Anda di halaman 1dari 27

DUCTULOGRAFI

Nanang Sulaksono, S.ST, M.Kes


DUCTULOGRAFI
INTRODUCTION

Pemeriksaan Radiografi pada lumen duktus laktiferus


dengan cara memasukkan kontras secara retrograde
melalui kanula yang dipasang di papilla mammae 
(kelainan pada puting susu dan saluran air susu )
Anatomi
• Payudara tersusun atas jaringan lemak
• berbentuk cembung kedepan dengan nipple (berwarna
agak kecoklatan), serta berada di tengah payudara
disekitar nipple di kelilingi oleh pigmen yang berwarna
coklat yang di sebut areola .
• Payudara terdiri dari kelenjar air susu atau jaringan
alveolar  yang terdiri dari lobus lobus (Jumlah terdiri
dari 15 – 20 lobus), jumlah lobus tidak berhubungan
dengan ukuran payudara
Anatomi
• Setiap lobus terdiri  sekelompok alveoulus yang
bermuara ke dalam duct lactiferus (saluran air susu) 
bermuara pada nipple .
(Setiap lobus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang di
sebut alveoli atau acini)

• Fungsi payudara : adalah mengeluarkan air susu pada


saat ibu hamil dan menyusui
Anatomi
Anatomi (sagital breast)
Anatomi (anterior breast)
Indikasi
• 1. Keluarnya cairan atau darah pada puting susu
• 2. Adanya benjolan pada payudara
• 3. Krista pada payudara
• 4. Tumor jinak atau ganas pada payudara
• 5. Pembesara kelenjar payudara
• 6. Memastikan lesi yang tidak terlihat pada
pemeriksaan mammografi, usg payudara dan mri
payudara.
Kontra indikasi
• 1. Ibu sedang menyusui
• 2. Infeksi berat pada payudara
• 3. Setelah di lakukan operasi
Teknik pemeriksaan
1. Persiapan alat dan bahan :
A. Needle khusus ductulografi yaitu ductugram canul.
B. Kapas basah steril
C. Alkohol 70 %
D. Spluit ukuran 5 cc atau 10 cc
E. Kontras media positif
Teknik pemeriksaan
2. Melepaskan pakaian bagian atas
3. Membuat foto pendahuluan pada payudara
mammografi : proyeksi cranio caudal dan
mediolateral
4. Membersihkan nipple dengan kapas alkohol steril
sebelum di lakukan injeksi kontras media
5. Kontras media positif dimasukkan kedalam spluit
sebanyak 5 cc
Teknik pemeriksaan
6. Payudara di bersihkan, khususnya daerah nipple dan
areola
7. Suntikan /injeksikan MK + kedalam ductugram canul.
(+ 1 cc)
8. Jika MK belum mengisi seluruh ductus lactiferus, maka
MK ditambah + 3 cc.
9. Setelah penyuntikan MK, posisi/proyeksi craunocaudal
dan mediolateral, (kompresi hanya sedikit agar MK
tidak keluar).
10.FE dg tehnik soft tissue  sama dengan FE
mammografi
Proyeksi Cranio Caudal (CC)
Untuk memperlihatkan struktur jaringan payudara dengan jelas
dilihat dari pandangan superior inferior.

a. PP: Pasien duduk/ berdiri.


• Apabila Radiografer pendek, maka pasien diusahakan duduk
sehingga Radiografer mudah memposisikan pasien
• Tubuh pasien diobliquekan sekitar 100 sehingga sisi yang
diperiksa dekat dengan kaset
• Kepala pasien menghadap sisi yang tidak diperiksa
Proyeksi Cranio Caudal (CC)

b. PO
• Atur ketinggian kaset tray, dan mamae diletakan diatas kaset tray
• Kedua bahu rileks, dan bahu sisi yang diperiksa endorotasi dan turunkan
kebawah.
• Radiografer berdiri di depan pasien pada sisi medial pasien, sehingga mudah
untuk mengatur mammae.
• Atur mamae horizontal dengan kedua tangan radiographer, sehingga sisi
medial dan lateral mammae dibawah
• Mammae dikompresi, dan jangan sampai ada kulit mammae yang terlipat

CR : cranio caudal
CP : pada pertengahan mammae, yang sudah diatur automatic denagn kompresi
Proyeksi Cranio Caudal (CC)

c. Kriteria Gambar Mamografi posisi Cranio Caudal


• Nipple pada pertengahan profile mammae
• Sisi medial mamae tidak terpotong
• Sisi lateral mammae tidak terpotong
• Tergambar pertengahan dari retroglan dular fat tissue
• Jika memungkinkan tergambar musculus pectoralis pada sisi
posterior mammae
Proyeksi Craniocaudal
nipple

duct lactiferus
• Proyeksi Medio Lateral
Proyeksi Medio Lateral digunakan pada penentuan dan lokalisasi tingkat keabnormalan yang
terlihat hamya pada satu proyeksi standar

a. PP :
• Putar lengan pesawat sekitar 900, denagan tabung sinar x ditempatkan pada sisi tengah
payudara
• Pasien duduk/ erect dengan sisi lateral dari thorax menempel pada kaset, dan tangan yang
dekat dengan kaset diletakkan diatas kaset
• Eksorotasikan tubuh pasien sedikit keluar
Proyeksi Medio Lateral
b. PP :
• Arahkan pasien untuk menempelkan putting susu ke permukaan
kaset
• Instruksikan pasien untuk menggenggam pegangan tangan pada unit
pada sisi yang diperiksa secara hati- hati mendorong film setinggi
axilla
• Perintakan pasien untuk merilekan pundak
• Naikan payudara ke bentuk normalnya, dan kompresi perlaha- lahan
hingga pasien terasa sakit atau sampai semaksimal
• Instrusikan pasien untuk menahan nafas
• CP pusatkan sinar pada pertengahan payudara
• CRnya arahkan sinar tegak lurus pada film
c. Kreteria Gambaran
• Tampak gambaran payudara berikut papilla proyeksi lateral
duct lactiferus
Kesalahan teknik pemeriksaan
A. Refluks : pada saat memasukkan kontras, kontras
kembali keluar
B. Ekstravasasi : bocornya cairan kontras ke dalam
jaringan yang menyebabkan kerusakan jaringan
C. Air bubble : adanya udara pada saat penyutikan
kontras yang mengganggu
Refluks
Ekstravasasi
Air bubble
Patologis
Sebagian besar kelainan intraduktal dengan nipple
discharge ditemukan 1 - 4 cm dari papilla mamae :
• Duct ectasia
• Cystic Duct Ectasia
• Duct papilloma
• Breast Cancer
TERIMAKASIH

Ballinger,P.W. Radiographic
Clark Radiography
Bontrager, KL,

Anda mungkin juga menyukai