Rupiah atau Valuta Asing
10 Media Penarikan Kas atau transfer atau RTGS atau Cek atau Bilyet Giro
11 Nisbah Bagi Hasil Bank: Nasabah (disepakati bersama)
12 Biaya-biaya Biaya perolehan menjadi beban bersama, biaya selama masa sewa
menjadi beban penyewa sedangkan biaya peralihan kepemilikan
menjadi beban pembeli
13 Hishshah (Porsi modal) Nilai per 1 unit hishshah disepakati di awal dan tidak berubah
nilainya selama masa pembiayaan
14 Tarif Sewa Tarif sewa yang dikenakan kepada penyewa aset property tersebut
berdasarkan pada harga pasar atau menggunakan harga sewa yang
disepakati selama periode pricing yang berlaku

hanya terbatas pada kepemilikan rumah dan Apabila aset musyarakah menjadi objekijarah,
kendaraan saja, seperti yang saya tuliskan pada maka syarik (nasabah) dapat menyewa aset
halaman sebelumnya pada bagian musyarakah tersebut dengan nilai ujrah yang disepakati.
mutanaqisa bahwa ada setidaknya tujuh jenis Keuntungan yang diperoleh dari ujrah tersebut
perwujudan akad musyarakah mtanaqisa. dibagi sesuai dengan nisbah yang telah
(Muhammad Iman, 2016) disepkati dalam akad, sdangkan kerugian harus
Fatwa yang mengatur mengenai akad berdasarkan proporsi kepemilikan. Nisbah
musyarakah mutanaqisa di Indonesia adalah keuntungan dapat mengikuti perubahan
fatwa DSN-MUI Nomor: 73/DSN-MUI/ proporsi kepemilikan sesuai kesepakatan para
XI/2008. Dalam fatwa tersebut dikatakan bahwa syarik.
kepemilikan aset dapat dilakukan dengan cara Otoritas Jasa Keuangan menetapkan
menggunakan akad musyarakah mutanaqisa. aspek-aspek yang termasuk dalam fitur
Dalam akad musyarakah mutanaqisa, pihak musyarakah mutanaqisa, seperti pada tabel 2.
pertama (syarik) wajib berjanji untuk menjual
seluruh hishshah (porsi) nya secara bertahap
KESIMPULAN
dan pihak kedua (syarik) wajib membelinya.
Setelah selesai pelunasan penjualan, seluruh Musyarakah mutanaqishah (diminishing
hishshah LKS beralih kepada syarik lainnya partnership) adalah bentuk kerjasama antara
(nasabah). Aset musyarakah mutanaqisa dapat dua pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu
di-ijarah-kan kepada syarik ata pihak lain. barang atau asset. Dimana kerjasama ini akan
Akad Musyarakah Mutanaqisa: Inovasi Baru Produk Pembiayaan Bank Syariah 21

mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak Fatwa DSN-MUI Nomor: 73/DSN-MUI/
sementara pihak yang lain bertambah hak XI/2008
kepemilikannya. Mengapa Bank Syariah harus Menerapkan
Akad ini menjadi inovasi baru bagi Musyarakah Mutanaqisa? http://www.
Bank Syariah di Indonesia dalam memenuhi iqtishadconsulting.com/content/read/blog/
kebutuhan masyarakat. Akad ini lebih baik jika mengapa-bank- syariah-harus-menerapkan-
dibandingkan dengan conventiona lease yang musyarakah-mutanaqishah, diakses tanggal
secara sepintas seolah tampak sama dengan 7 Januari 2017
akad musyarakah mutanaqisa. Mihajat, M. Iman Sastra, (2016), “The comparison
Akad musyarakah mutanaqisa between Musharakah Mutanaqisah and
mengguakan PSAK 106 tentang musyrakah Conventional Leasing Structures, Which
dalam perlakuan akuntansinya. Fatwa DSN-MUI One is Better?”, Journal of Islamic Banking
Nomor: 73/DSN- MUI/XI/2008 tentang akad and Finance. Vol. 33 No. 1, pp. 65
musyarakah mutanaqisa memperbolehkan akad Naim, Asmadi Mohamed. (2015), “The Practices
ini berlangsung. of Musharakah Mutanaqisah in Iskamic
Di Indonesia, empat dari 13 Bank Umum Financial Institutions”, International Journal
Syariah menawarkan produk dengan akad of Education and Social Science, Vol. 2, No. 3,
musyarakah mutanaqisa, yakni pada pembiayaan pp. 109-110
kepemilikan rumah dan kendaraan. Selain di Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
Indonesia, juga telah banyak bank syariah yang 106 tentang Musyarakah (2007), Ikatan
menerapkan akad ini. Akuntan Indonesia, Jakarta
Rohmi, Putri Kamilatur. (2015), “Implementasi
Akad Musyarakah Mutanaqisah pada
DAFTAR PUSTAKA
Pembiayaan Kepemilikan Rumah di Bank
Aris, Nooraslinda Abdul, dkk. (2012), “Islamic Muamalat Lumajang”, Iqtishoduna, Vol. 5
House Financing: Comparison between No.1, pp. 20 dan 25
Bai Bithamin Ajil (BBA) and Musyarakah S. Khadifya, Aishanafi dan Noven Suprayogi.
Mutanaqisah (MM)”, African Journal Of (2013), “Perlakuan Akuntansi Akad
Business Management, Vol. 6 ,No. 1, pp. 269 Musyarakah Mutanaqisah (Studi Kasus:
Divisi Pengembangan Produk dan Edukasi KPR iB pada Bank Muamalat Cabang
Departemen Perbankan Syariah. (2016), Darmo Surabaya)”, Universitas Airlangga
Standar Produk Perbankan Syariah Musyarakah Taqi Usmani (2002), An Introduction to Islamic
Mutanaqishah, Otoritas Jasa Keuangan, Finance, Kluwer Law International
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai