Jiptummpp GDL Itanoviyan 49053 3 Babii PDF
Jiptummpp GDL Itanoviyan 49053 3 Babii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.500 gram sampai 4000 gram, cukup
bulan, langsung menangis dan tidak ada cacat bawaan, serta ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Bayi merupakan makhluk yang sangat
peka dan halus, apakah bayi itu akan terus tumbuh dan berkembang dengan sehat,
sangat bergantung pada proses kelahiran dan perawatannya. Tidak saja cara
Bayi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bayi cukup bulan, bayi
premature, dan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) (Hayati, 2009). Bayi (Usia
0-11 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang
mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode
Pertumbuhan adalah sesuatu yang berkaitan dengan perubahan baik dari segi
jumlah, ukuran, dan dimensi pada tingkat sel, organ yang di ukur maupun individu.
dengan bertambahnya usia anak secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah
10
11
konsep pertumbuhan lebih kearah fisik, yaitu pertambahan berat tubuh bayi. Dalam
hal ini terjadi pertumbuhan organ-organ bayi seperti tulang, gigi, organ-organ dalam,
dan sebagainya. Sementara itu, konsep perkembangan lebih mengarah pada segi
Perkembangan pada bayi terdiri dari beberapa tahap antara lain sebagai berikut
(Chamidah, 2009):
2) Periode usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun (periode bayi tengah): terjadi
pertumbuhan yang cepat dan maturasi fungsi terutama pada saraf. Maturasi
pencernaan dari hanya bias mencerna susu hingga dapat mencerna makanan
padat.
3) Periode usia 1-2 tahun (periode bayi akhir): terjadi perkembangan motoric
besar dan halus, control fungsi ekskresi (buang air besar) dan pertumbuhan
lambat.
pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik,
seperti berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan,
lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia
yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru yang secara
12
perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya rambut pada daerah aksial,
pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan seperti
hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi sus, atau hilangnya refleks tertentu.
(Chamidah, 2009):
c. Lingkungan fisis dan kimia meliputi sanitasi lingkungan yang kurang bagi
bayi, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radio aktif, zat kimia dan rokok
anak yang tidak dikehendaki orang tuanya atau anak yang selalu merasa
pertumbuhan.
menjadi kerdil.
g. Pemberian ASI ekslusif pada usia 0-6 bulan dapat membantu pertambahan
berat badan bayi karena komponen ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
13
Pengukuran pertumbuhan pada bayi yang dijadikan patokan adalah berat badan
dan tinggi badan. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan
atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak,
organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau
tumbuh kembang anak. Selain itu berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar
perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan. Pada
usia beberapa hari, berat badan bayi mengalami penurunan yang sifatnya normal,
yaitu sekitar 10% dari berat badan waktu lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya
mekonium dan air seni yang belum diimbangi dengan asupan yang mencukupi,
misalnya produksi ASI yang belum lancar dan berat badan akan kembali pada hari
Bayi akan memiliki berat badan 2 kali berat lahirnya pada umur 5 sampai 6
bulan dan 3 kali berat lahirnya pada umur 1 tahun. Berat badannya bertambah 4 kali
lebih banyak dalam 2 tahun, 5 kali lebih banyak dalam 3 tahun, 6 kali lebih
banyak dalam 5 tahun dan 10 kali lebih banyak dalam 10 tahun. Rata-rata
Pengukuran pertumuhan pada bayi selain berat badan adalah panjang badan.
badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Panjang badan bayi baru lahir
normal adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh
National Center For Health statistic (NCHS), bayi akan mengalami penambhan panjang
berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini
Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus pada
permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang bertujuan untuk
menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, system pernafasan serta sirkulsi darah dan
limpha. Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling
sejak berabad-abad silam. Bahkan diperkirakan ilmu ini telahsejak awal manusia
Pijat bayi disebut juga stimulasi touch atau terapi sentuh. Disebut terapi
sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi antara ibu dan buah
hatinya. Sebenarnya, dikenal oleh berbagai bangsa dan kebudayaan didunia sejak
berabad-abad yang lalu.Pijat bayi berkembang dalam berbagai bentuk jenis gerakan,
terapi dan tujuan. Selain sebagai salah satu terapi yang banyak memberikan manfaat,
pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan kasih saying antara orang
tua dengan anak. Melalui sentuhan pada kulit berdampak luar biasa pada
Satu hal yang sangat menarik pada penelitian tentang pemijatan bayi adalah
penelitian tentang mekanika dasar pemijatan. Mekanisme dasar pijat bayi belum
banyak diketahui.Walaupun demikian, saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa
teori tentang mekanisme ini serta mulai menemukan jawabannya. Diajukan beberapa
mekanisme untuk menolong menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain
(Roesli, 2010):
pada bayi-bayi tikus dan ditemukan bahwa jika hubungan taktil (jilat-jilatan)
ibu tikus kepada bayinya terganggu akan menyebabkan hal-hal berikut ini
(Roesli, 2010):
pertumbuhan.
Pada bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak
dan insulin. Dengan demikian, penyerapan makanan akan menjadi lebih baik.
Itu sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak
Vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih sering menyusu
pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih banyak diproduksi. Seperti diketahui,
ASI akan semakin banyak diproduksi jika semakin banyak diminta. Selain itu,
ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini berdampak
hormon stress ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan kesiagaan
alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat dibuktikan
Menurut ardhillah (2012), manfaat pijat bayi adalah merangsang syaraf motorik,
emosional, selain juga menyehatkan tubuh dan otot-ototnya.Bayi yang dipijat dengan
baik dan teratur dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang lebih baik. Terapi sentuh,
diukur secara ilmiah. Menurut Salsabila (2009), manfaat pijat bayi antara lain sebagai
berikut :
1. Efek biokimia yang positif dari pijat, antara lain menurunkan kadar hormon
tidur lelap, mengurangi rasa sakit, dan mengurangi kembung dan kolik (sakit
perut).
1. Manfaat bagi ibu meliputi mempererat hubungan batin antara ibu dan anak,
mengurangi rasa stres dan menimbulkan rasa santai, merupakan sarana untuk
berkomunikasi dengan bayi, dan memperbanyak produksi ASI untuk ibu yang
menyusui.
2. Manfaat bagi bayi meliputi bayi dapat tidur dengan lebih baik karena merasa
meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi darah serta mengurangi stres pada
bayi.
3. Meningkatkan berat badan karena pijat bayi bisa merangsang nervus vagus,
metabolism sel, dari rangkaian tersebut berat badan bayi akan meningkat.
kenaikan berat badannya tiap hari 20%-47% dan pada bayi cukup bulan usia
1-3 bulan dipijat 15 menit, dua kali seminggu selama enam minggu, kenaikan
4. Meningkatkan pertumbuhan
Umumnya, bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap, sedangkan pada waktu
pada anak-anak tersebut diberikan lagi soal matematika lain. Ternyata, mereka
memupuk cinta kasih secara timbale balik. Semua ini akan menjadi penentu
bagi anak untuk secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang
(Suririnah, 2009).
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pijat bayi adalah (Roesli, 2010):
keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan
dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan.
Pemijatan dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut ini : Pagi hari, pada
saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru dan Malam hari,
sebelum tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak
(Roesli, 2010).
20
kuku dan perhiasan dan hal lain yang mengakibatkan goresan pada kulit
bayi, ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap, bayi sudah
selesai makan atau sedang tidak lapar, sediakan waktu untuk tidak diganggu
duduk pada posisi nyaman dan tenang, baringkan bayi diatas permukaan
kain yang rata, lembut, dan bersih, dan menyiapkan handuk, popok, baju
ganti, dan minyak bayi (baby oil atau lotion), meminta izin pada bayi
sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala bayi
1. Kaki
2009:
a. Perahan cara India Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti
pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara
bersamaan. Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari
b. Telapak kaki: Urut telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara
kaki.
21
dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari kearah
bergantian.
kanan dan kiri rapatkan kedua kaki bayi. Meletakkan kedua tangan
2. Perut
(Rakhmawati, 2009):
kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan yang lain, pijat
jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus
kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah
(bulan).
d. Gerakan I-Love-U pada bayi. “I”, Pijatlah perut bayi mulai dari
“L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri
atas ke kiri bawah. “You”, pijatlah perut bayi membentuk huruf “U”
23
ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan. Gerakkan
jari-jari Anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna
3. Dada
(Rakhmawati, 2009):
Anda di tengah dada bayi atau ulu hati. Buat 19 gerakan ke atas
menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu kanan dan
kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali
ke ulu hati.
4. Tangan
(Rakhmawati, 2009):
pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat
24
dilakukan.
b. Perahan cara India, yaitu arah pijatan yang menjauhi tubuh. Fungsi
tangan bayi. Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah
susu sapi.
c. Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke
pergelangan tangan.
e. Putar jari-jari, yaitu memijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke
arah ujung jari dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini dengan
h. Perahan cara Swedia, yaitu dari arah pergelangan tangan ke arah badan.
5. Muka
(Rakhmawati, 2009):
samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran
di bawah mata.
b. Alis, yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari diantara kedua alis mata.
Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan
alis.
c. Hidung, yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis.
Tekankan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung
d. Mulut bagian atas, yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari di atas mulut
di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping
e. Mulut bagian bawah, yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari di tengah
dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke
tersenyum.
f. Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw), yaitu dengan jari kedua
tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakkan
6. Punggung
(Rakhmawati, 2009):
tangan kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah
sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah
menyetrika punggung.
27
bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai pantat. Mulai
kaki bayi, memijat perut dan pinggul serta meluruskan tulang belakang
kedua tangan bayi ke samping. Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali.
28
dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga membentuk
garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri
dan kaki kiri bayi, lalu silangkan ke atas. Buatlah silangan sehingga
mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu,
mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki kiri luar. 25
kiri bayi dalam posisi kaki lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan
Tidur adalah normal, proses alamiah dan merupakan kondisi istirahat yang
diperlukan oleh manusia secara rutin. Keadaan tidur ini ditandai oleh berkurangnya
29
(Sekartini, 2012). Tidur adalah kebutuhan semua manusia dan untuk kesehatan fisik
(Maryunani, 2010).
dan inaktivitas dari berbagai system saraf di otak.Beberapa fungsi saraf menjadi
inaktif, sementara system yang lain aktif, misalnya sel-sel saraf di korteks 26 otak
tidak seluruhnya menjadi inaktif selama tidur. Perubahan ini menyimpulkan bahwa
tidur bukan proses pasif, tetapi merupakan aktifitas yang dapat dibangkitkan
(Sekartini, 2012).
tidur. Tanpa tidur, bayi tidak akan tumbuh secara optimal, karena pada saat itulah
dan fisik, serta sistem imuntias tubuh. Adanya abnormalitas pada otak juga
dapat diketahui dari bagaimana pola tidur anak tersebut dan gangguan tidur
seluruh sel yang ada di tubuh, dari sel kulit, sel darah sampai sel saraf otak.
30
Proses pembaruan sel ini akan berlangsung lebih cepat bila si bayi sering
terlelap sesuai dengan kebutuhan tidur bayi. Selain itu, tidur juga membantu
kecerdasan.Oleh karena itu kebutuhan tidur pada bayi sesuai usianya perlu
2. Pergerakan tubuh
3. Tahap III: Tidur menjadi lebih dalam, nafas dan denyut jantung sangat
4. Tahap IV: Tidur yang paling dalam, sangat sulit dibangunkan, kecuali
Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus dan bergantian dengan periode
yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur ditandai dengan aktifitas fisik yang minimal,
eksternal. Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh
integrasi tinggi aktivitas system saraf pussat yang berhubungan dengan perubahan
Control dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara dua mekanisme
serebral yang mengativasi secaara intermitten dan menekan pusat otak tertinggi untuk
Sistem aktivasi reticular (SAR) berlokasi pada batang otak teratas. SAR
dipercaya terdiri atas sel yang mempertahankan kewaspadaan dan terjag. SAR
menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri, dan taktil. Aktivitas korteks serebral
(missal, proses emosi atau pikiran) juga menstimulasi SAR. Keadaan terjaga atau siaga
Tidur dapat dihasilkan dari pelepasan serotonin dalam sistem tidur raphe pada
pons dan otak depan bagian tengah. Daerah juga disebut bulbar synchronizing region
(BSR). Ketika individu mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada
dalam keadaan rileks. Stimulus ke SAR menurun. Jika ruangan gelap dan tenang,
aktivasi SAR selanjutnya akan menurun. SAR melepaskan ketokelamin pada saat
32
sadar, BSR mengambil alih yang kemudian menyebabkan tidur (Saryono & Widianti,
2010).
Aktivitas tidur merupakan salah satu stimulus bagi proses tumbuh kembang
otak, karena 75% hormon pertumbuhan dikeluarkan saat anak tidur. Pada waktu
bangun, penggunaan oksigen dan nutrisi digunakan untuk keperluan kegiatan fisik
(epineprin) dan kortikosteroid tubuh. Selama tidur, keadaan sebaliknya yaitu anabolik
tubuh dan pertumbuhan. Akibat konsentrasi adrenalin dan kortisol turun, maka
yang ada di tubuh, dari sel kulit, sel darah sampai sel saraf otak. Proses pembaruan sel
33
ini akan berngsung lebih cepat bila si bayi sering terlelap sesuai dengan kebutuhan
psikis emosi, kognitif, konsolidasi pengalaman dan kecerdasan. Oleh karena itu
kebutuhan tidur pada bayi sesuai usianya perlu mendapat perhatian dari keluarga agar
Periode tidur yang lama menjamin bahwa otak akan melalui siklus tidur yang
lengkap, termasuk tidur REM. Tidur REM terlihat penting untuk pemulihan kognitif.
dkk.,2010).
Pentignya tidur pada proses belajar juga berkaitan dengan kenyataan bahwa
sel-sel saraf (neuron) dalam otak. Tanpa protein sinaps-sinaps baru tidak akan
terbentuk, dan ini akan mempengaruhi jumlah informasi yang bisa disimpan oleh
orang yang kekurangan tidur. Akan tetapi, peran hormon pertumbuhan yang
pelepasannya tidak berhubungan dengan kadar glukosa darah dan asam amino
Kualitas tidur adalah mutu atau keadaan fisiologis tertentu yang didapatkan
selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-proses tubuh yang terjadi pada
waktu orang itu bangun. Jika kualitas tidurnya bagus artinya fisiologi/faal tubuh
dalam hal ini sel otak misalnya pulih kembali seperti semula saat bangun tidur.
Kualitas tidur adalah kepuasan terhadap tidur, sehingga orang tersebut tidak
memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu, dan apatis,
terpecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Sagala, 2011).
kreativitas, tanda vital fisik dan bahkan berat badan (Smith, 2012 dalam William,
2012). Pada periode terjaga anak mungkin menunjukkan berbagai perilaku. perilaku
menangis singkat, menyesuaikan selimut, melihat sekeliling, dan berbicara yang tidak
dimengerti. Kualitas tidur yang buruk juga berpengaruh pada perkembangan fisik dan
juga sikapnya keesokan harinya. Bayi yang tidur cukup tanpa sering terbangun akan
Kualitas tidur bayi dikatakan tidak adekuat jika mengalami gangguan tidur
dengan kriteria jika pada malam hari jumlah waktu tidur kurang dari 9 jam, frekuensi
terbangun lebih dari 3 kali, danlama terbangunnya lebih dari 1 jam. Selama tidur bayi
terlihat selalu rewel,menangis, dan sulit tidur kembali (Wahyuni, 2008 dalam Ubaya,
2010). Ciri-ciri bayi cukup tidur yaitu, ia akan dapat jatuh tertidur dengan mudah di
35
malam hari, bugar saat bangun tidur, tidak rewel, dan tidak memerlukan tidursiang
polisomnografi (PSG) dan aktigrafi (ACG). PSG didasarkan pada rekaman EEG,
ACG memberikan perjiraan kualitas tidur, maka PSG dianggap sebagai standar baku
emas untuk penelitian tentang tidur. Indikasi yang paling sering untuk melakukan
PSG adalah kecurigaan klinis mengenai kelainan pernafasan saat tidur (Sadeh:
Pediatri 2011).
tentang gangguan tidur pada ank memiliki beberapa kelemahan. Pertama, peralatan
tidak praktis. Kedua, skoring PSG tergantung pada penilaian subyektif dari rekaman
EEG, dan ketimpangan inter informant. Ketiga, PSG pada umunya dilakukan di
laboratorium tidur, yang dapat mempengaruhi kualitas tidur (Sadeh: Pediatri 2011).
dapat diketahui dari variasi aktifitas motorik. Aktifitas motorik menghilang saat
subyek tertidur dan akan meningkat kembalu saat terbangun. Pemeriksaan ACG
mempergunakan peralatan kecil yang diletakkan di tangan, yang dapat merekam dan
meyimpan data aktifitas motorik menghitung hentakan akselerasi yang lebih besar
dari 0,1 gram. Walaupun tahapan tidur tidak dapat dibedakan dengan menggunakan
data aktifitas motorik, data ACG dan rekaman PSG dilaporkan berkorelasi amat baik.
beberapa subyek dengan masalah sulit memulai tidur yang berbaring dengan tenang
di tempat tidur dapat salah di data sebagai keadaan tidur. Kelemahan lainnya adalah
gerakan malam hari dapat salah diinterpretasi sebagai keadaan terjaga. Pada
kenyataannya, ACG tidak diindikasikan untuk diagnosis rutin pada setiap masalah
tidur. Karena keterbatasannya, ACG hanya dapat memberi perkiraan kualitas tidur.
Cara ketiga untuk menilai tidur adalah dengan perkiraan secara subyektif
seringkali merupakan aliternatif yang paling mungkin. Kuesioner mudah dibuat dan
dianalisis, namun validitas dan reliabilitasnya amat rendah (Sadeh: Pediatri 2011).
Beberapa kuesioner yang pernah diajukan kepada orangtua dan telah divalidasi
misalnya Children’s Sleep Behaviour Scale, the Children’s Sleep Disturbance Scale, the Pediatric
Sleep Questionnaire dan the children’s sleep habit questionnaire. Namun kuesioner-kuesioner
tersebut belum divalidasi terhadap PSG ataupun ACG. Satu kuesioner yang telah
divalidasi terhadap ACG adalah Brief Scanning Questionnaire for infant sleep problem
Adekuat atau tidak adekuatnya kualitas tidur bayi tidak terjadi begitu saja. Ada
faktor-faktor yang diyakini berperan dalam mempengaruhi kualitas tidur bayi (Ubaya,
2010):
a. Lingkungan
Pengaturan lingkungan tidur yang meliputi tata cahaya, ventilasi, tata warna,
suhu, dan juga keadaan boksnya. Hindarkan juga suara bising yang
pengusir nyamuk yang bisa membuatnya sesak. Untuk menghindari bayi dari
2010).
b. Aktivitas Fisik
Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak
diberikan perawatan spa bayi yang terdiri dari treatment renang bayi dan pijat
bayi akan merangsang bayi lebih rileks dan tenang. Rendaman air hangat
dengan kombinasi aromaterapi serta hantaman air yang ditimbulkan dari air
yang bergolak saat renang dapat memberi sensasi dan pijatan yang
demikian tidur bayi akan semakin lelap sehingga dapat meningkatkan jumlah
c. Nutrisi
mengandung alfa protein yang cukup tinggi, alfa protein merupakan protein
utama pada Whey pada protein yang merupakan protein halus dan mudah
38
dicerna. Alfa protein kaya akan asam amino essensial yang sangat berguna
amino yang berperan dala proses neurotransmitter dan pengatur pola hidup
Bayi yang sulit tidur atau sering terbangun dari tidurnya karena merasa belum
kenyang. Karena itu, penuhi kebutuhan makan dan minum bayi sebelum
tidur. Jika kebutuhan fisiknya dipenuhi maka bayi tidak lagi sering terbangun
bayi muncul (sekitar usia 6 bulan setelah masa ASI eksklusif). Sebagai
gantinya, berikan air putih jika ia memang haus atau tenangkan bayi terutama
sus akan membuat kantong kemih kencang pada malam harinya dan keadaan
d. Penyakit
menyebabkan masalah tidur. Pada bayi adanya gangguan atau rasa sakit pada
gigi, telinga, kulit, saluran napas, saluran cerna, saluran kemih, otot atau
tulangnya dapat mengganggu tidur bayi (Tircin, 2000; Hidayat, 2006; Perry
tetap nyaman dalam keadaan tidur. Untuk pengaturan tidur bayi sebaiknya
tidur bersama orang tua, karena tidur bersama orang tua memberikan
memberikan respon cepat saat bayi terbangun dan menangis. Posisi tidur bayi
Penyebab gangguan tidur yang sering terjadi pada bayi (Pediatri, 2011):
1. Lapar
malam baik dari ASI maupun dari susu botol. Anak pergi tidur pada saat
menyusu ASI atau dengan botol. Anak sering terbangun (mungkin setiap
jam). Anak kembali tidur setelah menyusu; tindakan kenyamanan lain (misal :
2. Mimpi Buruk
Anak usia 6 sampai 12 bulan yang pada awalnya tidak mengalami gangguan
3. Menangis di malam hari yang terlatih (Asosiasi tidur yang tidak tepat)
Anak secara khas terlelap di tempat lain selain di tempat tidurnya, misal, kursi
Anak menolak pergi tidur atau terbangun selama malam hari karena takut.
saraf parasimpatis. Perangsangan sistem saraf parasimpatis yang paling utama terlibat
dalam proses tidur adalah beberapa area dalam saraf otonom parasimpatis nuclei rafe
dan nucleus tractus solitarius, yang merupakan region sensorik medulla dan pons yang
dilewati oleh sinyal sensorik viseral yang memasuki otak melalui saraf-saraf vagus dan
glosovaringeus. Rangsangan pada saraf vagus (saraf parasimpatis) akan merangsang sel
Durasi tidur yang baik memiliki peran yang krusial pada kondisi
perkembangan kesehatan jiwa anak dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
sehingga tidak mudah terserang penyakit. Selain itu, nuclei rafe juga berproyeksi
rileks dan tenang bayi akan lebih mudah untuk memperoleh tidur yang lelap dan
Lambatnya gelombang otak akan membuat seseorang dapat beristirahat dan tertidur.
41
Perubahan gelombang otak yang terjadi adalah penurunan gelombang alpha dan