Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP MENURUT ISLAM”

Disusun oleh :

1. Rizqi Setyo Nugroho (19030400068)

2. Bintang Nashrul Muzamil (1903040072)

3.M. Ghilman Mahardhika (19030400

4. Rahvi Akaspria (19030400

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKKNIK DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019/2020
DAFTAR ISI

1
DAFTAR ISI................................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................II
BAB I........................................................................................................................................................1
A. PENDAHULUAN............................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................1
C. TUJUAN........................................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................................2
ISI.............................................................................................................................................................2
A. DASAR-DASAR NORMATIF TENTANG PEMELIHARAAN LINGKUNGAN.........................................2
B. KONSEP ISLAM DALAM PEMELIHARAAN LINGKUNGAN..............................................................3
C. BAHAYA-BAHAYA YANG MENGANCAM LINGKUNGAN................................................................5
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MERUSAK LINGKUNGAN........................................................................6
E. STRATEGI ISLAM DALAM MEMELIHARA LINGKUNGAN..............................................................8
F. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN DALAM REALITAS SEJARAH ISLAM.............................................9
BAB III....................................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN..............................................................................................................................10
B. SARAN........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................11

I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Tugas Makalah ini yang berjudul
“ Alam dan Lingkungan Hidup Menurut Islam “. Makalah ini berisi tentang pembahasan judul di
atas sehingga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan untuk pembaca dan khususnya
kelompok kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir penyelesaian. Semoga Allah SWT
senantiasa meridloi segala usaha kita.

II
BAB I
LATAR BELAKANG

A. PENDAHULUAN
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat hidup atau tempat
tinggal kita, setiap makhluk hidup akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya dan
sebaliknya makhluk hidup itu sendiri juga dapat mempengaruhi lingkungannya karena
dalam setiap lingkungan hidup antara komponen yang satu dengan lainnya terikat oleh
adanya saling ketergantungan.
Pada kenyataannya telah banyak lingkungan di sekitar kita yang mengalami
kerusakan dan bencana yang ditimbulkan oleh perilaku manusia karena tidak
memperhatikan hubungan dirinya dengan alam lingkungannya, kerusakan ekosistem
lautan maupun daratan disebabkan karena manusia tidak menyadari keharusan hubungan
yang mestinya terjalin dengan seimbang antara dirinya dengan alam lingkungannya.

B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

1
BAB II
ISI
A. DASAR-DASAR NORMATIF TENTANG PEMELIHARAAN
LINGKUNGAN
1) Perspektif Akidah
Akidah berasal dari kata akad/ikatan. Akidah maksudnya adalah ikatan yang
diikat seseorang kepada zat ataupun orang lain. Dalam istilah agama akidah adalah
keyakinan seseorang kepada Tuhan. Keyakinan seseorang kepada Tuhan adalah jaminan
utama untuk terciptanya pemeliharaan lingkungan hidup. Dengan keyakinan mukmin
kepada Tuhan maka dia tidak akan melakukan kejahatan lingkungan walaupun tidak ada
orang yang melihat. Karena dia yakin, saat mata manusia tidak melihat maka Allah Maha
Melihat dan Maha Mengetahui. Orang yang yakin kepada Allah akan menjaga
lingkungan hidup dan memeliharanya dengan ikhlas. Hal ini sangat berbeda dengan
manusia yang tidak beragama muslim.

2) Perspektif Etika
Muslim menjaga lingkungan karena Muslim sangat dianjurkan untuk berakhlak
baik. Tuhan mereka Maha Pengasih dan maha Penyayang, Nabinya dipuji karena
berakhlak mulia, maka wajar bila muslim menjadi manusia yang paling berakhlak di
bumi ini. Akhlak itu tidak saja tercermin dalam perilaku muslim dengan sesama muslim,
sesama manusia, tapi juga berlaku terhadap lingkungan hidup yang lain, baik itu hewan,
tumbuhan, bumi, langit, air bahkan hasil ciptaan dan buatan manusia. Nabi Muhammad
mengatakan dalam sebuah hadis: “Tebarlah kasih di bumi, kamu akan mendapat kasih di
langit.” “Barang siapa tidak pernah mengasih, tidak akan dikasihi.” Tebar kasih
merupakan pesan universal Islam untuk berinteraksi dengan lingkungan hidup. Bila etika
ini dilaksanakan maka balasannya adalah kasih Allah melimpahi manusia. Dan ini sudah
sangat cukup. Tidak ada jaminan yang lebih dapat dipercaya selain jaminan dan
perkataan Allah. Karena Dia tidak pernah ingkar janji. Maha Benar Allah dengan segala
firman-firman-Nya.

3) Perspektif Ilmu Fikih


Fikih berasal dari kata faqaha artinya memahami secara mendalam. Fikih menjadi
istilah agama yang artinya peraturan yang dibuat berdasarkan pemahaman yang
mendalam atas sumber-sumber hukum agama. Hukum fikih ini meliputi semua urusan di
dunia dan di akhirat, semua permasalahan ibadah dan muamalah, serta hubungan dengan
Tuhan dan manusia sekaligus. Di dalamnya juga masuk masalah-masalah ekonomi,
politik, sosial, pendidikan dan budaya serta semua dimensi yang berhubungan dengan
kehidupan manusia. Di antara ilmu fikih yang mengajak manusia untuk memelihara
lingkungan hidup ialah hemat air dalam berwudu. Ini penting, karena boros dalam agama
adalah tindakan yang tercela. Ketika hal itu ditanyakan sahabat apakah dikatakan boros

2
ketika seseorang membuang-buang air ketika dia berwudu di sungai. Nabi Muhammad
berkata: “Ya, walaupun itu di sungai.” Ketika binatang mati menjadi bangkai, maka Nabi
Muhammad memerintahkan sahabat untuk mengambil kulitnya dengan cara disamak.
Untuk itulah hewan kurban yang paling afdal adalah biri-biri. Di samping dagingnya
dapat dimakan, bulunya pun digunakan untuk serat kain. Dalam haji, kita menemukan
larangan berburu, memotong tumbuhan dan semacamnya. Kita juga menemukan upaya
menghidupkan lahan yang sudah mati dalam fikih muamalah. Islam juga menetapkan
bahwa air, rumput, api dan garam adalah milik umum dan tidak boleh dimiliki oleh
kelompok tertentu.

D. KONSEP ISLAM DALAM PEMELIHARAAN LINGKUNGAN


1) Penanaman Pohon dan Penghijauan
Satu konsep dalam pemeliharaan lingkungan dalam Islam adalah penanaman pohon dan
penghijauan. Tentang pohon dan penghijauan ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bab
Tumbuh-Tumbuhan. Satu catatan penting bahwa bertani dan bercocok tanam telah dikenal
sejak manusia pertama hidup di bumi. Habil adalah petani dan Qabil adalah peternak. Allah lah
yang mengajarkan Adam nama-nama dan cara bertani dan beternak. Allah pula yang
menyediakan bumi terhampar siap untuk ditanami, dan Dia juga menyediakan bibit untuk
disemai dan ditanam

Pesan tersirat darinya, bila ingin merasakan surga di akhirat, tanamlah pohon, Dan
bila ingin masuk surga di akhirat jagalah lingkungan hidup. Karena maqashid syariah
Islam yang lima: menjaga agama, jiwa, akal, kehormatan dan harta, adalah pengertian
lain dari lingkungan hidup. Sebagaimana makna lingkungan hidup yang kita sebutkan
dalam pengantar di awal buku ini. Lebih rinci lagi Nabi Muhammad bersabda: “Apabila
seorang muslim menanam tanaman, kemudian tanaman itu dimakan oleh burung,
manusia ataupun hewan, maka hal tersebut sudah termasuk sedekah." (Muttafaqun
Alaihi)
Bahkan anjuran penghijauan tetap dilakukan walaupun kiamat telah di depan
mata. Nabi Muhammad bersabda: “Apabila hari kiamat telah datang, dan pada salah satu
dari kamu memegang bibit batang pohon kurma, maka bergegaslah menanamnya.”
Artinya, penghijauan dalam Islam tetap diminta walaupun tidak seorang pun yang
memanfaatkan dari penghijauan itu. Karena dalam Islam penghijauan adalah ibadah yang
mendapatkan pahala dari Allah.

4) Menjaga Kebersihan
Di antara konsep Islam dalam memelihara lingkungan hidup adalah menjaga
kebersihan. Dalam hadis disebutkan, “Kebersihan itu sebagian dari iman.” (HR Muslim)
Orang yang beriman sangat menginginkan kebersihan lahir dan batin. Kebersihan lahir
dengan berwudu dan mandi wajib, kebersihan batin dengan salat.
Bila hal di atas keterkaitan muslim dengan ibadah kepada Allah, maka Islam juga
menganjurkan kebersihan dalam lingkungan sekitarnya. Dari Abu Hurairah disebutkan:

3
“Iman itu ada enam puluh sampai tujuh puluh cabang, dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan duri dari jalan.” (HR Bukhari Muslim)

5) Menjaga Sumber Kekayaan Alam


Sumber daya alam adalah anugerah Tuhan yang Maha Hidup. Sumber daya alam
ini harus dijaga, karena dia merupakan kekayaan bangsa yang akan diwariskan kepada
anak cucu kita.
Dalam Alquran banyak sekali pesan larangan merusak di bumi. Bahkan di
dalamnya disebutkan bahwa orang yang fasik itu adalah orang yang melanggar janji
dengan Allah yang telah dia sepakati, memutus hubungan silaturahmi dan merusak di
bumi. Ketiga sifat ini tidak pernah akan mendatangkan pada diri pelakunya kecuali
kerugian.
Kerusakan di bumi ialah kita menjadikan akal sebagai pengendali atau pengatur
dan tidak memperhatikan timbangan alam yang telah diciptakan Allah. Dalam hal ini kita
menemukan banyak kasus dan contoh konkrit.
Seperti, penebangan hutan secara liar, membuang limbah pabrik ke sungai (yang
mengakibatkan pencemaran air), dan lebih ironis lagi, kita memberi pupuk tanaman yang
diolah dari zat kimia yang beracun mengakibatkan bahaya, karena air sungai yang
tercemar tidak layak untuk dikonsumsikan manusia dan tidak juga untuk irigasi. Sehingga
hilanglah rezeki dari dunia ini secara bertahap.
Puncak dari kerusakan di bumi adalah tersebarnya kezaliman. Kezaliman ini akan
mengakibatkan hidup terus menerus dalam kesusahan. Di antara unsur zalim itu ialah
ketidak jujuran. Kalau manusia tidak jujur dan tidak melaksanakan amanat dengan benar,
bisa dipastikan interaksi sesama manusia akan hancur dan hak-hak asasi akan hilang.

6) Menjaga Kesehatan Manusia


Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa kekayaan yang tidak ternilai
harganya adalah kesehatan. Petuah mengatakan: “Orang miskin mencari harta, orang
kaya mencari sehat, kalau anda tidak mendapat harta jagalah kesehatan itu, karena di
dalamnya terdapat harta yang melimpah.”
Kesehatan adalah nikmat yang sering dilupakan manusia di samping waktu luang.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad: “Dua nikmat yang sering dilupakan
manusia adalah kesehatan dan waktu luang.” (HR Bukhari)
Islam sebagai agama Kasih dan Hidup memerintahkan umatnya untuk tidur dan
tidak salat malam sepanjang malam, untuk berumah tangga dan tidak boleh membujang
selamanya, serta untuk berpuasa dan berbuka. Islam menetapkan bahwa tubuh manusia
memiliki hak istirahat. Bahkan bila seseorang sakit atau dalam perjalanan, Allah memberi
keringanan untuk mengambil rukhsah-Nya dengan cara tidak berpuasa atau salat dijamak

4
dan diqasar. Di antara menjaga kesehatan manusia, Islam menganjurkan umatnya bila
sakit berobat. Dengan satu catatan bahwa Allah Maha Penyembuh. Obat dan dokter
adalah usaha yang diperintahkan Allah untuk dilalui orang yang sakit. Tidak ada
kontradiksi antara keyakinan Allah sebagai satu-satunya Zat Maha Penyembuh dengan
usaha manusia untuk berobat dan menjaga kesehatan.

E. BAHAYA-BAHAYA YANG MENGANCAM LINGKUNGAN


1) Bahaya Pencemaran
Di antara bentuk bahaya pencemaran ialah pencemaran air. Pencemaran air ini
dapat terjadi akibat limbah industri, air parit atau selokan, minyak bumi, pembasmi
serangga (insektisida), reaktor nuklir, bahan-bahan plastik, mesiu dan air raksa. Di
samping air yang kita temukan sehari-hari, kita juga menemukan pencemaran air hujan
dan air yang terpendam di dalam perut bumi.
Di samping pencemaran air ada juga pencemaran udara. Pencemaran ini dapat
terjadi akibat dari sumber-sumber yang alami, atau akibat ulah manusia. Di antara yang
disebabkan oleh manusia adalah asap-asap yang berbahaya.
Pencemaran yang lain adalah pencemaran bumi, baik melalui benda-benda keras, bahan-
bahan kimia atau melalui limbah-limbah yang mengalir. Yang mengalir ini seperti
pembasmi hama, minyak. Atau juga limbah yang ditimbulkan oleh sampah rumah tangga
dan dunia industri.

7) Bahaya Pengurasan Sumber Alam


Pengurasan adalah simbol ketamakan. Bila seseorang tamak dan menguras yang
ada untuk diri dan anak cucunya. Maka dia telah melakukan salah besar. Karena apa yang
dia kuras dari alam ini, tidak berdampak positif bagi anak cucunya, malah berdampak
sangat negatif.
Di antara sebab terjadinya pengurasan ialah Pertama, penggunaan sumber alam
yang bukan pada kodratnya. Kedua, penyalah gunakan sumber alam. Ketiga dan
keempat, pemborosan dalam konsumsi dan menyia-nyiakan lingkungan. Kelima dan
terakhir, pengrusakan di bumi

8) Bahaya Rusaknya Keseimbangan


Bila keseimbangan di alam ini rusak maka terjadilah hal berikut ini
a. Pengubahan mendasar dalam iklim dunia
b. Penggundulan hutan
c. Meningkatnya panas bumi
d. Meningkatnya permukaan air laut
e. Deras air hujan yang berasam
f. Pengrusakan ozon

5
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MERUSAK LINGKUNGAN
1) Merusak ciptaan Allah
Merusak ciptaan Allah merupakan faktor utama yang menyebabkan lingkungan
rusak. Karena Allah Maha Hidup dan menginginkan kehidupan yang baik bagi makhluk-
Nya. Maka bila ada makhluk yang merusak ciptaan-Nya sama artinya dia mengubah
kehidupan menjadi kematian.
Contoh mengubah ciptaan Allah ialah mengubah tumbuh-tumbuhan yang tumbuh
secara alami dikarbit dan dipaksa panen lebih cepat dari waktunya akibat proses kimia
dan obat yang beracun.
Atau merubah hewan dan sapi atau ayam dari pemakan rumput dan hasil bumi,
menjadi pemakan protein dan makan pelet, maka timbullah penyakit sapi gila dan flu
burung.
Bahkan merubah manusia sebagai makhluk sosial menjadi manusia robot yang
tidak berperi kemanusiaan, berarti telah merusak ciptaan Allah.

9) Kezaliman
Dua dosa yang tidak ditunggu balasannya di akhirat, yaitu pemutus silaturrahim
dan pelaku kezaliman. Kezaliman berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata
zhulm/gelap. Pelaku kezaliman berarti menggelapkan apa yang sudah terang bagi
manusia.
Contohnya menzalimi rakyat dengan tidak memberi hak mereka. Atau menzalimi
hewan ternak dengan tidak memberinya makan saat di dalam kandang, dan tidak pula
melepaskannya agar dapat mencari makan sendiri di luar kandang. Menzalimi tanaman,
dengan tidak menyiramnya pada waktu yang diperlukannya.
Ketika seseorang menzalimi Tuhan, maka Tuhan itu tidak memerlukan
penyembahan makhluknya. Kedurhakaan makhluk pun tidak mengurangi kekuasaan
Allah. Allah Maha Kuasa dan Maha Kaya sebelum manusia diciptakan, Dia tetap Maha
Kaya ketika makhluk itu ada, serta Dia Maha Kaya ketika makhluk telah tiada.
Kita memerlukan Tuhan dan Tuhan tidak memerlukan kita. Kezaliman yang
dilakukan hanya merugikan diri sendiri.

10) Berjalan Sombong di Bumi


Sombong dan takabur adalah perangai Iblis yang dikutuk Allah dan diusirnya dari
surga. Manusia yang sombong tidak layak menjadi wakil Allah di bumi, dan tidak akan
mungkin dapat memakmurkannya.

6
Pesan Maha Kasih dalam Lautan Kisah kita temukan sifat-sifat kezaliman
manusia yang dari dahulu hingga saat ini dan masa depan terus saja terjadi. Contoh,
tokoh kezaliman ialah Firaun dan Karun. Keduanya, lambang dari penguasa dan
pengusaha. Penguasa dan pengusaha bila tidak cermat dalam menjalankan amanat
kekuasaan dan kekayaan akan menimbulkan Neo Firaun dan Karun.
Sebaliknya penguasa dan pengusaha yang melihat apa yang dimilikinya adalah
amanat yang dititipkan Allah, hingga dia menjadikannya sarana bukan tujuan hidup,
inilah yang terjadi pada diri para sahabat. Orang ini tidak pernah sombong, karena
kekayaan dan jabatan bukanlah hal yang perlu untuk disombongkan.

11) Menuruti Hawa Nafsu


Sebagaimana kata Syekh Mutawalli Sya’rawi di atas bahwa sumber kerusakan di
langit, bumi, manusia, hewan dan tumbuhan adalah mengikuti hawa nafsu. Nabi
Muhammad menyadarkan kita hakikat hawa nafsu yang tidak pernah puas. Bila seorang
anak Adam diberi emas sebanyak gunung Uhud, maka dia akan meminta gunung yang
kedua. Bila dibeli yang kedua, maka dia akan meminta yang ketiga.
Ketamakan terjadi karena mengikuti hawa nafsu yang tiada henti. Padahal hawa
nafsu itu bagaikan anak yang bila diikuti dan dibiarkan untuk terus menyusui kepada
ibunya maka sampai dewasa pun dia masih tetap menyusui dari ibunya. Tapi bila dia
disapih pada usia dua tahun, dia pun akan berhenti menyusui.
Pepatah Arab mengatakan: “Kepuasan adalah harta karun yang tidak pernah habis.”
Allah berfirman: “Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti
binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya.” (QS al-Mu’minûn: 71)

12) Kufur terhadap nikmat Allah


Allah berfirman: “Bila kamu menghitung satu nikmat Allah maka kamu tidak
akan dapat menghitungnya.” Ayat ini mengisyaratkan bahwa satu nikmat itu memiliki
cabang dan sub nikmat yang banyak serta fungsi dan batas waktu yang tidak pernah habis
dan berhenti. Sebagai contoh, nikmat mata, bila disebutkan maka nikmat yang satu itu
tidak akan pernah selesai untuk disebutkan. Mata itu sendiri memiliki banyak organ, bila
dirinci lagi sub dan bagian mata itu maka itu pun tidak akan habis untuk dibicarakan dan
dihitung. Inilah gambaran betapa besar nikmat Allah kepada kita.
Hingga besarnya nikmat tersebut Nabi Muhammad bersabda: “Seorang tidak
layak masuk surga bila hanya mengandalkan ibadahnya.”
Sahabat bertanya: “Apakah kamu Muhammad juga demikian?”
Nabi Menjawab: “Ya, termasuk saya. Kecuali Allah melimpahkan kasih-Nya kepada kita
semua.”

7
Artinya, amal ibadah yang kita lakukan itu tidak akan sanggup untuk membalas
satu dari sekian banyak nikmat Allah. Kalau hutang saja belum terbayar, maka rasanya
kita pun malu untuk bertemu dan meminta upah dari apa yang kita kerjakan. Tapi Allah
Maha Kasih, semoga berkat kasih-Nya kita dapat masuk surga dan bertemu dengan-Nya.
Amin.

G. STRATEGI ISLAM DALAM MEMELIHARA LINGKUNGAN


1) Pendidikan Agama bagi Generasi Muda
Untuk memelihara lingkungan perlu pendidikan agama yang benar dari tingkat
dini hingga perguruan tinggi. Materi yang perlu ditekankan adalah perihal penanaman
visi kepedulian dan penjagaan terhadap lingkungan, serta pola interaksi yang baik sesuai
dengan perintah Allah.
Dengan perlakuan adil, manusia akan dapat mengambil berbagai manfaat dari lingkungan
tanpa terjebak pada keinginan mengusai serta tindakan berlebihan.
Sebagaimana kita sebutkan di awal tentang akidah, maka pemeliharaan
lingkungan hidup harus didasari kepada iman dan takwa. Tanpa nya, manusia akan
menjaga bila diawasi, bila tidak ada yang jaga maka dia pun mulai merusak.
Pemahaman ini harus ditanam sejak dini, agar menjadi bagian tak terpisahkan.
Nabi bersabda: “Wahai anak, jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” Penjagaan
ini merupakan modal utama untuk hidup di hari kemudian kelak. Tidak saja di akhirat,
tapi juga masa depan anak akan terwujud dari penjagaan dirinya terhadap Allah.

13) Mencerdaskan Generasi Muda dengan Nilai Islam


Selain pendidikan keimanan, nilai-nilai keislaman juga perlu ditanamkan. Di
antara nilai keislaman yang terkait dengan lingkungan hidup ialah pelurusan pemahaman
tentang hakikat Tuhan, manusia, hewan, bumi langit dan air. Dalam kajian buku ini
selanjutnya akan membahas bagaimana nilai-nilai Islam melihat hal itu semua.
Banyak strategi yang dapat dilakukan untuk memelihara lingkungan hidup dengan
mencerdaskan generasi muda. Seperti, dengan cara metode penerangan, penyuluhan,
diskusi, seminar dan pidato. Atau lomba seni dan budaya, Atau pendekatan kultural bagi
masyarakat umum.
Sedangkan agama dan lingkungan harus dilakukan berdasarkan nas dan teks yang
benar. Bisa dilakukan lewat khutbah Jumat ataupun pengajian rutin di masjid dan di
rumah.

14) Kontrol Sosial, Amar Makruf dan Nahi Mungkar


Kontrol sosial masyarakat sangat ampuh untuk menjaga lingkungan hidup dan
mencegah kemungkaran. Timbulnya kenakalan remaja dan ketergantungan pada
narkotika akibat rapuhnya kontrol sosial.

8
Di Indonesia, kontrol sosial hanya milik polisi dan aparat pemerintah. Masyarakat
tidak dilibatkan dalam hal suka. Kalau pun ada dalam hal duka. Contohnya, masyarakat
tidak pernah dilibatkan dalam musyawarah desa untuk mengatur keuangan di tingkat
lurah dan camat. Tapi, pada saat gotong-royong mereka selalu diminta tenaganya.
Untuk itu, program pemerintah itu harusnya bersifat dari bawah ke atas bukan
dari atas ke bawah.

15) Membangun Supremasi Hukum


Supremasi hukum harus ditegakkan dengan memberi hukuman yang tegas bagi
siapa saja yang melanggar. Kurang tegasnya dalam penegakan hukum akan membuat
penjahat dan perusak lingkungan hidup tidak pernah kapok.

16) Kerja Sama dengan Lembaga Nasional dan Internasional


Kelima dan terakhir, membangun kerja sama dengan lembaga swadaya domestik
dan internasional untuk menjaga lingkungan dan meluruskan segala bentuk tindakan
pengurasan, pencemaran dan pengrusakan lingkungan. Dalam hal ini kami dari Safir al-
Azhar berterima kasih sekali kepada Bapedalda Sumatra Utara yang telah menjalin kerja
sama dengan kami untuk bersama-sama memahami masyarakat Sumatra Utara tentang
agamanya yang penuh kasih dalam melihat lingkungan hidup.
Selanjutnya pada buku ini, penyusun akan lebih memfokuskan uraian tentang
pesan-pesan Maha Hidup Tentang Lingkungan Hidup, sebagai pesan yang Maha Kuasa
yang diabadikan dalam Alquran menyangkut berbagai sumber daya alam dan lingkungan
hidup meliputi manusia, binatang, tumbuhan, bumi dan gunung, angkasa, udara dan lain
sebagainya yang dilihat dari berbagai aspek.

H. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN DALAM REALITAS SEJARAH


ISLAM

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
I. SARAN

10
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai