Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di
Negara-negara maju,modern dan industri.Keempat masalah kesehatan utama
tersebut adalah penyakit degeneratif,kangker,gangguan jiwa dan kecelakaan
(Mardjono dalam Hawari 2001).Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap
sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung,namun beratnya
gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu
maupun kelompok akan menghambat pembangunan,karena mereka tidak produktif
dan tidak efisien.
Mengingat masalah gangguan jiwa yang meningkat akhir-akhir ini dan terjadinya
gempa dahsyat dengan kekuatan 8.9 Skala Richter pada tanggal 28 Maret 2005
yang melanda Kepulauan Nias, yang kesemuanya mengakibatkan dampak fisik dan
psikologis, maka WHO memandang perlu program CMHN.
Kegiatan program CMHN merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dari
proses rekruitmen perawat CMHN yang akan mengikuti pelatihan, pertemuan
persiapan yang melibatkan beberapa sector yang terkait seperti Dinas Kesehatan
dan pemerintah daerah setempat dalam rangka memperoleh dukungan pelaksanan
CMHN, kegiatan Pelatihan Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat (Basic
Course of Community Mental Health Nursing (BC-CMHN) berupa pemberian
pengetahuan dan keterampilan bagi perawat Puskesmas, sehingga memiliki
kompetensi melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa,
selanjutnya implementasinya di masyarakat dan kegiatan supervisi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sehat jiwa, masalah psikososial, dan gangguan jiwa ?
2. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar community mental heart nursing?
7. Apa saja enis Gangguan Jiwa yang ditangani (Anak, Remaja, dan Lansia)
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan informasi tentang ilmu keperawatan khususnya pada bidang
keperawatan kesehatan jiwa komunitas.
2. Tujuan Khusus
BAB II
PEMBAHASAN
a. Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai
sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain
c. Sehat jiwa menurut Dirjen Keswa Depkes RI (1991) adalah kondisi yang
memungkinkan berkembangnya fisik,intelektual dan emosional seseorang secara
oftimal sehingga ia mampu tumbuh dan beradaptasi dengan lingkungannya secara
wajar dengan harkat martabat manusia
e. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahera yang memungkinkan hidup
harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang,
dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia.
Ciri – ciri individu yang sehat jiwa meliputi menyadari sepenuhnya kemampuan
dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar, mampu bekerja produktif
dan memenuhi kebutuhan hidupnya dapat berperan serta dalam lingkungan hidup,
menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman bersama
orang lain.
2. Masalah Psikososial
Masalah psikososial yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang
bersifat psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik dan
dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan
jiwa, atau (gangguan kesehatan) secara nyata, atau sebaliknya masalah kesehatan
jiwa yang berdampak pada lingkungan sosial.
b. Mudah tersinggung
c. Sulit berkonsentrasi
3. Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi gangguan jiwa yang
menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan
pada individu dan atau hambatan dalam melaksanaan peran.
a. Sedih berkepanjangan
d. Menggantung diri
f. Bicara kacau
g. Bicara sendiri
1. Pengertian
a. Aspek (bio-fisik)
Dikaitkan dengan masalah kesehatan fisik seperti kehilangan orang tubuh yag
dialami anggota masyarakat akibat bencana yang memerlukan pelayanan dala
rangka adaptasi mereka terhadap kondisi fisiknya. Demikian pula dengan penyakit
fisik lain baik yang akut,kronis maupun terminal yang memberi dampak pada
kesehatan jiwa.
b. Aspek psikologis
c. Aspek sosial
d. Aspek cultural
e. Aspek spiritual
c. Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam
keperawatan jiwa).
2. Merekrut dan melatih kader keswa untuk skreening ggn jiwa di masyarakat,
masalah psikososial dan sehat jiwa.
Kegiatan :
3. Social ( Caplan, Szasz). Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan
jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya factor social dan factor
lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang ( social and
environmental factors create stress, which cause anxiety and symptom). Prinsip
proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environment
manipulation and social support ( pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya
dukungan sosial) Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah
pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di
masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri.
Sedangkan therapist berupaya : menggali system sosial klien seperti suasana
dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.
4. Existensial ( Ellis, Rogers). Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau
gangguan jiwa terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan
hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan
mengalami gangguan dalam Body imagenya. Prinsip dalam proses terapinya adalah
: mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain,
memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap
sebagai panutan(experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan
cara introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan
kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri
dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged
to accept self and control behavior). Prinsip keperawatannya adalah : klien
dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk
memperlajari dirinya dan mendapatkan feed back dari orang lain, misalnya melalui
terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran diri klien
melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.
6. Medica ( Meyer, Kraeplin). Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul
akibat multifactor yang kompleks meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor
sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan
diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik interpersonal. Perawat berperan
dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan
terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai
dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan jenis pendekatan terapi
yang digunakan.
6. Memberikan askep pada penyakit fisik yang mengalami masalah psikologis dan
penyakit jiwa dengan masalah fisik.
1. Pencegahan Primer
1) Stress pekerjaan
2) Stress perkawinan
3) Stress sekolah
c. Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu , individu yang
kehilangan pasangan , pekerjaan, kehilangan rumah/ tempat tinggal , yang
semuanya ini mungkin terjadi akibat bencana. Beberapa kegiatan yang dilakukan
adalah :
3) Latihan afirmasi dengan menguatkan aspek-aspek positif yang ada pada diri
seseorang.
e. Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu cara
penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputus asaan. Oleh karena itu
perlu dilakukan program :
2. Pencegahan Sekunder
Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan
penanganan dengan segera masalah psikososial dan gangguan jiwa. Tujuan
pelayanan adalah menurunkan angka kejadian gangguan jiwa. Target pelayanan
adalah anggota masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan tanda-tanda
masalah dan gangguan jiwa. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah :
1) Melakukan pengkajian 2menit untuk memperoleh data fokus pada semua pasien
yang berobat kepukesmas dengan keluhan fisik.
2) Jika ditemukan tanda-tanda yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi maka
lanjutkan pengkajian dengan menggunakan pengkajian keperawatan kesehatan
jiwa.
3) Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan jiwa (di tempat–
tempat umum)
5) Bekerja sama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain yang
dibutuhkan pasien untuk mengatasi gangguan fisik yang dialami (jika ada gangguan
fisik yang memerlukan pengobatan).
3. Pencegahan Tersier
3. Program sosialisasi
c. Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke tempat rekreasi.
F. Jenis Gangguan Jiwa yang ditangani pada (Anak, Remaja dan Lansia)
d. Gangguan makan : Gangguan makan dapat melibatkan emosi dan sikap, serta
perilaku yang tidak biasa, terkait dengan kondisi tubuh bahkan makanan.
a. Gangguan Cemas
Cemas (ansietas) adalah perasaan gelisah yang dihubungkan dengan suatu
antisipasi terhadap bahaya, ini berbeda dengan rasa takut, yang merupakan bentuk
respon emosional terhadap bahaya yang obyektif, walaupun manifestasifisiologik
yang ditimbulkannya sama cemas merupakan suatu bentuk pengalamanan yang
umum, tapi dapat ditemui dalam bentuk yang berbeda pada gangguan psikiatrik dan
gangguan medis Diagnosis mengenai cemas ditegakkanapabila gejala cemas
mendominasi dan menyebabkan distres (rasa tertekan) atau gangguan yang nyata.
b. Gangguan Depresi
d. Gangguan Psikotik
Gangguan psikotik adalah suatu kondisi terdapatnya gangguan yang berat dalam
kemampuan menilai realitas, yang bukan karena retardasi mental atau gangguan
penyalahgunaan NAPZA. Terdapat gejala yaitu waham , halusinasi,
perilaku yang sangat kacau , pembicaraan yang inkoheren ( kacau ) , tingkah laku
agitatif dan disorientasi yang termasuk gangguan psikotik antara lain :
Skizofrenia
Gangguan waham
Gangguan mental organik dengan gejala psikotik ( yang ditandai oleh adanya
antara lain delirium,demensia )
Skizofrenia pada masa kanak dan remaja didefinisikan sama dengan skizofrenia
pada masa dewasa, dengan gejala psikotik yang khas, seperti adanya defisit pada
fungsi adaptasi, waham, halusinasi, asosiasi yang melonggar atau inkoherensi ( isi
pikir yang kacau ), katatonia, afek yang tumpul atau tidak dapat diraba-rabakan.
Kesulitan Akademik
Impulsivitas
Semakin banyak faktor risiko yang ada, semakin besar kemungkinan seorang
remaja akan menjadi penggunaan NAPZA.
Gangguan skizofrenia pada lanjut usia (lansia) ditandai oleh gangguan pada
alam pikiran sehingga pasien memiliki pikiran yang kacau. Hal tersebut juga
menyebabkan gangguan emosi sehingga emosi menjadi labil misalnya cemas,
bingung, mudah marah, mudah salah faham dan sebagainya. Terjadi juga gangguan
perilaku, yang disertai halusinasi, waham dan gangguan kemampuan dalam menilai
realita, sehingga penderita menjadi tak tahu waktu, tempat maupun orang. Ganguan
skizofrenia berawal dengan keluhan halusinasi dan waham kejaran yang khas
seperti mendengar pikirannya sendiri diucapkan dengan nada keras, atau
mendengar dua orang atau lebih memperbincangkan diri si penderita sehingga ia
merasa menjadi orang ketiga.
b. Parafrenia
Parafrenia merupakan gangguan jiwa yang gawat yang pertama kali timbul
pada lanjut usia (lansia), (misalnya pada waktu menopause pada wanita). Gangguan
ini sering dianggap sebagai kondisi diantara Skizofrenia paranoid di satu pihak dan
gangguan depresif di pihak lain. Lebih sering terjadi pada wanita dengan kepribadian
pramorbidnya (keadaan sebelum sakit) dengan ciri-ciri paranoid (curiga,
bermusuhan) dan skizoid (aneh, bizar). Mereka biasanya tidak menikah atau hidup
perkawinan dan sexual yang kurang bahagia, jika punya sedikit itupun sulit
mengasuhnya sehingga anaknyapun tak bahagia dan biasanya secara khronik
terdapat gangguan pendengaran. Umumnya banyak terjadi pada wanita dari kelas
sosial rendah atau lebih rendah.
Gangguan jiwa afektif adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya
gangguan emosi (afektif) sehingga segala perilaku diwarnai oleh ketergangguan
keadan emosi. Gangguan afektif ini antara lain:
d. Neurosis
3) Neurosis fobik
5) Gangguan somatoform
6) Hipokondriasis
Pencegahan primer
Penanganan multidisiplin
2. SEKARANG :
a. Meningkatkan Iptek
a. Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan selama klien dirawat: Pada awal
klien di rawat,perawat hendaknya melakukan kontrak hubungan dengan klien dan
keluarga.Keluarga mengetahui peran dan tanggung jawabnya dalam proses
keperawatan yang direncanakan melalui kontrak yang telah disepakati.Hubungan
saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama untuk membantu
klien mengungkapkan dan mengenal perasaannya,mengidentifikasi kebutuhan dan
masalahnya,mencari alternative pemecahan masalah,melaksanakan alternative
yang dipilih serta mengevaluasi hasilnya.Tindakan keperawatan terhadap keluarga
antara lain:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN Basic. Jakarta: EGC.
Makalah Keperawatanku, Community Mental Health Nursing. Post 14 Maret 2012. Diambil
pada tanggal 15 April 2013, dari
alamathttp://makalahkeperawatanku.blogspot.com/2012/03/community-mental-
health-nursing.html
Dunia Remaja, Beberapa jenis gangguan jiwa yang banyak terjadi pada masa remaja. Post
23 Februari 2012. Diambil pada tanggal 15 April 2013, dari
alamathttp://reni77.wordpress.com/2012/02/23/beberapa-jenis-gangguan-jiwa-
yang-banyak-terjadi-pada-masa-remaja/