Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah
swt menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di
dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah swt
menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah swt tidak sia-sia, manusia
diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengatur atau mengelola apa yang ada
di bumi.
Sifat hakiki manusuia adalah “homo religius”,yaitu makhluk beragama, yang
mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang
bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai
rujukan (referensi) sikap dan prilakunya, oleh karena itu manusia harus
mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang
diperintahkan Allah swt.
Penyempurna aqidah yang lurus kepada Allah swt tidak luput dari aqidah yang
benar kepada Malaiakat-Malaikat Allah, Kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah
kepada para Rosul-rosul Allah untuk disampaikan kepada kita, sebagai umat
manusia.
Hal inilah yang menyebabkan bahwa memiliki aqidah dalam islam itu penting
maka dari itu kami ingsya Allah akan akan mencoba menjabarkan beberapa
konsep aqidah yang penting kita ketahui serta perilaku atau sikap seseorang yang
memiliki aqidah islam.  
 
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aqidah islam?
2. Bagaimana Tingkatan aqidah itu?
3. Bagaimana ruang lingkup pembahasan aqidah islam?
4. Apa dasar hukum aqidah islam?
5. Apa tujuan dari akidah islam?
6. Apa manfaat serta keistimewaan dari aqidah islam?
7. Bagaimana perilaku seseorang yang mencerminkan memiliki aqidah islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui seberapa penting aqidah dalam islam.
2. Mengetahui tingkatan aqidah
3. Mengetahui pengertian aqidah islam.
4. Mengetahui ruang lingkup pembahasan aqidah islam.
5. Memahami tujuan dari aqidah islam
6. Mengetahui manfaat serta keistimewaan dari aqidah islam
7. Mengaplikasikan perilaku yang mencerminkan seseorang
beraqidah islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah Islam


Secara etimologis ( bahasa) aqidah berakar dari kata aqada-
yuqidu-‘aqdan-‘aqidatan. yang berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh.
Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara kata
“aqdan” dan “aqidah” adalah kenyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam
hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.1
Definisi lain aqidah secara terminologis (istilah) adalah sebuah urusan
yang secara umum dapat diterima kebenarannya oleh akal fikiran manusia dan
berdasarkan wahyu Allah swt. Bedasarkan definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa aqidah islam adalah dasa-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hak
seorang muslim yang bersumber dari ajaran islam. Dasar-dasar tersebut wajib
dipegang teguh oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan, “Dia mempunyai
aqidah yang benar,” berarti aqidahnya bebas dari keraguan. Aqidah merupakan
perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu.2
Islam mengajarkan kepada umatnya agar berkaidah yang mantap, sepenuh
hati dan tidak boleh ada keraguan sedikitpun. Orang yang memiliki aqidah yang
kuat, tentram hatinya karena pedoman hidup yang jelas.
Allah swt berfirman yang artinya:
“ Sesungguhnya orang-orang yang berkata,” Tuhan kami adalah Allah”
kemudian mereka yang meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat
akan turun kepada mereka (dengan berkata), “ jaganlah kamu merasa takut dan
janganlah kamu bersedih hati.......” (QS. Fussilat/ 41:30).3

1
Dadan Nurul Haq dan Undang Burhanudin, pemantapan kemampuan mengajar
aqidah akhlak,(Bandung: Pustaka Al- Kasyaf,2010),h.13.

2
Shalih Bin Fauza Bin Abdullah Al fauzan, kitab tauhid, (Jakarta : Yayasan Al Sofwa,
2001),h 3
3
Sunardi, Akidah Akhlak, ( Klaten Utara : Grafika Dua Tujuh, 2008), h 3

2
Aqidah islam juga dalam Al-quran disebut iman. Ia bukan hanya berarti
percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berprilaku.
Karena itu, lapangan iman sangat luas bahkan mencakup segala sesuatu yang
dilakukan seorang muslim yang disebut amal saleh. Seseorang dinyatakan
beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu
mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan
keyakinan tersebut. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan,
melainkan bersatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam
perbuatan.
Aqidah Islam atau Iman mengikat seorang muslim sehingga ia terikat
dengan segala aturan hukum yang datang dari islam. Karena itu menjadi seorang
muslim berarti meyakinidan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam
ajaran islam; seluruh hidupnya didasarkan kepada ajaran islam. Hal ini
difirmankan allah yang artinya sebagai berikut
“Hai orang yang beriman masuklah kedalam islam keseluruhannya dan
janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh
yang nyata bagimu.” (QS.Al-Baqarah, 2:208).
Aqidah sebagai fondasi utama ajaran islam bersumber pada Alquran dan
Sunnah Rasul. Dalam hal yang berkaitan dengan keyakinan tidak seluruhnya
dapat ditemukan oleh kemampuan yang dimiliki oleh manusia. Misalnya, manusia
dapat memikirkan alam raya yang begitu teratur dan seimbang, tetapi manusia
tidak dapat mengetahui siapa yang mengatur dan menciptakannya, karena
kemampuan akalnya sangat terbatas. Karena itu, untuk dapat mengetahuinya
dibutuhkan informasi.
Demikian pula hal-hal yang berkaitan dengan ibadah sebagai konsekuensi
dari adanya keyakinan atau aqidah memerlukan informasi yang hanya dapat
diketahui manusia berdasarkan firman Allah atau Sunnah Rasul.4
Aqidah merupakan sudut ilmu keyakinan, dan syariah merupakan
sudut taklif (tuntutan) dalam peribadatan, muamalat, jenayah dan sebagainya.
Segala amalan seseorang tidak berguna tanpa aqidah walaupun melakukan

4
A. Toto Sunarya dkk, Pendidikan Agama Islam untuk perguruan tinggi, (Bandung :
Tiga Mutiara, 1997), h 95-96.

3
kebaikan sebanyak mana sekali pun. Manusia yang hidup tanpa berpegang
dengan aqidah diumpamakan seperti hewan.
Penentang Islam senantiasa berusaha agar umat Islam berpisah
daripada aqidah mereka agar mudah dikuasai dan dijajahi dari segi luaran dan
dalaman.5
Beberapa istilah lain tentang aqidah adalah
a. Tauhid
Yang artinya mengesakan ( mengesakan Allah- Tauhidullah)
Ajaran tauhid adalah tema sentral aqidah dan iman, oleh sebab itu aqidah dan
iman diidentikkan dengan istilah tauhid.
Tauhid sendiri ada beberapa macam:
1. Tauhid Rubuiyah
Yakni tauhid yang dihubungkan kepada Tuhan, kita mengakui tidak ada tuhan
yang lain yang menciptakan langit dan beserta isinya. Pengakuan tauhid
rububiyah ini jelas sekali, yaitu melalui ikrar dengan ucapan:
ASSYHADU ALLA ILLAHA ILLALLAH
“ Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah”
2. Tauhid Ubudiyah
Merupakan salah satu tujuan Allah swt menciptakan manusia dan jin yaitu
untuk menyembah Allah swt
3. Tauhid Sifat
Tauhid ini mengakui segala macam sifat-sifat kesempurnaan Allah swt.
Baik itu sifat secara ijmali maupun secara tafshili berdasarkan dalil naqli ataupun
aqli.
4. Tauhid I’tiqad
Tauhid ini meyakini bahwa segala sesuatu yang ada ini baik yang bisa
dijangkau oleh akal manusia maupun tidak adalah ciptaan Allah.

5. Tauhid amali
5
http://edu4u.edoblogs.org/isu/asas-asas-islam/konsep-aqidah-dan-tauhid/

4
Tauhid ini berlandaskan niat yang ikhlas karena Allah baik itu ibadah
yang khusus maupun yang umum. Segala aktivitas manusia tidak boleh
bertentangan dengan roh tauhid, sehingga bisa dipertanggung jawabkan baik di
dunia maupun diakhirat.
Perwujudan nyata ke enam aspek tersebut adalah “shalat”.
b. Ilmu kalam, dinamai ilmu kalam karena banyak dan luasnya dialog dan
perdebatan yang terjadi anatara pemikir masalah-masalah aqidah.
c. Ushuluddin; artinya pokok-pokok agama,aqidah, iman dan tauhid disebut
juga ashuluddin karena ajaran aqidah merupakan pokok-pokok ajaran
agama islam.

6. Tauhid qaul
Tauhid ini meyakini Allah SWT itu Esa dan Ada dengan ucapan seperti
kalimat asstagfirullah,alhamdulillah dan lain-lain.
B. Tingkatan Aqidah
Aqidah atau iman yang dimiliki seseorang tidak selalu sama dengan oleh
orang lain. Ia memiliki tingkatan-tingkatan tertentu bergantung pada upaya orang
itu. Iman pada dasarnya berkembang, ia bisa tumbuh subur atau sebaliknya. Iman
yang tidak dipelihara akan berkurang, mengecil atau hilang samasekalih.
Tingkatan Aqidah tersebut adalah :
a. Taqlid, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas pendapat orang yang
diikutinya tanpa dipikirkan.
b. Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas bukti, dan dalil yang
jelas, tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara obyek
keyakinan dengan dalil yang diperolehnya. Hal ini memungkinkan orang
terkecoh oleh sanggahan-sanggahan atau dalil-dalil lain yang lebih rasional
dan lebih mendalam.
c. Ainul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil
rasional, ilmiah dan mendalam, serhingga mampu membuktikan hubungan antara
obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang
rasional terhadap sanggahan-sanggahan yang datang. Ia tidak mungkin terkecoh
oleh argumentasi lain yang dihadapkan kepadanya.

5
d. Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang di samping didasarkan atas
dalil-dalil rasional, ilmiah, dan mendalam, dan mampu membuktikan hubungan
antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi
yang rasional dan selanjutnya dapat menemukan dan merasakan keyakinan
tersebut melalui pengalaman agamanya.6

C. Dasar Hukum Aqidah Islam


1. Al Quran
Al Quran adalah firman Allah SWT, yang diwahyukan kepada Nabi
Muhamad SAW, dengan perantara Malaikat Jibril. Di dalam kitab suci Al Quran
dijelaskan tentang akidah Islam yang sesuai dengan kehendak Allah sebagai
pencipta dan pengatur alam semesta. Manusia yang mengikuti petunjuk Al Qur’an
berarti telah memiliki akidah yang benar, sedangkan manusia yang tidak
mengikuti petunjuk Al Qur’an berarti telah memiliki akidah yang salah. Dasar
keyakinan manusia terhadap allah dan akidah islam terdapat dalam dua kalimat
syahadat.

2. Hadits
Hadits adalah segala ucapan, perbuatan, dan taqrir (sikap diam) Nabi
Muhamad SAW. Islam telah menegaskan bahwa hadits sebagai hukum islam yang
kedua setelah Al Qur’an, baik sebagai sumber hukum akidah maupun dalam
persoalan hidup.
Adapun alasan hadits digunakan sebagai sumber hukum akidah islam
sebagai berikut:
a. Segala yang diciptakan Rasulullah SAW berdasarkan petunjuk Allah swt

b. Allah menyuruh manusia agar mengikuti kebenaran yang disampaikan


Rasulullah SAW.
c. Hadits sebagai penjelas beberapa ayat Al Qura’an yang masih bersifat
global, termasuk masalah akidah islam.

6
A. Toto Sunarya dkk, Pendidikan Agama Islam untuk perguruan tinggi, (Bandung :
Tiga Mutiara, 1997), h 97-98.

6
Firman Allah dalam QS. An-Nisa:36 yang artinya
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu apa pun...” (QS. An-Nisa/4:36)
Ayat di atas berisi perintah untuk menyembah Allah saja dan larangan
menyekutukan Dia dengan apa pun, tetapi tidak menjelaskan bagaimana cara
menyembah Allah dan bagaimana pula sikap yang tergolong
mempersekutukan Dia.7
Untuk memahami bagaimana fitrah akal dalam masalah aqidah,
syeikh All Thanthawi menguraikan beberapa kaidah aqidah antara lain:
a) Apa yang saya dapat dengan indra saya, saya yakini adanya, kecuali bila akal
saya mengatakan “tidak” berdasarkan pengalaman masa lalu.
b) Keyakinan, di samping diperoleh dengan menyaksikan langsung juga bisa
melalui berita yang diyakini kejujuran si pembawa berita itu.Misalkan banyak
yang tidak atau belum kita saksikan sendiri,tapi meyakini adanya misalya lagi
belum pernah ke mesir tetapi meyakini negeri mesir ada
c) Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu hanya karena anda tidak
bisa menjangkaunya dengan indera mata.
d) Seseorang hanya bisa mengkhayal sesuatu yang sudah pernah dijangkaunya
dengan alat inderanya.
e) Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengaan ruang dan waktu.
f) Iman dalah fitrah setiap manusia
g) Keyakinan tentang hari akhir adalah kosekuensi logis dari keyakinan tentang
adany Allah.

D. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah


Ada beberapa lingkup pembahasan aqidah diantaranya:
a. Ilahiyat yaitu pembahasan yang berhubungan dengan ilah, seperti Nama-
nama dan sifat-sifat Allah.
b. Nubuwat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Nabi dan Rasul, termasuk tentang kitab-kitab Allah,Mu’jizat dan lain-lain.

7
Sunardi, Akidah Akhlak, ( Klaten Utara : Grafika Dua Tujuh, 2008), h 3-4.

7
c. Ruhaniyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperti malaikat, jin, iblis ,syaiton, roh dan lain-lain.
d. Sam’iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewat sam’i ( dalil Al- Qur’an dan As- Sunah) seperti alam
barzah,akhirat,azab kubur, tanda-tanda kiamat,syurga,neraka dan lain-lain.8
Disamping sistematika diatas pembahasan aqidah ini bisa mengikuti
sistematika arkanul iman, yaitu:
1. Ma’rifat kepada Allah, ma’rifat dengan nama-nama-Nya yang mulia dn
sifat-sifatNya yang tinggi. Juga ma’rifat dengan bukti-bukti wujud atau ada-
Nya. Serta kenyataan sifat keagungan-Nya dalam alam semesta atau didunia
ini.
2. Ma’rifat dengan alam yang ada dibalik alam semesta ini yakni alam yang
tidak dapat dilihat. Demikian pula kekuatan-kekuatan kebaikan yang
terkandung didalamanya yakni yang berbentuk malaikat, juga kekuatan-
kekuatan jahat yang berbentuk iblis dan sekalian tentaranya dari golongan
syaithan. Selain itu juga ma’rifat dengan apa yang ada didalam alam yang lain
lagi seperti jin dan ruh.
3. Ma’rifat dengan kitab-kitab Allah Ta’ala yang diturunkan oleh-Nya kepada
para rasul. Kepentingannya ialah dijadikan sebagai batas untuk mengetahui
antara yang hak dan yang bathil, yang baik dan yang jelek, yang halal dan
yang haram, juga antara yang bagus dan yang buruk.
4. Ma’rifat dengan nabi-nabi serta rasul-rasul Allah Ta’ala yang dipilih
oleh-Nya untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin
seluruh makhluk guna menuju kepada yang hak.
5. Ma’rifat dengan hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang terjadi disaat itu
seperti kebangkitan dari kubur (hidup lagi sesudah mati), memperoleh
balasan, pahala atau siksa, surge atau neraka.

8
Dadan Nurul Haq dan Undang Burhanudin, pemantapan kemampuan mengajar
aqidah akhlak,(Bandung: Pustaka Al- Kasyaf,2010),h.23.

8
6. Ma’rifat kepada takdir ( qadla dan qadar) yang diatas landasannya
itulah berjalannya peraturan segala yang ada didalam semesta ini, baik dalam
penciptaan atau cara mengaturnya.9

E. Tujuan Aqidah Islam


Adapun tujuan mempelajari Akidah Islam, antara lain sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui petunjuk hidup yang benar dan dapat membedakan mana
yang benar dan yang salah sehingga hidupnya diridhoi Allah SWT

b. Untuk menghindarkan diri dari pengaruh kehidupan yang sesat dan jauh dari
petunjuk hidup yang benar
Allah SWT, berfirman sebagai berikut:
“Dan sungguh, inilah jalan-ku yang lurus”. Maka ikutilah! Janganlah
kamu ikuti jalan-jalan yang lain yang akan mencerai beraikan kamu dari jalan-
Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa” (QS. Al
An’am/6:153)
c. Untuk lebih memperkuat keyakinan dan mempertebal kepercayaan atas
kebenaran ajaran Ialam sehingga tidak ada keragu-raguan dalam hati
d. Untuk menuntun dan mengembangkan dasar ketahanan yang ada sejak lahir.
Yang artinya:
“sesungguhnya allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah dan oleh
kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.”
e. Untuk menjaga diri dari kemusyrikan.10

9
Sayid Sabiq, Aqidah Islam, (Bandung : Diponegoro, 2010), h. 15-16.
10
Sunardi, Akidah Akhlak, ( Klaten Utara : Grafika Dua Tujuh, 2008), h 4-5.

9
F. Manfaat Mempelajari Aqidah Islam
Manfat dalam mempelajari akidah islam antara lain sebagai
berikut:
a. Dapat memperoleh petunjuk yang benar, sesuai kehendak Allah SWT, yang
telah menciptakan alam semesta, termasuk diri kita sendiri.
b. Selamat dari pengaruh kepercayaan lain yang hanya akan membawa
kerusakan dan hidup yang jauh dari kebenaran.
c. Memperoleh katentaraman dan kebahagiaan hidup yang haqiqi karena
mempunyai hubungan batin yang dekat dari Allah SWT.
d. Tidak mudah terpengaruh kemewahan hidup di dunia karena kehidupan yang
haqiqi adalah kehidupan di akhirat kelak.
e. Mendapat jaminan surga dan selamat dari neraka apabila benar-benar
berpegang teguh terhadap akidah islam secara sempurna.11

G. Keistimewaan Aqidah Islam


a. Sumber pengambilan akidah adalah murni
Hal ini karena akidah islam bersumber dari al-Quran dan sunnah. Jauh dari hawa
nafsu dan syahwat. Sehinnga akidah tidak tercemar oleh kebatilan dari arah mana
pun
b. Akidah islam berdiri diatas pondasi penyerahan diri kepada Allah dan
Rasul-Nya
Hal itu karena aqidah bersifat ghaib, dan yang ghaib tersebut bertumpupada
penyerahan diri. Islam tidak akan berdiri tegak melainkan di ataspondasi
penyerahan diri dan kepasrahan.Jadi, iman kepada yang ghaib merupakan salah
satu sifat terpenting bagiorang-orang mukmin yang dipuji oleh Allah Ta’ala.
“Aqidah Islam sesuai dengan fitrah manusia yang lurus dan akal yang sehat.
Karena akal yang murni yang bebas dari pengaruh hawa nafsu tidak akan
bertentangan dengan dalil yang shahih.
c. Aqidah Islam diwariskan secara turun temurun dan terjaga dengan
sanadnya yang bersambung kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, para

11
Sunardi, Akidah Akhlak, ( Klaten Utara : Grafika Dua Tujuh, 2008), h 9.

10
Sahabat, para Tabi'in dan para Imam - Imam Agama, baik dalam bentuk ucapan,
perbuatan maupun keyakinan.
d. Jelas, Mudah dan Terang
Aqidah Islam adalah aqidah yang mudah dan jelas,
sejelas matahari ditengah hari. Tidak ada kekaburan,
kerumitan, kerancuan, maupunkebengkokan di dalamnya.
Karena, lafazh-lafazhnya begitu jelas danmaknamaknanya
demikian terang, sehingga bisa dipahami oleh orang
berilmumaupun orang awam, anak kecil maupun orang tua.
Karena Rasulullah membawakannya dalam kondisi yang putih
bersih, malam harinya sepertisiang harinya.
e. Aqidah Islam bebas dari kerancuan, pertentangan dan pengkaburan.
Karena Aqidah Islam adalah wahyu yang tidak bisa dimasuki oleh
kebatilan dari arah mana pun datangnya. Sebab, kebenaran itu tidak mungkin
rancu, bertentangan satu sama lain nya, maupun kabur. Akan tetapi kebenaran
itu satu sama lainnya saling mengutkan.
f. Aqidah Islam tidak bersifat mustahil walaupun sulit dicerna oleh akal.
Karena Aqidah bersifat Ghaib, seperti siksaan kubur, nikmat kubur,
surga, neraka dan lain - lain nya. Akal mengalami keterbatasan didalam
memahami hakikat dan bentuk perkara ghaib tersebut. Akan tetapi akal yang
sehat menilainya tidak mustahil, bahkan akal pasrah, tunduk dan patuh. Sebab
perkara - perkara ghaib itu berasal dari wahyu yang diturunkan oleh Allah
Subhanahu wata’ala dan dari berita Rasulullah SAW.
g. Umum, Universal dan Berlaku untuk Segala Zaman, Tempat,
Umatdan Keadaan.
Karena akidah islam berlaku bagi generasi awal Islam maupun generasi terakhir,
ia berlaku bagi bangsa Arab maupun bukan bangsa Arab. Bahkan, segala urusan
tidak akan menjadi baik tanpa akidah islam.
h. Aqidah Islam secara umum mampu mengatasi semua
masalah yang terjadi ditengah masyarakat, baik itu masalah
perpecahan, pertikaian, politik, ekonomi, kesehatan, kemiskinan
dan lain sebagainya. Dengan Aqidah ini Allah telah

11
mempersatukan hati yang bercerai berai dan kecendrungan yang
bermacam - macam. Dengan aqidah ini pula Allah membuat
umat Islam menjadi kaya sesudah mengalami kemelaratan. Dan
dengan aqidah ini jugalah Allah mengajari umat islam ilmu
pengetahuan sesudah terbelenggu kebodohan. Selanjutnya,
Dengan aqidah ini jugalah Allah memberikan kepada umat islam
makanan untuk menghindarkan mereka dari kelaparan dan
menjamin keamanan mereka dari krtakutan.
Rasulullah SAW menyatakan bahwa pada setiap diri manusia ada sekepa
daging. Apabila daging itu sehat, sehatlah diri seseorang. Sebaliknya apabila
sekepal daging itu tidak sehat, tidak sehat pula pribadi seseorang. Sekepal daging
yang dimaksud adalah hati. Hati yang telah memiliki akidah yang benar tentu
melahirkan perilaku yang baik sesuai akaidah tersebut.
Adapun perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai akidah islam, antara lain;
a. Beribadah kepada Allah SWT. Dengan hati yang ikhlas, tanpa perasaan
terepaksa dan terbebani.
b. Bereusaha dengan bersungguh-sungguh untuk memurnikan niat dalam
beribadah hanya kepada Allah SWT.
Berusaha menghindarkan diri dari segala bentuk kemusyrikan, baik dalam .)5
beribadah maupun perbuatan lain dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana
Tidak mempercayai adanya makhluk ghaib yang dapat mengatur dan m
c. Berusaha untuk dapat meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT dalam
bentuk berbakti kepada kedua orang tua dan berbuat ihsan (baik) kepada
sesama manusia.12

12
Sunardi, Akidah Akhlak, ( Klaten Utara : Grafika Dua Tujuh, 2008), h 9-10.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

aqidah islam adalah dasa-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hak


seorang muslim yang bersumber dari ajaran islam. Dasar –dasar tersebut wajib
dipegang teguh oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Islam mengajarkan kepada umatnya agar berkaidah yang mantap, sepenuh hati
dan tidak boleh ada keraguan sedikitpun
Aqidah islam juga dalam Al-quran disebut iman. Ia bukan hanya berarti percaya,
melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berprilaku.
Tingkatan aqidah antara lain: taklid, yakin, ainul yakin, dan haqqul yakin.
Beberapa istilah tentang akidah antara lain : tauhid, ilmu kalam dan ushuludin.
Aqidah juga memiliki beberapa tingkatan dari taklid, yakin , ainul yakin dan
haqul yakin. Ruang lingkup pembahasan aqidah ini meliputi : ilahiyat, nubuwat,
ruhaniyyat dan sam’iyyat.
Kemudian akidah ini memiliki dasar hukum yaitu al-Qur’an dan As- sunnah
artinya apa yang tertulis dari al-Qur’an dan As- sunah wajib di imani( di yakini
dan diamalkan akal hanya berfungsi memahami kedua sumber tersebut dan
membuktikannya tetapi tugas akal memiliki kemampuan yang terbatas.
Adapun tujuan dari akidah islam anatara lain untuk mengetahui
petunjuk/pedoman hidup yang benar dan sebagai tuntunan membedakan mana
yang benar dan mana yang salah, memperkuat keyakinan dan mempertebal
keimanan, terhindar dari kehidupan yang menyesatkan dan lain-lain.
Secara garis besar aqidah ini bermanfaat untuk memperoleh ketentraman dan
kebahagiaan hidup yang hakiki karena mempunyai hubungan kedekatan dengan
Allah.

Aqidah ini memiliki keistimewaan diantaranya:


a. Sumber pengambilan akidah adalah murni

13
b. Akidah islam berdiri diatas pondasi penyerahan diri kepada Allah dan
Rasul-Nya
c. Aqidah Islam diwariskan secara turun temurun dan terjaga dengan sanadnya
yang bersambung kepada Rasulullah
d. Mudah,terang dan jelas.
e. Dan lain-lain
Adapun perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai akidah islam, antara lain sebagai
berikut.
Beribadah kepada Allah SWT. Dengan hati yang ikhlas, tanpa perasaan terpaksa
dan terbebani.
1) Bereusaha dengan bersungguh-sungguh untuk memurnikan niat dalam
beribadah hanya kepada Allah SWT. Allah SWT.
2) Berusaha menghindarkan diri dari segala bentuk kemusyrikan, baik dalam
beribadah maupun perbuatan lain dalam kehidupan sehari-hari.
.

14
Daftar Pustaka
Haq Nurul Dadan Dan Undang Burhanudin, 2010. Pemantapan Kemampuan
Mengajar Aqidah Akhlak, Bandung: Pustaka Al- Kasyaf
Sabiq Sayid, 2010. Aqidah Islam, Bandung : Diponegoro
Shalih Bin Fauza Bin Abdullah Al Fauzan, 2001. Kitab Tauhid, Jakarta :
Yayasan Al Sofwa
Sunarya, A.Toto dkk, 1997. Pendidikan Agama Islam untuk perguruan tinggi,
Bandung : Tiga Mutiara,
Sunardi, 2008. Akidah Akhlak, Klaten Utara : Grafika Dua Tujuh
http://edu4u.edoblogs.org/isu/asas-asas-islam/konsep-aqidah-dan-tauhid/
www.islamhouse.com/.../id_mokhtseer_creed_of_ahul_alsunnah_a_alja

15

Anda mungkin juga menyukai