Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI KULIAH PENGAUDITAN II

PENGAUDITAN SIKLUS PEROLEHAN MODAL DAN


PENGEMBALIANNYA
Nama Dosen: Made Yenni Latrini, S.E., M.Si

Diusulkan oleh Kelompok 10:

Gusti Ayu Intan Puspita Dewi (1707532088)/12

I Putu Artha Satria Wibawa (1707532099)/19

I Made Gilang Jhuniantara (1707532104)/23

I Gusti Ayu Ngurah Pradnyadevi Utami (1707532111)/29

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2019

BALI
PENGAUDITAN SIKLUS PEROLEHAN MODAL DAN PENGEMBALIANNYA

A. AKUN-AKUN DALAM SIKLUS


Akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya tergantung pada
tipeoperasi bisnis perusahaan dan bagaimana operasi tersebut didanai. Karakteristik yangunik
dari siklus perolehan modal dan pengembaliannya memegaruhi bagaimana
auditor memeriksa akun-akun dalam siklus ini. Siklus ini biasanya mencakup akun-akun
utang wesel, utang kontrak, utang hipotik, utang obligasi, utang bunga, laba ditahan
disisihkan, saham dibeli kembali, dividen diumumkan, kas di bank, modal saham biasa,
modal saham preferen, agio saham, modal sumbangan, laba ditahan, utang dividen, modal
pemilik (perseorangan), modal sekutu (persekutuan).

B. UTANG WESEL
Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang terdiri dari pokok
pinjaman dan bunganya, yang mungkin dijamin atau tidak dijamin dengan aset. Biasanya
wasel diterbitkan untuk suatu periode tertentu antara satu bulan sampai satu tahun, tapi ada
juga yang jangka waktunya lebih panjang. Wesel diterbitkan untuk berbagai macam tujuan,
dan properti atau aset lain dijadikan sebagai jaminan pinjaman, seperti miosalnya sekuritas,
piutang usaha, persediaan, dan aset tetap. Untuk pinjaman jangka pendek, pembayaran pokok
pinjaman dan bunga umumnya dilakukan pada saat hutang tersebut jatuh tempo, tetapi untuk
pinjaman yang melebihi 90 hari, wesel biasanya mensyaratkan pembayaran bunga bulanan
atau setiap triwulanan.
Auditor biasanya melakukan pengujian atas pembayaran pokok pinjaman dan
bunganya sebagai bagian dari pengauditan siklus pembelian dan pembayaran karena
pembayaran dicatat jurnal pengeluaran kas. Akan tetapi karena transaksi jarang terjadi, tidak
ada transaksi modal yang dimasukkan dalam sampel oleh auditor untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Tujuan pengauditan atas utang wesel
adalah untuk menentukan:
a) Pengengendalian internal atau utang wesel memadai.
b) Transaksi yang menyangkut pokok pinjaman dan bunga wesel telah diotorisasi
dengan benar dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan audit transaksi.
c) Kewajiban untuk utang wesel dan bunga yang bersangkutan serta utang bunga telah
ditetapkan dengan benar sebagaimana dirumuskan dalam kedelapan tujuan audit saldo

1
d) Pengungkapan yang berkaitan dengan utang wesel dan bunga wesel terkkait
memenuhi keempat tujuan audit penyajian.
1) Pengendalian Internal
Terdapat 4 pengendalian internal bagi utang wesel, yaitu :
a) Penerbitan wesel harus mendapat otorisasi lebih dahulu. Kewenangan
pemberian persetujuan penerbitan wesel berada pada dewan komisaris atau
manajemen tingkat tinggi.
b) Terdapat pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok pinjaman
maupun bunganya. Pembayaran bunga periodik dan pembayaran angsuran pokok
pinjaman harus diawasi melalui siklus pembelian dan pembayaran.
c) Dokumen dan catatan yang memadai. Hal ini menyangkut penyelenggaraan
catatan pembantu dan pengawasan atas dokumen wesel yang telah dibayar oleh
pejabat yang ditunjuk.
d) Veritifikasi independen secara periodik. Secara periodik catatan detil wesel harus
direkonsiliasi dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan yang
diselenggarakan oleh pemegang wesel oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab
untuk menyelenggarakan catatan detil.
2) Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Pengujian atas transaksi-transaksi utang wesel akan mencakup penerbitan wesel serta
pelunasan kembali pokok pinjaman dan bunganya. Pengujian audit ini menjadi bagian dari
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk penerimaan kas dan
pengeluaran kas. Pengujian tambahan atas pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi biasanya dilakukan sebagai bagian dari pengujian saldo karena masing-masing
transaksi memiliki materialitas yang tinggi.
3) Prosedur analitik
Prosedur analitis sangat penting dalam wesel bayar karena pengujian transaksi beban
bunga dan utang bunga dapat dihilangkan jika hasilnya menguntungkan. Auditor perlu
mengadakan suatu prediksi independen atas biaya bunga, menggunakan rata-rata wesel bayar
yang beredar dan rata-rata tibgkat bunga agar auditor dapat mengevaluasi kewajaran beban
bunga dan menguji bila ada bunga yang tidak diakui. Contoh prosedur analitis untuk wesel
bayar dan akun-akun bunga yang berhubungan:

Prosedur Analitis Kemungkinan Kekeliruan Auditor

2
Hitung kembali taksiran beban bunga Salah saji beban bunga atau bunga terhutang,
dengan dasar tingkat bunga rata-rata atau pengabaian wesel bayar beredar
wesel bayar bulanan keseluruhan.
Bandingkan wesel bayar yang beredar Pengabaian atau salah saji wesel bayar
dengan tahun sebelumnya
Bandingkan saldo total wesel bayar, Salah saji beban bunga, bunga terhutang atau
beban bunga, dan bunga terhutang wesel bayar sebelumnya
tahun sebelumnya

4) Pengujian Rinci Saldo


Titik tolak yang biasa dilakukan dalam pengauditan utang wesel adalah daftar utang
wesel dan utang bunga wesel yang diterima auditor dari klien. Metodologi untuk mendesain
pengujian perincian atas saldo dalam siklus akuisis modal dan pembayaran kembali sama
yang diaplikasikan pada akun lainnya. Dalam menentukan pengujian perincian saldo untuk
wesel bayar, auditor mempertimbangkan resiko bisnis, salah saji yang dapat diterima, resiko
bawaan, resiko pengendalian, hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi dan hasil prosedur analitis.
Auditor seringkali menetapkan salah saji yang dapat diterima pada tingkat rendah karena
mereka hampir selalu dapat mengaudit saldo akun dan transaksi yang memengaruhi saldo
wesel bayar secara keseluruhan. Khususnya, mereka juga menetapkan resiko bawaan pada
tingkat rendah karena menilaiakun yang benar biasanya mudah ditentukan. Auditor biasanya
paling memerhatikan dalam tujuan kelengkapan untuk saldo wesel bayar dan pengungkapan
wesel bayar seperti jaminan dan batasan wesel bayar. Adapun tiga tujuan audit terkait saldo
yang terpenting dalam wesel bayar adalah:
a) Wesel bayar yang ada telah dimasukkan (kelengkapan)
b) Wesel bayar di dalam skedul dibukukan secara akurat (keakuratan)
c) Wesel bayar disajikan dan diungkapkan secara semestinya (penyajian dan peng-
ungkapan).
Oleh karena siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali itu biasanya terdiri dari
hanya sedikit transaksi, maka resiko pengendalian dan hasil pengujian substantif atas
transaksi menjadi tidak terlalu penting dalam mendesain pengujian perincian saldo akun
seperti wesel bayar. Untuk kebanyakan transaksi dalam siklus, pertimbangan utama auditor
adalah bahwa setiap transaksi telah diotorisasi dengan benar.

3
C. EKUITAS PEMILIK
Terdapat perbedaan utama antara audit ekuitas pemilik pada perusahaan terbuka dan
perusahaan tertutup. Pada perusahaan yang tertutup biasanya hanya terdiri atas sedikit
pemegang saham saja sehingga hanya terdapat sedikit transaksi selama tahun berjalan. Satu-
satunya transaksi yang termasuk dalam bagian ekuitas pemilik adalah perubahan ekuitas
pemilik atas laba tahunan atau kerugian dan pengumuman deviden. Perusahaan tertutup
jarang membayar deviden dan auditor tidak banyak menghabiskan waktu untuk melakukan
verifikasi ekuitas pemilik meskipun catatan perusahaan tetap harus diuji.
Sedangkan untuk perusahaan terbuka, verifikasi ekuitas pemilik lebih kompleks karena
terdapat lebih banyak pemegang saham dan banyak perubahan individu pada individu
pemegang saham. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik yang mungkin terjadi adalah
perubahan ekuitas pemilik disebabkan oleh laba atau rugi tahunan serta pembagian dividen.
Tujuan dari pemeriksaan auditor terhadap ekuitas pemilik adalah untuk menentukan apakah:
a) Pengendalian internal atas modal saham dan dividen yang bersangkutan memadai
b) Transaksi-transaksi ekuitas pemilik telah dicatat sesuai dengan benar sebagaimana
dirumuskan dalam enam tujuan audit transaksi
c) Saldo-saldo ekitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan sesuai dengan tujuan
spesifik audit rincian saldo.
1) Pengendalian Internal
Beberapa pengendalian intern yang penting akan diutamakan oleh auditor, yaitu : 
a) Otorisasi transaksi secara tepat. Karena masing-masing transaksi yang
mempengaruhi ekuitas pemilik biasanya material, sebagian besar transaksi ini harus
disetujui oleh dewan direksi. Transaksi yang biasanya memerlukan otorisasi khusus
yaitu penerbitan modal saham, pembelian kembali modal saham, pengumuman
dividen.
b) Pembukuan dan pemisahan tugas yang tepat. Jika suatu perusahaan melakukan
sendiri pencatatan atas transaksi saham dan saham yang beredar, maka perusahaan
harus mempunyai struktur pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa
pemilik saham dicatat dalam catatan perusahaan, jumlah dividen yang dibayarkan
kepada pemilik saham per tanggal catatan dividen telah benar dan kemungkinan
kecurangan karyawan diminimalkan. Untuk itu diperlukan penugasan personil yang
tepat dan prosedur pencatatan yang memadai. Prosedur terpenting untuk mencegah
kekeliruan dalam ekuitas pemilik adalah kebijakan yang jelas untuk pembuatan
sertifikat saham dan pencatatan transaksi saham, dan verifikasi intern yang

4
independen terhadap informasi dalam catatan. Pada saat menerbitkan dan mencatat
saham, klien harus memastikan bahwa peraturan pemedasar perusahaan telah
dipenuhi.
c) Register independen dan agen transfer saham. Perusahaan yang mengeluarkan
sahamnya di pasar modal, diharuskan menggunakan petugas catat bebas sebagai suatu
alat pengendalian untuk mencegah pengeluaran sertifikat saham yang tidak sah.
2) Pengauditan Modal Saham dan Agio Saham
Terdapat empat hal penting yang menjadi perhatian utama auditor dalam pengauditan
modal saham dan agio saham, yaitu:
a) Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dibukukan (kelengkapan).
Tujuan ini dapat dicapai jika digunakan jasa pencatat atau agen pemindahan saham.
Auditor dapat meminta konfirmasi mengenai transaksi modal saham dan mengenai
nilai transaksi tersebut.
b) Transaksi modal saham terbukukan sungguh-sungguh terjadi dan dicatat
dengan tepat (keberadaan dan keakuratan). Keberadaan biasanya diuji dengan
memeriksa notulen rapat dewan direksi. Ketepatan nilai transaksi saham yang
dilakukan secara tunai dapat diverifikasi dengan meminta konfirmasi tentang
jumlahnya kepada agen pemindahan saham dan menelusuri jumlah transaksi saham
yang ada ke dalam penerimaan uang.
c) Modal saham dibukukan dengan tepat (akurasi). Saldo akhir dalam akun modal
diverifikasi, mulamula dengan menentukan jumlah saham yang beredar pada tanggal
neraca. Konfirmasi dari agen pemindahan merupakan cara verifikasi termudah. Jika
tidak ada agen pemindahan maka auditor mengandalkan pada pemeriksaan atas
catatan saham dan menghitung seluruh saham yang beredar dalam buku sertifikasi
saham, meneliti sertifikat yang dibatalkan dan menghitung sertifikat kosong.
d) Modal saham disajikan dan diungkapkan dengan tepat (presentation and
disclosure). Sumber informasi yang digunakan mengenai pengungkapan yang
memadai adalah akte pendirian perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan analisis
auditor terhadap transaksi-transaksi modal saham. Auditor harus memastikan bahwa
setiap golongan saham
3) Pengauditan Dividen
Titik berat pengauditan dividen adalah pada transaksi dividen, bukan pada saldo akhir,
kecuali apabila terdapat utang dividen. Tujuan terpenting, termasuk yang berkaitan dengan
utang dividen adalah dividen terbukukan sungguh-sungguh terjadi (keterjadian), dividen yang

5
ada telah dicatat (kelengkapan), dividen telah dicatat dengan akurat (ketelitian), dividen yang
dibayarkan kepada pemegang saham yang ada atau yang berhak (keterjadian), utang dividen
telah dicatat (kelengkapan), utang dividen telah dicatat dengan akurat (ketelitian).
Auditor bisa memeriksa keterjadian dividen yang telah dibukukan dengan memeriksa
otorisasi pada notulen rapat dewan komisari tentang dividen per lembar saham dan tanggal
pembayaran dividen. Ketelitian pengumuman dividen dapat diaudit dengaan melakukan
rekalkulasi jumlah berdasarkan dividen per lembar saham dikalikan dengan jumlah saham
yang beredar. Apabila klien menggunakan agen transfer untuk mendistribusikan dividen, total
dividen dapat ditelusuri ke jurnal pengeluaran kas kea gen tersebut dan juga dikonfirmasi.
Apabila klie menyelenggarakan sendiri pencatatan dan pembayaran dividen, auditor dapat
melakukan verifikasi jumlah total dividen dengan cara melakukan rekalkulasi dan mengacu
ke pengeluaran kas.
4) Pengauditan Laba Ditahan
Transaksi-transaksi yang menyangkut laba ditahan hanyalah pencatatan laba bersih untuk
tahun buku yang bersangkutan dan pengumuman dividen. Perusahaan lain dalam laba ditahan
bias berupa koreksi laba tahun yang lalu, penyesuaian tahun yang lalu yang didebetkan atau
dikreditkan langsung ke laba ditahan, dan penetapan atau penghentian penyisihan laba
ditahan.
Untuk memulai pengauditan atas laba ditahan, auditor pertama-tama menganalisis laba
ditahan selama periode yang diaudit. Untuk mengaudit perkreditan atas laba ditahan untuk
laba bersih yang diperoleh selama tahun yang diaudit, auditor haanya perlu menelusuri ayat
jurnal dalam laba ditahan ke angka laba bersih yang tercantum dalam laporan laba rugi.
Dalam mengaudit pendebetan dan pengkreditan atas laba ditahan, selain yang disebabkan
oleh laba bersih dan dividen, auditor harus memastikan apakah transaksi-transaksi telah
dimasukkan.
Setelah auditor yakin bahwa transaksi-transaksi terbukukan sudah digolongkan dengan
benar sebagai transaksi laba ditahan, tahap berikutnya adalah memutuskan apakah transaksi
tersebut telah dicatat dengan benar. Auditor juga harus mengevaluasi apakah ada transaksi
yang seharusnya dimasukkan tetapi tidak dibukukan.

Referensi:
Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: STIE-YKPN

6
7

Anda mungkin juga menyukai