edu/37324991/Makalah_Pancasila_-
_Dinamika_Demokrasi_Berdasarkan_Pancasila_dan_UUD_1945_Baik_Sebelum_Maupun_Sesudah_Ama
ndemen
1. Apa pengertian dari demokrasi Pancasila ?
Isitlah “demokrasi” berasal dari bahasa Yunani kuno yang diutarakan di Athena kuno pada
abad ke-5 SM. Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu “demos” yang artinya rakyat, dan
“kratos” yang artinya pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat
atau yang lebih dikenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan pemerintahan, sedangkan
rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai warga negara. Kenyataannya, baik
dari segi konsep maupun praktik, demos menyiratkan makna diskriminatif. Demos bukan
untuk rakyat keseluruhan, tetapi populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau
kesepakatan formal memiliki hak preogratif dalam proses pengambilan/pembuatan keputusan
publik, wakil terpilih juga tidak mampu mewakili aspirasi yang memilihnya.
Demokrasi Pancasila adalah suatu sistem demokrasi yang berdasarkan pada asas
kekeluargaan dan gotong royong yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat, memiliki
kandungan berupa unsur-unsur kesadaran dalam bereligius, menjunjung tinggi kebenaran,
budi pekerti luhur dan kecintaan, berkesinambungan dan berkepribadian Indonesia.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang konstitusional berdasarkan mekanisme
kedaulatan rakyat disetiap penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan
menurut konstitusi yaitu UUD 1945.
1. Pelaksanaan UUD 1945 dan penjabarannya dituangkan Batang Tubuh dan Penjelasan
UUD 1945.
2. Menghargai dan melindungi HAM (Hak Asasi Manusia).
3. Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan berdasarkan dari kelembagaan.
4. Sebagai sendi dari hukum yang dijelaskan dalam UUD 1945, yaitu negara hukum yang
demokratif.
Dan ada juga yang menyebutkan demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahanari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Artinya, suatu pemerintahan negara yang dipegang oleh seluruh
rakyat. Rakyatlah yang memerintah, melalui wakil-wakinya dan kemauan rakyatlah yang
harus dituruti. Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis
tegaknya sistem politik demokrasi.Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini
karena masih memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan.Negara yang tidak
memegang demokrasi disebut negara otoriter.Negara otoriter pun masih mengaku dirinya
sebagai negara demokrasi.Ini menunjukkan bahwa demokrasi itu penting dalam kehidupan
bernegara dan pemerintahan. Masyarakat bebas berpendapat dan berorganisasi dan rakyat
juga memilih langsung atau memilih sendiri pemimpinnya.
Demokrasi Pancasila memiliki fungsi seperti ikut menyukseskan Pemilu, ikut menyukseskan
Pembangunan, ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan, menjamin adanya
pemerintahan yang bertanggung jawab dan menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI.
Untuk melaksanakan demokrasi pancasila dengan baik, prasyarat utamanya adalah
pemahaman/penghayatan sungguh-sungguh akan nilai falsafat pancasila. Melaksanakan
demokrasi pancasila dengan benar berarti mengamalkan pancasila melaui politik
pemerintahan.
Ada prinsip di dalam demokrasi pancasila, beradasarkan nilai nilai pancasila yang ada di
dalam lima sila tersebut. Salah satunya di sila pertama. Sistem politik demokrasi di
Indonesia dan pelasksanaan demokrasi Pancasila didasarkan pada sila pertama Pancasila
yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Indonesia mengakui enam agama yaitu Islam,
Kristen, Katholik, Budha, Hindu, dan Kong Hu Cu. Hal ini berarti pelaksaan demokrasi di
Indonesia harus mewakili enam agama yang telah diakui.
Jadi, Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yang keduanya
bisa dipakai di negara manapun, dengan cara masing masing di indonesia sendiri demokrasi
pancasila sudah mendarah daging disetiap warga nya, karena demokrasi itu mencerminkan
kehidupan bermasyarakat, sistem demokrasi / pemerintahan liberal tidak akan cocok untuk
diterapkan di indonesia karena adat dan budaya negara indonesia bertolak belakang dengan
negara barat, NKRI harga mati, demokrasi pancasila harus dibudayakan kepada anak cucu
kita.
4. Apa perbedaan system pemilu pada system pemerintahan di Indonesia sebelum dan
sesudah amandemen UUD 1945?
Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih
anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil
presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung
oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pilpres sebagai
bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada pemilu 2004.
Berikut perkembangan pemilu di Indonesia:
Pemilu Tahun 1955
Setelah 10 tahun Indonesia merdeka pada tahun 1945, barulah pada tahun 1955 Indonesia
berhasil melaksanakan pemilu untuk pertama kalinya. Pemilu yang dilaksankan pada tahun
1955 diikuti oleh 30 partai politik dan dilangsungkan dalam dua periode yakni periode
pertama pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR dan periode kedua
dilaksnakan pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. Dalam
pemilu pertama itu, terdapat 5 besar partai politik yang memenangkan pemilu yakni secara
berurutan PNI, Masyumi, NU, PKI dan Partai Syarikat Islam Indonesia. Pemilu pertama ini
berlangsung dengan sukses.
Pemilu 2004
Pemilu 2004 merupakan sejarah tersendiri bagi pemerintah dan rakyat Indonesia. Di
pemilu 2004 ini, untuk pertama kali rakyat Indonesia memilih presidennya secara
langsung. Pemilu 2004 sekaligus membuktikan upaya serius mewujudkan sistem
pemerintahan Presidensil yang dianut oleh pemerintah Indonesia.
Pemilu 2004 menggunakan sistem pemilu yang berbeda-beda, bergantung untuk
memilih siapa. Dalam pemilu 2004, rakyat Indonesia memilih presiden, anggota parlemen
(DPR, DPRD I, dan DPRD II), serta DPD (Dewan Perwakilan Daerah). Untuk ketiga
maksud pemilihan tersebut, terdapat tiga sistem pemilihan yang berbeda.
Sistem pemilu yang digunakan adalah Proporsional dengan Daftar Calon Terbuka.
Proporsional Daftar adalah sistem pemilihan mengikuti jatah kursi di tiap daerah
pemilihan. Jadi, suara yang diperoleh partai-partai politik di tiap daerah selaras dengan
kursi yang mereka peroleh di parlemen.
Untuk memilih anggota parlemen, digunakan sistem pemilu Proporsional dengan
varian Proporsional Daftar (terbuka). Untuk memilih anggota DPD, digunakan sistem
pemilu Lainnya, yaitu Single Non Transverable Vote (SNTV). Sementara untuk memilih
presiden, digunakan sistem pemilihan Mayoritas/Pluralitas dengan varian Two Round
System (Sistem Dua Putaran).